KELOMPOK 4
1. NOFRIZAL PARTAM
2. DEVI JAYANTI
3. TRI MANTAP
4. ARIF SETIAWAN
5. DONI PRANSISCO
MODUL 4
PENDIDIKAN
ANAK TUNA NETRA
KB 1 :
Definisi, Klasifikasi, Penyebab,
dan Cara Pencegahan
Terjadinya Ketunanetraan
DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA
dipergunakan
Kebutuhan yang berkaitan dengan orientasi dan
mobilitas.
KELOMPOK KETUNANETRAAN
•Buta ( blind )
• Tunanetra berat dan
kurang awas (low
vision) atau tunanetra
ringan
PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
1 •Pencegahan primer
2 •Pencegahan sekunder
3 •Pencegahan tersier
SEPULUH STRATEGI GANGGUAN-GANGGUAN YANG MENGAKIBATKAN
KETUNANETRAAN SBB :
Pendidikan
Prophylaxis
Penyuluhan genetika
Imunisasi
Perundang-undangan
Perawatan
kehamilan yang tepat
Deteksi dan intervensi
dini
Perawatan neonatal
Meningkatkan hygiene
Perbaikan gizi
dan perawatan kesehatan
KB 2:
Dampak Ketunanetraan
Terhadap Kehidupan
Seorang Individu
iL
dA. PROSES PENGINDRAAN
iP
e
en
grW
M
co
u
e
ier
m
lsp
o
tr
d
iy
co
n
B. LATIHAN KETERAMPILAN
PENGINDRAAN
1. INDRA PENDENGARAN
Dengan dilatih, pendengaran juga akan menjadi peka
terhadap bunyi-bunyi. Dengan melatih keterampilan
pendengaran tanpa menggunakan indra penglihatan
kita akan dapat menyadari apa yang sedang dilakukan
oleh orang-orang di sekitar
Dengan teknologi, berbagai peralatan dapat
dimodifikasi agar dapat memberikan informasi auditer,
misalnya komputer, jam tangan, termometer, dll dapat
diakses oleh tunanetra setelah dibuat bersuara.
LATIHAN KETERAMPILAN
PENGINDRAAN
2. INDRA PERABAAN
Indra perabaan dapat memberikan informasi yang
biasanya kita peroleh melalui indra penglihatan.
3. INDRA PENCIUMAN
Betapa banyak bahan makanan yang dapat kita
kenali melalui indra penciuman.
Misalnya, jika kita tidak dapat membedakan antara
kunyit dan jahe melalui perabaan kenalilah baunya.
LATIHAN KETERAMPILAN
PENGINDRAAN
4. SISA INDRA PENGLIHATAN
Sebagian besar orang yang dikategorikan
sebagai tunanetra masih mempunyai sisa
penglihatan (low vision). Kebanyakan orang
low vision dapat merespon secara baik
terhadap warna-warna kontras, dan mereka
harus memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya.
C. VISUALISASI, INGATAN
KINESTETIK, DAN PERSEPSI
OBYEK
1.Visualisasi
Cara lain bagi individu tunanetra untuk
mendapatkan kenyamanan di dalam
lingkungannya dan membantunya bergerak secara
mandiri adalah dengan menggunakan ingatan
visual ( visual memory) atau visualisasi (juga
disebut peta mental). yang tepat agar tetap
menjadi bagian dari kehidupan yang normal.
2.Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang
kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh
interaksi antara indra perabaan (tactile),
propriosepsi dan keseimbangan yang
dikontrol oleh sistem vestibular, yang
berpusat di bagian atas dari telinga bagian
dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan,
posisi, dan gerakan kepala.
3. Persepsi Obyek (Object Perception)
Banyak tunanetra yang sudah berpengalaman
banyak dalam bepergian secara mandiri, akan
mengembangkan suatu kemampuan yang mungkin
turut membentuk anggapan orang bahwa individu
tunanetra memiliki indra keenam atau sekurang-
kurangnya member kesan bahwa dia mempunyai
indra pendengaran yang lebih tajam. Kemampuan
ini disebut persepsi obyek (object perception)
D. CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
3. Keterampilan Sosial/Emosional
Agar efektif dalam interaksi sosial, anak tunanetra
perlu memiliki keterampilan tertentu, seperti
keterampilan penggunaan bahasa non verbal atau
bahasa tubuh (body language)
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
1. Alat Peraga
Objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang
diawetkan, model dua dimensi, dan model tiga
dimensi.