Kelompok 3 :
Definisi Seorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajarannya dia memerlukan alat bantu
edukasional / khusus, metode khusus/teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan/dengan
fungsional penglihatan yang terbatas.
Ketunanetraan dibagi dalam 2 kelompok yaitu buta (blind) dan kurang awas (low vision)
a. Prophylaxis : Penggunaan prosedur yang sistematis dan jika perlu penggunaan medikasi untuk
pencegahan primer terhadap suatu gangguan (seperti gonorrhea)
b. Imunisasi : vaksinasi terhadap penyakit infeksi (campak, rubella, dsb )
c. Perawatan kehamilan yang : Strategi ini memerlukan pelayanan kesehatan yang maju dan sumber ekonomi
tepat
d. Perawatan neonatal : pemberian perawatan yang tepat bagi bayi yang baru lahir
e. Perbaikan gizi : pemberian vitamin A secara teratur
f. Pendidikan : pendidikan masyarakat melalui media massa/lebih spesifik pendidikan kesehatan
mengenai penyakit endemic lokal seperti campak
g. Penyuluhan genetika : belum dilaksanakan dalam skala besar
h. Perundang-undangan : ketentuan yang mengatur produksi dan pengedaran barang mainan yang berbahaya
i. Deteksi dan intervensi dini : (untuk meningkatkan interaksi dan perkembangan) serta perawatan bagi penyakit yang
berpotensi mengakibatkan ketunanetraan seperti katarak bawaan, glaucoma bawaan
j. Meningkatkan hygiene dan : terutama selama saat infeksi dan sakit
perawatan kesehatan
Kegiatan Belajar 2
2 mispersepsi yang saling bertentangan di kalangan masyarakat awam tentang keadaan yang mungkin terbentuk bila
orang kehilangan indra penglihatannya :
Pertama, banyak orang percaya bahwa bila orang kehilangan penglihatannya maka hilang pulalah semua persepsinya
Kedua, orang tunanetra akan mengembangkan indra ke-6 untuk menggantikan fungsi indra penglihatan
A. Proses Pengindraan
• Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan mengirimkannya ke otak untuk
diproses, disimpan dan ditindaklanjuti.
• Masing-masing organ pengindraan bertugas memperoleh informasi yang berbeda-beda.
• Informasi yang dipersepsi melalui organ pengindraan melewati 3 prosesor dan dikodekan dalam bentuk linguistic,
nonlinguistik atau afektif
1. Indra Pendengaran
Dengan dilatih, pendengaran akan peka terhadap bunyi kecil di rumah seperti tetesan air yang bocor, desau computer yang
lupa tidak dimatikan.
Dengan melatih ketrampilan pendengaran seperti ini, tanpa menggunakan indra penglihatan, seorang tunanetra dapat
menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang sekitar melalui sumber bunyi yang ada
2. Indra Perabaan
• Indra perabaan tidak terbatas pada tangan saja.
• Arus udara yang menerpa wajah dapat menginformasikan bahwa pintu / jendela telah dibiarkan terbuka.
• Kaki dapat belajar mendeteksi perbedaan antara karpet, tikar, dan permukaan lantai
• Bagi tunanetra, tongkat merupakan perpanjangan fungsi indra perabaan
3. Indra Penciuman
Indra penciuman dapat membantu seorang tunanetra dalam mengenali lingkungan.
Contohnya : Jika tidak bisa membedakan kunyit dan jahe, maka bisa dikenali lewat baunya
Jenis alat peraga dan alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran anak tunanetra:
Dalam pelaksanaan tes tertulis (di sekolah terpadu) ada hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Pertama, soal yang diberikan kepada siswa tunanetra yang tergolong buta, hendaknya dalam bentuk huruf braille,
sedangkan bagi siswa low vision dapat menggunakan huruf biasa yang ukurannya disesuaikan dengan kemampuan
penglihatannya
Kedua, harus obyektif dalam mengevaluasi pencapaian prestasi belajar siswa tunanetra/memberikan penilaian yang sesuai
dengan kemampuannya
Ketiga, waktu pelaksanaan tes bagi siswa tunanetra hendaknya lebih lama dibandingkan dengan pelaksanaan tes untuk
siswa awas
Terima Kasih