Anda di halaman 1dari 37

Kode/Bidang Ilmu : 371/Ilmu Keperawatan

USULAN PENELITIAN DOSEN

PEMULA

MEMAHAMI STIGMA DAN STIGMANISASI KELUARGA TERHADAP


PENDERITA HIV-AIDS (ODHA) DI SUMATERA BARAT DENGAN
PENDEKATAN KUALITATIF MELALUI STRAUSSIAN GROUNDED THEORY

TIM PENGUSUL :

NAMA KETUA : Ns. Amira Esti.S.Kep.M.Kep


NO.NIDN : 10140884101

NAMA ANGGOTA TIM : Ns. Nonong Tri Senja.S.Kep


NO. NIDN : 1003118602

STIKes NAN TONGGA LUBUK ALUNG


JUNI 2017

i
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
IDENTITASDAN URAIAN UMUM........................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
RINGKASAN................ ...........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...........................................................................................1
1.2 Masalah Penelitian .........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 HIV dan AIDS…………………..................................................................6
2.2 HIV-AIDS di Indonesia................................................................................7
2.3 HIV-AIDS di Sumatera Barat.......................................................................8
2.4 Akibat Dan Dampak .....................................................................................9
2.5 Stigma dan Stigmanisasi................................................................................11
2.6 Stigma dan stigmanisasi keluarga penderita HIV-AIDS...............................11
2.7 Stigmanisasi keluarga penderita HIV-AIDS ............................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ..........................................................................................13
3.2 Glaserian, Straus dan Charmaz ..... ...............................................................13
3.3 Lokasi Penelitian dan partisipan................................................................... 13
3.4 Etika Penelitian............................................................................................. 13
3.5 Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 14
3.6 Metode Analisa Data.................................................. ..................................14

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1 Angaran Biaya................................................................................................15
4.2 Jadwal Penelitian............................................................................................16

1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Justifikasi Anggaran Penelitian


Lampiran II Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran III Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
Lampiran IV Surat Pernyataan Peneliti/Pelaksana

1
1
RINGKASAN

Menurut Gallant (2010), HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus


yang merusak sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS. Virus ini dapat
menginfeksi sel-sel manusia dengan target utamanya adalah limfosit CD4 dimana
limfosit CD4 ini bertanggung jawab untuk mengendalikan atau mencegah infeksi
oleh banyak virus yang lain, bakteri, jamur dan parasit dan juga beberapa jenis kanker
CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah
putih manusia, terutama sel-sel limfosit, CD4 pada orang dengan sistem kekebalan
yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh
manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang
seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.
(Runggu, 2014).

Stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif


tentang diri mereka sendiri. Stigma yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan
efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri. Hal
ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya penghargaan diri, dan
keputusasaan.

Tujuan penelitian ini adalah Memahami stigma dan Stigmanisasi keluarga


dengan penderita HIV-AIDS (ODHA) di Sumatera Barat dengan pendekatan
kualitatif melalui Straussian Grounded Theory. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara semi struktur, review dokumen dan observasi pada 15 partisipan
penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juli 2017. Dengan Metode analisis data Paille.

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-
AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini berkembang
secara pandemik. Masalah-masalah terkait HIV-AIDS adalah mulai dari
penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan problem yang
sangat kompleks. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2015)
menyatakan bahwa penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas pada
orang-orang yang dekat dengan seks bebas atau obat-obat terlarang, tetapi dapat
mengenai siapa saja, termasuk ibu rumah tangga, anak-anak bahkan petugas
kesehatan.

Permasalahan HIV-AIDS ini telah menjadi epidemi di seluruh dunia. Menurut


United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS), pada tahun 2013
diperkirakan jumlah kasus HIV-AIDS secara global mencapai 34 juta jiwa
dengan jumlah kematian akibat AIDS 1,7 juta jiwa. Sepanjang tahun 2012,
jumlah kasus baru mencapa mencapai 2, 5 juta orang. Penderita HIV-AIDS
terbanyak ditemukan di bagian dunia Afrika dengan 22,9 juta jiwa terinfeksi
HIV-AIDS dan kurang lebih 1,9 juta jiwa infeksi baru sepanjang tahun 2012
(kurang lebih 70% dari populasi terinfeksi HIV). Posisi kedua adalah Asia
Selatan dan Asia Tenggara dengan perkiraan 4 juta jiwa terinfeksi HIV-AIDS
dan jumlah penderita baru sepanjang tahun 2012 adalah 270.00 jiwa (UNAIDS,
2013). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didatanya bahwa terdapat 36,9 juta
orang yang terinfeksi virus HIV termasuk 2,6 juta anak-anak. Selama 15 tahun
terakhir, diperkirakan terinfeksi 2 juta orang remaja dan kaum muda yang
meninggal dunia karena HIV-AIDS, meninggkat tiga kali lipat (WHO, 2015).

1
Di Indonesia sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV
sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV.
Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (38.464 kasus), terendah Sulawesi
Barat (36 kasus) dan Sumatera Barat (1.136 kasus) menempati urutan ke 20.
Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada
heteroseksual (46, 2 persen) penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun
(3, 4 persen), dan LSL (Lelaki sesama Lelaki) (24,4 persen). Sementara AIDS
kelompok umur, persentase tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0 persen), 30-39
tahun (29,4 persen), 40-49 tahun (11,8 persen), 50-59 tahun (3,9 persen)
kemudian 15-19 tahun (3 persen). Sedangkan korban meninggal terinfeksi HIV-
AIDS hingga 2015 mencapai 156 orang. Di Sumatera Barat kota padang
menempati urutan pertama kasus HIV-AIDS sebanyak 488 orang disusul dengan
Bukittinggi sebanyak 171 orang, Bukittinggi menjadi daerah dengan kepadatan
temuan tertinggi.

Diagnosa HIV-AIDS kerap kali membawa ketakutan dalam diri ODHA dan
keluarga. Penelitian Arriza dkk (2011) menemukan bahwa reaksi ODHA ketika
pertama kali didiagnosa positif adalah kebingungan, terkejut (shock), kecemasan,
dan penyangkalan mengenai diagnosa tersebut. Reaksi berikutnya yang terjadi
adalah isolasi atau menarik diri dari lingkungan. Hal ini biasanya terjadi karena
kecemasan akan stigma dan diskriminasi dari masyarakat kepada mereka.
Mereka merasa terintimidasi dengan lingkungan sekitarnya dan merasa
mendapatkan penghakiman akibat status HIV mereka. Orang Dengan HIV-AIDS
(ODHA) adalah sebutan bagi mereka yang secara positif didiagnosa terinfeksi
HIV. Belum adanya obat untuk menyembuhkan mereka menjadi suatu ketakutan
akan ancaman kematian. Tingginya stigma masyarakat terhadap penderita
HIV-AIDS menyebabkan banyak perlakuan diskriminatif baik dalam hal
pekerjaan, perawatan, pengobatan, pendidikan maupun dalam hal lainnya
(Djoerban, 2000). Menurut Caplin (2004) stigma adalah satu cacat atau cela pada
karakter seseorang.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2012) di salah satu desa di
kecamatan Tanjung Morawa menunjukkan bahwa stigma terhadap ODHA
berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat atas keberadaan ODHA.
Masyarakat masih memandang penderita HIV orang yang perlu dihindari, karena
masyarakat mengangap mereka yang terinfeksi akan menularkan penyakitya ke
pada orang lain. Masyarakat takut dan pada akhirnya mengucilkan penderita
HIV, masyarakat berfikir bahwa penyakit HIV adalah penyakit yang sangat
ditakuiti, sangat menular dan sangat mematikan (Waluyo, dkk., 2007).

Ada dua sikap yang bisa muncul dari keluarga terhadap individu yang dengan
HIV-AIDS, yaitu menerima atau menolak. Secara normatif, sebagian besar orang
tentunya menyatakan telah menerima keberadaan mereka, sebab bagaimanapun
mereka telah ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga. Namun pada
kenyataannya, respon”penerimaan” masing-masing individu tidaklah selalu
sama. Respon inilah yang menjelaskan apakah mereka telah benar-benar
menerima atau sebenarnya melakukan penolakan, dengan cara dan perlakukan
tertentu yang menjelaskan tentang bagaimana pola sebuah keluarga untuk dapat
menyesuaikan diri dengan keberadaan individu yang berbeda tersebut. Sehingga
jika keluarga sudah sampai pada tahap pasrah menggangap sebuah beban maka
pengasingan atau pasung menjadi pilihan dari keluarga. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiwin (2011) sikap dan respon keluarga
dengan keterbelakangan mental tergantung kesiapan keluarga dalam menerima,
sehingga persepsi yang muncul pun berbeda.

Stigma berkembang melalui internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif


tentang diri mereka sendiri. Stigma yang dihubungkan dengan penyakit
menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat diri
mereka sendiri. Hal ini bisa mendorong terjadinya depresi, kurangnya
penghargaan diri, dan keputusasaan. Stigma juga menghambat upaya
pencegahan dengan membuat orang takut untuk mengetahui apakah mereka
terinfeksi atau tidak, atau bisa pula menyebabkan mereka yang telah terinfeksi
meneruskan praktek seksual yang tidak aman karena takut orang-orang akan
curiga terhadap status HIV-AIDS mereka. HIV-AIDS yang dialami seoarang
menimbulkan banyak konsekuensi Psikologis yang mana ini merupakan salah
satu sasaran perawat jiwa untuk itu perlu adanya penelitian tentang memahami
Stigma keluarga dengan penderita HIV-AIDS.

B. Masalah penelitian
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana
stigma dan stigmatisasi diantara keluarga terhadap penderita gangguan HIV-
AIDS di Sumatera Barat dengan pendekatan kualitatif melalui Straussian
Grounded Theory. Selain itu masih sedikitnya informasi hasil-hasil penelitian
terkait dengan stigma diantara keluarga dengan penderita gangguan HIV-AIDS
yang diketahui. Hal ini juga yang mendasari penelitian ini dilakukan di Sumatera
Barat.

C. Tujuan Penelitian.
Untuk memahami stigma diantara para keluarga penderita gangguan HIV-AIDS
melalui Straussian Grounded Theory. Metode Grounded Theory ini akan
menciptakan sebuah teori atau pemahaman yang subtantif (mendalam) tentang
stigma diantara para keluarga yang memiliki penderita HIV-AIDS di Sumatra
Barat dengan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan penuh
dukungan yang dibutuhkan bagi kelancaran proses hidup dan aktivitas sosial
mereka. Saya membawa penelitian ini dalam paradigma perfektif postmodren
dimana pendekatan ini untuk memberikan masukan atau kritik yang membangun
terkait dengan aspek stigma self, stigma sosial, dan stigma profesional
Rencana Target Capaian Tahunan

Jenis Luaran Indikator Capaian


No
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1) TS+1 TS+2
Internasional bereputasi
Artikel ilmiah
1 Nasional Terakreditasi
dimuat di jurnal2)
Nasional tidak terakreditasi draf √
Artikel ilmiah Internasional Terindeks
2
dimuat di prosiding3) Nasional draf √
Invited speaker Internasional
3
dalam temu ilmiah4) Nasional draf √
4 Visiting Lecturer5) Internasional
Paten Tidak ada
Paten sederhana Tidak ada
Hak Cipta Tidak ada
Merek dagang Tidak ada
Hak Kekayaan Rahasia dagang Tidak ada
5
Intelektual (HKI)6) Desain Produk Industri Tidak ada
Indikasi Geografis Tidak ada
Perlindungan Varietas Tidak ada
Tanaman
Perlindungan Topografi Tidak ada
Sirkuit Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7) Tidak ada
7
Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Tidak ada
Sosial8)
8 Bahan Ajar9) Tidak ada draf √
9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10) 1 √

5
BAB II TINJUAN

PUSTAKA

A. HIV dan AIDS


Menurut Gallant (2010), HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus
yang merusak sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS. Virus ini dapat
menginfeksi sel-sel manusia dengan target utamanya adalah limfosit CD4
dimana limfosit CD4 ini bertanggung jawab untuk mengendalikan atau
mencegah infeksi oleh banyak virus yang lain, bakteri, jamur dan parasit dan
juga beberapa jenis kanker CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada
di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit, CD4 pada
orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena
berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-
sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi
yang masuk ke tubuh manusia. (Runggu, 2014).

Virus HIV digolongkan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Virus ini
secara material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse
transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan
menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu
HIV-1 dan HIV-2. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak
menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1
(Zein, 2006).

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) adalah sekumpulan gejala


penyakit yang menyerang tubuh manusia yang dirusak oleh virus yang disebut
HIV (Djoerban, 2000). Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan Tubuh
manusia. Secara alamiah sel kekebalan manusia akan dimanfaatkan, bisa
diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin

1
fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang
cukup banyak, sehingga lama kelamaan sel kekebalan tubuh manusia habis dan
jumlah virus menjadi sangat banyak (Runggu, 2014).

B. HIV-AIDS di Indonesia
Laporan perkembangan HIV-AIDS di Indonesia dari bulan Juli sampai dengan
September 2014 jumlah infeksi HIV yang baru dilaporkan HIV sebanyak 7.335
kasus dan AIDS 176 kasus, Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 25-49 tahun (69,1%), terkecil kelompok umur >= 50 tahun
(5,5%). Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1 banding 1, dan AIDS
2 banding 1, Persentase faktor risiko HIV-AIDS tertinggi adalah hubungan seks
berisiko pada heteroseksual (57%). Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987
sampai dengan September 2014, HIV-AIDS tersebar di 381 (76%) dari 498
kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan
adanya kasus HIV-AIDS adalah Provinsi Bali, Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu
di DKI Jakarta (32.782), diikuti Jawa Timur (19.249), Papua (16.051), Jawa
Barat (13.507) dan Bali (9.637).
Sampai dengan September 2014, layanan HIV-AIDS yang aktif melaporkan data
layanannya, 1) 1.391 layanan Konseling dan Tes HIV (KT), termasuk Tes HIV
dan Konseling yang diprakarsai oleh Petugas Kesehatan (TIPK). 2) 448 layanan
PDP (Perawatan, Dukungan dan Pengobatan) yang aktif melakukan pengobatan
ARV, terdiri dari 328 RS Rujukan PDP (induk) dan 120 satelit. 3) 87 layanan
PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon). 4) 1.180 layanan IMS (Infeksi
Menular Seksual). 5) 182 layanan PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke
Anak). 6) 223 layanan yang mampu melalukan layanan TB-HIV.
Sampai dengan bulan Maret 2014, jumlah Lapas/Rutan/Bapas yang
melaksanakan kegiatan pengendalian HIV-AIDS dan IMS, 1) 148
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi). 2) 20 Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan penjangkauan. 3) 78
Lapas/Rutan/Bapas memiliki Kelompok Dampingan Sebaya (KDS). 4) 45
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan Konseling dan Tes HIV. 5) 148
Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan koordinasi. 6) 9 Lapas/Rutan/Bapas
melaksanakan layanan PTRM. 7) 127 Lapas/Rutan/Bapas melaksanakan kegiatan
rujukan HIV-AIDS jumlah ODHA yang sedang mendapatkan pengobatan ARV
sampai dengan bulan September 2014 sebanyak 45.631 orang. Pemakaian
rejimennya adalah 97,03% (44.275 orang) menggunakan Lini 1 dan 2,97%
(1.356 orang) menggunakan Lini 2 ( Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014).

C. HIV-AIDS di Sumatera Barat


Perkembangan kasus HIV di Provinsi Sumatera Barat terus mengalami
peningkatan dan sangat mengkhawatirkan karena penularan dan penyebarannya
semakin meluas. Trend jumlah kasus baru HIV-AIDS di Provinsi Sumatera
Barat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sejak tahun 2007 sampai
akhir tahun 2014 tiap tahunnya terjadi peningkatan kasus baru lebih dari 100
orang. Pada tahun 2013 ditemukan 150 kasus AIDS baru dan 200 kasus HIV
baru, dengan jumlah kasus paling banyak di Kota Padang (348 kasus) dan
Bukittinggi (148 kasus), akan tetapi Kota Bukittinggi mempunyai rate kumulatif
AIDS tertinggi di Sumbar. Melihat dari faktor resiko penularan HIV-AIDS yang
disebabkan oleh faktor perilaku masyarakat, maka persoalan HIV-AIDS tidak
hanya dikatakan sebagai masalah kesehatan semata, tetapi juga merupakan
masalah sosial, oleh karena itu, permasalahan HIV-AIDS juga memerlukan
penanggulangan yang komprehensif dan melibatkan banyak pihak.
Hasil penelitian Media (2014) menunjukkan bahwa perkembangan kasus baru
HIV-AIDS di RSAM Kota Bukittinggi menunjukkan peningkatan terus dari
tahun 2012 sampai dengan 2014, yaitu dari 33 kasus (tahun 2012) meningkat
menjadi 40 kasus (tahun 2013), dan meningkat cukup tajam menjadi 72 kasus
(Agustus 2014). Penderita tidak hanya berasal dari Kota Bukittinggi, tetapi juga
berasal dari luar Kota Bukittinggi, seperti dari Kota Payakumbuh, Agam,
Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, dan kab/kota lainnya.
Jika ditinjau dari karakteristik kumulatif penderita HIV-AIDS dari tahun 2007-
2013, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar penderita adalah dengan jenis
kelamin laki-laki, yaitu sebesar 82, 07 %. Dari kelompok usia, persentase
kumulatif HIV-AIDS (2007-2013) yang berasal dari kelompok umur 25-49 tahun
cenderung lebih besar yaitu sebesar 58, 15% laki-laki dan 55,93% perempuan.
Faktor yang melatar belakangi penularan HIV-AIDS yaitu faktor perilaku, faktor
lingkungan (lingkungan sosial dan budaya) dan faktor kemajuan teknologi
informasi. Dari faktor perilaku, perilaku seksual yang tidak aman merupakan
faktor resiko terbesar dalam penularan HIV-AIDS saat ini, khususnya
homoseksual (32,43%).
Faktor lingkungan sosial budaya juga cukup besar pengaruhnya terhadap perilaku
yang dianggap berisiko terhadap tertularnya HIV-AIDS. Kondisi lingkungan
keluarga yang dianggap kurang harmonis, seperti adanya perpecahan keluarga
dan kesibukan orang tua dalam mencari nafkah telah memberikan pengaruh
kepada perilaku menyimpang seperti narkoba dan seks bebas. Lingkungan sosial
(lingkungan pertemanan) juga bisa memberikan peluang terjadinya
homoseksualitas, hal ini juga dimungkinkan karena kurangnya pengawasan dari
pihak keluarga, peran dan fungsi dari ninik mamak dan kelembagaan adat relatif
kurangserta akses negatif dari internet yang juga memberikan dampak perilaku
reproduksi remaja seperti perilaku seks bebas.

D. Dampak fisik, psikologis dan social HIV-AIDS


Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya
pada negara dan mungkin dunia. Dampak ekonomi secara langsung, Epidemi
HIV AIDS akan menimbulkan biaya tinggi, baik pada pihak penderita maupun
pihak rumah sakit. Hal ini dikarenakan obat penyembuh yang belum ditemukan,
sehingga biaya harus terus dikeluarkan hanya untuk perawatan dan
memperpanjang usia penderita. (Siregar, 2012)

Orang-orang yang terjangkit HIV AIDS akan mengalami perubahan keuangan


akibat penyakitnya. Dana yang diperlukan untuk keperluan pengobatan dan
perawatan semakin lama semakin besar, sementara penghasilan menetap atau
bahkan mungkin semakin menurun. Perubahan ini dapat terjadi karena
kehilangan mata pencaharian, habisnya tabungan, hilangnya sumber-sumber
bantuan keluarga, dan lain-lain, maka dari itu penelitian harus terus menerus
dilakukan dan biaya lainnya sangat dibutuhkan seperti biaya untuk upaya-upaya
pencegahan..(Siregar, 2012).

Individu yang dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian besar menunjukkan


perubahan karakter psikososial. Pasien yang didiagnosis dengan HIV akan
mengalami masalah fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Masalah psikologis
yang timbul ada 3 yaitu: Stres, keyakinan diri yang rendah dan kecemasan. Stres
yang di alami ndividu yang menderita HIV-AIDS ditandai dengan menolak,
marah, depresi, dan keinginan untuk mati. Individu yang terinfeksi HIV AIDS
atas pemberitahuan dokter, biasanya mengalami shock, bisa putus asa karena
shock berat. Penderita mengalami depresi berat, sehingga menyebabkan penyakit
semakin lama semakin berat, timbul berbagai infeksi opotunistik, dan penderita
semakin tersiksa. Biaya pengobatan tambah besar, macam penyakit tambah
banyak, obat yang diberi harus tambah banyak dan tambah keras, dengan
berbagai efek samping, yang memperparah keadaan penderita. (Siregar.2012)

Motivasi keluarga terhadap penderita HIV-AIDS dapat juga berupa terapi yang
mempunyai tujuan sebagai berikut: 1)Membantu penderita mempertahankan
kontrol akan hidupnya dan membantu menemukan mekanisme pertahanan yang
sehat, termasuk sikap yang selalu positif dalam menghadapi begitu banyak
tantangan dan stres dalam perjalanan penyakitnya. 2) Membantu penderita

11
menghadapi perasaan bersalah, penyangkalan, panik, dan putus asa. 3) Bekerja
bersama penderita menciptakan perasaan self respect (menghormati diri sendiri)
dan menyelesaikan konflik penderita jika ada (misalnya homoseksualitas,
penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya). 4) Membantu penderita
berkomunikasi dengan keluarga, pasangan hidup dan teman-teman mengenai
penyakitnya dan rasa takut akan penolakan serta ditinggalkan, juga membantu
membina hubungan interpersonal yang memuaskan. 5) Membantu penderita
membangun strategi untuk berhadapan dengan krisis nyata yang mungkin terjadi,
baik dalam kesehatan maupun sosioekonomi, dan hal-hal dalam kehidupan
lainnya. (Djoerban,2000).

E. Stigma dan Stigmatisasi


Stigma adalah ciri prilaku atau perasaan negatif yang menempel pada pribadi
seseorang karena pengaruh lingkungannya. Menurut Castro dan Farmer (2005)
dalam kajian literatur Tri Paryati dkk, stigma ini dapat mendorong seseorang untuk
mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak
pemerintah, masyarakat, pemberi kerja, penyedia layanan kesehatan, teman
sekerja, para teman dan keluarga. Stigma membuat pembatasan pada pendidikan,
pekerjaan, perumahan dan perawatan kesehatan. Stigma dapat dialami sebagai rasa
malu atau bersalah, atau secara luas dapat dinyatakan sebagai diskriminasi. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan percaya diri, kehilangan motivasi, penarikan diri
dari kehidupan sosial, menghindari pekerjaan, interaksi dalam kesehatan dan
kehilangan perencanaan masa depan (UNAIDS, 2013). Link dan Phelan (2001)
mendefinisikan stigma dalam hal interaksi antara pelabelan, stereotip, pengucilan,
kehilangan status dan diskriminasi. Menurut Link dan Phelan (2001, stigma
didapatkan dari adanya sesuatu yang berbeda atau tidak sesuai dengan standar
normal (pelabelan) dan keyakinan bahwa perbedaan ini memiliki konotasi sosial
yang negatif (stereotyping). Pengucilan terjadi ketika orang menyadari
“keberbedaan” mereka ("merasa stigma"), yang mencegah mereka berpartisipasi
sepenuhnya dalam kelompok masyarakat dan mengarahkan kepada pengasingan
atas diri mereka (diskriminasi).

F. Stigma dan Stigmatisasi keluarga dengan HIV-AIDS


Stigma atau cap buruk adalah tindakan memvonis seseorang buruk
moral/perilakunya sehingga mendapat penyakit tersebut. Orang-orang yang di
stigma biasanya dianggap melakukan untuk alasan tertentu dan sebagai akibat
mereka dipermalukan, dihindari, didiskreditkan, ditolak dan ditahan. Penelitian
yang dilakukan oleh Kristina (2005) di Kalimantan Selatan dan Cipto (2006) di
Jember Jawa Timur tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
dan sikap mengenai stigma pada orang dengan HIV-AIDS menunjukan bahwa
72% orang yang berpendidikan cukup (SMU) kurang menerima ODHA dan hanya
5% yang cukup menerima. Faktor yang berhubungan dengan kurang diterimanya
ODHA antara lain karena HIV-AIDS dihubungkan dengan perilaku penyimpangan
seperti seks sesama jenis, penggunaan obat terlarang, seks bebas, serta HIV
diakibatkan oleh kesalahan moral sehingga patut mendapatkan hukuman (Kristina
dan Cipto dalam Nursalam, 2008).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Straussian (Strauss and
Corbin) grounded theory, berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan tujuan dalam paradigma teori kritis (critical theory) Guba dan
Lincoln (1994, 2005), dan lebih tepatnya adalah berasal dari perspektif post
modern (postmodern perspective).
B. Lokasi Penelitian dan Partisipan
Penelitian ini dilakukan di instansi pelayanan kesehatan yang yaitu Rumah
RSAM Bukittinggi. Partisipan dalam penelitian ini 15- 30 partisipan
(Thomson). Partisipan penelitian yang direkrut adalah keluarga pasien. Para
partisipan adalah orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih, warga
negara Indonesia dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis, dan
bersedia menjadi partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah keluarga
dengan HIV-AIDS. Waktu untuk penelitian dimulai dari pembuatan proposal
dimulai Juli 2016.
C. Metode Pengumpulan Data.
Pengumpulan data pada pada penelitian grounded theory dilakukan dengan
lebih dari satu metode pengumpulan data (multiple methods). Dalam
Penelitian ini, wawancara semi terstruktur adalah salah satu metode
pengumpulan data. Review dokumen juga merupakan metode pengumpulan
data Penelitian. Metode pengumpulan data lainnya adalah catatan lapangan
(field notes).
D. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti memperoleh persetujuan etis dari
STIKes nan tongga, Kemudian Sebelum melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu mengajukan permohonan izin dari pihak RSAM Bukittinggi
sebagai upaya melindungi hak asasi dan kesejahteraan partisipan. Peneliti
melakukan penelitian setelah mendapatkan izin dari kedua pihak yaitu pihak
institusi pendidikan dan rumah sakit serta harus mempertimbangkan prinsip
etik dan memberikan informed consent. Etika penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu kepada prinsip etik yang dikeluarkan oleh
Komisi Etik Penelitian Kesehatan (2003). Prinsip Etik yang harus
dipertimbangkan adalah self determination, privacy dan anonymity,
beneficience, maleficience, justice.

E. Metode Pengumpulan Data.

Pengumpulan data pada pada penelitian grounded theory dilakukan dengan


lebih dari satu metode pengumpulan data (multiple methods). Dalam
Penelitian ini, wawancara semi terstruktur adalah salah satu metode
pengumpulan data. Review dokumen juga merupakan metode pengumpulan
data Penelitian. Metode pengumpulan data lainnya adalah catatan lapangan
(field notes). Berikut ini merupakan metode pengumpulan data pada
pendekatan grounded theory pada penelitian ini yaitu:

F. Metode Analisa Data


Proses analisis data pada penelitian grounded theory dilakukan secara
simultan dengan proses pengumpulan data. Strauss dan Corbin (1998)
mengusulkan tiga tahapan utama dalam analisis data grounded theory: open
coding, axial coding, dan selektiktive coding’.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Ringkasan Angaran Biaya

Biaya yang diusulkan (Rp)


No Jenis Pengeluaran
Tahun I
1. Honorarium (Maks. 30%) 6.800.000
2. Pembelian Bahan habis pakai (Maks.60%) 5.835.000
3. Perjalanan/ Konsumsi (Maks. 40%) 2.715.500
4. Sewa Kendaraan (Maks.40%) 8.000.000
Jumlah 23.450.000
4.2 Jadwal Penelitian

Tahun I
Jenis Sept Okt Nov Des Januari Februar Maret April Mei
No Juni Juli Agust 2017 2017 201 2017 2018 i 2018 2018 2018
Kegiatan
2017 2017 2017 2018

Awal
Penulisan dan
1
Survey
Lokasi
Penulisan
2
Proposal
Pengajuan
3 Proposal
Penelitian
Pengurusan
4 surat
penelitian

5 Penelitian

6 Manuskrip
Penulisan
7 laporan
penelitian

8 Seminar

9 Publikasi

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. F. (2008). Membangun Positive Thinking Secara Islam. Gema Insani:


Jakarta
Ahmedani, B.K. (2011). Mental Health Stigma: Society, Individuals, & the
Profession.Journal of Social Work Values & Ethics, 8, 2.
Amalia, L. (2010). Mental health illness: Who cares Jogyakarta Indonesia: School of
Medicine Gadjah Mada University.
Asmauryanah, R. (2014). Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi Di
Puskesmas Jumpandang Baru Makassar.Bagian Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tesis. Makassar: Universitas
Hasanuddin
Bappeda Provinsi Sumatera Barat, (2014). Kejadian Pelaksanaan Jalan RPJMD
Provinsi Sumatera Barat tahun 2015-2020.
Burgoyne, R. W. (2005). Menjelajahi arah sebab-akibat antara dukungan sosial dan hasil
klinis untuk HIV-positif dewasa dalam konteks terapi antiretroviral yang sangat
aktif Peduli AIDS
Creswell, J.W. (2009). Research design. Qualitative, quantitative & mixed methods
approaches. Thousand Oaks, CA: Sage.
Depkes RI. (2015). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia, Dirjen PPM & PL
Depkes RI, Jakarta
Daulima, N.H.C. (2014). Proses pengambilan keputusan tindakan pasung oleh
keluarga terhadap klien gangguan jiwa. Unpublished Doctoral Dissertation.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Denzin N.K. & Lincoln Y.S. (eds.) (2000). Handbook of QualitativeResearch.
Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Dinkes Provinsi Sumbar, (2015). Review Hasil Pelaksanaan Program Kesehatan
Prov. Sumbar tahun 2011-2015 dan Rencana Program tahun 2015-2020

11
Djoerban, Zubairi. (2000). Epidemiologi AIDS dalam Membidik AIDS, Ikhtiar
Memahami HIV dan ODHA, Yogyakarta: Galang Press.
Doyle, K., & Cruickshank, M. (2012). Stereotyping stigma: undergraduate health
students’ perception at handover. Journal of Nursing Education, 51(5), 1-7.
Hermawati. (2011). Hubungan Persepsi ODHA terhadap Stigma HIV-AIDS
Masyarakat dengan Interaksi Sosial Pada ODHA.
Joubish, M.F., Khurram, M.A., Ahmed, A., Fatima, S.T., & Haider, K. (2011).
Paradigma and Characteristics of a Good Qualitative Research. World
Applied Sciences Journal 12 (11), 2082-2087.
Jurnal kesehatan masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Khoiriah Isni (2015). dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, danperilaku
ibu hiv dalam pencegahan penularan hiv/aidske bayi
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). (2015). Judul Laporan Situasi Perkembangan
HIV/AIDS di Indonesia
(2015). Diakses di http://www.aids indonesia.or.id/list/7/ Laporan-Menkes.
diakses 18 Agustus 2015.
Legiati, T. (2012). Perilaku Ibu Hamil untuk Tes HIV di Kelurahan Bandarharjo dan
Tanjung Mas Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 7(2)
Lestari, W. & Wardhani, Y.F. (2014). Stigma & Penanganan Penderita Gangguan
Jiwa Berat Yang Dipasung (Stigma & Management on People with Severe
Mental Disorders with Pasung), Surabaya: Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kemenkes RI.
Link, B.G & Phelan, J.C. (2001). Conceptualizing stigma. Annual Review of
Sociology, 27, 363-385.
Pertiwi, HW., 2013, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Kehadiran
Lanjut Usia di Posyandu Lansia, Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4 (1).
Rachmawati, S. (2013). Kualitas hidup orang dengan HIV / AIDS yang mengikuti
terapi antiretroviral. Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi. Magister Psikologi
Univeritas Muhammadiyah Malang, ISSN: 2303-2936. Volume I (1), 48 - 62
Runggu,(2014)C.,http://www.aidsina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_
cat=1&categories=HIV-AIDS diakses 20 Februari 2014.
Sandy Marubenny, (2013) Perbedaan respon sosial penderita hiv-aids yang mendapat
dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga dibalai
kesehatan paru masyarakat (BKPM) Semarang
Siregar. (2012). Pengaruh Stigma Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) Terhadap
Penerimaan Masyarakat Desa Buntu Bedimbar di Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Suratini (2011) Pengalaman Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Mendapatkan
Perawatan Keluarga Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta Studi Fenomenologi
UNAIDS.(2013).http://www.unaids.org/en/media/unaids/contentassets/documents/epi
demiology/2013/gr2013/UNAIDS_Global_Report_2013_en.pdf, diakses 28
februari 2014
WHO. (2013). 'Global HIV / AIDS Respon: Epidemi Pembaruan dan Kemajuan
Sektor Kesehatan Menuju Akses Universal 2013.
WHO. (2005). Interim WHO Clinical Staging of HIV/AIDS and HIV/AIDS
CaseDefinitons for Surveillance. Geneva, Switzerland: World Health
Organization.
World Health Organization. (2015). GlobalHealth Observatory (GHO): Number
ofWomen and Children Living with HIV.Geneva :WHO Genev
LAMPIRAN 1

JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN

1. Honorarium
Honor per
Waktu tahun (Rp)
Pelaksana Honor/jam (Rp) Minggu
(jam/minggu)/hari
Thn I
20
Ketua 27.000 5 Jam 2.700.000
minggu
20
Anggota 1 21.000 5 Jam 2.100.000
minggu

Honor operator 250.000

Honor pengumpul data


10 hari 1.500.000
2 org
Honor pengolah data
250.000

Sub total (Rp) 6.800.000

2. Pembelian Bahan Habis Pakai


Harga
Harga Peralatan
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan Penunjang
(Rp) (Rp)
Thn I
Peralatan penunjang 1 Pulsa Paket Internet 1 350.000 350.000

Peralatan penunjang 2 Fotokopi Kuesioner 1 2.010.000


2.010.000

Peralatan penunjang 3 Dokumentasi 1set 500.000 500.000

Peralatan penunjang 4 Publikasi 1 800.000 800.000

Poster 1 150.000 150.000


Peralatan penunjang 5
Peralatan penunjang 6
ATK 1 1.825.000 1.825.000

11
Sub total (Rp) 5.835.000

4. Perjalanan /Konsumsi
Harga Biaya per
Perjalanan Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Tahun (Rp)
(Rp) Thn I
Pengurusan surat-surat
Pengurusan surat-surat 2x 200.000 400.000
ke Dinas
survey awal s/d pengumpulan
laporan Mengantar laporan ke 215.500
1x 257.500
Kopertis
Proposal dan Seminar
Konsumsi 70 org 30.000 2.100.000
Hasil
Sub total (Rp) 2.715.500

5. Sewa Kendaraan
Harga Biaya per
Kegiatan Justifikasi Kuantitas Satuan Tahun (Rp)
(Rp) Thn I
3x
3x
Survey awal 5x 1500.000
Sewa Kendaraan Pengurusan izin 5x 1500.000
500.000
Wawancara 2500.000
Penelitian 2500.000

Sub total (Rp) 8.000.000


Thn I
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp)
23.450.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (Rp) 23.450.000

21
LAMPIRAN 2
Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
Alokasi Waktu
No Nama / NIDN Instansi Bidang Ilmu
(jam/minggu)
Asal
1 Ns. Nonong Tri STIKes Keperawatan 5/minggu 1)
Senja.M.Kep/100311 Nan
8602 Tongga

2)

3)

4)

5)

2 Elidawati,SKM.MM/ STIKes Kebidanan 5/minggu 1)


1015046801 Nan
Tongga
21
instrument
penelitian,
perlengkapan
penelitian dan
alat-alat
penunjang lain
yang diperlukan.
2) Membantu Ketua
dalam proses
pengambilan data,
pengumpulan data,
manauskrip data
dan analisis data,
penyusunan
interpretasi data
dan penyusunan
laporan penelitian
saat penelitian
telah selesai.
3) Membantu Ketua
dalam
menyelesaikan
penyusunan
laporan akhir
penelitian
4) Membantu Ketua
dalam rencana
publikasi hasil
penelitian

22
LAMPIRAN 3
BIODATA KETUA
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ns. Nonong Tri Senj
A. Identitas Diri
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Tidak Punya
4 NIK 1305014311860002
5 NIDN 1003118602
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung Gadang/03 N
7 E-mail Nonong.andika@gma
9 Nomor Telepon/HP 082172617714
10 Alamat Kantor Simpang Jambak, Lu
11 Nomor Telepon/Faks 075196971
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 =325 orang
1. Keperawatan Mat
2 Keperawatan Mat
13. Mata Kuliah yg Diampu
3 Keperawatan ana
4 Manajemen Kepe
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi STIKes Ceria Buana
Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Anemia
Dalam Kehamilan
Terhadap Kejadian
Perdarahan Post
Partum Persalinan
Normal Di Rumah
Sakit Lubuk Basung

Nama Pembimbing 1. Ns.Gauri,S.Kep


2. Ns. Deperman
Kasmora.S.Kep

11
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan STIKaes 3.000.000
Keberhasilan toilet training pada anak usiaNan Tongg
pra sekolah di Paud Sikabu Lubuk
AlungKabupaten Padang Pariaman
2 2013 Pengaruh pendidikan kesehatan tentangSTIKes Nan 3.000.000
pola makan Terhadap sikap lansia denganTongg
kolesterol tinggi Di wilayah kerja
puskesmas pasa usang
3 2014 Metode Pemberian Asuhan KeperawatanSTIKes 3.000.000
Yang Bermutu Yang Digunakan DiNan
Ruangan Hcu Rsud Sawahlunto Tongga
4
2015 Faktor Resiko Yang Berperan PadaSTIKes Nan 3.000.000
Mortalitas Penderita Luka Bakar RawatTongg
Inap Di Rumah Sakit Ahmad Muctar
Bukittinggi
5
2016 Kadar HS-CRP pada pasien dm tipe 2 STIKes Nan 3.000.000
dengan dan tanpa hipertensi di rsudTongg
pariaman
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM
maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012 Penyuluhan kesehatan tentang personalSTIKes Nan 2.000.000
hygiene dan sanitasi lingkungan denganTongga
kejadian penyakit kulit didesa bulasat di
dusun bungo desa batang tajongkek
kecamatan pariaman selatan
2 2013 Penyuluhan Kesehatan ISPA di Desa STIKes Nan 2.000.000
Marabau Kec. Pariaman Tongga
3 2014 Pendidikan tentang pertolongan pertama STIKes Nan 2.000.000
pada perawatan luka di desa pungguangTongga
ladiang Kec. Pariaman Selatan
4 2015 Pendidikan kesehatan tentang penangananSTIKes Nan 2.000.000
pertama pada luka bakar Di Dusun BungoTongga
Desa Batang Tajongkek Kecamatan
Pariaman Selatan
5 2015 Penyuluhan Kesehatan Manajemen nyeri STIKes Nan 2.000.000
Non Farmakologi Tongga
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DRPM
maupun dari sumber lainnya.
25
BIODATA ANGGOTA
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Elidawati.SKM.MM
A. Identitas Diri
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Tidak Punya
4 NIK 1377045404690001
5 NIDN 1015046801
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pariaman/14 April 1968
7 E-mail Elidawati@yahoo.co.id
9 Nomor Telepon/HP 081363466419
10 Alamat Kantor Simpang Jambak, Lubuk Al
11 Nomor Telepon/Faks 075196971
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 =325 orang
1. Keperawatan Maternitas
2 Keperawatan anak
13. Mata Kuliah yg Diampu
3 Manajemen

B. Riwayat Pendidikan
S-1
Nama Perguruan Tinggi Unand STIE
Bidang Ilmu Kesehatan Magi
Tahun Masuk-Lulus 2004-2006 2011

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
Sum
1 2012 Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganSTIK
Kejadian Penyakit Demam BerdarahNan T
Dengue Pada Pasien Yang Dirawat Di
Bangsal Penyakit Dalam Rsud Dr.Rasyidin
2 2013 Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap STIK
Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi Pada Tong
Remaja Putri Di Smk Sintuk Toboh
Gadang
3 2014 Upaya Perawat Untuk Mencegah STI
Terjadinya Luka Dekubitus Dalam Persepsi Nan
Pasien Yang Mengalami Trauma Orthopedi Ton
Di Ruangan Bedah Rsud Pariaman

11
4
2015 Hubungan Anemia dan Hipertensi denganSTIKes Nan 3.000.000
Kejadian Abortus di RSUD Pariaman Tongg
5
2016 strategi penanggulangan infeksi saluranSTIKes Nan 3.000.000
pernapasan akut pada anak balita melaluiTongg
analisis faktor determinan di tiga
kecamatan kabupaten padang pariaman

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM


maupun dari sumber lainnya.

E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012 Upaya Pencegahan Penyakit TBC di desaSTIKes Nan 2.000.000
Marabau Kec. Pariaman Tongga
2 2013 Upaya Pencegahan Penyakit DiabetesSTIKes Nan 2.000.000
Melitus di desa Marabau Kec. Pariaman Tongga
Tengah
3 2014 Pencegahan Hipertensi pada lansia di NagariSTIKes Nan 2.000.000
Sumpur Kab. Tanah Datar Tongga

4 2015 Penyuluhan kesehatan tentang tanda bahayaSTIKes Nan 2.000.000


kehamilan di desa pungguang ladiang Kec.Tongga
Pariaman Selatan

5 2015 Penyuluhan tentang imunisasi dan demam STIKes Nan 2.000.000


pada anak di ruang anak RSUD pariaman Tongga
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DRPM
maupun dari sumber lainnya.
LAMPIRAN 4

28

Anda mungkin juga menyukai