Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS

MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA

DI SUSUN OLEH :
Riris Romaito Hutapea
Intan
Rabiah
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN

A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA

B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN

C. PENCEGAHAN TERJADINYA
KETUNANETRAAN
A.Definisi dan Klasifikasi Tunanetra
Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan
penglihatan, yaitu:
1.Definisi legal adalah definisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Terdapat dua aspek yang diukur yaitu
ketajaman penglihatan (visual acuity) dan medan pandang
(visual field)
2.Definisi edukasional adalah definisi untuk tujuan pendidikan
atau definisi fungsional yaitu yang difokuskan pada seberapa
banyak sisa penglihatan seseorang dapat bermanfaat untuk
keberfungsian sehari-hari.
B. Penyebab terjadinya ketunanetraan
Berikut adalah beberapa kondisi umum yang menyebabkan ketunanetraan, antara
lain:
• Albinisme
• Amblyopia
• Buta warna
• Defisiensi vitamin A – Xerophthalmia
• Glaukoma
• Katarak
• Kelainan mata bawaan
• Myopia (penglihatan dekat)
• Nistagmus
• Ophthalmia Neonatorum
• Penyakit kornea dan pencangkokan kornea
• Retinitis Pigmentosa (RP)
• Retinopati Diabetika
• Retinopathy of prematurity
• Sobeknya dan lepasnya retina
• Strabismus
• Trakhoma
• Tumor
• Uveitis
C. Pencegahan terjadinya ketunanetraan
10 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketunanetraan, antara lain:

1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10.Meningkatkan higiene dan perawatan kesehatan
KEGIATAN BELAJAR 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU

A. PROSES PENGINDRAAN

B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN

C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI


OBYEK

D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG


TUNANETRA
A. PROSES PENGINDERAAN
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari
lingkungan dan mengirimkannya ke otak untuk diproses, disimpan,
dan ditindaklanjuti. Masing-masing organ pengindraan bertugas
memperoleh informasi yang berbeda-beda. Informasi auditer berupa
bunyi atau suara diperoleh melalui telinga.

B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN


1. Indra pendengaran
2. Indra perabaan
3. Indra penciuman
4. Sisa indra penglihatan

C. VISUAL, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK


1. Visualisasi, adalah cara lain bagi individu tunanetra untuk
mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan
membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan
ingatan visual (visual memory) atau visualisasi (juga disebut peta
mental).
2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik (kinesthetic memory) adalah ingatan tentang kesadaran gerak
otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi
dan keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di
bagian atas dari telinga bagian dalam

3. Persepsi obyek (Object Perception)


Adalah suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari
suatu benda hadir disampingnya atau hadir di hadapannya meskipun dia tidak
memiliki penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu.

D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA


1. Cara menuntun orang tunanetra
a. Kontak pertama
b. Cara memegang
c. Posisi pegangan
d. Jalan sempit
e. Membuka/menutup pintu
f. Melewati tangga
g. Melangkahi lubang
h. Duduk dikursi
i. Naik kedalam mobil
2. Cara mengorientasikan
Jika ingin menunjukan arah menuju suatu tempat atau
benda kepada seorang tunanetra, tidak bisa sekedar
menunjuk sambil mengatakan “ke sana” atau “ke sini”,
tetapi harus lebih spesifik. Misalnya 5 langkah ada tv, 10
langkah ada pintu, dan sebagainya.
KEGIATAN BELAJAR 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING
PENDIDIKAN INKLUSI

A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA

B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

C. EVALUASI PEMBELAJARAN
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
Berikut adalah penjelasan untuk beberapa dari kebutuhan khusus
tersebut, yaitu:
1. Pengembangan konsep
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus
3. Keterampilan sosial/emosional
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan

B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN


6. Strategi pembelajaran
• Strategi individualisme
• Strategi kooperatif, dan
• Strategi modifikasi perilaku
2. Media pembelajaran
• Alat peraga
• Alat bantu pembelajaran
C. EVALUASI PEMBELAJARAN

Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra yang


tergolong buta, hendaknya dalam bentuk huruf braille,
sedangkan siswa low vision menggunakan huruf biasa dengan
menyesuaikan ukuran hurufnya dengan penglihatannya.

Kedua, bersifat objektif dalam memberikan penilaian sesuai


dengan kemampuannya.

Ketiga, waktu pelaksanaan tes yang diberikan untuk siswa


tunanetra hendaknya lebih lama dibandingkan dengan siswa yang
lainnya.
RANGKUMAN

Semua anak berhak dan layak mendapatkan pendidikan disekolah-


sekolah meskipun si anak tersebut termasuk anak berkebutuhan
khusus. Peran seorang guru sangat penting untuk menangani,
membantu dan memberikan motivasi kepada anak yang
berkebutuhan khusus.

Guru juga harus memberikan penjelasan serta pengertian kepada


siswa lainnya agar tidak memilih-milih teman untuk bergaul dan
menghindari sifat bully. Selain itu guru juga harus bersikap adil di
dalam memberikan pembelajaran maupun penilaian kepada
siswanya sesuai dengan kemampuan serta keadaan yang dimiliki
oleh siswa tersebut.
Demikian HasiL
Presentasi Kelompok kami

Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai