Anda di halaman 1dari 22

Pendidikan

Anak Tunanetra
Nama Kelompok

1. TRIA NENCY (856087671)


2. BAMBANG PRASETYO (856087291)
3. NELI FARIDAH (856087159)
Definisi dan Klasifikasi
Tunanetra

Definisi dan Klasifikasi


Tunanetra
Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali hingga mereka
yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan
penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya
normal meskipun dibantu dengan kacamata
(Persatuan tunanetra Indonesia/Pertuni (2004)
KB 1 :
Definisi, Klasifikasi, Penyebab dan Cara
Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
Definisi legal berdasarkan Peraturan
Perundang Undangan
Digunakan pada profesi Medis untuk menentukan apakah seseorang
berhak memperoleh akseskeuntungan tertentu seperti : asuransi
tertentu,bebas bea transportasi dan untuk menentukan perangkat
alat bantu yang sesuai dengankebutuhannya. Ada 2 aspek yang diukur
a. ketajaman penglihatan
b. medan pandang
Klasifikasi ketajaman penglihatan menurut
WHO

Snellen Chart
Mata normal : 6/6 hingga 6/18
Mata kurang awas : <6/18 hingga >3/60
Buta : <3/60
Definisi Edukasional/
Fungsional
Secara edukasional, seseorang dikatakan
tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran
dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus
atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar
Klasifikasi
Ketunanetraan:

1) Tunanetra sebelum dan sejak lahir

2) Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil 1) Tunanetra ringan
3)Tunenatra pada usia sekolah atau pada 2) Tunanetra setengah berat.
masaremaja 3) Tunanetra berat.
4) Tunanetra pada usia dewasa
5) Tunanetra dalam usia lajut.
Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. Albinisme 11. Ophthalmia neonatorum
2. Ambiyopia 12. Penyakit Kornea
3. Buta Warna 13. Retinitis Pigmentosa
4. Cedera dan radiasi 14. Strabismus
5. Devisiensi Vitamin A 15. Trakhoma
6. Glaukoma 16. Tumor
7. Katarak 17. Uveitis
8. Kelainan Mata Bawaan 18. Retinopati Diabetika
9. Myopia 19. Retinophaty Prematurity
10. Mistagmus 20. Sobek dan lepasnya retina
Penyebab utama kebutaan di Indonesia

Katarak Glaukoma

Ulkus Kornea
Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. Albinisme 11. Ophthalmia neonatorum
2. Ambiyopia 12. Penyakit Kornea
3. Buta Warna 13. Retinitis Pigmentosa
4. Cedera dan radiasi 14. Strabismus
5. Devisiensi Vitamin A 15. Trakhoma
6. Glaukoma 16. Tumor
7. Katarak 17. Uveitis
8. Kelainan Mata Bawaan 18. Retinopati Diabetika
9. Myopia 19. Retinophaty Prematurity
10. Mistagmus 20. Sobek dan lepasnya retina
Pencegahan Terjadinya
ketunanetraan

• Memperkuat program kesehatan dasar • Pencegahan primer


mata • Pencegahan sekunder
• Pencegahan tersier
• Mengembangkan pelayanan terapi dan
pembedahan ntuk menangani gangguan
mata yang dapat disembuhkan

• Mendirikan pusat pelayanan optik dan


pelayanan penyandang tunanetra
Sepuluh Strategi utama
mencegah ketunanetraan

a. Penggunaan prosedur yang sistematis


b. Pemberian imunisasi
c. Perawatan kehamilan yang tepat
d. Perawatan bayi yang baru lahir
e. Perbaikan gizi
f. Pendidikan kepada masyarakat
g. Penyuluhan genetika
h. Perundang undangan
i. Deteksi dini
j. Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan
KB 2 :
Dampak Ketunanetraan Terhadap Kehidupan
Seorang Individu
Dampak Ketunanetraan Terhadap
kehidupan seseorang Individu

Semua informasi yang akan


diproses diotak melewati 3
1. Indra Pendengaran a. Visualisasi
prosesor dalam bentuk: 2. Indra perabaan
a. Linguistik b. Ingatan kinestetik
3. Indra Penciuman c. Persepsi obyek
b. Non linguistic
4. Sisa Indra Penglihatan
c. Afektif
Bagaimana Membantu Seorang
Tunanetra

- Kontak pertama Jika anda ingin menunjukkan arah kepada


- Cara memegang seorang tunanetra, tidak bisa sekedar sambil
- Posisi pegangan mengatakan “kesana” atau “kesini” tetapi
- Jalan sempit harus lebih spesifik, misalnya 10 meter
- Membuka/menutup pintu kedepan, 5 langkah kekanan dan sebagainya.
- Melewati tangga
- Melangkahi lubang
- Duduk di kursi
- Naik ke dalam mobil
KB 3 :
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah
Umum dalam Setting Pendidikan Inklusif
KEBUTUHAN KHUSUS
PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
1. Kehilangan penglihatan dapat mengakibatkan terlambatnya perkembangan konsep yang apabila tidak
mendapat intervensi yang efektif, berdampak sangat buruk terhadap perkembangan sosial, emosi,
akademik, dan vokasionalnya.
2. Siswa tunanetra sering harus belajar melalui media alternative, menggunakan indra-indra lain.
3. Siswa tunanetra sering memerlukan pengajaran individual karena pengajaran klasikal untuk belajar
(keterampilan social-emosional, keterampilan orientasi dan mobilitas, dan keterampilan-keterampilan
khusus sehari-hari ) yang mungkin tidak akan begitu bermakna baginya.
4. Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-keterampilan khusus serta buku materi dan peralatan
khusus untuk belajar melalui media alternative.
5. Siswa tunanetra terbatas dalam memperoleh informasi melalui belajar secara insidental karena mereka
sering tidak menyadari adanya kegiatan-kegiatan kecil yang terjadi di dalam lingkungannya
Alat Bantu Belajar Khusus Siswa Tunanetra

Braille
Media Pembelajaran
Alat bantu yang biasa digunakan dalam pembelajaran siswa tunanetra adalah
· Reglet & pen (stylus)
· Mesin ketik Braille
· Papan huruf dan optacon
· Kaca pembesar
· OHP
· CCTV
· Slide Proyektor
· Papan hitung (cubaritme)
· Sempoa
· Kalkulator berbicara
· Tape recorder
EVALUASI PEMBELAJARAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pelaksanaan tes antara lain :
1) Tes atau pertanyaan tidak mengandung unsur-unsur yang memerlukan
persepsi visual
2) Soal yang diberikan pada siswa yang tergolong buta harus dalam
bentuk braille
3) Peniaian harus bersifat objektif sesuai kemampuan tidak karena rasa
kasihan
4) Waktu pelaksanaan tesnya lebih lama dibandingkan dngan siswa awas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai