Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

TAUFIK KURNIAWAN (858907568)


MOCH. LUKMANUL HAKIM (858907464)
IKA RESTU MARGARATNA (858907432)
VIQI NURVITA ANGGRAINI (858907457)
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB,DAN
CARA PENCEGAHAN DAN TERJADINYA

 DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA


Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali ( buta total ) hingga mereka yang masih
memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa
berukuan 12 poin dalam keaadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata ( kurang awas ).Orang
tunanetra yang masih memiliki sisa penglihatan yang fungsional kita sebut sebagai orang “ orang awas” atau
lebih dikenal dengan sebutan “ Low Vision “.
Terdapat sejenis consensus internasional untuk menggunakan dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan
penglihatan yakni :
1. Definisi legal ( definisi berdasarkan peraturan perundang – undangan )
2. Definisi edukasional ( definisi untuk tujuan pendidikan )
 PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN

1. Albinisme 11. Ophthalmia Neonatorum


2. Amblyopia 12. Retinitis Pigmentosa (RP)
3. Buta Warna 13. Penyakit Kornea dan Pencangkokan Kornea
4. Cedera 14. Retinopati Diabetika
5. Defisiensi Vitamin A – Xerophthalmia 15. Retinopathy of Prematurity
6. Glaukoma 16. Sobeknya dan Lepasnya Retina
7. Katarak 17. Strabismus
8. Kelainan Mata Bawaan 18.Trakhoma
9. Myopia (pengelihatan dekat) 19. Tumor
10. Nistagmus 20. Uvteitis
 PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN

Strategi untuk mencegah ketunanetraan pada anak dikembangkan atas tiga tingkatan yaitu:
1. Pencegahan primer ( pencegahan berjangkitnya penyakit )
2. Pencegahan sekunder ( pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam penglihatan serat kehilangan
penglihatan bila penyakit telah berjangkit )
3. Pencegahan tersier ( minimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan oleh penyakit atau cedera yang telah
dialami
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP
KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU

 PROSES PENGINDRAAN
Organ – organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan mengirimkannya keotak untuk
diproses,disimpan dan ditindaklanjuti.Informasi visual seperti warna dan citra bentuk diperoleh melalui
mata.informasi auditer berupa bunyi atau suara yang diperoleh melalui telinga. Informasi tactual seperti
halus/kasar diperoleh melalui permukaan kulit yang menutupi seluruh tubuh.Kulit ujung jari merupakan akses
informasi tactual yang paling peka yang disebut indra perabaan.dua organ lainnya yang termasuk pancaindra
adalah hidung untuk pengindraan informasi bau/aroma, dan lidah untuk pengindraan informasi rasa
( manis,asin,dll)
 LATIHAN KETRAMPILAN PENGINDRAAN
1. Indra Pendengaran, Dengan melatih keterampilan pendengaran, tanpa menggunakan indra pengelihatan anda
dapat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang di sekitar anda melalui sumber informasi
bunyi yang telah ada disana.
2. Indra Perabaan, Bagi individu tunanetra, tongkat merupakan perpanjangan fungsi indra peraba. Tongkat
tidak hanya mendeteksi hambatan jalan, tetapi juga memberikan informasi tentang tekstur permukaan jalan
sehingga orang tunanetra dapat mengetahui apakah yang akan diinjaknya itu tanah becek, rumput, semen,
dan lain-lain.
3. Indra Penciuman, Indra penciuman juga harus dikembangkan. Banyak bahan makanan yang dapat anada
kenali melalui indra penciuman. Indar penciuman juga dapat membantu mengenali lingkungan anda. Seperti
pada pusat perbelanjaan pasti dapat membedakan aroma toko makanan, pakaian, sepatu, obat, dll.
4. Sisa Indra Penglihatan, sebagian besar orang yang dapat dikategorikan sebagai tunanetra masih mempunyai
sisa pengelihatan. Tetapi tingkat sisa pengelihatan mereka itu sangat bervariasi, begitupula kamampuan
mereka untuk memanfaatkan sisa pengelihatan tersebut.
 VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
1. Visualisasi, Tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan didalam lingkungannya dan membantunya bergerak
secara mandiriadal dengan menggunakan ingatan visual ( visual memory) atau visualisasoi ( jnuga disebut
peta mental ).
2. Ingatan kinestetik, Ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan
( tactile), propriosepsi dan keseimbangan yang dikontrol oleh system vestibular, yang berpuasat dibagian
atas dari telinga bagian dalam.
3. Persepsi Obyek (Object Perseption), Suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra menyadari
bahwa suatu benda hadir disampingnya atau dihadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama
sekali dan tidak menyentuh benda itu.
 BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
 Cara Menuntun Orang Tunanetra
 Kontak pertama
 Cara memegang
 Posisi pegangan
 Jalan sempit
 Membuka/menutup pintu
 Melewati tangga
 Melangkah lubang
 Duduk dikursi
 Naik kedalam mobil
 Cara Mengorientasikan
Jika anda ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau benda kepada seorang tunanetra harus lebih spesifik.
Misalnya: kira-kira 10 meter kedepan; sebelah kir; 5 langkah ke kanan; diatas TV.
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI
SEKOLAH UMUM DALAM SETTING PENDIDIKAN
INKLUSIF

Layanan pendidikan bagi siswa tunanetra tidak hanya dilaksanakan disekolah khusus atau SLB - A, namun dapat
juga dilaksanakan disekolah umum bersama – sama dengan siswa – siswa pada umumnya dalam setting
pendidikan inklusif.Agar siswa tunanetra dapat berhasil dalam belajarnya bersama – sama dengan teman sebaya
yang awas,sekolah harus memperhatikan kebutuhan khusus, terutama yang terkait dengan ketunanetraannya,dan
sekolah harus berusaha memenuhi kebutuhan khusus tersebut.Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra pada
dasarnya sama dengan tujuan bagi anak yang lain.tujuan ini mencakup mampu berkomunikasi secara
efektif,memiliki kompetensi social,mampu bekerja dan memiliki kemandirian pribadi.
 KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
1. Pengembangan Konsep, Konsep adalah symbol atau istilah yang menggambarkan suatu obyek kejadian,atau
keadaan tertentu.Konsep dapat disamakan dengan kognitif dalam teori perkembangan kognitif piaget.Hill
dan Blasch (1980 – dalam Sunanto,2008) mengklasifikasi jenis – jenis konsep bagi anak tunanetra menjadi
tiga kategori besar: konsep tubuh (body concept),konsep ruang(spatial concepts),dan konsep lingkungan
( environmental concepts).
2. Teknik Alternatif dan Alat Bantu Belajar Khusus, Teknik Alternatif adalah cara khusus ( baik dengan ataupun
tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra – indra nonvisual atau sisa indra penglihatan untuk
melakukan suatu kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra penglihatan.
3. Keterampialn Sosial/Emosional, Mengajarkan keterampilan sosial (termasuk didalamnya penggunaan bahasa
nonverbal)kepada anak tunanetra dapat merupakan tugas yang sangat menantang karena keterampilan
tersebut secara tradisi dipelajari melalui modeling dan umpan balik menggunakan penglihatan.
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas, Kemampuan yang paling terpengaruh oleh ketunanetraan untuk
berhasilnya penyesuaian social individu tunanetra adalah kemampuan mobilitas,yaitu keterampilan untuk
bergerak secara leluasa didalam lingkungannya.
 KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
1. Pengembangan Konsep, Konsep adalah symbol atau istilah yang menggambarkan suatu obyek kejadian,atau
keadaan tertentu.Konsep dapat disamakan dengan kognitif dalam teori perkembangan kognitif piaget.Hill
dan Blasch (1980 – dalam Sunanto,2008) mengklasifikasi jenis – jenis konsep bagi anak tunanetra menjadi
tiga kategori besar: konsep tubuh (body concept),konsep ruang(spatial concepts),dan konsep lingkungan
( environmental concepts).
2. Teknik Alternatif dan Alat Bantu Belajar Khusus, Teknik Alternatif adalah cara khusus ( baik dengan ataupun
tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra – indra nonvisual atau sisa indra penglihatan untuk
melakukan suatu kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra penglihatan.
3. Keterampialn Sosial/Emosional, Mengajarkan keterampilan sosial (termasuk didalamnya penggunaan bahasa
nonverbal)kepada anak tunanetra dapat merupakan tugas yang sangat menantang karena keterampilan
tersebut secara tradisi dipelajari melalui modeling dan umpan balik menggunakan penglihatan.
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas, Kemampuan yang paling terpengaruh oleh ketunanetraan untuk
berhasilnya penyesuaian social individu tunanetra adalah kemampuan mobilitas,yaitu keterampilan untuk
bergerak secara leluasa didalam lingkungannya.
5. Keterampilan Menggunakan Sisa Pengelihatan, Sebagian besar orang tunanetra masih memiliki sisa
penglihatan yang fungsional,dan banyak diantara mereka masih dapat membaca dan menulis menggunakan
tulisan biasa dengan pengaturan pada satu atau tiga aspek yaitu pencahayaan, penggunaan kaca mata, dan
magnifikasi( pembesaran tampilan tulisan)
 STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Strategi dan Media Pembelajaran, Strategi pembelajaran adalah penyalahgunaan secara tepat dan optimal
dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan,materi
pelajaran,media,metode,siswa,guru,lingkungan belajar,dan evaluasai sehingga proses pembelajaran berjalan
efektif dan efisien.
2. Media Pembelajaran, Media pembelajaran merupakan komponen yang tidak dapat dilepaskan dari suatu
proses pembelajaran karena keberhasilan proses pembelajaran ,salah satunya ditentukan oleh penggunaan
komponen Menurut fungsinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi: media untuk menjelaskan
konsep ( alat peraga) dan media untuk membantu kelancaran proses pembelajaran (alat bantu pembelajaran).
 EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak tunanetra, pada dasarnya sama dengan yang dilakukan
terhadap anak awas,namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan teknik pelaksanaan
tes.Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak tunanetra tidak mengandung unsur – unsur yang
memerlukan persepsi visual dan apabila menggunakan tes tertulis,soal hendaknya diberikan dalam huruf Braille
atau menggunakan rider apabila menggunakan huruf awas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai