Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL II

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUTOR : Dr. Rini Sugiarti, M.Si, Psikolog

UT UPBJJ SEMARANG

SOAL.

1. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya ketuna


netraan serta dampak ketunanetraan bagi kehidupan seseorang !
2. Uraikan pendidikan yang sesuai dengan siswa tuna netra di
sekolah umum dalam setting pendidikan inklusi !
3. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya ketuna
runguan / gangguan komunikasi serta dampak dan pendidikan
bagi siswa tuna rungu / gangguan komunikasi !
4. Jelaskan definisi, penyebab, cara pencegahan terjadinya tuna
grahita
5. Jelaskan kebutuhan khusus dan profile pendidikan bagi anak
tuna grahita !
NAMA : SITI AZIZATUN
NIM : 857735058

JAWABAN

1. A. Definisi ketunanetraan adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali
hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan
pengihatannya untuk membaca tulisan.

B. Penyebab Ketunanetraan :
1) Albinisme
Kondisi herediter dimana terdapat kekurangan pigmen pada sebagian atau
seluruh tubuh. Orang yang mengidap albinisme biasanya penglihatannya
buruk, retinanya berkembng secara tidak sempurna, terlalu peka terhadap
cahaya ( silau ), dan mengalami nystagmus ( gerakan otot yang abnormal
yang mengakibatkan matanya terus- menerus berkedip ).
2) Amblyopia
Penglihatan yang buruk yang tidak diakibatkan oleh suatu penyakit yang
dapat teramati, dan yang tidak dapat dikoreksi dengan kaca mata.
3) Buta warna
Kondisi ini menonjol kejadiannya pada laki-laki, pada umumnya merupakan
karakteristik yang diwariskan berdasarkan garis kelamin melalui
chromosome jantan, meskipun dapat pula terjadi akibat keracunan atau
penyakit retina.
4) Cedera ( trauma ) dan radiasi
Cedera merupakn penyebab kecacatan, dan cedera pada mata. Perlindungan
mata sangat penting agar terhindar dari radiasi.
5) Defisiensi vitamin A
Defisiensi vitamin A merupakan salah satu penyebab utama ketunanetraan
pada anak-anak. Defisiensi vitamin A dapat mempengaruhi fungsi organ-
organ tubuhlainnya selain dari mata.
6) Glaucoma
Kondisi ini cairan bening didalam bagian depan mata tidak mengalir ke luar
sebagaimana mestinya, sehingga tekanan yang berlebihan terjadi di dalam
bola mata.
7) Katarak
Kekeruhan atau keburaman pada lensa mata sehingga menghambat masuknya
cahaya ke dalam mata.
8) Kelainan mata Bawaan
Sudah ada sejak lahir, kondisi mata bawaan seperti retinoblastoma kondisi
yang benar-benar herediter.
9) Myopia ( pengllihatan dekat )
Terjadi apabila bola mata lebih panjang dari pada yang normal atau apabila
terdapat perubahan di dalam bola mata sehingga mengakibatkan sinar
membelok secara abnormal.
10) Nystagmus
Gerakan otot mata yang menghentak-hentak secara tak sadar dan terus
menerus .
11) Ophthalmia neonatorum
Peradangan pada mata bayi baru lahir. Ophthalmia neonatorum muncul
segera setelah bayi lahir, penyebab penyakit ini masuknya bakteri dari rongga
rahim sang ibu ke dalam mata bayi.
12) Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
Cedera pada kornea , dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan atau
kebutaan yang permanen, sangat serius.
13) Retinis pigmentosa
Ditandai dengan degenerasi retina dan choroid, biasanya disertai dengan
perkembangan pigmen yang berlebihan.
14) Retinopati Diabetika
Diabetes jangka panjang sering mengakibatkan perubahan di dalam
pembuluh darah halus pada retina.
15) Retinopathy of prematurity
Terjadi karena adanya pembesaran yang abnormal dari pembuluh darah di
dalam mata dan akibatnya terjadi luka pada jaringan di dalam bola mata,
pendarahan, copotnya retina.
16) Sobeknya dan Lepasnya Retina
Sebagaian dari proses penuaan, kadang karena sobekan pada retinanya.
17) Strabismus
Mata juling disebabkan karena ketidakseimbangan otot mata.
18) Trachoma
Penyakit menular, karena virus yang menyerang kelopak mata dan kornea.
19) Tumor
Terdapat banyak jenis kanker yanf dapat tumbuh di sekitar mata. Yang paling
umum adalah melanoma, kanker ganas yang tampak sebagai sebuah titik
warna.
20) Uveitis
Peradangan pada uvea yaitu lapisan mata antara sclera dan retina.

C. Cara pencegahaan ketunanetraan :

a) Pencegahan primer, pencegahan berjangkitnya penyakit.


b) Pencegahan sekunder, pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam
penglihatan serta kehilangan penglihatan bila penyakit telah terjangkit.
c) Pencegahan tersier, minimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan oleh
penyakit atau cedera yang telah dialami.

10 strategi pencegahan ketunanetraan :


1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan kesehatan bagi masyarakat
7. Penyuluhan genetic
8. Perundang-undangan mengatur produksi dan pengedaran barang mainan yang
berbahaya.
9. Deteksi dan intervensi
10. Meningkatkan hygiene dan perwatan kesehatan.

D. Dampak ketunanetraan bagi kehidupan seseorang :


Kelaianan penglihatan atau ketunanetraan menimbulkan dampak langsung dan
damapak tidak langsung pada penyandangnya. Dampak langsung,
berupa keterbatasan yang terjadi pada individu karena mengalami kelainan
penglihatan seperti tidak dapat/ kesulitan dalam melihat, dan kesulitan/terbatas dalam
bermolitas.

2. Bidang kurikulum membutuhkan strategi khusus atau penyesuaian bagi siswa tunanetra
mencakup pengembangan konsep,, penggunaan teknik alternative dan alat belajar khusu,
ketrampilan social/ emosiaonal, ketrampilan orientasi dan mobilitas, kehidupan sehari-
hari, ketrampilan kerja, menggunakan sisa penglihatan. Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu individual, kekongkritan/ pengalaman pengindraan, totalitas dan
aktivitas mandiri. Penggunaan media pembelajaran yang tepat.
3. Definisi Tunarungu
A. Ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli dan kurang dengar. Orang yang tuli adalah seseorang yang
mengalami ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan di dalam
memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu dengar.

B. Penyebab Tunarungu

1. Tipe konduktif
a) Kerusakan gangguan yang terjadi pada telinga luar yang disebabkan oleh
tidak terbentuknya lubang telinga bagian luar yang dibawa sejak lahir,
terjadinya peradangan pada lubang telinga luar.
b) Kerusakan gangguan yang terjaddi pada telinga tengah disebabkan oleh :
ruda paksa, peradangan infeksi pada telinga tengah, otosclerosis,
tympanisclerosi, anomaly congenital, disfungsi tuba austachii.
2. Tipe sensorineural
a) Disebabkan factor genetic atau keturunan
b) Factor nongenetik, antara lain :
 Rubella campak jerman disebabkan oleh virus yang sering berbahaya
dan sulit didiagnosa.
 Ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak.
 Meningitis yaitu radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
yang menyerang telinga dalam.
 Trauma akustik disebabkan oleh adanya suara bising.
C. Cara pencegahan tunarungu
1. Upaya yang dilakukan sebelum menikah
a. Menghindari pernikahan sedarah
b. Melakukan pemeriksaan darah
c. Melakukan konseling genetic
2. Upaya pada waktu hamil
a. Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur
b. Mengkonsumsi gizi seimbang
c. Tidak meminum obat sembarangan , karena dapat menyebabkan keracunan
d. Melakukan imunisasi anti tetanus
3. Upaya pada saat melahirkan
a. Tidak menggunakan alat penyedot saat melahirkan
b. Apabila ibu terkena virus herpers, maka kelahiran harus melalui operasi
Caesar.
4. Upaya pada masa setelah lahir
a. Melakukan imunisasi dasar serta imunisasi yang sangat penting bagi wanita.
b. Apabila anak mengalami sakit influenza, harus segera diobati.
c. Menjaga telinga dari kebisingan.

D. Dampak tunarungu
1. Dampak tunarungu terhadap perkembangan bicara dan bahasa
Anak tunarungu terutama sejak lahir, tidak memperoleh stimulus bunyi-bunyi
bahasa yang dapat ditiru sebagai awal perkembangan bicara dan bahasa.
2. Dampak tunarungu terhadap kemampuan akademis.
Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan mereeka
yang mendengar. Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah
dibanding anak mendengar seusianya.
3. Dampak tunarungu terhadap aspek social emosional
Anak tunarungu mengalami kesulitan untuk melibatkan anak tersebut dalam
keadaan dan kejadian sehari-hari. Kekurangan pemahaman terhadap bahasa lisan
dan tulisan.
4. Dampak tunarungu terhadap aspek fisik dan kesehatan
Anak tunarungu mengalami ganguuan keseimbangan sehingga cara berjalannya
kaku dan agak membungkuk.
5. Dampak gangguan komunikasi bagi anak.
Hambatan dalaam berinteraksi social, gangguan kemampuan berkomunikasi , akan
mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hambatan dalam
pengembangan kemampuan akademik, gangguan dalam berbahasa dapat
menghambat seseorang dalam menngembangkan kemampuan akademiknya.

E. Pendidikan bagi siswa tunarungu


1. System pendidikan segregasi : system pendidikan yang terpisah dari system
pendidikan anak normal. Tempat pendidikan yaitu :
a. Sekolah khusus ( SLB-B ). Jenjang TK
b. Sekolah dasar luar biasa ( SDLB ) jenjang SD
c. Kelas jauh / kelas kunjung. Disediakan untuk memberi pelayanan pendidikan
bagi anak luar biasa yeng bertempat tinggal jauh dari SLB/SDLB.
2. System integrase. Merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan
siswa tunarungu untuk belajar bersama-sama dengan siswa normal di sekolah
biasa.
3. System pendidikan inklusif.
Merupakan pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa tunarungu untk
belajar bersama –sama dengan siswa di sekolah biasa. Sekolah dituntut untuk
melakukan penyesuaian daik dalam segi kurikulum, sarana dan prasarana maupun
system pembelajarannya.

4. Definisi tunagrahita
A. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut individu yang memiliki
kecerdasan intelektual (IQ) secara signifikan di bawah rata-rata karena adanya
hambatan masa perkembangan, mental, emosi, sosial dan fisik sehingga tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan
mental, yang perlu dididik dan dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Mereka membutuhkan dukungan yang lebih dari orang tua dan lingkungannya agar
bisa hidup mandiri. Oleh karena itu, anak tunagrahita membutuhkan layanan khusus
yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Berikut definisi dan pengertian tunagrahita :

1. Menurut Delphie (2006), tunagrahita adalah anak yang memiliki problema belajar
yang disebabkan adanya hambatan perkembangan inteligensi, mental, emosi, sosial
dan fisik.
2. Menurut Somantri (2006), tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. 
3. Menurut Wardani (1996), tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan
intelektual (IQ) secara signifikan berada di bawah rata-rata (normal) yang disertai
dengan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan semua ini
berlangsung pada masa perkembangan.
4. Menurut Aproditta (2012), tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi
yang signifikan di bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan.

B. Penyebab terjadinya tunagrahita :


a. Penyebab genetic dan kromosom
Suatu kondisi yang disebabkan dari gen orang tua yang mengalami kurangnya
produksi enzim yang memproses protein dan terjadi penumpukan asam yang
disebut asam phenylpyruvic.
b. Penyebab pada prakelahiran
Terjadi setelah pembuahan hal ini paling berbahaya adanya penyakit rubella.
c. Penyebab pada saat kelahiran
Kelahiran premature, adanya masalah dalam prose kelahiran seperti oksigen.
d. Penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja
Penyakit radang selaput otak dan radang otak yang tidak tertangani dengan baik
sehingga mengakibatkan kerusakan otak.
C. Cara Pencegahan ketunagrahitaan :
a. Penyuluhan genetic
Usaha mengkomunikasikan berbagai informasi mengenai masalah genetic.
b. Diagnostic prenatal
Pemeriksaan kehamilan sehingga dapat diketahui lebih dini apakah janin
mengalami kelainan
c. Imunisasi
Dilakukan kepada ibu hamil maupun anak balita.
d. Tes darah
Dilakukan kepada pasangan yang akan menikah untuk menghindari kemungkinan
menurunkan benih-benih kelainan.
e. Melalui program KB
Suami istri dapat mengatur kehamilan dan menciptakan keluarga yang sejahtera.
f. Tindakan operasi
Dibutuhkan apabila ada kelahiran dengan resiko tinggi , missal kekurangan
oksigen.
g. Sanitasi lingkungan
Mengupayakan terciptnya lingkungan yang baik sehingga tidak menghambat
perkembangan bayi.
h. Pemeliharaan kesehatan
Pemeriksaan kehamilan, penyediaaan vitamin, menghindari radiasi.
i. Intervensi dini
Dibutuhkan para orang tua agar dapat membantu perkembangan anaknya secara
dini.
j. Diet sesuai dengan petunjuk ahli kesehatan

5. Kebutuhan khusus anak tunagrahita


1. Kebutuhan pendidikan . pendidikan dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan potensi yang dimiliki individu. Anak tunagrahita
membutuhkan hal- hal, yaitu :
 Jenis mata pelajaran
 Waktu belajar
 Kemampuan bina diri
2. Kebutuhan social dan emosi
Mereka mengalami kesulitan dlam membersihkan diri, memasuki dunia remaja.
Masalah tersebut akan berkembang menjadi gangguan emosional termasuk
keluarganya. Dibutuhkan bantuan para ahli terkait baik untuk anak itu sendiri
maupun orang tua agar menerima keadaan anaknya dan mau membantu
anaknya mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Kebutuhan fisik dan kesehatan
Bagi tunagrahita sedang dan berat kemungkinan mereka mengalami gangguan
fisik dan ketidakmampuan dalam memelihara diri sehingga mereka cenderung
mengalami sakit.

Profil pendidikan anak tunagrahita, tujuan yang terletak di luar jangkauan kemampuan
anak tunagrahita tidak perlu dipaksakan harus dikuasai oleh anak tunagrahita.
Tunagrahita mungkin perlu mendapat penekanan khusu, misalnya dirumuskan lebih
terperinci. Tujuan pendidikan nak tunagrahita seperti yang diungkapkan oleh Kirk
( 1986 )yaitu: dapat mengembangkan potensi diri dengan sebaik-baiknya, dapat
menolong diri, berdiri sendiri dan berguna bagi masyarakat, memiliki kehidupan lahir
batin yang layak.

1. Tujuan pendidikan anak tunagrahita


a. Anak tunagrahita ringan : agar dapat mengurus dan membina diri, agar dapat
bergaul di msyarakat, agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal dirinya.
b. Anak tunagrahita sedang : agar dapat mengurus diri, seperti makan, minum,
berpakaian dan kebersihan badan, agar dapat bergaul dengan anggota keluarga
dan tetangga, agar dapat mengerjakan sesuatu rutin dan sederhana.
c. Anak tunagrahita berat dan sangat berat : agar dapat mengurus diri secara
sederhana, agar dapat melakukan kesibukan yang bermanfaat, agar dapat
bergembira seperti menonton tv,nyanyi.
A. Tempat pendidikan
1. Sekolah khusus, ada yang menyediakan asrama sehingga murid
bisa tinggal di asrama tersebut. Tetapi ada juga sekolah harian,
anak berada di sekolah saat jam sekolah saja. Pengelompokan
murid didasarkan pada usia kronologisnya dan usia mentalnya
diperhatikan pada saat kegiatan pelajaran berlangsung.penyusunan
program menggunakan individualized educational program ,
maksudnya program disusun berdasarkan kebutuhan tiap individu.
2. Kelas jauh
Kelas yang dibentuk jauh dari sekolah induk karena di daerah
tersebut banyak aanak luar biasa. Administrasi kelas jauh banyak
dikerjakan di sekolah khusus, sedangkan administrasi kegiatan
belajar mengajar dikerjakan oleh guru pada kelas jauh.
3. Guru kunjung
Guru berkinjung ke tempat anak tersebut dan memberi pelajaran
sesuai kebutuhan anak.
4. Lembaga perawatan
Disediakan khusus bagi anak tunagrahita yang tergolong berat dan
sangat berat. Mereka mendapat pelayanan pendidikan dan
perawatan .
B. Disekolah umum dengan system integrase ( terpadu )
1. Di kelas biasa tanpa kekhususan baik bahan pelajaran maupun
guru.
2. Di kelas biasa dengan guru konsultan
3. Dikelas biasa dengan guru kunjung
4. Di kelas biasa dengan ruang sumber
5. Di kelas khusus sebagian waktu
6. Kelas khusus

C. Di sekolah biasa dengan system inklusif


Berbeda dengan system integrasi, pada system inklusif anak tunagrahita
berada di sekolah itu bersama dengan anak biasa selama mengikuti
pendidikan disana dan mendapatkan program yang sesuai dengan
kemampuannya.
2. Ciri khas pelayanan
a. Ciri-ciri khusus
1. Bahasa yang digunakan
2. Penempatan anak tunagrahita di kelas
3. Ketersediaan program khusus
b. Prinsip khusus
1. Prinsip skala perkembangan mental
2. Prinsip kecepatan motoric
3. Prinsip keperagaan
4. Prinsip pengulangan
5. Prinsip individualisasi
3. Materi
Materi pelajaran harus lebih mengutamakan materi pelajaran yang mempunyai ciri
kecepatan motoric yang mengandung unsur praktek.
4. Strategi pembelajaran
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan pendidikan pada umumnya, hanya saja dalam
menentukan strategi pembelajaran harus memperhatikan tujuan pembelajaran,
karakteristik murid dan ketersediaan sumber. Berikut beberapa strategi yang dapat
digunakan dalam mengajar anak tunagrahita:
a. Strategi pengajaran yang diindividualisasikan
b. Strategi kooperatif
c. Strategi modifikasi tingkah laku
5. Media
Media yang digunakan membutuhkan media seperti alat bantu belajar yang lebih
banyak. Alat –alat khusus antara lain form board, puzzle, latihan kematangan indra,
latihan peranaan, penciuman, mengurus diri.
6. Sarana
Sarana yang digunakan tunagrahita hiperaktif dibuat secara khusus agar anak tidak
bergerak terus menerus, ukuran papan tulis dan penempatannya harus dapat
digunakan oleh semua anak, warna tidak mencolok sehingga tidak mengganggu
perhatian anak.
7. Fasilitas pendukung
Perlunya alat terapi bicara, alat permainan, miniature yang berkaitan dengan
pelajarannya.

8. Evaluasi
Membutuhkan rumusan ketentuan mengingat berat dan ringannya ketunagrahitaan.
a. Waktu mengadakan evaluasi
b. Alat evaluasi
c. Kriteria keberhasilan
d. Pencatatan hasil evaluasi

Anda mungkin juga menyukai