0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan7 halaman
Modul ini membahas karakteristik dan kebutuhan peserta didik usia sekolah menengah. Pertumbuhan fisik remaja berlangsung cepat, ditandai munculnya ciri sekunder. Perkembangan intelektual mereka mampu berpikir logis dan abstrak. Sedangkan perkembangan emosional yang sehat dipengaruhi hubungan orang tua yang hangat dan konsisten dalam aturan.
Deskripsi Asli:
karakteristik dan kebutuhan peserta didik usia menengah
Modul ini membahas karakteristik dan kebutuhan peserta didik usia sekolah menengah. Pertumbuhan fisik remaja berlangsung cepat, ditandai munculnya ciri sekunder. Perkembangan intelektual mereka mampu berpikir logis dan abstrak. Sedangkan perkembangan emosional yang sehat dipengaruhi hubungan orang tua yang hangat dan konsisten dalam aturan.
Modul ini membahas karakteristik dan kebutuhan peserta didik usia sekolah menengah. Pertumbuhan fisik remaja berlangsung cepat, ditandai munculnya ciri sekunder. Perkembangan intelektual mereka mampu berpikir logis dan abstrak. Sedangkan perkembangan emosional yang sehat dipengaruhi hubungan orang tua yang hangat dan konsisten dalam aturan.
FITRI SULASTRI MODUL 3 KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
PERTUMBUHAN FISIK SERTA
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL PERTUMBUHAN FISIK/JASMANI Pada masa remaja, perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa remaja awal (usia SLTP) anak-anak ini nampak postur tubuhnya tinggi-tinggi tetapi kurus. Pada masa remaja berlangsung perkembangan yang cepat. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Perbedaan Profil Perkembangan Fisik Antara Siswa SLTP dengan Siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) 1 Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat. kembali menurun, sangat lambat. 2 Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang (termasuk otot lebih seimbang mendekati kekuatan dan tulang belulang) tubuh orang dewasa 3 Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu Siap berfungsinya organ-organ pada pubic region, otot mengembang pada reproduksi seperti pada orang-orang bagian-bagian tertentu), disertai mulai yang sudah dewasa aktifnya sekreasi kelenjar jenis (menstruasi pada wanita dan polusi pada pria pertama kali) 4 Gerak-gerik tampak canggung dan Gerak-geriknya mulai mantap kurang terkoordinasikan 5 Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan permainan yang dicobanya lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja ditandai dengan 3 hal: 1) Anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan. 2) Anak mulai mampu berpikir ilmiah.
3) Remaja telah mampu memadukan ide-ide
secara logis dalam suatu kesimpulan. Perbedaan Profil Perkembangan Intelektual Antara Siswa SLTP dengan Siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir)
1 Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan
mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai formal (asosiasi, diferensiasi, kemampuannya membuat komparasi, dan kausalitas) dalam ide- generalisasi yang lebih konklusif dan ide atau pemikiran abstrak (meskipun komprehensif relatif terbatas) 2 Kecakapan dasar umum (general Tercapainya titik puncak intelligence) menjalani laju (kedewasaan intelektual umum, yang perkembangan yang terpesat mungkin ada pertambahan yang (terutama bagi yang belajar di sangat terbatas bagi yang terus sekolah) bersekolah) 3 Kecakapan dasar khusus (bakat atau Kecenderungan bakat tertentu aptitude) mulai menunjukkan mencapai titik puncak dan kecenderungan-kecenderungan lebih kemantapannya. jelas. PERKEMBANGAN EMOSIONAL Hubungan orang tua dan remaja yang akan menunjukkan dan memberikan keseimbangan ialah bila kehangatan dan sifat menerima dalam keluarga, konsisten dalam aturan dan norma-norma serta nilai yang dianut, saling mau mendengarkan, adanya keterbukaan dan mau bernegosiasi. Hal ini akan memungkinkan berkembangnya emosi remaja secara wajar. Peran orang tua sangat besar dalam perolehan prestasi belajar. Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan anak, akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya (Dianne Pappalia, 1992).