Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMBELAJARAN IPA DI SD (PDGK 4202)

MODUL 1 DAN MODUL 2

Disusun oleh:
Kelompok 2 (Kelas BI II A)

Erlicha Aozora Hitari 856966677


Indah Septiani 856966921
Rista Nuranita 856965865
Rita Hayati 856966795
Siti Maysyaroh 856966899
Siti Rahmawati 856966914
Susi Herawati 856066992

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UT UPBJJ BANDAR LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi atau zaman dimana dunia menyatu perkembangan Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai dasar dan penunjang penemuan teknologi baru bersifat dinamis dan makin lama
makin cepat. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam yang terjadi 20 tahun terakhir jauh
melebihi perkembangan dalam seluruh waktu sebelumnya. Oleh sebab itu dalam mengajarkan
Ilmu Pengetahuan Alam jangan hanya menggunakan satu dua pendekatan, tetapi gunakan
berbagai pendekatan yang sesuai bagi berbagai pokok bahasan. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan berperan penting dalam menentukan berhasil-tidaknya proses belajar yang diinginkan.
Pendekatan dalam pembelajaran merupakan proses mengalami untuk memperoleh pemahaman
yang lebih baik. Dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan berbagai
pendekatan.

Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses
penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam
sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui kegiatan
observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap
pendekatan pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan
tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran.

Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga
berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat memandang
alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan
yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes
pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta bermakna bagi
hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.

Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan
pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.
BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 1: TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA

Kegiatan Belajar 1: Teori Peaget dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA

A. Teori Peaget

Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berfikir seseorang berkembang secara
bertahap. Ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan. Setiap tahapan
ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu
pula. Secara ringkas dapat dilihat pada tablel berikut.

B. Penerapan Teori Peaget dalam Pembelajaran IPA di SD

Teori Piaget ini dapat dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas SD.
Terutama pembelajaran IPA. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran
dikelas antara lain bahwa Piaget beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang
siap untuk diisi, melainkan secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Teori Piaget
mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang
sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Hanya umur
anak dimana lonservasi muncul berbeda. Penerapan selanjutnya adalah guru harus selalu ingat
bahwa anak menangkap dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Implikasi lain yang perlu
diperhatikan, bahwa apabila hanya kegiatan fisik yang diterima anak, tidak cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak. Selain itu ide-ide anak juga harus dipakai. Dengan
memberikan kesempatan kepada anak untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan
kesempatan pada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah. Dengan demikian guru
lebih membantu anak dalam proses perkembangan intelektualnya. Dari pembahasan di atas,
terlihat bahwa proses pembelajaran di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran
dikelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai factor yang utama. Hal ini sering disebut
sebagai pembelajaran yang berpusat pda anak.

Kegiatan Belajar 2 : Model Bruner dan Penerapanya dalam Pembelajaran IPA SD

A. Model Belajar Bruner

Model ini menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan
pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan
gejala yang ada dilingkungan kita.

Bruner beranggapan bahwa interaksi kita dengan lingkungan sekeliling kita selalu
menggunakan kategori-kategori. Brunner mengatakan bahwa pengkategorian mempunyai
beberapa keuntungan antara lain mengurangi kompleksitas dari benda atau kejadian sekitar kita.
Dengan kategorisasi memungkinkan kita untuk mengenali objek dengan benar. Kategorisasi
mengurangi keharusan untuk selalu belajar. Selain itu juga memberikan arahan dan tujuan
terhadap aktivitas kita, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk menghubungkan
objek dengan kelas dari kejadian alam.

Teori Brunner tentang cara seseorang anak memperoleh dan memproses informasi baru
sejajar dengan apa yang Piaget kemukakan. Anak tumbuh melalui tahapan-tahapan yang
berbeda.

1. Tahap penampilan mental enaktif. Tahap enaktif sejajar dengan tahap sensori motor
ada Piaget, dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motoric dan
kesadaran dirinya dengan lingkungannya.
2. Tahap ikonik, adalah tahap penampilan anakk sangat dipengaruhi oleh persepsinya,
yang bersifat egosentris dan tidak stabil. Tahapan ini sejajar dengan tahapan pre-
operasional pada teori Piaget.
3. Tahap simbolik, adalah pengembangan keterampilan bernahasa dan kemampuan untuk
mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya. Mereka masuk ke dalam tahap
operasi logis (formal) yang disampaikan oleh Piaget.

Bruner menyusun suatu model belajar yang disebut dengan model belajar penemuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan-kelebihan, antara
lain: pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau dengan kata lain akan lama untuk
diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat disbanding dengan cara belajar yang lainnya.
B. Penerapan Model Belajar Bruner dalam Pembelajaran IPA di SD

Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, bruner mengembangkan


model pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya mengunakan
barang yang nyata. Peran guru dalam pembelajaran ini bukanlahsebagai seorang
pemberi informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi. Guru harus
mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan informasi yang
dibutuhkan siswa. Dalam penerapan model ini guru mungkin terganggu dengan kebisingan
dan keributan siswa.

Kegiatan Belajar 3: Teori Belajar Gagne dan penerapannya dalam


pembelajran IPA

A. Teori Belajar menurut Robert M. Gagne

Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi
yang baru.

B. Hasil-hasil belajar menurut Gagne

1. Informasi Verbal
2. Keterampilan-keterampilan intelektual
a. Konsep-konsep Konkret
b. Konsep-konsep terdefinisi
c. Diskriminasi
d. Aturan-aturan
3. Strategi-strategi kognitif
4. Sikap-sikap
5. Keterampilan-keterampilan

C. Menerapkan Teori Gagne dalam Mengajarkan IPA di SD

Model mengajar menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian-
kejadian intruksional, meliputi:

1. Mengaktifkan motivasi
2. Memberitahu siswa/pelajar tentang tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian
4. Merangsang ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi
7. Membantu transfer belajar
8. Memperlihatkan perbuatan dan memberikan umpan balik.

Kegiatan Belajar 4: Teori Pembelajaran Ausubel dalam pembelajaran IPA di SD

A. Teori Belajar Ausubel

Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Teori belajarnya adalah belajar
bermakna. Menurut Ausubel belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat
dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

B. Menerapkan Teori Ausubel dalam Pengajaran IPA SD

Ausubel dalam bukunya menyatakan bahw Factor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Informaksi yang baru
diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak.

Belajar secara verbal diajarkan melalui pengajaran langsung seperti ceramah dan sudah
berlangsung bertahun-tahun. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal lebih
efisien dari segi waktu yang telah diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menjanjikan
bahwa pebelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.
MODUL 2: PENDEKATAN & PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA SD

A.    Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD


Masa sekolah dimulai pada masa kanak-kanak, dimana anak mulai masuk jenjang
sekolah dasar, masa ini anak sudah matang untuk dapat belajar di bangku sekolah dasar karena
anak telah siap menerima ketahapan-ketahapan baru dari lingkungannya. Anak pada usia SD
mempunyai karakteristi tersendiri dalam hal ini harus dipahami oleh guru sehingga dalam proses
pembelajaran dikelas menjadi pertimbangan tersendiri, selain harus memahami
karakteristiknnya, guru juga harus memahami perkembangan intelektualnya, fungsi dari fisiknya
serta merefleksikannya didalam kelas ketika proses pembelajaran terjadi. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi permasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA terpenting
adalah metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran.

B.      Penerapan Pendekatan Pembelajaran IPA SD


Penerapan pendekatan pada umumnya diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sidat ilmiah. Secara
eksplisit disebutkan IPA seharusnya dipelajari secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir ( aspek kognitif ), bekerja dan bersikap ilmiah ( aspek psimotor dan sikap )
serta keterampilan berkomunikasi.

1.       Penerapan Pendekatan Lingkungan


Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan
kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan
memahami faktor politisi, ekonomis, sosial-budaya, ekologis, mengembangkan keterampilan
untuk meneliti lingkungan.
Contohnya misalkan menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tidak sehat, menggunakan
lingkungan sekitar sebagi sumber belajar dengan mengajak siswa mendeskripsikan lingkungan
tersebut. Menjelaskan bagaimana lingkungan bisa tercemar dan lain sebagainya.

2.       Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat


Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan bertujuan
agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi, lingkungan dan masyarakat yang mendukung
pengembangan kognitif, mempunyai sikap bahwa sains, teknologi, lingkungan menarik dan
bermanfaat, menggunakan pemahaman sains dan teknolohi untuk diterapkan dilingkungan alam
dan sosialnya.
Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu:
a. Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat.
b. Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar sebagai
akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan masyarakat. 
c. Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dala masyarakat
khususnya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi,
kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
d.    Secara realistik dapat memproyeksikan alternatif masa depan beserta konsekwensi positif
dan negatifnya. Contohnya misalkan menggunakan sumber informasi, mendefinisikan
perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, curah pendapat tentang sumber untuk
mengumpulkan informasi.

3.     Penerapan Pendekatan Faktual


Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan hasil penemuan IPA dan pada akhirnya siswa
diharapkan memperoleh informasi IPA. Contohnya yaitu misalkan, menjelaskan bagian tubuh
(panca indra dan anggota tubuh) memilki kegunaan masing-masing. Alasan pendekatan ini
antara lain :
1. Pendekatan ini terpusat pada masalah.
2. Pendekatan ini singkat.
3. Pendekatan ini inovatif.
4. Pendekatan ini bersifat mengarahkan.
5. Pendekatan ini lebih sistematis.
6. Pendekatan ini terpusat pada pribadi.
7. Pendekatan ini memiliki ukuran.

4.       Penerapan Pendekatan Konseptual


Pembelajaran memerlukan objek yang konkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan
melakukan manipulasi atau pemrosesan pendapat secara mental. Contohnya misalkan manusia
dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau. Menjelaskan dengan menggunakan gambar bahwa
untuk mempertahankan hidup, hewan dan tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Agar dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang konkret,
eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau pemrosesan pendapat secara
mental. Pendekatan konseptual menyajikan ilustrasi yang lebih konkret daripada pendekatan
faktual.
Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu
model atau penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada
penyampaian produk atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk
tersebut dihasilkan.
Contoh: Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat
memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa
gunanya mata ?, Berapa matamu ? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat
menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan
pengalaman baru.

5.      Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah


Pembelajaran bertolak dari suatu permasalahan dimana guru dapat merumuskan dan
mendemontrasikan penyelesaian suatu masalah kemudian meminta siswa memecahkan
permasalahan yang serupa atau guru membimbing siswa merumuskan dan memecahkan
permasalahan yang diajukan atau guru mengkombinasikan kedua cara tersebut. Contohnya yaitu
mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan mencari cara agar makanan
atau minuman bertahan lama untuk tetap panas.

6.         Penerapan Pendekatan Nilai


Pembelajaran dipusatkan pada siswa untuk dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai
untuk keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kesempurnaan kehidupan, lingkungan dan
alam semesta. Contohnya yaitu mengidentifikasi tentang makhluk hidup yang menguntngkan,
merugikan, serta tidak ,enguntungkan dan tidak merugikan bagi manusia.

7.         Penerapan Pendekatan Inkuiri


Pembelajaran ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan
intelektual. Contoh pendekatan inkuiri yang dapat di kenal adalah apa yang di lakukan oleh
Fransisco Redi (1621-1687). Redi berpendapat lain, bahwa larva itu tidak muncul dengan
sendirinya. Tetapi larva itu berasal dari telur yang diletakkan oleh lalat yang hinggap pada
daging tersebut. Redi kemudian menguji dugaannya atau hipotesis nya dengan percobaan
sederhana.
Dalam cara kerjanya dapat dilihat bahwa pendekatan inkuiri ilmu pengetahuan alam, yaitu
pertama membuat perumusan hipotesis, kedua menguji hipotesis itu. Jadi bila menemukan suatu
masalah yang perlu jawaban, tidak begitu saja salah dijawab, tetapi memakai langkah-langkah
pencarian atau menemukan jawabannya yang benar. Contoh lainya yaitu kegiatan mengamati
gaya pada benda yang terbang, kegiatan pengaruh gaya terhadap plastisin atau tanah liat.
8.       Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Pembelajarannya mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan para


ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA. Pendekatan keterampilan proses
IPA adalah pembelajaran yang dianjurkan didalam mengajar IPA. Keterampilan-keterampilan
proses IPA dikembangkan bersama-sama dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip
IPA. Keterampilan proses IPA yang dikembangkan pada anak SD merupakan modifikasi dari
keterampilan proses IPA yang dimilki para ilmuwan sebab disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan materi yang diajarkan.
Keterampilan proses IPA merupakan pendekatan yang ditempuh para ilmuwan dalam usaha
mereka memecahkan misteri-misteri di dalam alam.
Aspek-aspek keterampilan dalam proses IPA adalah :
 Pengamatan
 Pengklasifikasian
 Pengukuran
 Pengidentifikasian dan pengendalian variable
 Perumusan hipotesa
 Perancangan eksperimen
 Penyimpulan hasil eksperimen
 Pengkomunikasian hasil eksperimen

9.     Penerapan Pendekatan Sejarah


Pembelajaran dengan menyajikan berbagai penemuan dan perkembangan temuan tersebut
dikaitkan dengan IPA. Siswa biasanya disuruh membaca atau mendengarkan informasi dari guru.
Siswa diajak untuk membaca atau mendengarkan informasi tmuan-temuan IPA bukan untuk
melakukan sesuatu kegiatan. Contohnya misalkan menceritakan tentang bagaimana Newton
menemukan teori gaya dan bagaimana Thomas alfa Edison menemukan bola listrik.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut didapatkan kesimpulan bahwa :


1. Piaget mengemukakan suatu teori bahwa cara berfikir seseorang berkembang secara
bertahap. Ada empat tahapan perkembangan mental anak secara berurutan. Setiap
tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan
masalah tertentu.
2. Proses pembelajaran dikelas menurut Piaget harus meletakkan anak sebagai faktor yang
utama yang disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak.
3. Model pembelajaran Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu
kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal
dan menjelaskan gejala yang ada dilingkungan kita.
4. Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan
model pembelajaran penemuan yang pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya
mengunakan barang yang nyata.
5. Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif
tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap
menghadapi situasi yang baru.
6. Penerapan Pendekatan Pembelajaran IPA SD dipelajari secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir (aspek kognitif), bekerja dan bersikap ilmiah (aspek
psimotor dan sikap), serta keterampilan berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sapriati, A., Dkk. 2014. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Buku. Tanggerang Selatan :
Universitas Terbuka.
http://irairianti565.blogspot.co.id/2014/05/modul-2-pendekatan-dalam-pembelajaran.html
http://bdksemarang.kemenag.go.id/penerapan-ketrampilan-proses-sebagai-penerapan
pendekatan-scientific-dalam-pembelajaran-ipa-3/
http://www.sdngentan02.sch.id/2013/11/penerapan-pendekatan-saintifik-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai