Anda di halaman 1dari 6

TT 1

Jawablah soal soal berkut ini !


1. Sebutkan dan jelaskan tahap perkembangan mental atau kognisi anak menurut teori
Piaget! 
2. Sebutkan 8 langkah dalam teori Gagne. Berikan penjelasan secara singkat!
3. Sebutkan 5 jenis  pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA!
4. Jelaskan  dengan  kata-kata  anda  sendiri  tentang  pendekatan  pemecahan  masalah  dan
pendekatan inkuiri!
5. Hal apa saja yang perlu Anda pertimbangkan jika hendak memilih metode studi lapangan
untuk suatu pembelajaran agar metode studi lapangan tersebut berjalan dengan baik !
Jawab:
1. Menurut Piaget dalam Sapriati, Amalia dkk. (2022), anak-anak tidak dilahirkan
dengan proses kognitif yang sama seperti orang dewasa. Piaget mengatakan bahwa
perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap. Adapun tahapan-tahapan
tersebut, meliputi:
1) Tahap Sensorimotor (Usia 0 - 2 Tahun)
Pada masa awal kehidupan bayi sejak lahir hingga usia 2 tahun, mereka
menggunakan indera dan gerakan tubuh untuk dapat memahami dunia di sekitar
mereka. Bayi hanya menyadari apa yang ada di depan mereka, fokus pada apa
yang mereka lihat, apa yang mereka lakukan, dan interaksi fisik dengan
lingkungan terdekat mereka. Bayi dapat menggunakan panca indera penglihatan,
sentuhan, penciuman, rasa, dan pendengaran untuk menjelajahi lingkungan dan
tubuh mereka. Bayi mulai mengumpulkan informasi-informasi dasar dan belajar
membedakan antara orang, objek, tekstur, dan pemandangan . Antara usia 7 dan 9
bulan, mulai menyadari bahwa suatu benda ada meskipun mereka tidak dapat
melihatnya lagi. Hal tersebut merupakan tanda bahwa memori mereka sedang
berkembang. Setelah mulai merangkak, berdiri, dan berjalan, peningkatan
mobilitas fisik mereka mengarah pada perkembangan kognitif yang lebih banyak.
2) Tahap Praoperasional (Usia 2–7 Tahun)
Selama tahap ini Si Kecil dapat memikirkan berbagai hal secara simbolis.
Penggunaan bahasa menjadi lebih dewasa, perkembangan mental, namun tidak
memiliki kemampuan berpikir operasional (hanya menggunakan intuisi yang
diperngaruhi oleh persepsi dan egosentrisme). Perilaku yang menonjol pada
tahapan ini yaitu: meniru tindakan orang lain, memberikan karakteristik atau
simbol pada objek (berpura-pura dan menganggap tongkat adalah pedang), mulai
dapat memvisualisasikan berbagai hal dalam pikiran, dan menjelaskan peristiwa
secara verbal.
3) Tahap Operasional Konkret (Usia 7–11 Tahun)
Pada tahap ini, anak usia SD dan praremaja, di usia 7 hingga  11 tahun telah
menunjukkan penalaran yang logis dan konkret. Mereka dapat memahami bahwa
peristiwa tidak selalu berhubungan dengan mereka dan bahwa orang lain memiliki
sudut pandang yang berbeda. Namun, mereka belum dapat melakukan hal yang
sama untuk konsep abstrak atau hipotesis.
4) Tahap Operasional Formal (Usia 12-15 Tahun)
Pada tahap akhir perkembangan kognitif ini, anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol yang berhubungan dengan konsep-konsep abstrak
(seperti aljabar dan sains), dapat memikirkan berbagai hal dengan cara yang
sistematis, menghasilkan teori, dan mempertimbangkan kemungkinan. Ini dikenal
sebagai penalaran hipotetis-deduktif yang merupakan bagian penting dari tahap
operasional formal. Seseorang dengan keterampilan ini dapat membayangkan
berbagai solusi dan hasil potensial dalam situasi tertent u. Sebagai contoh, seorang
anak pada tahap operasional formal telah dapat memikirkan banyak cara untuk
memecahkan satu masalah. Kemudian memilih opsi terbaik berdasarkan seberapa
logis atau suksesnya kemungkinan itu.

2. 8 langkah Teori Gagne dalam megajarkan IPA di SD:


1) Mengaktifkan motivasi (activating motivation)
Motivasi berkaitan dengan harapan (expetancy) yang dianggap sebagai kontrol
yang mempengaruhi seluruh aliran informasi, mengaktifkan motif-motif belajar
peserta didik, misalnya motif ingin tahu (curiosly) atau motif untuk menyelidiki
dan motif untuk ingin mencapainya. Contoh dalam pembelajaran IPA, guru
dapat menerapkannya dengan mengungkapkan masalah tentang pencemaran air.
Pokok bahasa ini dapat merangsang keingintahuan peserta didik dan dapat
menantang motif kemampuan atau motif untuk menguasai pokok bahasan
tersebut.
2) Memberi tahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information)
Memberi tahu siswa secara komperhensif tentang tujuan instruksional khusus
yang akan dicapai setelah pelejaran selesai diajarkan atau dipelajari. Dalam
buku pelajaran dicantumkan tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan
dicapai siswa setelah mempelajari buku. Pada kurikulum 2013 dikenal dengan
indicator dan tujuan pembelajaran.
3) Mengarahkan perhatian (directing motivation)
Ada 2 bentuk perhatian:
a. Berfungsi untuk membuat siswa siap menerim stimuli atau rangsangan
belajar. Contohnya waktu guru melakukan demonstrasi sifat-sifat air, guru
melakukan sambal berkata “Perhatikanlah aliran air.”
b. Berfungsi sebagai persepsi selektif. Contohnya mengeraskan ucapan suatu
kata selama menerangkan konsep atau menggarisbawahai kata penting.
4) Merangsang ingatan (stimulating recall)
Pemberian kode informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang
disimpan dalam memori jangka panjang merupakan bagian paling kritis dalam
proses belajar. Misalnya ketika akan memulai materi tentang fotosintesis, guru
memulai dengan pertanyaan, “Masih ingatkah kamu dengan apa itu klorofil?”.
Jika siswa lupa karena sudah lama dipelajari, guru dapat bertanya dengan jalan
membimbing.
5) Menyediakan bimbingan belajar (providing learning guidance)
Bimbingan belajar diperlukan mengaitkan informasi baru dengan pengalaman
siswa. Misal saat akan mengajarkan materi fotosintesis dapat memulai dengan
bertanya:
 Apakah ada pepohonan di sekitar rumahmu?
 Bagaimanakah warna daun dari pepohonan tersebut? dst.
Bimbingan dari guru dapat berupa pertanyaan , juga dapat berupa gambar.
6) Meningkatkan retensi (enhancing retention)
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat diusahakan dnegan baik
oleh guru ataupun siswa. Upaya yang dapat dilakukan guru agar materi yang
diajarkan dapat bertahan lama dalam benak peserta didik adalah dengan
mengulang-ulang pembelajaran yang sama dengan berbagai contoh ilustrasi
yang sederhana dan mudah dicerna oleh siswa.
7) Membantu transfer belajar (helping transfer of learning)
Menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi yang baru. Agar dapat
melaksnakn transfer siswa diaharapkan telah menguasai fakta-fakta dan
keterampilan dasar yang dibutuhkan. Mislanya siswa merencanakan menjaga
kebersihan lingkungan, mereka diharapkan telah menguasai fakta dan
keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah tersebut.
8) Memperlihatkan/ perbuatan (eliciting performance) memberi umpan balik
(providing feedback)
Sedini mungkin guru memberikan kesempatan siswa memperlihatkan hasil
belajar sebagai umpan balik atas pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sebagai
dasar kelancaran pembelajaran berikutnya. Cara yang mudah yaitu dengan
memberi tes atau mengamati tingkah laku siswa.

3. Menurut Sapriati, Amalia dkk. (2022:2.7) ada beberapa jenis penedekatan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPA. 5 jenis  pendekatan diantaranya yaitu:
1) Pendekatan Lingkungan
Mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa mengembangkan kebiasaan
siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan
memahami factor politis, ekonomis, social-budaya, ekologis yang
mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut.
2) Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Merupakan cara pandang bahwa siswa belajar, menyusun pengetahuan, melalui
interaksi pribadi antara pengalaman dengan skemata pengetahuannya.
3) Pendekatan Faktual
Merupakan suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa di mana pada akhir suatu instruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting tentang IPA.
4) Pendekatan Konseptual
Menyajikan ilustrasi lebih konkret daripada pendekatan faktual. Memungkinkan
siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau penjelasan
tentang sifat alam semesta, menekankan penyampaian produk atau hasil IPA
tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.

5) Pendekatan Nilai
Cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan
terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu
negara atau daerah.

4. Pendekatan  pemecahan  masalah  dan pendekatan inkuiri menurut pendapat saya:


1) Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang bersifat melatih siswa untuk
memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan berbagai strategi dan langkah
pemecahan yang ada.
2) Pendekatan inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh
kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mengembangkan sifat ingin tahu,
imajinasi, kemampuan berpikir, sikap, dan keterampilan proses pada siswa.

5. Hal apa yang perlu dipertimbangkan jika hendak memilih metode studi lapangan
untuk suatu pembelajaran agar metode studi lapangan tersebut berjalan dengan baik
yaitu:
1) Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku (SK dan KD)
2) Keberadaan lokasi untuk studi lapangan dapat dan mudah dijangkau serta tidak
membahayakan siswa.
3) Secara ekonomi dapat dijangkau oleh siswa karena tidak membutuhkan biaya yang
besar.
4) Memiliki potensi untuk digunakan pada berbagai materi/mata pelajaran.
Selain itu, agar studi lapangan dapat memberikan hasil yang optimal maka diperlukan
berbagai persiapan-persiapan antara lain:
1) Perlu dibentuk kepanitiaan khusus agar manajemen dalam pelaksanaan studi lapangan
dapat berjalan dengan baik.
2) Diperlukan surat ijin ke lokasi dan pengantar dari kepala sekolah agar urusan
administrasi tidak menghambat studi lapangan.
3) Lokasi yang akan distudi telah dikenali oleh guru/pembimbing (perlu survey)
sehingga bias menentukan waktu dengan tepat dan merancang RPP yang tepat.
4) Guru perlu membuat teaching/learning guide untuk kegiatan studi lapangan sehingga
kegiatan studi lapangan mempunyai target/tujuan yang jelas dan siswa dapat
melaksanakan kegiatan dengan benar.
5) Perlu dilakukan pengelompokkan sehingga manajemen di lapangan kan lebih mudah.
6) Agenda kegiatan perlu disusun sebelumnya agar kegiatan lapangan berjalan dengan
baik.
7) Memeriksa peralatan-peralatan yang dibutuhkan pengambilan data dan koleksi (fungsi
dan kelengkapan).
8) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk keamanan (topi, jas hujan, baju ganti,
pelampung, sesuai dengan lokasi studi)
9) Menyiapkan obat-obatan untuk pertolongan pertama dan kontak kepada dokter yang
dapat dihubungi sewaktu-waktu.

Anda mungkin juga menyukai