Disusun oleh:
Kelompok 2 (Kelas BI II A)
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi atau zaman dimana dunia menyatu perkembangan Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai dasar dan penunjang penemuan teknologi baru bersifat dinamis dan makin lama
makin cepat. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang terjadi 20 tahun terakhir jauh
melebihi perkembangan dalam seluruh waktu sebelumnya. Oleh sebab itu dalam mengajarkan
Ilmu Pengetahuan Alam jangan hanya menggunakan satu dua pendekatan, tetapi gunakan
berbagai pendekatan yang sesuai bagi berbagai pokok bahasan. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan berperan penting dalam menentukan berhasil-tidaknya proses belajar yang diinginkan.
Pendekatan dalam pembelajaran merupakan proses mengalami untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik. Dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan berbagai
pendekatan.
Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses
penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam
sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui kegiatan
observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap
pendekatan pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan
tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga
berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang
alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan
yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes
pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi
hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan
pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Peaget
Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berfikir seseorang berkembang secara
bertahap. Ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan. Setiap tahapan
ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu
pula. Secara ringkas dapat dilihat pada tablel berikut.
Teori Piaget ini dapat dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD.
Terutama pembelajaran IPA. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran
dikelas antara lain bahwa Piaget beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang
siap untuk diisi, melainkan secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang
sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Hanya umur
anak dimana lonservasi muncul berbeda. Penerapan selanjutnya adalah guru harus selalu ingat
bahwa anak menangkap dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Implikasi lain yang perlu
diperhatikan, bahwa apabila hanya kegiatan fisik yang diterima anak, tidak cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak. Selain itu ide-ide anak juga harus dipakai. Dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan
kesempatan pada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah. Dengan demikian guru
lebih membantu anak dalam proses perkembangan intelektualnya. Dari pembahasan di atas,
terlihat bahwa proses pembelajaran di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran
dikelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai factor yang utama. Hal ini sering disebut
sebagai pembelajaran yang berpusat pda anak.
Model ini menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan
pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan
gejala yang ada dilingkungan kita.
Bruner beranggapan bahwa interaksi kita dengan lingkungan sekeliling kita selalu
menggunakan kategori-kategori. Brunner mengatakan bahwa pengkategorian mempunyai
beberapa keuntungan antara lain mengurangi kompleksitas dari benda atau kejadian sekitar kita.
Dengan kategorisasi memungkinkan kita untuk mengenali objek dengan benar. Kategorisasi
mengurangi keharusan untuk selalu belajar. Selain itu juga memberikan arahan dan tujuan
terhadap aktivitas kita, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk menghubungkan
objek dengan kelas dari kejadian alam.
Teori Brunner tentang cara seseorang anak memperoleh dan memproses informasi baru
sejajar dengan apa yang Piaget kemukakan. Anak tumbuh melalui tahapan-tahapan yang
berbeda.
1. Tahap penampilan mental enaktif. Tahap enaktif sejajar dengan tahap sensori motor
ada Piaget, dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motoric dan
kesadaran dirinya dengan lingkungannya.
2. Tahap ikonik, adalah tahap penampilan anakk sangat dipengaruhi oleh persepsinya,
yang bersifat egosentris dan tidak stabil. Tahapan ini sejajar dengan tahapan pre-
operasional pada teori Piaget.
3. Tahap simbolik, adalah pengembangan keterampilan bernahasa dan kemampuan untuk
mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya. Mereka masuk ke dalam tahap
operasi logis (formal) yang disampaikan oleh Piaget.
Bruner menyusun suatu model belajar yang disebut dengan model belajar penemuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan-kelebihan, antara
lain: pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau dengan kata lain akan lama untuk
diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat disbanding dengan cara belajar yang lainnya.
B. Penerapan Model Belajar Bruner dalam Pembelajaran IPA di SD
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi
yang baru.
1. Informasi Verbal
2. Keterampilan-keterampilan intelektual
a. Konsep-konsep Konkret
b. Konsep-konsep terdefinisi
c. Diskriminasi
d. Aturan-aturan
3. Strategi-strategi kognitif
4. Sikap-sikap
5. Keterampilan-keterampilan
Model mengajar menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian-
kejadian intruksional, meliputi:
1. Mengaktifkan motivasi
2. Memberitahu siswa/pelajar tentang tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian
4. Merangsang ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi
7. Membantu transfer belajar
8. Memperlihatkan perbuatan dan memberikan umpan balik.
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Teori belajarnya adalah belajar
bermakna. Menurut Ausubel belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat
dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Ausubel dalam bukunya menyatakan bahw Factor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Informaksi yang baru
diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak.
Belajar secara verbal diajarkan melalui pengajaran langsung seperti ceramah dan sudah
berlangsung bertahun-tahun. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal lebih
efisien dari segi waktu yang telah diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menjanjikan
bahwa pebelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.
MODUL 2: PENDEKATAN & PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA SD
DAFTAR PUSTAKA
Sapriati, A., Dkk. 2014. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Buku. Tanggerang Selatan :
Universitas Terbuka.
http://irairianti565.blogspot.co.id/2014/05/modul-2-pendekatan-dalam-pembelajaran.html
http://bdksemarang.kemenag.go.id/penerapan-ketrampilan-proses-sebagai-penerapan
pendekatan-scientific-dalam-pembelajaran-ipa-3/
http://www.sdngentan02.sch.id/2013/11/penerapan-pendekatan-saintifik-dalam.html