Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1 Geografi Manusia

Nama : Gonxha Bojaxhiu Obed Setiabumi

NIM : 21/473204/GE/9472

Prodi : Pembangunan Wilayah

Analisis Perbandingan Kependudukan Indonesia dengan Korea Selatan

Piramida Penduduk Korea Selatan

Tahun 1990 (kiri) dan Tahun 2020 (kanan)

Data yang pertama menunjukan bagaimana kondisi kependudukan negara Korea


Selatan melalui piramida penduduk. Bisa kita katakan dalam beberapa dekade terakhir
piramida kependudukan Korea Selatan mengalami perubahan yang signifikan. Dalam
piramida kependudukan yang pertama ditunjukan kondisi kependudukan Korea Selatan
pada tahun 1990, bentuk piramid masih seperti kerucut, dengan angka kelahiran yang
lumayan tinggi dan usia harapan hidup rendah. Hal ini berakibat pada jumlah penduduk
Korea yang mengalami peningkatan pertahun rata-rata sejumlah 3 persen sepanjang
dekade tersebut.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Jika kita lihat dari piramida
penduduk pada tahun 2020 terjadi penurunan pertumbuhan penduduk yang signifikan.
Angka kelahiran bayi seiring berjalannya waktu mengalami penurunan dan angka
harapan hidupnya juga semakin tinggi dikarenakan majunya teknologi disana. Menurut
angka sensus terbaru yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan,
Korea Selatan memiliki 51.829.023 orang pada 31 Desember 2020, turun 20.838 dari
akhir 2019. Hal ini dikarenakan angka kelahiran lebih sedikit dari pada angka
kematiannya. Untuk 2020, Korea Selatan melaporkan 275.815 kelahiran, turun 10,65
persen dari tahun sebelumnya. Tetapi 307.764 orang meninggal pada tahun 2020,
meningkat 3,1 persen dari 2019 (Yonhap News Agency, 2021).

Hal ini terjadi karena masyarakat Korea sudah mulai terbuka dengan
perkembangan zaman. Tidak hanya berprinsip untuk memiliki keluarga kecil, sebagian
masyarakatnya bahkan memilih untuk tidak menikah. Hal ini berdasar pada keinginan
untuk mencapai kesuksesan dalam karir pribadi masyarakat. Mereka beranggapan bahwa
memiliki anak menghambat kemajuan karir mereka karena dibutuhkan biaya, waktu, dan
perhatian lebih untuk membesarkan anak. Sebagian warga juga memutuskan untuk
membentuk keluarga kecil karena mereka ingin mengasilkan manusia yang berkualitas.
Ketika kualitas SDM meningkat maka bidang-bidang lain akan secara otomatis
meningkat pula. Seperti ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain lain. Dengan prinsip
dan pola pikir tersebut seperti Korea Selatan sekarang sudah menjadi negara maju dan
masuk kedalam 12 besar negara terkaya di dunia.

Jika kita bandingkan dengan negara Indonesia, Menteri Perencanaan


Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan
bahwa pada sekitar tahun 1950an korea selatan dengan Indonesia sama-sama masuk
kedalam jajaran negara miskin, tetapi pada tahun 1990 ekonomi dan perkembangan korea
selatan melaju kencang. Karena perkembangan tersebut, Korea Selatan menghadapi
masalah kependudukan Jika dilihat dari grafik beberapa dekade terakhir pertumbuhan
penduduk Korea Selatan jauh di bawah rata-rata. Jika terus belangsung hal ini pada
generasi selanjutnya di Korea Selatan akan kekurangan manusia untuk menjalankan roda
ekonominya.
Piramida Penduduk Indonesia 2010

Piramida Penduduk Indonesia 2020

Di Indonesia sendiri sedang terjadi permasalahan kependudukan, tidak dalam


konteks kekurangan SDM namun justru sebaliknya. Pertumbuhan penduduk Indonesia
mengalami pembengkakan setiap dekadenya. Dalam piramida pertama bisa dilihat bahwa
pada tahun 2010 piramida penduduk indonesia masih berbentuk kerucut. Laju
Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama 2010-2020 rata-rata sebesar 1,25 persen,
melambat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar 1,49 persen (Badan Pusat
Statistik, 2021). Angka tersebut cukup besar untuk rata-rata pertumbuhan penduduk
dunia. Kemudian melalui piramida kependudukan kedua, sensus yang dilakukan pada
2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk hasil SP2020
bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010. Jika kita padankan dengan luas
daratan Indonesia yang sebesar 1,9 juta km2, maka kepadatan penduduk Indonesia
sebanyak 141 jiwa per km2. Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun selama 2010-2020
rata-rata sebesar 1,25 persen, melambat dibandingkan periode 2000-2010 yang sebesar
1,49 persen (Badan Pusat Statistik, 2021).

Berbeda dangan Indonesia, penduduk Korea Selatan sudah memiliki cara pandang
yang berbeda tentang memiliki keturunan. Masyarakat Korea sudah memegang prinsip
small family bahkan sebagian dari mereka memilih untuk child free. Sedangkan di
Indonesia sendiri masih marak dengan isu pernikahan dini. Selain itu pemikiran “banyak
anak, banyak rejeki” masih tersebar luas.

Hal ini menjadi pertanyaan bagi banyak orang, bagaimana bisa dalam waktu
singkat pertumbuhan penduduk dua negara sangat berbeda? Dilihat dari pola sosial
budaya yang mendasari Indonesia dan Korea Selatan memang pada dasarnya berbeda.
Kehidupan bermasyarakat Indonesia sangat kental dengan budaya lokal, tradisi, dan
agama. Hal ini tentunya berpengaruh pada pola pikir dan anggapan yang ada di
masyarakat. Anggapan ketika kita sudah mencapai umur tertentu harus menikah dan
memiliki anak sudah menjadi hal yang lumrah, apalagi masyarakat indonesia terbiasa
dengan keluarga yang besar. Selain itu program kb belum terlaksana dengan baik,
menurunnya angka kematian, dan persebaran penduduk yang tidak merata juga menjadi
faktor lainnya. Luas indonesia juga memengaruhi keadaan ini, karena masih tersedianya
lahan, kesadaran akan meledaknya populasi di Indonesia masih rendah. Hal-hal seperti
itulah yang membuat pertumbuhan penduduk Indonesia melaju pesat. Jika terus dibiarkan
hal ini akan menjadi bom waktu bagi indonesia.

Oleh karena itu, dengan bercermin pada kondisi Korea Selatan seharusnya kita
bisa memanfaatkan sumber daya alam dan bonus demografi yang kita miliki untuk
mengembangkan potensi. Selain itu, sebagai generasi muda yang berpendidikan
seharusnya kita sudah bisa tegas untuk memiliki prinsip small family. Selain menjadi
bentuk dukungan terhadap program pemerintah, small family mengarahkan kita untuk
tidak bersikap egois. Masa depan generasi selanjutnya harus mementingkan kualitas
bukan kuantitas. Peran pemeirntah untuk meingkatkan kualitas sumber daya manusianya
juga sudah mulai diterapkan dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun.
Dengan meningkatnya pengetahuan diharapkan kesadaran masyarakat untuk memiliki
keluarga kecil dan berkualitas akan semakin tinggi.
Daftar Pustaka

Ajriah. (n.d.). Sumber Belajar Kemendikbud. Retrieved from


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Jumlah%20Penduduk
%20-%20dwi/Jumlah-Penduduk.html
Aku Pintar. (2021, April). Piramida Penduduk: Jenis, Bentuk, dan Karakteristik
Piramida Penduduk. 1. Retrieved from https://akupintar.id/info-pintar/-
/blogs/piramida-penduduk-jenis-bentuk-dan-karakteristik-piramida-penduduk
Badan Pusat Statistik. (2021). bps.go.id. Retrieved from
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-
2020.html
Badan Pusat Statistik. (2021, January 21). Hasil Sensus Penduduk 2020. 1. Retrieved
from https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-
penduduk-2020.html
Badan Pusat Statistik. (n.d.). bps.go.id. Retrieved from
https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html
BBC News. (2019, Oktober 18). Korsel alami masalah populasi, warganya enggan
menikah dan punya anak. Retrieved from https://www.bbc.com/indonesia/vert-
cap-50093398
Buol, R. A. (2019). Penduduk Indonesia akan capai 270 juta pada 2020. Retrieved
from https://zonautara.com/2019/09/14/penduduk-indonesia-akan-capai-270-
juta-pada-2020/
Kedutaan Besar Republik Korea unutk Indonesia. (2015). Jumlah Penduduk. Retrieved
from https://overseas.mofa.go.kr/id-id/wpge/m_2732/contents.do
Slide To Doc. (n.d.). Retrieved from https://slidetodoc.com/komposisi-penduduk-
kependudukan-di-indonesia-berdasarkan-hasil-sensus-2/
Suartha, N. (2016, Juli 1). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGGINYA.
World Meters. (2021). South Korea Population Live. Retrieved from
https://www.worldometers.info/world-population/south-korea-population/
Yonhap News Agency. (2021, Januari 3). S. Korean population falls for 1st time on
record low births. Retrieved from https://m-
en.yna.co.kr/view/AEN20210103002100315?section=national/national

Anda mungkin juga menyukai