Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM

NAMA : MUHAMMAD ALI FATONI

NIM : 857736794

1. Kurikulum di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan mulai dari 1968


sampai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan pernyataan tersebut anda diminta
untuk:

a. Menjelaskan berdasarkan teori relevan mengenai perubahan kurikulum!

kebijakan perubahan kurikulum merupakan upaya pemerintah untuk


memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan negara
maju di era global, tentunya menuju perubahan yang lebih baik, inovatif. Bukan hanya
sekedar formalitas sehingga orientasinya tidak pada “ganti menteri ganti pula
kurikulum. Salah satunya menerapkan Standar Nasional Pendidikan dan Badan
Nasional Standar Pendidikan sebagai acuan dasar pelaksanaan Pendidikan di Indonesia.
Walaupun dalam perjalananya, Kebijakan perubahan kurikulum (sebut saja yang paling
mutahir KTSP) mulai terlihat beberapa kelemahan, baik secara konseptual, muatan
kurikulum maupun sistem pembelajaran. Alih-alih mereformasi, sekadar kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
mana pedoman dan alat ukur keberhasilannya masih tetap sentralistik.
Berarti secara substansial nuansa reformasi kurikulum harus mampu memaknai
otonomi pendidikan yang sebenarnya. Reformasi pendidikan setengah hati akan
membingungkan para pelaku pendidikan yang sebenarnya. Persoalan yang sering kita
temui di lapangan jangankan menyusun kurikulum, menjalankan kurikulum yang sudah
ada sulitnya bukan main. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk
mengiringi suksesnya penyempurnaan kurikulum ini.
b. Apa jadinya apabila kurikulum tidak berubah?

apabila kurikulum tidak berubah Tentu saja pastinya akan kaku dan tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Pada hakikatnya pendidikan memiliki peran sentral
dalam kehidupan manusia. Ya, pendidikan berhubungan langsung dengan keberadaan
(eksistensi) manusia itu sendiri. Pendidikan sudah ada sejak manusia ada, meskipun
pendidikan baru ada setelahnya. Pada awalnya tugas pendidikan adalah tanggung jawab
penuh keluarga. Namun, saat ini sekolah belajar untuk bekerja sama dengan orang tua
dalam mendidik anak.
2. Pada Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan
pembelajarannya. Anda diminta untuk menjelaskan:

a. Urutan dan penjelasan dari pendekatan saintifik

1) Mengamati
Mengamati artinya membaca, mendengar, melihat, dan menyimak fenomena yang
terjadi di sekitar kehidupan. Dengan mengamati, maka siswa dapat menemukan
masalah untuk dicari solusinya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru
harus lebih teliti dan peka dalam menyediakan objek pengamatan untuk siswa agar
sesuai dengan konteks materi.
2) Menanya
Menanya adalah proses mempertanyakan suatu permasalahan dari objek yang
diamati. Siswa perlu didorong untuk berpikir kritis dalam mencari rumusan masalah.
Adapun peran guru adalah tidak memaksa siswa untuk bertanya dan memberikan
pujian pada pertanyaan yang sesuai kapasitas siswa.
3) Mencoba
Mencoba artinya melakukan usaha untuk memecahkan masalah dan menemukan
kebenaran hipotesa. Guru bertugas sebagai mentor yang membantu siswa dalam
bereksperimen.
4) Menalar
Menalar artinya memahami, mengaitkan, dan menganalisis suatu konsep dengan
konsep lainnya. Siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai sumber referensi yang
digunakan untuk mengolah data dari hasil percobaan. Peran guru adalah memantau
dari satu kelompok ke kelompok yang lain.
5. Mempresentasikan
Mempresentasikan artinya mengomunikasikan kinerja kelompok yang sudah diolah
dan disimpulkan. Siswa bisa menggunakan teknologi penunjang seperti laptop, LCD
projector, dan powerpoint. Peram guru adalah memberikan memperkuat konsep
yang sudah ditemukan oleh siswa.
b. Membuat rencana pembelajaran sederhana yang sesuai dengan pendekatan
tersebut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 2 Kebumen


Kelas/Semester : 1/1 (Satu)
Tema /Topik : Diriku
Subtema : 3. Aku Merawat Tubuhku
Pembelajaran :2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI
DASAR
Bahasa Indonesia:
3.2 Mengenal kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang
pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat
dengan cahaya yang terang) yang benar.

4.2 Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara


memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan
tangan atas-bawah, kiri- kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan
menulis di udara/ pasir/ meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak,
menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung, menjiplak
berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang)
dengan benar.

PJOK

3.4 Memahami prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan
bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui
permainan sederhana dan atau tradisional.

4.4 Mempratikkan prosedur menjaga sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan
bergerak secara lentur serta seimbang dalam rangka pembentukan tubuh melalui
permainan sederhana dan atau tradisional.

C. INDIKATOR

Bahasa Indonesia
3.2.4 Menunjukkan gambar jarak yang baik antara mata dan media menulis

3.2.5 Menunjukkan gambar posisi cahaya yang benar saat menulis

4.2.4 Mendemonstrasikan jarak yang baik antara mata dan media menulis

4.2.5 Mendemostrasikan pencahayaan yang baik saat menulis

PJOK

3.4.3 Menjelaskan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang
dalam rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau
tradisional.

4.4.3 Mempratikkan prosedur menjaga sikap berdiri secara lentur dan seimbang dalam
rangka pembentukan tubuh melalui permainan sederhana dan atau
tradisional.

D. MATERI

1. Sikap berdiri secara seimbang

2. Sikap duduk yang baik saat menulis

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Scientifc (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau
menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan)
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
1. Menyapa siswa dengan salam
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Mengajak siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing dengan dipimpin
oleh salah satu siswa
4. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
5. Melakukan apersepsi misalnya, “Siapa yang
sering memerhatikan petugas upacara saat
menyiapkan pasukannya?”.
Pendahuluan 15 menit
6. Memberi motivasi agar siswa semangat saat
pembelajaran berlangsung.
7. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
mengenai kegiatan yang akan dilakukan hari
ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari
kegiatan tersebut dengan Bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami.

1. Siswa membaca bacaan yang ada di


buku siswa secara bersama-sama.
(megamati)
2. Guru bertanya kepada siswa siapa yang
sudah merawat tubuh dengan baik,
Kegiatan Inti 75 menit
saling bertanya jawab. (menanya)
3. Guru menceritakan kegiatan upacara
bendera
4. Setelah berdiskusi dengan siswa
mengenai sikap berdiri saat upacara,
sampaikan pada siswa bahwa pada pertemuan
hari ini akan dilakukan latihan baris berbaris.
5. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
besar.
6. Tiap kelompok dilatih untuk baris-
berbaris secara bergantian
7. Guru memberi contoh instruksi saat
berbaris seperti: “siap grak!” “Lencang
depan grak!” dan “tegak grak!”
8. Guru mengoreksi jika ada keliruan-
keliruan siswa dalam melakukan gerakan
tersebut
9. Setelah baris-berbaris selesai, guru
meyuruh siswa kembali duduk.
10. Guru menjelaskan cara duduk yang
baik saat menulis, dengan menunjukkan
gambar contoh sikap duduk yang baik.
11. Siswa mengerjakan LKS dengan posisi
duduk yang baik.
1. Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil belajar yang
telah dipelajari
Penutup
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
15 menit
ketercapaian materi)
3. Melakukan penilaian hasil belajar berupa
evaluasi tertulis.
4. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
dengan dipimpin salah satu siswa

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


Sumber Pembelajaran
Hendrifiana, Yusfina dkk. 2016. Diriku : Buku Guru/ Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Hendrifiana, Yusfina dkk. 2016. Diriku : Buku Siswa/ Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Media Pembelajaran
1. Gambar sikap duduk saat menulis dengan benar.

H. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian Proses

1) Penilaian pengetahuan / kognitif

- Jenis Penilaian : tes tertulis

- Bentuk Penilaian : lembar penilaian daftar periksa

2) Penilaian sikap
- Jenis Penilaian : non tes

- Bentuk Penilaian : lembar pengamatan sikap

b. Penilaian Hasil Belajar

Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tertulis.

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Proses

Penilaian Kinerja

b. Penilaian Hasil Belajar


Isian Singkat

Kebumen, 9 November 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 2 Kebumen Guru Kelas

DARIYAH, S.Pd. MUHAMMAD ALI FATONI


NIP. 19621009 198608 2 002 NIP. ………………..

3. Pada masa pandemik ini tentu mengharuskan guru membuat keputusan situasional
terkait dengan kurikulum dan proses pembelajaran yang diberikan. Anda diminta
untuk menjelaskan

a. Mengapa perlu dilakukannya penyederhanaan kurikulum pada saat pandemik


ini?

Karena Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi ini banyak
melahirkan kendala, baik yang dialami guru, orang tua maupun murid. Selain itu
tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan
dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi. Hal ini jika terus
dibiarkan tentu akan berpotensi menimbulkan banyak dampak negatif yang
berkepanjangan bagi pendidikan Indonesia, khususnya peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa.

Kondisi pendidikan akibat Covid-19 ini pun kemudian menuntut adanya


sebuah perubahan dan kebijakan terkait pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Akan
tetapi prinsip kebijakan harus tetap mempertimbangkan keselamatan peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat pada umumnya.
Dari permasalahan tersebut itu dikeluarkanlah kebijakan penyederhanaan
kurikulum. Artinya bahwa muatan konten dan kompetensi yang selama ini menjadi
target pencapaian pembelajaran di kelas harus direvisi dari sisi kuantitas, kualitas, dan
prioritas kompetensi dasar. Kompetensi harus lebih disederhanakan yang berorientasi
pada kompetensi dasar prasyarat dan esensial yang penting untuk kecakapan hidup,

b. Jelaskan proses pembelajaran seperti apa yang paling sesuai dengan situasi seperti
sekarang ini!

Beberapa ahli sudah menggodok tentang metode pembelajaran yang cocok selama
pandemi ini :

1) Project Based Learning.


Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama
untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong
royong, dan empati dengan sesama. Menurut Mendikbud, metode project based
learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk
kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.
Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona
kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini,
tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2) Daring Method.
Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa
dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari
Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi
permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya
bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan
baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di
sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.
Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap
berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

3) Luring Method.
Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan.
Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan
memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas
buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol
ketat new normal. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model
pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang
untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan
kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi
mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem
daring.

4) Home Visit Method.

Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada
metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar
mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home
visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan, metode ini
disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud
Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan
untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian,
materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena
materi pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.
5) Integrated Curriculum.
Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof.
Zainuddin Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas
Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih
efektif bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan
projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode pembelajaran yang satu
ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan
metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang
melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi kesempatan
untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran lainnya.
Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di
semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi
pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.

6) Blended Learning.
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan
sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap
muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.
Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa
metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk
meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar

Anda mungkin juga menyukai