KELOMPOK 4
1. Damari 857948625
2. Sudarmanto 857948664
MODUL 4
PENDIDIKAN
ANAK TUNANETRA
KB 1 :
Definisi, Klasifikasi, Penyebab,
dan Cara Pencegahan
Terjadinya Ketunanetraan
Definisi Dan Klasifikasi
Tunanetra
Ada dua jenis definisi sehubungan
dengankehilangan penglihatan berikut
ini :
1. Definisi legal (definisi berdasarkan
peraturan perundang-undangan)
Ketajaman penglihatan ( visual acuity
)
Medan pandang ( visual field)
2. Definisi edukasional
(definisi untuk tujuan pendidikan).
Definisi edukasional mengenai ketunanetraan
lebih dapat memenuhi persyaratan daripada
definisi legal oleh karenanya dapat
menunjukkan :
Metode membaca dan metode pembelajaran
membaca yang mana yang sebaiknya
dipergunakan
Alat bantu serta bahan ajar yang sebaiknya
dipergunakan
Kebutuhan yang berkaitan dengan orientasi
dan mobilitas.
Kelompok Ketunanetraan
3. INDRA PENCIUMAN
Betapa banyak bahan makanan yang dapat kita
kenali melalui indra penciuman.
Misalnya, jika kita tidak dapat membedakan
antara kunyit dan jahe melalui perabaan
kenalilah baunya.
LATIHAN KETERAMPILAN
PENGINDRAAN
4. SISA INDRA PENGLIHATAN
Sebagian besar orang yang dikategorikan
sebagai tunanetra masih mempunyai sisa
penglihatan (low vision). Kebanyakan orang
low vision dapat merespon secara baik
terhadap warna-warna kontras, dan mereka
harus memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya.
VISUALISASI, INGATAN
KINESTETIK, DAN PERSEPSI
1.Visualisasi OBYEK
Cara lain bagi individu tunanetra untuk
mendapatkan kenyamanan di dalam
lingkungannya dan membantunya bergerak
secara mandiri adalah dengan menggunakan
ingatan visual ( visual memory) atau visualisasi
(juga disebut peta mental). yang tepat agar
tetap menjadi bagian dari kehidupan yang
normal.
VISUALISASI, INGATAN
KINESTETIK, DAN PERSEPSI
OBYEK
2.Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang
kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra perabaan (tactile),
propriosepsi dan keseimbangan yang
dikontrol oleh sistem vestibular, yang
berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap
percepatan, posisi, dan gerakan kepala.
VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN
PERSEPSI OBYEK
3. Persepsi Obyek (Object Perception)
Banyak tunanetra yang sudah
berpengalaman banyak dalam bepergian
secara mandiri, akan mengembangkan
suatu kemampuan yang mungkin turut
membentuk anggapan orang bahwa
individu tunanetra memiliki indra
keenam atau sekurang-kurangnya
member kesan bahwa dia mempunyai
indra pendengaran yang lebih tajam.
Kemampuan ini disebut persepsi obyek
(object perception)
CARA MEMBANTU SEORANG
TUNANETRA
1.CARA MENUNTUN ORANG TUNANETRA
Harus memperhatikan hal-hal berikut:
Kontak pertama Melewati Tangga
Cara memegang Melangkahi
Posisi pegangan lubang
Duduk di kursi
Jalan sempit
Naik ke dalam
Membuka/
mobil
menutup pintu
CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
2. CARA MENGORIENTASIKAN
Jika kita menunjukkan arah menuju suatu tempat
atau benda kepada seorang tunanetra, kita tidak
bisa sekedar menunjukkan sambil mengatakan “ke
sana” ke sini”. Kita harus lebih spesifik. Misalnya:
kira-kira 10 meter ke depan; di sebelah kiri; 5
langkah ke kanan; di atas TV; dsb.
Untuk lingkungan yang kecil, kita dapat
menggunakan putaran jam sebagai rujukan.
Misalnya, ketika kita ingin memberitahukan letak
makanan di dalam piring seorang tunanetra yang
akan makan, kita dapat mengatakan ikan ada di
jam 9, sambal di jam 12, tahu di jam 6, dst.
KB 3 :
Pendidikan Bagi Siswa
Tunanetra di Sekolah Umum
dalam Setting Pendidikan
Inklusif
KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN
SISWA TUNANETRA
1. Pengembangan Konsep
Konsep adalah simbol atau istilah yang menggambarkan suatu
obyek, kejadian, atau keadaan tertentu.
3. Keterampilan Sosial/Emosional
Agar efektif dalam interaksi sosial, anak tunanetra perlu
memiliki keterampilan tertentu, seperti keterampilan
penggunaan bahasa non verbal atau bahasa tubuh (body
language)
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
1. Alat Peraga
Objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang
diawetkan, model dua dimensi, dan model tiga
dimensi.