Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUTORIAL II

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


TUTOR : Dr. Rini Sugiarti, M.Si, Psikolog

Nama : Rizky Putri Purnasari


Nim : 857734601
SOAL.
1. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya ketuna netraan serta
dampak ketunanetraan bagi kehidupan seseorang !

Jawaban:

a. DEFINISI TUNANETRA
Yaitu orang tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama
sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi
tidak mampu menggunakan penglihatnnya untuk membaca tulisan biasa
berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan
kacamata (kurang awas).
Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan penglihatan yaitu:
Definisi Legal ( definisi berdasarkan peraturan perundang-undangan), dan definisi
Edukasional( definisi untuk tujuan pendidikan) atau difinisi fungsional, yaitu yang
difokuskan pada seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat
untuk keberfungsiannya sehari-hari.

b. PENYEBAB KETUNANETRAAN YAITU:


Albinisme.
Yaitu kondisi kekurangan pigmen pada sebagian atu seluruh tubuh termasuk
pada bagian iris mata berwarna putih atau putih kemerahan, biasanya
penglihatan menjadi buruk, retinanya berkembang secara tidak sempurna,
telalau peka terhadap cahaya (silau), dan mengalami nistagmus( gerakan yang
tak normal yang mengakibatkan mata sering berkedip).
Amblyopia.
Yaitu kondisi ini bisa bersifat bawaan (congenital, artinya sudah ada sejak lahir)
atau mungkin berkembang kemudian.
Buta Warna.
Yaitu karakteristik yang diwariskan berdasarkan garis kelamin melalui
cromoshome jantan, meskipun dapat pula terjadi akibat keracunan atau penyakit
retina, kondisi ini lebih menonjol pada laki-laki yaitu 8% dibandingkan dengan
perempuan 0,5%.
Cedera (Trauma) dan Radiasi.
Yaitu adanya kejadian kecelakaan pada area mata, misal tukang las yang tidak
memakai alat pelindung mata, petani yang matanya terkena Zat kimia saat
menyemprot tanaman, dll.
Difesiensi Vitamin A- Xerophthalmia.

Vitamin A mempunyai pengaruh pada kesehatan anak-anak terutama pada daya


tahan tubuh dan perkembangan gerak motorik, selain itu kekurangan vitamin A
menjadi penyebab ketunanetraan pada anak-anak.
Glaukoma.
Cairan bening di dalam bagian depan mata tidak mengalir keluar sebagaimana
mestinya, sehingga ekanan yang berlebihan terjadi didlam bola mata , jika tidak
terkendali maka struktur mata yg lunak akan semakin rusak, dan penglihatan
menjadi kabur.
Katarak.
Yaitu kekeruhan atau keburaman pada lensa mata sehingga menghambat
masuknya cahaya kedalam mata.
Kelainan Mata Bawaan.
Yaitu sudah ada sejak anak dilahirkan atau bawaan (congenital).
Myopia (penglihatan dekat).
Terjai ketika bola mata lebih panjang dari pada yang normal atau apabila terdpat
perubahan di dalam bola mata sehingga mengakibtakan sinar membelok secara
abnormal.
Nistagmus.
Gerakan-gerakan mata yang tak terkendali yang menghentak-hentak secara tidak
sadar dan terus menerus ke semua arah maupun ke arah tertentu .
Ophthalmia Neonatorum.
Yaitu pandangan pada mata bayi yang baru lahir. Disebabkan oleh masuknya
bakteri dari rongga rahim ibu ke dalam mata bayi.
Penyakkit Kornea dan Pencangkokan Kornea.
kornea merupakan lapisan transparan pada bagian depan bola mata, apabila
terjadi kerusakan bisa dilakukan pertolongan dengan pencangkokan kornea.
Retinitis Pigmentosa (RP).
Ditandai dengan degenerasi retina dan choroid, Pada sekitar usia 10 atau 12
tahun pengidap mulai mengalami kesulitan melihat pada malam hari atau pada
tempat yang kurang cahaya.
Retinopati Diabetika.
Diabaetes jangka panjang mengakibatkan perubahan dalam pembuluh darah
halus pada retina yang mengakibatkan ketunanetraan.
Retinopati of Prematury.
Pernah diduga akibat pembedahan bayi yang baru lahir (sering kali prematur)
terhadap terlalu banyak oxygen di dalam inkubator , tetapi sekarang para ahli
tidak sepakat mengenai kepastian penyebabny.
Sobeknya dan lepasnya retina.
Gejala-gejala seperti adanya benda mengapung, kabut atau asap, kilatan-kilatan
cahaya dimata dapat merupakan pertanda adanya problem pada retina.
Strabismus.
Adanya ketidakseimbangan otot mata atau biasa disebut mata juling.
Trakhoma.
Merupakan penyakit menular yng menyerang kelopak mata atau kornea yang
dakibatkan oleh virus.
Tumor.
Terdapat banyak jenis kanker yang dapat tumbuh didalam atau disekitar mata,
yang paling umum adalah melanoma, kanker ganas yang nampak sebagai sebuah
titik warna.
Uveitis.
Yaitu peradangan pada uvea, lapisan tengah mata antara sclera dan retina.

c. PENCEGAHAN KETUNANETRAAN
Menurut Vision 2020 yaitu dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit,
pelatihan peronil, memperkuat infrastuktur perawatan mata yang ada,
penggunaan teknologi yang tepat dan terjangkau, dan mobilisasi sumber-
sumber.
WHO mempunyai 3 langkah yaitu memperkuat program kesehatan dasar mata,
penanganan secara efektif terhadap gangguan mata, mendirikan pusat layanan
optik.
Pencegahan ketunanetraan pada anak yaitu pencegahan berjangkitnya penyakit,
pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam penglihatan bila penyakit
telah berjangkit, meminimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan oleh penyakita
atau cidera yang telah dialami.

2. Uraikan pendidikan yang sesuai dengan siswa tuna netra di sekolah umum dalam
setting pendidikan inklusi !

Jawaban:
Pendidikan yang sesuai dengan siswa tunanetra di sekolah umum dalam setting
pendidikan inklusi harus memperhatikan kebutuhan khusus yang terkait dengan
ketunanetraan dan sekolah harus berusaha memenuhi kebutuhan khusus tersebut.
Selain itu tujuan pendidikan bagi anak tunanetra yaitu
 mampu berkomunikasi secara efektif
 memiliki kompetensi sosial
 mampu bekerja
 memiliki kemandirian pribadi
sedangkan dalam bidang kurikulum membutuhkan strategi khusus atau penyesuaian
bagi siswa tunanetra mencakup pengembangan konsep,, penggunaan teknik
alternative dan alat belajar khusus, ketrampilan social atau emosiaonal, ketrampilan
orientasi dan mobilitas, kehidupan sehari-hari, ketrampilan kerja, menggunakan sisa
penglihatan. Selain itu ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu individual,
kekongkritan atau pengalaman pengindraan, totalitas dan aktivitas mandiri serta
penggunaan media pembelajaran yang tep

3. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya ketuna runguan / gangguan


komunikasi serta dampak dan pendidikan bagi siswa tuna rungu / gangguan
komunikasi !
Jawaban:
a. DEFINISI
Tunarungu dapat diartikan merupakan satu istilah umum yang menunjukkan
ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar ( hard of hearing).

Orang yang tuli adalah orang yang mengalami ketidakmampuan mendengar,


sehingga mengalami hambatan didalam memproses informasi bahasa melalui
pendengarannya dengan atau tanpa alat bantu dengar ( hearing aid).

Sedangkan orang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya


dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup
memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa melalui
pendengarannya, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut
menggunakan alat bantu dengar, ia masih dapat mendengar dan menangkap
pembicaraan melalui pendengarannya.

Klasifikasi Tunarungu:
1. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diperoleh melalui tes
dengan menggunakan audiometer.
2. Berdasarkan saat terjadinya.
3. Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis.
4. Berdasarkan etiologi, atau asal usulnya ketunarunguan.

b. PENYEBAB
- Penyebab terjadinya tunarungu tipe Konduktif
1. Kerusakan yang terjadi pada telinga luar yang disebabkan tidak
terbentuknya lubang telingga bagian luar (atresia meatus akustikus
externus) yang dibawa sejak lahir, dan terjadinya peradangan pada lubang
telinga luar.
2. Kerusakan / gangguan pada telinga engah:

- Penyebab terjadinya tunarungu tipe sensorineural


1. Genetik : disebabkan gen yang yang diturunkan dari orangtuanya.
2. Nongenetik: rubella campak jerman, ketidak sesuaina darah ibu dan anak,
meningitis, trauma akustik yang disebabkan suara yang bising dalam
jangka waktu lama.

c. PENCEGAHAN
1. Upaya ang dilakukan sebelum menikah: menghindari pernikahan sedarah,
melakukan tes darah, melakukan konseling genetika.
2. Upaya pada waktu hamil:
- menjaga kesehatan dan memeriksaan kehamilan secara rutin.
- Mengkonsumsi gizi yang baik.
- Tidak mengkonsumsi obat sembarangan.
- Melakukan imunisasi anti titanus.
3. Upaya saat meahirkan: diupayakan tidak menggunakan alat penyedot
bayi, apabila ibu mengalami virus herpes simplek pada vaginanya maka
harus melahirkan secara operasi caesar.
4. Upaya pada masa setelah lahir: melakukan imunisasi dasar dan imunisasi
rubela, anak dengan sakit influenza harus segera diobati gar virus tidak
masuk pada rongga telinga tengah melalui saluran eustaschius, dan
menjaga telinga dari kebisingan, seperti menggunakn pelindung telinga
bagi para pekerja di pabrik.

d. DAMPAK
1. Dampak Tunarungu bagi anak.
- Dampak Tunarungu Terhadap Perkembangan Bicara dan Bahasa
- Dampak Tunarungu Terhadap Kemampuan Akademis
- Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Sosial-Emosional
- Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Fisik dan Kesehatan

2. Dampak gangguan komunikasi bagi anak.


- Hambatan dalam Berinteraksi Sosial: (Anak mengalami hambatan atau
gangguan dalam kemampuan berkomunikasi dengan orang lain ).
- Hambatan dalam Pengembangan Kemampuan Akademik: (Kemampuan
berbahasa baik secara reseptif maupun ekspresif memegang peranan
penting).

e. PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNA RUNGU.

1. Sistem Pendidikan bagi Anak Tunarungu


a. Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah
dari sistem pendidikan anak normal. Tempat pendidikannya sistem
pendidikan segregasi meliputi Sekolah Khusus, Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB), Kelas Jauh atau Kelas Kunjung.
b. Sistem Integrasi.
Sistem pendidikan yang memberi kesempatan kepada siswa
tunarungu untuk belajar bersama dengan siswa normal disekolah
biasa atau reguler.
c. Sistem Pendidikan Inklusif .
Pendidikan yang memberikan kesempatan pada asiswa tunarungu
untuk belajar bersama dengan siswa yang normal pada sekolah
reguler.

2. Metode Komunikasi
a. Metode oral-aural : metode berkomunikasi dengan cara yang lazim
digunakan oleh orang mendengar, yaitu melalui bahasa lisan.
b. Metode manual (isyarat) : metode komunikasi dengan menggunakan
bahasa isyarat dan ejaan jari, meliputi :
1. Abjad Jari : bentuk isyarat yang dibentuk oleh jari-jari tangan untuk
menggambarka abjad atau untuk mengeja huruf dan angka.
2. Ungkapan Badaniah atau Bahasa Tubuh → meliputi keseluruhan
ekspresi tubuh seperti sikap tubuh, ekspresi muka (mimik),
pantomimik dan gesti atau gerakan yang dilakukan seseorang secara
wajar dan alami.
3. Bahasa Isyarat asli → suatu ungkapan manual dalam bentuk isyarat
konvensional yang berfungsi sebagai pengganti kata, yang disepakati
bersama oleh kelompok atau daerah tertentu. Bahasa insyarat asli
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
4. Bahasa isyarat formal → bahasa nasional dalam isyarat yang biasanya
menggunakan kosakata isyarat dengan strutur bahasa yang sama
persis dengan bahasa lisan.

c. Komunikasi Total
- Komunikasi total merupakan suatu falsafah yang memungkinkan
terciptanya iklim komunikasi yang harmonis, dengan menerapkan
berbagai metode dan media komunikasi seperti system isyarat, ejaan jari,
bicara, membaca ujaran, amplifikasi (pengerasan suara dengan
menggunakan alat bantu dengar), gesti pantomimik, menggambarm,
menulis serta pemanfaatan sisa pendengaran sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan tunarungu secara perorangan .

3. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Siswa Tunarungu


- Posisi guru saat memeberikan penjelasan kepada siswa, hendaknya posisi
guru berhadapan dengan siswa (face to face)
- Dalam penempatan siswa di kelas regular, siswa tunarungu hendaknya
ditempatkan dibagian depan untuk mempermudah siswa membaca
ujaran (ucapan) guru
- Kegiatan anak tunarungu dalam membaca ujaran, tidak secepat anak
normal menangkap penjelasan Anda sebagai guru
- Penggunaan alat peraga yang bersifat visual harus diupayakan untuk
mempermudah siswa tunarungu memahami materi yang diajarkan
- Menghindari pemakaian metode ceramah , akan tetapi menggunakan
metode seperti demonstrasi, bermain peran
- Memodifikasi dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa,
seperti pada materi verbal IPS dan PPKN
- Anak tunarungu dikenal dengan anak yang miskin kosakata. Oleh karena
itu Anda harus sering memberikan tambahan kosa kata

4. Strategi pembelajaran.
Strategi Individualisasi, Strategi kooperatif, Strateg Modifikasi Perilaku
5. Media pembelajaran.
1. Media visual: Gambar, Grafis, Realita, Model, Slide
2. Media Audio: Program kaset suara
3. Audio-Visual: Program Video atau televise intruksional, Alat bantu
dengar (hearing aid)

6. Fasilitas pendukung.
Untuk keefektifan penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa
tunarungu disekolah regular, perlu adanya fasilitas pendukung, antara lain
adanya ruang sumber yang dilengkapindengan berbagai media-untuk
memfasilitasi pemberian layanan kekhususan, seperti layanan untuk
mengembangkan kemampuan komunikasi oral

7. Penilaian
Prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
berkesinambungan,menyeluruh,objektif dan adaptif,pedagogis.

4. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya tuna grahita


Jawaban:

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut individu yang


memiliki kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan di bawah rata-rata
karena adanya hambatan masa perkembangan, mental, emosi, sosial dan
fisik sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak
tunagrahita memiliki keterbatasan mental, yang perlu dididik dan dilatih
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mereka membutuhkan
dukungan yang lebih dari orang tua dan lingkungannya agar bisa hidup
mandiri. Oleh karena itu, anak tunagrahita membutuhkan layanan khusus
yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Berikut definisi dan pengertian tunagrahita yaitu

 Menurut Delphie (2006), tunagrahita ialah anak yang memiliki problema


belajar yang disebabkan adanya hambatan perkembangan inteligensi,
mental, emosi, sosial dan fisik.
 Menurut Somantri (2006), tunagrahita merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah
rata-rata. 
 Menurut Wardani (1996), tunagrahita ialah anak yang memiliki kecerdasan
intelektual (IQ) secara signifikan berada di bawah rata-rata (normal) yang
disertai dengan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan semua ini berlangsung pada masa perkembangan.
 Menurut Aproditta (2012), tunagrahita ialah individu yang memiliki
intelegensi yang signifikan di bawah rata-rata dan disertai dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa
perkembangan.

a) Penyebab terjadinya tunagrahita antara lain :


 Penyebab genetik dan kromosom
Yaitu Suatu kondisi yang disebabkan dari gen orang tua yang mengalami
kurangnya produksi enzim yang memproses protein dan terjadi penumpukan
asam yang disebut asam phenylpyruvic.
 Penyebab pada prakelahiran
Yaitu Terjadi setelah pembuahan hal ini paling berbahaya adanya penyakit
rubella.
 Penyebab pada saat kelahiran
Yaitu Kelahiran premature, adanya masalah dalam prose kelahiran seperti
oksigen.
 Penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja
Yaitu Penyakit radang selaput otak dan radang otak yang tidak tertangani
dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakan otak.

b) Cara Pencegahan ketunagrahitaan :


 Penyuluhan genetik dengan usaha mengkomunikasikan berbagai informasi
mengenai masalah genetik.
 Diagnostik prenatal dengan pemeriksaan kehamilan sehingga dapat
diketahui lebih dini apakah janin mengalami kelainan.
 Imunisasi dengan dilakukan kepada ibu hamil maupun anak balita.
 Tes darah dengan dilakukan kepada pasangan yang akan menikah untuk
menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih kelainan.
 Melalui program KB dengan dilakukan oleh Suami istri dapat mengatur
kehamilan dan menciptakan keluarga yang sejahtera.
 Tindakan operasi dilakukan atau dibutuhkan apabila ada kelahiran dengan
resiko tinggi , missal kekurangan oksigen.
 Sanitasi lingkungan dengan mengupayakan terciptnya lingkungan yang baik
sehingga tidak menghambat perkembangan bayi.
 Pemeliharaan kesehatan dengan pemeriksaan kehamilan, penyediaaan
vitamin, menghindari radiasi.
 Intervensi dini dengan dibutuhkan para orang tua agar dapat membantu
perkembangan anaknya secara dini.
 Diet sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan.

5. Jelaskan kebutuhan khusus dan profile pendidikan bagi anak tuna grahita !
Jawaban:
Karena kelianan yang disandangnya, anak tunagrahita membutuhkan
perhatian yang lebih khusus untuk memenuhi kebutuhannya. Adapun
kebutuhan anak tunagrahita di samping yang sudah dijelaskan diatas, secara
garis besar dapat dikelompikkan menjadi kebutuhan fisik dan kebutuhan
kejiwaan, yaitu:

Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik anak tunagrahita tidak berbeda dengan kebutuhan anak
normal. Kebutuhan ini menyangkut makan, minum, pakaian, dan perumahan.
Mereka juha memerlukan perawatan kesehatan pada umumnya dan
perawatan badan khususnya, bahkan mereka juga membutuhkan sarana
untuk bergerak, bermain, berolah raga, berekreasi, dan hal-hal yang
sejenisnya.
Kebutuhan Kejiwaan
Kebutuhan kejiwaan ini menyangkut kebutuhan akan penghargaan,
kebutuhan komunikasi, dan kebutuhan berkelompok.

Kebutuhan akan penghargaan. Anak tunagrahita pun ingin diperhatikan ingin


dipuji, ingin dihargai, ingin disapa dengan baik, ingin diperlakukan dengan
elusan kemanjaan, dan sebagainya. Banyak orang tua dirasakan “kurang
hangat” oleh anak tunagrahita hanya karena mereka hampir tidak pernah
menyatakan penghargaan terhadap kegiatan anak, atau terhadap sikap dan
kelakuan anak. orang tua sebaiknya murah hati dalam memberikan kata-kata
pujian jika anak melakukan suatu aktivitas yang baik. sebaliknya, orang tua
juga memberikan teguran seperlunya bila anak melakukan kesalahan. Yang
sangat penting, ialah bahwa perhatian orangtua dapat memberikan dukungan
dan dorongan kalau anak menghadapi sesuatu yang menyulitkan dirinya.

Kebutuhan akan komunikasi. Sebagai manusia, anak tunagrahita juga ingin


mengungkapkan diri. Anak tunagrahita mempunyai perasaan, keinginan, dan
mungkin pula mempunyai ide dan gagasan, sungguhpun ide atau gagasan itu
kecil atau kurang berarti. Mereka juga menyimpan bermacam-macam
pertanyaan dan permasalahan. Mereka tidak dapat menyembunyikan semua
itu dalam dirinya, tetapi mereka sukar menyatakannya. Akibatnya mereka
mengekspresikan komunikasi itu dengan kerewelan-kerewelan, dengan pola-
pola tingkah laku yang justru sulit dimengerti oleh orangtuanya.

Hal ini biasanya terjadi terutama pada anak tunagrahita berat dan sangat
berat. apabila orangtua tidak memahami hal itu dan mereka bungkam seribu
bahasa akan makna kerewelan/keganjilan tingkah laku anak, maka kebutuhan
mendasar tentang komunikasi ini tidak terpenuhi. Dialog antara orangtua
dengan anaknya tidak harmonis. selanjutnya, anak akan lebih terpukul
apabila orang tua hanya mau berbicara satu arah yaitu, menyuruh,
mengomel, membentak atau memaki, tanpa mau berusaha memahami
keterbatasan komunikasi anaknya.

Kebutuhan sosial (berkelompok). Masih ada kebutuhan-kebutuhan lain pada


anak tunagrahita terutama tunagrahita ringan dan sedang yang tidak berbeda
dengan anak-anak normal pada umumnya, yakni kebutuhan berkelompok.
Apabila dirangkum, kebutuhan itu adalah: diakui sebagai anggota keluarga,
mendapat pangakuan di depan teman-temannya, mendapatkan kedudukan
dalam kelompok, mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, penglaman
rekreasi dan olahraga sederhana, pengalaman menjadi anak berguna,
pengalaman menjadi hidup dengan penuh bahagia. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut tingkat pemenuhannya berbeda-beda pada masing-masing anak.
satu anak mungkin telah terpenuhi kebutuhan tertentu tetapi kebutuhan
lainnya belum. Hal tersebut tergantung pada berat ringan ketunagrahitaan
anak.
Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita
Anak tunagrahita sangat memerlukan pendidikan serta layanan khusus yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ada beberapa pendidikan dan
layanan khusus yang disediakan untuk anak tunagrahita, yaitu:
1) Kelas Transisi
Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus termasuk
anak tunagrahita. Kelas transisi sedapat mungkin berada disekolah reguler,
sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas
transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan
acuan kurikulum SD dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.
2) Sekolah Khusus (Sekolah Luar Biasa bagian C dan C1/SLB-C,C1)
Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan pada Sekolah
Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan pembimbing/pengajar
guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama keampuannya
(tunagrahita). Kegiatan belajar mengajar sepanjang hari penuh di kelas
khusus. Untuk anak tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB-C, sedangkan
anak tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB-C1.
3) Pendidikan terpadu
Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah reguler. Anak
tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di kelas yang sama
dengan bimbingan guru reguler. Untuk matapelajaran tertentu, jika anak
mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat bimbingan/remedial
dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB terdekat, pada ruang khusus
atau ruang sumber. Biasanya anak yang belajar di sekolah terpadu adalah
anak yang tergolong tunagrahita ringan, yang termasuk kedalam kategori
borderline yang biasanya mempunyai kesulitan-kesulitan dalam belajar
(Learning Difficulties) atau disebut dengan lamban belajar (Slow Learner).
4) Program sekolah di rumah
Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu mengkuti
pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya, misalnya: sakit.
Proram dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB (GPK)
atau terapis. Hal ini dilaksanakan atas kerjasama antara orangtua, sekolah,
dan masyarakat.
5) Pendidikan inklusif
Sejalan dengan perkembangan layaan pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus, terdapat kecenderungan baru yaitu model Pendidikan Inklusif. Model
ini menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan labelisasi anak
dengan prinsip “Education for All”. Layanan pendidikan inklusif
diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-
sama dengan anak reguler, pada kelas dan guru/pembimbing yang sama.
Pada kelas inklusi, siswa dibimbing oleh 2 (dua) orang guru, satu guru reguler
dan satu lagu guru khusus. Guna guru khusus untuk memberikan bantuan
kepada siswa tunagrahita jika anak tersenut mempunyai kesulitan di dalam
kelas. Semua anak diberlakukan dan mempunyai hak serta kewajiban yang
sama. Tapi saat ini pelayanan pendidikan inklusif masih dalam tahap rintisan
6) Panti (Griya) Rehabilitasi
Panti ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat, yang
mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah, dan pada umumnya
memiliki kelainan ganda seperti penglihatan, pendengaran, atau motorik.
Program di panti lebih terfokus pada perawatan. Pengembangan dalam panti
ini terbatas dalam hal :
a. Pengenalan diri
b. Sensorimotor dan persepsi
c. Motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu temapt ke tempat lain)
d. Kemampuan berbahasa dan dan komunikasi
e. Bina diri dan kemampuan sosial

Anda mungkin juga menyukai