Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1 MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA DI SD

Nama : Liling Cahyani

NIM : 857016375

Soal :

1. Jelaskan tentang tahapan perkembangan mental anak menurut teori Piaget!

2. Jelaskan pula tentang model belajar penemuan (discovery learning) yang disusun oleh
Bruner!

3. Berikan contoh penerapan model Bruner dalam pembelajaran IPA SD kelas III, IV, V, dan
VI! (pilih salah satu kelas)

4. Jelaskan pengertian berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA!
(minimal 3 jenis pendekatan)

5. Berikan contoh penerapan pendekatan yang tepat untuk materi IPA yang sesuai, dari kelas
1 sampai dengan kelas 6! (pilih salah satu kelas)

Jawaban :

1. Tahapan teori Piaget dalam perkembangan kognitif anak adalah :

a. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)

Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi
pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik
(menggapai,menyentuh). Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah
pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya
sendiri. Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang
biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada
awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja.

b. Tahap Pra-operasional (Usia 2 - 7 Tahun)

Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi
kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau
memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman
tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa
menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa
merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam
permainan simbolik.
c. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun)

Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis,
tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan
konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah
dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis.

d. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara
abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi
konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif,
menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

2. Tahapan model pembelajaran discovery learning menurut Bruner antara lain :

a. Stimulation (pemberian rangsangan atau stimulus), yaitu siswa diberikan pertanyaan oleh
guru dengan tujuan merangsang siswa untuk berfikir kritis.

b. Problem statement (identifikasi masalah atau pernyataan), yaitu siswa diberikan


kesempatan mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pembelajaran kemudian
memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa atau jawaban sementara.

c. Data collection (pengumpulan data), yaitu siswa diberikan kesempatan untuk


mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dengan masalah untuk
membuktikan benar tidaknya hipotesa yang sudah dibuat

d. Data processing (pengolahan data), yaitu siswa mengolah data yang sudah diperoleh
kemudian data tersebut ditafsirkan dengan bimbingan guru.

e. Verification (pembuktian), yaitu siswa diberikan kesempatan membuktikan benar tidaknya


hipotesis awal dengan pemeriksaan secara cermat, menemukan konsep, dan dihubungkan
dengan hasil pengolahan data.

f. Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi), yaitu siswa menarik kesimpulan


untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua masalah yang sama atau kejadian
dengan memperhatikan hasil verifikasi

3. Contoh pembelajaran IPA di SD menurut model Bruner pada kelas III.

Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri


dan kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran dan juga siswa diharapkan mampu
mengenali bagian-bagian tumbuhan.
Cara pelaksanannya adalah siswa mengambil tanaman yang lengkap yaitu dengan kriteria
terdapat akar, batang, daun, dan bunga.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, dan guru
memberikan pertanyaan seperti bagaimana daun dapat berfungsi untuk tumbuhan.
Selanjutnya apabila semua siswa sudah menjawab pertanyaan tersebut maka kemudian guru
menerima seluruh jawaban dari siswa tersebut. Yang terakhir guru bisa memberikan
pertanyaan yang berbeda lagi terhadap siswa.

4. Berikut adalah 3 dari 9 pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD :

a. Pendekatan Lingkungkan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara
bijaksana dengan memahami factor politis, ekonomi, sosial-budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut dibangun melalui
pemahaman siswa terhadap lingkungan itu sendiri.

Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan lingkungan sebagai


sumber belajar, untuk mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai lingkungan,
dan mengembangkan keterampilan meneliti lingkungan.

b. Pendekatan Sain-Lingkungkan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan ini merupakan cara pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan,
melalui interaksi pribadi antara pengalaman dengan skemata pengetahuannya. Pemerolehan
pengetahuan dilakuakan oleh skemata siswa yang tepat dan bermanfaat baginya. Dalam
pendidikan IPA ini, siswa mampu memperoleh pengalaman secara fisik dan memperoleh
pengalaman mengenai konsep dan model dalam IPA.

Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan


keragansiswa. Langkah dasar yang dapat diterapkan adalah (1) Curah pendapat tentang
suatu/topic, (2) mendifinisikan pertanyaan/fenomena tertentu, (3) curapen dapat tentang
sumberi informasi, (4) menggunakan sumber untuk mendapatkan informasi, (5) melakukan
analisis, sintesis, evaluasi, dan menciptakan sesuatu, dan (6) melakukan tindakan nyata (Lutz,
1996 dalam HerawatiSusilo, 1998).

c. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara menjabarkan IPA dengan menyiapakan hasi-hasil
penemuan IPA kepada siswa dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting tentang IPA.

Metode yang paling efisien untuk menindak lanjuti pendekatan ini adalah dengan membaca,
menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan (drill), dan memberikan tes.
5. Contoh penerapan pendekatan yang tepat untuk materi IPA yang sesuai adalah :

Pada materi tentang “Peredaran Darah” di kelas V cocok menggunakan pendekatan faktual.

Pendekatan faktual adalah pendekatan yang penerapannya dilakukan dengan menyodorkan


hasil penemuan IPA dan siswa diharapkan memperoleh informasi. Dalam kegiatannya,
dimana siswa diminta untuk mengenali bagian-bagian jantung dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai