PEMULA
TIM PENGUSUL :
i
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
IDENTITASDAN URAIAN UMUM........................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
RINGKASAN................ ...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...........................................................................................1
1.2 Masalah Penelitian .........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1
1
RINGKASAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-
AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini berkembang
secara pandemik. Masalah-masalah terkait HIV-AIDS adalah mulai dari
penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan problem yang
sangat kompleks. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2015)
menyatakan bahwa penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas pada
orang-orang yang dekat dengan seks bebas atau obat-obat terlarang, tetapi dapat
mengenai siapa saja, termasuk ibu rumah tangga, anak-anak bahkan petugas
kesehatan.
1
Di Indonesia sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV
sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV.
Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (38.464 kasus), terendah Sulawesi
Barat (36 kasus) dan Sumatera Barat (1.136 kasus) menempati urutan ke 20.
Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada
heteroseksual (46, 2 persen) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun
(3, 4 persen), dan LSL (Lelaki sesama Lelaki) (24,4 persen). Sementara AIDS
kelompok umur, persentase tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0 persen), 30-39
tahun (29,4 persen), 40-49 tahun (11,8 persen), 50-59 tahun (3,9 persen)
kemudian 15-19 tahun (3 persen). Sedangkan korban meninggal terinfeksi HIV-
AIDS hingga 2015 mencapai 156 orang. Di Sumatera Barat kota padang
menempati urutan pertama kasus HIV-AIDS sebanyak 488 orang disusul dengan
Bukittinggi sebanyak 171 orang, Bukittinggi menjadi daerah dengan kepadatan
temuan tertinggi.
Diagnosa HIV-AIDS kerap kali membawa ketakutan dalam diri ODHA dan
keluarga. Penelitian Arriza dkk (2011) menemukan bahwa reaksi ODHA ketika
pertama kali didiagnosa positif adalah kebingungan, terkejut (shock), kecemasan,
dan penyangkalan mengenai diagnosa tersebut. Reaksi berikutnya yang terjadi
adalah isolasi atau menarik diri dari lingkungan. Hal ini biasanya terjadi karena
kecemasan akan stigma dan diskriminasi dari masyarakat kepada mereka.
Mereka merasa terintimidasi dengan lingkungan sekitarnya dan merasa
mendapatkan penghakiman akibat status HIV mereka. Orang Dengan HIV-AIDS
(ODHA) adalah sebutan bagi mereka yang secara positif didiagnosa terinfeksi
HIV. Belum adanya obat untuk menyembuhkan mereka menjadi suatu ketakutan
akan ancaman kematian. Tingginya stigma masyarakat terhadap penderita
HIV-AIDS menyebabkan banyak perlakuan diskriminatif baik dalam hal
pekerjaan, perawatan, pengobatan, pendidikan maupun dalam hal lainnya
(Djoerban, 2000). Menurut Caplin (2004) stigma adalah satu cacat atau cela pada
karakter seseorang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2012) di salah satu desa di
kecamatan Tanjung Morawa menunjukkan bahwa stigma terhadap ODHA
berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat atas keberadaan ODHA.
Masyarakat masih memandang penderita HIV orang yang perlu dihindari, karena
masyarakat mengangap mereka yang terinfeksi akan menularkan penyakitya ke
pada orang lain. Masyarakat takut dan pada akhirnya mengucilkan penderita
HIV, masyarakat berfikir bahwa penyakit HIV adalah penyakit yang sangat
ditakuiti, sangat menular dan sangat mematikan (Waluyo, dkk., 2007).
Ada dua sikap yang bisa muncul dari keluarga terhadap individu yang dengan
HIV-AIDS, yaitu menerima atau menolak. Secara normatif, sebagian besar orang
tentunya menyatakan telah menerima keberadaan mereka, sebab bagaimanapun
mereka telah ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga. Namun pada
kenyataannya, respon”penerimaan” masing-masing individu tidaklah selalu
sama. Respon inilah yang menjelaskan apakah mereka telah benar-benar
menerima atau sebenarnya melakukan penolakan, dengan cara dan perlakukan
tertentu yang menjelaskan tentang bagaimana pola sebuah keluarga untuk dapat
menyesuaikan diri dengan keberadaan individu yang berbeda tersebut. Sehingga
jika keluarga sudah sampai pada tahap pasrah menggangap sebuah beban maka
pengasingan atau pasung menjadi pilihan dari keluarga. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiwin (2011) sikap dan respon keluarga
dengan keterbelakangan mental tergantung kesiapan keluarga dalam menerima,
sehingga persepsi yang muncul pun berbeda.
B. Masalah penelitian
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana
stigma dan stigmatisasi diantara keluarga terhadap penderita gangguan HIV-
AIDS di Sumatera Barat dengan pendekatan kualitatif melalui Straussian
Grounded Theory. Selain itu masih sedikitnya informasi hasil-hasil penelitian
terkait dengan stigma diantara keluarga dengan penderita gangguan HIV-AIDS
yang diketahui. Hal ini juga yang mendasari penelitian ini dilakukan di Sumatera
Barat.
C. Tujuan Penelitian.
Untuk memahami stigma diantara para keluarga penderita gangguan HIV-AIDS
melalui Straussian Grounded Theory. Metode Grounded Theory ini akan
menciptakan sebuah teori atau pemahaman yang subtantif (mendalam) tentang
stigma diantara para keluarga yang memiliki penderita HIV-AIDS di Sumatra
Barat dengan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan penuh
dukungan yang dibutuhkan bagi kelancaran proses hidup dan aktivitas sosial
mereka. Saya membawa penelitian ini dalam paradigma perfektif postmodren
dimana pendekatan ini untuk memberikan masukan atau kritik yang membangun
terkait dengan aspek stigma self, stigma sosial, dan stigma profesional
Rencana Target Capaian Tahunan
5
BAB II TINJUAN
PUSTAKA
Virus HIV digolongkan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Virus ini
secara material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse
transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan
menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu
HIV-1 dan HIV-2. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak
menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1
(Zein, 2006).
1
fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang
cukup banyak, sehingga lama kelamaan sel kekebalan tubuh manusia habis dan
jumlah virus menjadi sangat banyak (Runggu, 2014).
B. HIV-AIDS di Indonesia
Laporan perkembangan HIV-AIDS di Indonesia dari bulan Juli sampai dengan
September 2014 jumlah infeksi HIV yang baru dilaporkan HIV sebanyak 7.335
kasus dan AIDS 176 kasus, Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 25-49 tahun (69,1%), terkecil kelompok umur >= 50 tahun
(5,5%). Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1 banding 1, dan AIDS
2 banding 1, Persentase faktor risiko HIV-AIDS tertinggi adalah hubungan seks
berisiko pada heteroseksual (57%). Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987
sampai dengan September 2014, HIV-AIDS tersebar di 381 (76%) dari 498
kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan
adanya kasus HIV-AIDS adalah Provinsi Bali, Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu
di DKI Jakarta (32.782), diikuti Jawa Timur (19.249), Papua (16.051), Jawa
Barat (13.507) dan Bali (9.637).
Sampai dengan September 2014, layanan HIV-AIDS yang aktif melaporkan data
layanannya, 1) 1.391 layanan Konseling dan Tes HIV (KT), termasuk Tes HIV
dan Konseling yang diprakarsai oleh Petugas Kesehatan (TIPK). 2) 448 layanan
PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) yang aktif melakukan pengobatan
ARV, terdiri dari 328 RS Rujukan PDP (induk) dan 120 satelit. 3) 87 layanan
PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon). 4) 1.180 layanan IMS (Infeksi
Menular Seksual). 5) 182 layanan PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke
Anak). 6) 223 layanan yang mampu melalukan layanan TB-HIV.
Sampai dengan bulan Maret 2014, jumlah Lapas/Rutan/Bapas yang
melaksanakan kegiatan pengendalian HIV-AIDS dan IMS, 1) 148
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi). 2) 20 Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan penjangkauan. 3) 78
Lapas/Rutan/Bapas memiliki Kelompok Dampingan Sebaya (KDS). 4) 45
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan Konseling dan Tes HIV. 5) 148
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan koordinasi. 6) 9 Lapas/Rutan/Bapas
melaksanakan layanan PTRM. 7) 127 Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan
rujukan HIV-AIDS jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan ARV
sampai dengan bulan September 2014 sebanyak 45.631 orang. Pemakaian
rejimennya adalah 97,03% (44.275 orang) menggunakan Lini 1 dan 2,97%
(1.356 orang) menggunakan Lini 2 ( Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014).
Motivasi keluarga terhadap penderita HIV-AIDS dapat juga berupa terapi yang
mempunyai tujuan sebagai berikut: 1)Membantu penderita mempertahankan
kontrol akan hidupnya dan membantu menemukan mekanisme pertahanan yang
sehat, termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak
tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya. 2) Membantu penderita
11
menghadapi perasaan bersalah, penyangkalan, panik, dan putus asa. 3) Bekerja
bersama penderita menciptakan perasaan self respect (menghormati diri sendiri)
dan menyelesaikan konflik penderita jika ada (misalnya homoseksualitas,
penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya). 4) Membantu penderita
berkomunikasi dengan keluarga, pasangan hidup dan teman-teman mengenai
penyakitnya dan rasa takut akan penolakan serta ditinggalkan, juga membantu
membina hubungan interpersonal yang memuaskan. 5) Membantu penderita
membangun strategi untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi,
baik dalam kesehatan maupun sosioekonomi, dan hal-hal dalam kehidupan
lainnya. (Djoerban,2000).
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Straussian (Strauss and
Corbin) grounded theory, berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan tujuan dalam paradigma teori kritis (critical theory) Guba dan
Lincoln (1994, 2005), dan lebih tepatnya adalah berasal dari perspektif post
modern (postmodern perspective).
B. Lokasi Penelitian dan Partisipan
Penelitian ini dilakukan di instansi pelayanan kesehatan yang yaitu Rumah
RSAM Bukittinggi. Partisipan dalam penelitian ini 15- 30 partisipan
(Thomson). Partisipan penelitian yang direkrut adalah keluarga pasien. Para
partisipan adalah orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih, warga
negara Indonesia dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis, dan
bersedia menjadi partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah keluarga
dengan HIV-AIDS. Waktu untuk penelitian dimulai dari pembuatan proposal
dimulai Juli 2016.
C. Metode Pengumpulan Data.
Pengumpulan data pada pada penelitian grounded theory dilakukan dengan
lebih dari satu metode pengumpulan data (multiple methods). Dalam
Penelitian ini, wawancara semi terstruktur adalah salah satu metode
pengumpulan data. Review dokumen juga merupakan metode pengumpulan
data Penelitian. Metode pengumpulan data lainnya adalah catatan lapangan
(field notes).
D. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti memperoleh persetujuan etis dari
STIKes nan tongga, Kemudian Sebelum melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu mengajukan permohonan izin dari pihak RSAM Bukittinggi
sebagai upaya melindungi hak asasi dan kesejahteraan partisipan. Peneliti
melakukan penelitian setelah mendapatkan izin dari kedua pihak yaitu pihak
institusi pendidikan dan rumah sakit serta harus mempertimbangkan prinsip
etik dan memberikan informed consent. Etika penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu kepada prinsip etik yang dikeluarkan oleh
Komisi Etik Penelitian Kesehatan (2003). Prinsip Etik yang harus
dipertimbangkan adalah self determination, privacy dan anonymity,
beneficience, maleficience, justice.
Tahun I
Jenis Sept Okt Nov Des Januari Februar Maret April Mei
No Juni Juli Agust 2017 2017 201 2017 2018 i 2018 2018 2018
Kegiatan
2017 2017 2017 2018
Awal
Penulisan dan
1
Survey
Lokasi
Penulisan
2
Proposal
Pengajuan
3 Proposal
Penelitian
Pengurusan
4 surat
penelitian
5 Penelitian
6 Manuskrip
Penulisan
7 laporan
penelitian
8 Seminar
9 Publikasi
16
DAFTAR PUSTAKA
11
Djoerban, Zubairi. (2000). Epidemiologi AIDS dalam Membidik AIDS, Ikhtiar
Memahami HIV dan ODHA, Yogyakarta: Galang Press.
Doyle, K., & Cruickshank, M. (2012). Stereotyping stigma: undergraduate health
students’ perception at handover. Journal of Nursing Education, 51(5), 1-7.
Hermawati. (2011). Hubungan Persepsi ODHA terhadap Stigma HIV-AIDS
Masyarakat dengan Interaksi Sosial Pada ODHA.
Joubish, M.F., Khurram, M.A., Ahmed, A., Fatima, S.T., & Haider, K. (2011).
Paradigma and Characteristics of a Good Qualitative Research. World
Applied Sciences Journal 12 (11), 2082-2087.
Jurnal kesehatan masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Khoiriah Isni (2015). dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, danperilaku
ibu hiv dalam pencegahan penularan hiv/aidske bayi
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). (2015). Judul Laporan Situasi Perkembangan
HIV/AIDS di Indonesia
(2015). Diakses di http://www.aids indonesia.or.id/list/7/ Laporan-Menkes.
diakses 18 Agustus 2015.
Legiati, T. (2012). Perilaku Ibu Hamil untuk Tes HIV di Kelurahan Bandarharjo dan
Tanjung Mas Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 7(2)
Lestari, W. & Wardhani, Y.F. (2014). Stigma & Penanganan Penderita Gangguan
Jiwa Berat Yang Dipasung (Stigma & Management on People with Severe
Mental Disorders with Pasung), Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kemenkes RI.
Link, B.G & Phelan, J.C. (2001). Conceptualizing stigma. Annual Review of
Sociology, 27, 363-385.
Pertiwi, HW., 2013, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Kehadiran
Lanjut Usia di Posyandu Lansia, Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4 (1).
Rachmawati, S. (2013). Kualitas hidup orang dengan HIV / AIDS yang mengikuti
terapi antiretroviral. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi. Magister Psikologi
Univeritas Muhammadiyah Malang, ISSN: 2303-2936. Volume I (1), 48 - 62
Runggu,(2014)C.,http://www.aidsina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_
cat=1&categories=HIV-AIDS diakses 20 Februari 2014.
Sandy Marubenny, (2013) Perbedaan respon sosial penderita hiv-aids yang mendapat
dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga dibalai
kesehatan paru masyarakat (BKPM) Semarang
Siregar. (2012). Pengaruh Stigma Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) Terhadap
Penerimaan Masyarakat Desa Buntu Bedimbar di Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Suratini (2011) Pengalaman Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Mendapatkan
Perawatan Keluarga Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta Studi Fenomenologi
UNAIDS.(2013).http://www.unaids.org/en/media/unaids/contentassets/documents/epi
demiology/2013/gr2013/UNAIDS_Global_Report_2013_en.pdf, diakses 28
februari 2014
WHO. (2013). 'Global HIV / AIDS Respon: Epidemi Pembaruan dan Kemajuan
Sektor Kesehatan Menuju Akses Universal 2013.
WHO. (2005). Interim WHO Clinical Staging of HIV/AIDS and HIV/AIDS
CaseDefinitons for Surveillance. Geneva, Switzerland: World Health
Organization.
World Health Organization. (2015). GlobalHealth Observatory (GHO): Number
ofWomen and Children Living with HIV.Geneva :WHO Genev
LAMPIRAN 1
1. Honorarium
Honor per
Waktu tahun (Rp)
Pelaksana Honor/jam (Rp) Minggu
(jam/minggu)/hari
Thn I
20
Ketua 27.000 5 Jam 2.700.000
minggu
20
Anggota 1 21.000 5 Jam 2.100.000
minggu
11
Sub total (Rp) 5.835.000
4. Perjalanan /Konsumsi
Harga Biaya per
Perjalanan Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Tahun (Rp)
(Rp) Thn I
Pengurusan surat-surat
Pengurusan surat-surat 2x 200.000 400.000
ke Dinas
survey awal s/d pengumpulan
laporan Mengantar laporan ke 215.500
1x 257.500
Kopertis
Proposal dan Seminar
Konsumsi 70 org 30.000 2.100.000
Hasil
Sub total (Rp) 2.715.500
5. Sewa Kendaraan
Harga Biaya per
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Satuan Tahun (Rp)
(Rp) Thn I
3x
3x
Survey awal 5x 1500.000
Sewa Kendaraan Pengurusan izin 5x 1500.000
500.000
Wawancara 2500.000
Penelitian 2500.000
21
LAMPIRAN 2
Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
Alokasi Waktu
No Nama / NIDN Instansi Bidang Ilmu
(jam/minggu)
Asal
1 Ns. Nonong Tri STIKes Keperawatan 5/minggu 1)
Senja.M.Kep/100311 Nan
8602 Tongga
2)
3)
4)
5)
22
LAMPIRAN 3
BIODATA KETUA
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ns. Nonong Tri Senj
A. Identitas Diri
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Tidak Punya
4 NIK 1305014311860002
5 NIDN 1003118602
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung Gadang/03 N
7 E-mail Nonong.andika@gma
9 Nomor Telepon/HP 082172617714
10 Alamat Kantor Simpang Jambak, Lu
11 Nomor Telepon/Faks 075196971
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 =325 orang
1. Keperawatan Mat
2 Keperawatan Mat
13. Mata Kuliah yg Diampu
3 Keperawatan ana
4 Manajemen Kepe
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi STIKes Ceria Buana
Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Anemia
Dalam Kehamilan
Terhadap Kejadian
Perdarahan Post
Partum Persalinan
Normal Di Rumah
Sakit Lubuk Basung
11
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan STIKaes 3.000.000
Keberhasilan toilet training pada anak usiaNan Tongg
pra sekolah di Paud Sikabu Lubuk
AlungKabupaten Padang Pariaman
2 2013 Pengaruh pendidikan kesehatan tentangSTIKes Nan 3.000.000
pola makan Terhadap sikap lansia denganTongg
kolesterol tinggi Di wilayah kerja
puskesmas pasa usang
3 2014 Metode Pemberian Asuhan KeperawatanSTIKes 3.000.000
Yang Bermutu Yang Digunakan DiNan
Ruangan Hcu Rsud Sawahlunto Tongga
4
2015 Faktor Resiko Yang Berperan PadaSTIKes Nan 3.000.000
Mortalitas Penderita Luka Bakar RawatTongg
Inap Di Rumah Sakit Ahmad Muctar
Bukittinggi
5
2016 Kadar HS-CRP pada pasien dm tipe 2 STIKes Nan 3.000.000
dengan dan tanpa hipertensi di rsudTongg
pariaman
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM
maupun dari sumber lainnya.
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi Unand STIE
Bidang Ilmu Kesehatan Magi
Tahun Masuk-Lulus 2004-2006 2011
11
4
2015 Hubungan Anemia dan Hipertensi denganSTIKes Nan 3.000.000
Kejadian Abortus di RSUD Pariaman Tongg
5
2016 strategi penanggulangan infeksi saluranSTIKes Nan 3.000.000
pernapasan akut pada anak balita melaluiTongg
analisis faktor determinan di tiga
kecamatan kabupaten padang pariaman
28