NIM : 857735033
Layanan bagi siswa tunanetra tidak hanya dilaksanakan di sekolah khusus atau SLB-
A namun dapat juga dilaksanakan di sekolah umum bersama-sama dengan siswa-siswa pada
umumnya dalam setting pendidikan inklusif.
Agar siswa tunanetra dapat berhasil dalam belajarnya bersama-sama nama dengan
teman-teman sebayanya yang awas, sekolah harus memperhatikan kebutuhan khususnya,
terutama yang berkaitan dengan ketunanetraan dan sekolah harus berusaha memenuhi
kebutuhan khusus tersebut
Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra pada dasarnya sama dengan tujuan bagi
anak-anak lain. tujuan itu antara lain mencakup: mampu berkomunikasi secara efektif
memiliki kompetensi sosial, mampu bekerja, dan memiliki kemandirian pribadi. akan tetapi,
untuk dapat mencapai tujuan-tujuan ini siswa tunanetra memerlukan intervensi khusus
program pendidikan perlu dimodifikasi.
Bidang kurikulum yang membutuhkan strategi khusus atau penyesuaian bagi siswa
tuna netra itu itu antara lain mencakup pengembangan konsep, penggunaan teknik alternatif,
dan alat bantu belajar khusus, keterampilan sosial atau emosional keterampilan orientasi dan
mobilitas, keterampilan kehidupan sehari-hari keterampilan kerja, dan keterampilan
menggunakan sisa penglihatan
a. alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak tunanetra meliputi:
objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang diawetkan, tiruan atau model,
serta gambar.
b. alat bantu pembelajaran, antara lain meliputi: alat bantu menulis huruf braille
Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak tunanetra pada dasarnya sama
dengan yang dilakukan terhadap anak Awas, namun ada sedikit perbedaan yang
menyangkut materi tes atau soal dan teknik pelaksanaan tes. materi tes atau pertanyaan yang
diajukan kepada anak tunanetra tidak mengandung unsur-unsur yang memerlukan persepsi
visual dan apabila menggunakan tes tertulis, soal hendaknya diberikan dalam huruf braille
atau menggunakan rider apabila menggunakan huruf awas.
Tunarungu adalah ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat
sekali yang digolongkan kepada tuli dan kurang mendengar. orang tuli adalah seseorang
yang mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan di dalam
memproses informasi bahasa melalui pendengaran nya dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu dengar.
Penyebab
1. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada telinga luar yang dapat disebabkan
antara lain oleh
2. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada telinga tengah yang dapat
disebabkan antara lain oleh
a) Rudapaksa yaitu adanya tekanan atau benturan yang keras pada telinga
seperti karena jatuh, tabrakan, tertusuk dsb.
b) Terjadinya peradangan atau infeksi pada telinga tengah
c) Otosclerosis yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki tulang staples
d) Tympanisclerosis yaitu itu adanya lapisan kalsium atau zat kapur pada
gendang dengar dan tulang pendengaran
e) Anomali congenital dari tulang pendengaran atau tidak terbentuknya tulang
pendengaran yang dibawa sejak lahir
f) Disfungsi tuba eustachius (saluran yang menghubungkan rongga telinga
tengah dengan rongga mulut) akibat alergi atau tumor pada nasopharynx
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan oleh adanya gangguan komunikasi antara lain:
Ditinjau dari tempat atau sistem pendidikannya layanan pendidikan bagi anak
tunarungu dikelompokkan menjadi sistem segregasi dan integrasi atau terpadu. System
segresi merupakan system pendidikan yang yang terpisah dari penyelenggaraan
pendidikan untuk anak mendengar atau normal. Tempat pendidikan bagi anak tunarungu
meliputi sistem ini meliputi sekolah khusus (SLB-B), SDLB dan kelas jauh atau kelas
kunjung. Sistem pendidikan integrasi atau terpadu, merupakan sistem pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada anak tunarungu untuk belajar pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada anak tunarungu untuk belajar bersama anak mendengar
atau normal di sekolah umum atau biasa, melalui sistem ini anak tunarungu ditempatkan
dalam berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai dengan kemampuannya. Depdikbud
(1984) mengelompokkan bentuk keterpaduan tersebut menjadi kelas biasa. Kelas biasa
dengan ruang bimbingan khusus serta kelas khusus.
Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak mendengar atau normal,
akan tetapi dalam pelaksanaannya harus bersifat visual, artinya lebih banyak
memanfaatkan indera penglihatan siswa tunarungu
Pada dasarnya tujuan dari fungsi evaluasi dalam pembelajaran siswa tunarungu
sama dengan siswa mendengar atau normal yaitu untuk mengukur tingkat penguasaan
materi pelajaran, serta untuk umpan balik bagi guru. Kegiatan evaluasi bagi siswa
tunarungu harus memperhatikan prinsip-prinsip berkesinambungan, menyeluruh objektif
dan pedagogis. Sedangkan alat evaluasi secara garis besar dibagi atas dua macam yaitu
alat evaluasi umum yang digunakan dalam pembelajaran dikelas biasa dan alat evaluasi
khusus yang digunakan dalam pembelajaran di kelas khusus dan ruang bimbingan khusus.
4.Definisi Tunagrahita
Penyebab
Tempat pendidikan anak tunagrahita ialah di tempat khusus terutama bagi anak
tunagrahita yang kelainannya sedang dan berat sedangkan tunagrahita ringan dapat
ditempatkan di sekolah umum dengan segala variasinya yang disesuaikan dengan keadaan
anak tersebut
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita akan
mendukung tercapainya suasana belajar yang baik dan pada akhirnya tercapai tujuan
belajar. Strategi yang mungkin efektif digunakan di sekolah umum adalah strategi
pengajaran yang di individualisasi kan dan kooperatif dan modifikasi tingkah laku.
Media pelajaran anak tunagrahita selain media yang biasa digunakan pada proses
belajar serta umum diperlukan media khusus seperti media untuk latihan motorik latihan
keseimbangan dan latihan konsentrasi.
Evaluasi belajar anak tunagrahita mengacu pada evaluasi belajar anak biasa hanya
saja perlu dimodifikasi dalam waktu pelaksanaan evaluasi alat evaluasi kriteria
keberhasilan dan pencatatan hasil evaluasi.