Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM

NAMA : TIN WAROTUL FATIMAH


NIM 857738046

1. Kurikulum di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan mulai dari 1968


sampai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan pernyataan tersebut anda diminta
untuk:

a. Menjelaskan berdasarkan teori relevan mengenai perubahan kurikulum!

kebijakan perubahan kurikulum merupakan upaya pemerintah untuk


memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan negara
maju di era global, tentunya menuju perubahan yang lebih baik, inovatif. Bukan hanya
sekedar formalitas sehingga orientasinya tidak pada “ganti menteri ganti pula
kurikulum. Salah satunya menerapkan Standar Nasional Pendidikan dan Badan
Nasional Standar Pendidikan sebagai acuan dasar pelaksanaan Pendidikan di Indonesia.
Walaupun dalam perjalananya, Kebijakan perubahan kurikulum (sebut saja yang paling
mutahir KTSP) mulai terlihat beberapa kelemahan, baik secara konseptual, muatan
kurikulum maupun sistem pembelajaran. Alih-alih mereformasi, sekadar kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
mana pedoman dan alat ukur keberhasilannya masih tetap sentralistik.
Berarti secara substansial nuansa reformasi kurikulum harus mampu memaknai
otonomi pendidikan yang sebenarnya. Reformasi pendidikan setengah hati akan
membingungkan para pelaku pendidikan yang sebenarnya. Persoalan yang sering kita
temui di lapangan jangankan menyusun kurikulum, menjalankan kurikulum yang sudah
ada sulitnya bukan main. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk
mengiringi suksesnya penyempurnaan kurikulum ini.
b. Apa jadinya apabila kurikulum tidak berubah?

apabila kurikulum tidak berubah Tentu saja pastinya akan kaku dan tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Pada hakikatnya pendidikan memiliki peran sentral
dalam kehidupan manusia. Ya, pendidikan berhubungan langsung dengan keberadaan
(eksistensi) manusia itu sendiri. Pendidikan sudah ada sejak manusia ada, meskipun
pendidikan baru ada setelahnya. Pada awalnya tugas pendidikan adalah tanggung jawab
penuh keluarga. Namun, saat ini sekolah belajar untuk bekerja sama dengan orang tua
dalam mendidik anak.
2. Pada Kurikulum 2013 digunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan
pembelajarannya. Anda diminta untuk menjelaskan:

a. Urutan dan penjelasan dari pendekatan saintifik

1) Mengamati
Mengamati artinya membaca, mendengar, melihat, dan menyimak fenomena yang
terjadi di sekitar kehidupan. Dengan mengamati, maka siswa dapat menemukan
masalah untuk dicari solusinya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru
harus lebih teliti dan peka dalam menyediakan objek pengamatan untuk siswa agar
sesuai dengan konteks materi.
2) Menanya
Menanya adalah proses mempertanyakan suatu permasalahan dari objek yang
diamati. Siswa perlu didorong untuk berpikir kritis dalam mencari rumusan masalah.
Adapun peran guru adalah tidak memaksa siswa untuk bertanya dan memberikan
pujian pada pertanyaan yang sesuai kapasitas siswa.
3) Mencoba
Mencoba artinya melakukan usaha untuk memecahkan masalah dan menemukan
kebenaran hipotesa. Guru bertugas sebagai mentor yang membantu siswa dalam
bereksperimen.
4) Menalar
Menalar artinya memahami, mengaitkan, dan menganalisis suatu konsep dengan
konsep lainnya. Siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai sumber referensi yang
digunakan untuk mengolah data dari hasil percobaan. Peran guru adalah memantau
dari satu kelompok ke kelompok yang lain.
5. Mempresentasikan
Mempresentasikan artinya mengomunikasikan kinerja kelompok yang sudah diolah
dan disimpulkan. Siswa bisa menggunakan teknologi penunjang seperti laptop, LCD
projector, dan powerpoint. Peram guru adalah memberikan memperkuat konsep
yang sudah ditemukan oleh siswa.
b. Membuat rencana pembelajaran sederhana yang sesuai dengan pendekatan
tersebut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 29

IDAI Kelas / Semester : I (Satu) / 2

Tema 7 : Benda Hewan dan Tanaman di Sekitarku

Sub Tema 3 : Tumbuhan di Sekitarku

Pembelajaran : 5

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan
sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

Indikator ;
 Membaca teks tentang tempat tinggal tumbuhan
 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan tempat tinggalnya sesuai dengan teks
yang dibaca.
 Menuliskan nama dan deskripsi tanaman berdasarkan tempat tinggalnya sesuai
dengan teks
Matematika
Kompetensi Dasar (KD)
3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi
rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah
anggotanya
4.9 Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal dan menyajikannya
dalam grafik konkrit dan piktograf tanpa menggunakan urutan label pada
sumbu horizontal
Indikator ;
 Mengumpulkan data tempat tinggal tumbuhan
 Membaca grafik gambar tentang tempat tinggal tumbuhan
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan tanaman yang hidup di air
dengan benar.
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang
hidup di air dengan benar.
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang
hidup di darat dengan benar.
 Setelah mengamati lingkungan sekitar, siswa dapat menyebutkan jenis
tanaman berdasarkan tempat tinggal dengan benar.
 Dengan mengamati contoh, siswa dapat membuat diagram untuk
mengklasifikasi tanaman berdasarkan tempat hidup dengan benar.
 Setelah mengamati gambar, siswa dapat membaca grafik gambar mengenai
jumlah tumbuhan dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
 Kelompok Tanaman Darat dan Tanaman Air
 Membaca Grafik Gambar
E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
Pembelajaran melalui video call

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu
pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak 10 menit
semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Benda, Hewan
dan Tanaman di Sekitar”.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan
Inti Langkah-langkah kegiatan bagian satu : 175 menit
 Siswa diajak mengamati lingkungan sekitar.
Kegiatan ini sangat efektif jika di sekitar
lingkungan sekolah terdapat kolam/rawa. Jika
tidak memungkinkan, minta siswa mengamati
gambar yang ada di buku. (Mengamati)
 Siswa mengamati bahwa sebagian tumbuhan
dapat hidup di darat dan sebagian yang lain
hidup di air.
 Siswa menyebutkan beberapa contoh
tumbuhan darat dan tumbuhan air yang
mereka ketahui. (Mengekplorasi)
 Kegiatan kemudian dilanjutkan di kelas.
Siswa diminta untuk membaca teks di buku
siswa.
 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan kartu berisi
nama tumbuhan dengan berbagai tempat
tinggalnya. Berikan penjelasan tambahan
untuk tumbuhan yang tempat tinggalnya
menempel pada tumbuhan lain.
(Mengekplorasi)
 Dalam waktu tertentu, minta siswa
mengelompokkan tumbuhan tersebut
berdasarkan tempat tinggalnya.
 Perwakilan siswa menyampaikan hasil
pengelompokannya. Siswa lain
mendengarkan dan saling memeriksa
pekerjaannya. (Mengasosiasi)
 Siswa menulis dan menggambarkan beberapa
contoh tumbuhan darat dan tumbuhan air
pada buku siswa. (Mengkomunikasikan)
Langkah-langkah kegiatan bagian dua :
 Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai contoh membuat sebuah grafik
gambar di papan tulis. Kemudian, guru dan
siswa bersama-sama membahas data pada
grafik gambar tersebut. (Mengamati)
 Siswa melanjutkan kegiatan individu
menganalisis grafik gambar tentang jumlah
tanaman darat dan air dengan menjawab
pertanyaan pada buku siswa. (Menanya)
 Kegiatan diakhiri dengan diskusi kelas
mengenai beberapa jenis tumbuhan yang
dapat hidup di kedua tempat, di darat dan di
air. Termasuk diskusi mengenai beberapa
jenis tanaman yang jarang/belum dikenal oleh
siswa. (Mengekplorasi)
 Guru menyampaikan kepada siswa akan
melakukan video call saat siswa di rumah
untuk memberikan umpan balik terhadap
materi yang telah dipelajari.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 15 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)

3. Pada masa pandemik ini tentu mengharuskan guru membuat keputusan situasional
terkait dengan kurikulum dan proses pembelajaran yang diberikan. Anda diminta
untuk menjelaskan

a. Mengapa perlu dilakukannya penyederhanaan kurikulum pada saat pandemik


ini?

Karena Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi ini banyak
melahirkan kendala, baik yang dialami guru, orang tua maupun murid. Selain itu
tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan
dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi. Hal ini jika terus
dibiarkan tentu akan berpotensi menimbulkan banyak dampak negatif yang
berkepanjangan bagi pendidikan Indonesia, khususnya peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa.

Kondisi pendidikan akibat Covid-19 ini pun kemudian menuntut adanya


sebuah perubahan dan kebijakan terkait pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Akan
tetapi prinsip kebijakan harus tetap mempertimbangkan keselamatan peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat pada umumnya.

Dari permasalahan tersebut itu dikeluarkanlah kebijakan penyederhanaan


kurikulum. Artinya bahwa muatan konten dan kompetensi yang selama ini menjadi
target pencapaian pembelajaran di kelas harus direvisi dari sisi kuantitas, kualitas, dan
prioritas kompetensi dasar. Kompetensi harus lebih disederhanakan yang berorientasi
pada kompetensi dasar prasyarat dan esensial yang penting untuk kecakapan hidup,

b. Jelaskan proses pembelajaran seperti apa yang paling sesuai dengan situasi seperti
sekarang ini!
Beberapa ahli sudah menggodok tentang metode pembelajaran yang cocok selama
pandemi ini :

1) Project Based Learning.


Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama
untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong
royong, dan empati dengan sesama. Menurut Mendikbud, metode project based
learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk
kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.
Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona
kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini,
tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2) Daring Method.
Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa
dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari
Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi
permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya
bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan
baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di
sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.
Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap
berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

3) Luring Method.
Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan.
Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan
memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas
buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol
ketat new normal. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model
pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang
untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan
kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi
mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem
daring.

4) Home Visit Method.

Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada
metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar
mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home
visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan, metode ini
disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud
Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan
untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian,
materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena
materi pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.
5) Integrated Curriculum.
Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof.
Zainuddin Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas
Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih
efektif bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan
projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode pembelajaran yang satu
ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan
metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang
melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi kesempatan
untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran lainnya.
Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di
semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi
pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.

6) Blended Learning.
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan
sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap
muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.
Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa
metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk
meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar

Anda mungkin juga menyukai