Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TREND DAN ISSUE TENTANG PERKEMBANGAN PENYAKIT HIV DAN AIDS

Dosen Pengampu : Sutiyono,S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Dina Nofiana (2019012411)

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANNUR

PURWODADI

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izin dan kuasaNya makalah
dengan judul ”Asuhan Keperawatan Diabetes Insipidus” dapat diselesaikan.

Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem
Endokrin program studi ilmu keperawatan. Penyusunan makalah terlaksana dengan baik
berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang bersangkutan.

Kesalahan bukan untuk dibiarkan tetapi kesalahan untuk diperbaiki. Walaupun


demikian, dalam makalah ini kami menyadari masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tugas makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kami dan dapat dijadikan acuan bagi pembaca terutama bagi ilmu
keperawatan.

Purwodadi,09 maret 2021

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................4
D. Manfaat ...............................................................................................4
BAB II TEORI
A. Definisi HIV dan AIDS .....................................................................5
B. Tren dan issue prilaku penularan HIV/AIDS.....................................5
C. Penyebab HIV dab AIDS ..................................................................6
D. Gejala HIV dan AIDS ........................................................................6
E. Cara pencegahan HIV dan AIDS .......................................................7
BAB III KASUS PERKEMBANGAN HIV dan AIDS....................................8
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di Amerika serikat yang
kemudian dengan pesatnya ke seluruh dunia. Di negara-negara Amerika latin di laporkan
7.215 kasus AIDS melanda kaum muda berusia 20-49 tahun tahun yang sebagian besar
adalah kaum homo seksual dan penggunaan obat-obat suntik ke pembuluh darah
( soekidjo Notoatmodjo, 2007:310).
Pravelensi global HIV tetap stabil dan jumlah infeksi menurun sekitar 15% dari
tahun 2001 sampai 2008. Pada tahun 2008 terdapat 280.000 orang meninggal dari
430.000 penderita HIV/AIDS ,dan tahun 2009 terdapat 33.300.000 penderita ( WHO,
2009:7)
Pada tahun 2001 dan 2010, jumlah orang yang baru terinveksi HIV menurun tajam
sebesar 34% di Asia tenggara. Menurut WHO, dengan perluasan fasilitas serta
penyediaan layanan pengujian dan konseling, sekitar 16 juta orang telah di uji untuk
HIV/AIDS di seluruh Asia tenggara tahun 2011, 3,5 juta orang diperkirakan hidup
dengan HIV/AIDS di tahun 2010, diantaranya 140 anak-anak dan perempuan (37% dari
populasi penderita ).
Pada zaman globalisasi seperti ini mempengaruhi dan bahkan membuat nilai-nilai
moral dalam kehidupan menjadi kurang di perhatikan lagi. Pergaulan semakin bebas
sehingga memicu terjadinya perbuatan yang tidak baik bagi kesehatan, hal tersebut
misalnya terjadi penularan HIV/AIDS. Banyak faktor yang melandasi hal tersebut, seperti
faktor pergaulan yang tidak sehat, ingin coba-coba, dan lain sebagainya. Selain itu faktor
lainnya yaitu tidak adanya atau kurangnya pengetahuan siswa mengenai efek samping
atau akibat yang dapat di timbulkan dari perilaku tersebut.
Marak ya prilaku yang menyebabkan penularan HIV/AIDS misalnya penggunaan
narkoba dan seks bebas saat ini tidak hanya tren di kalangan pra pemuda yang sudah
tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini prilaku tersebut telah merajalela di
kalangan para pelajar. Semua itu dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya
dan penularan HIV/AIDS.
B. Tujuan

4
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan HIV
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan AIDS
3. Untuk mengetahui bagaimana gejala HIV dan AIDS
4. Untuk mengetahui bagaimana prilaku seseorang sehingga menyebabkan
tertular human imunnodefisiency virus ( HIV )
5. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan HIV / AIDS
6. Untuk mengetahui apa penyebab HIV dan AIDS
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV ?
2. Apa yang dimaksud dengan AIDS?
3. Bagaimana gejala HIV dan AIDS ?
4. Bagaimana prilaku seseorang sehingga menyebabkan tertular human
imunnodefisiency virus (HIV) ?
5. Apa yang di maksud dengan HIV / AIDS ?
6. Apa penyebab HIV dan AIDS ?
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mengerti tentang tren dan issue perkembangan
HIV/AIDS
2. Dapat mengetahui dan mengerti cara pencegahan HIV/AIDS
3. Dapat mengetahui penyebab HIV dan AIDS

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi HIV / AIDS


Human imunnodefisiency virus ( HIV ) adalah retrovirus yang mempunyai
RNA- nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama
periode inkubasi yang panjang. HIV menyebabkan kerusakan sistem imun dan
menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan
limfosit untuk mereplikasi diri . Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan
CD4+ dan limfosit.
AIDS adalah singkatan dari acquired Immuno Deficiency Sindrome, yang
berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk
melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS
melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatangberdatanglah berbagai jenis penyakit lain.
Seorang menderita AIDS bukan karena keturunan dari penderita ,AIDS
melainkan terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. Oleh karena itu AIDS juga
diartikan sebagai kumpulan tanda gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya
sistem kekebalan tubuh seseorang . Jika sistem kekebalan tubuhnya dirusak oleh virus
AIDS , maka serangan penyakit yang biasa dan tidak bahaya pun bisa menyebabkan
meninggal. Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata di sebabkan oleh
virus, tapi oleh penyakit lain yang bisa ditolak seandainya daya tahan tubuh tidak
dirussak oleh virus AIDS. AIDS merupakan fase akhir dari HIV .
Human imunnodefisiency virus ( HIV) adalah retrovirus yang termasuk dalam
family lentivirus. Dua jenis HIV yang secara genetiknya berbeda tetapi sama dari
antigennya berhubungan yaitu HIV-1 dan HIV-2 diisolasi dari penderita AID,HIV-1
lebih banyak dijumpai pada penderita AIDS di amerika serikat,eropa dan afrika
tengah, sedangkan HIV-2 lebih banyak dijumpai di afrika barat. HIV-1 lebih mudah
ditransmisi bebanding HIV -2. periode antara infeksi pertama kali dengan timbul

6
gejala penyakit adalah lebih lama dan penyakitnya lebih ringan daripada HIV-2
(WHO,2008)
Sedangkan AIDS merupakan singkatan dari acquired Immuno Deficiency
Sindrome. acquired artinya di dapat, jadi bukan merupakan penyakit keturunan.
Immuno berati sistem kekebalan tubuh. Deficiency berati kekurangan, sedangkan
Sindrome berati kumpulan gejala. AIDS adalah sekumpulan gejala yang didapatkan
dari penurunan kekbalan tuuh akibat kerusakan sistem imun yang disebabkan oleh
infeksi HIV. Penularan virus HIV dapat terjadi melalui darah, air mani, hubngan
seksual atau cairan vagina. Namun virus ini tidak bisa menular dari kontak fisik biasa
, seperti berpelukan, berciuman, atau berjabat tangan dengan seseorang yang
terinfeksi HIV atau AIDS ( Nursalam 2011 )
B. Tren dan issue prilaku penularan HIV/AIDS
Hal-hal yang menularkan HIV / AIDS penularan akan terjadi bila ada kontak
atau percampuran dengan cairan dalam tubuh yang mengandung HIV, yaitu :
1. Melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV hubungan seksual ini bisa
homoseksual ataupun heteroseksual. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral,
maupun anal dengan seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,
meliputi 80-90% dari total kasus sedunia. Virus ini dapat ditemukan dalam cairan
semen, cairan vagina, cairan serviks. Penularan mudah terjadi apabila terdapat lesi
penyakit kelamin dengan iniulkus atau peradangan jaringan seperti herpes
genetalia, sifilis , gonorea, Klamidia, kankroid dan trikomoniasis. Resiko pada
seks anal lebih besar dibandingkan dengan seks vagina dan resiko lebih besar
pada reseptif dari pada intensif ( soekidjo Notoatmodjo,2007:315)
2. Melalui transfusi darah dan transparasi organ yang tercemar oleh HIV secara
langsung akan menularkan HIV ke dalam sistem peredaran darah si penerima.
Transfusi darah atau produk darah yang tercemar mempunyai resiko sampai >
90% di temukan 3-5 % total kasus sedunia. ( Lange, 2011).
3. Melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya ( jarum akupuntur, tindik atau tato)
yang tercemar oleh virus HIV. Pemakaian jarum suntik secara bersamaan oleh
para pencandu narkotika akan lebih mudah menularkan HIV. Pemakaian jarum
suntik tidak steril atau pemakaian jarum suntik dan spuitnya pada pecandu
narkotika beresiko 0,5-1%, ditemukan 5-10%total kasus sedunia. Penularan
melalui kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai resiko
0,5% dan mencakup <0,1% total kasus sedunia ( Arief Mansjoer, 1977:163).

7
4. Penularan HIV dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada janinnya pada waktu
hamil, parsalinan dan setelah melahirkan memalui pemberian asi .
5. Potensi transmisi melalui cairan tubuh lain
Walaupun HIV pernah di temukan dalam air liur pada bagian kecil orang yang
terinfeksi, tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa air liur dapat menularkan
infeksi HIV baik melalui ciuman biasa maupun paparan lain misalnya sewaktu
bekerja bagi petugas kesehatan selain air liur di buktikan mengandung inhibitor
terhadap aktifitas HIV demikian juga belum ada bukti bahwa cairan tubuh lain
misalnya air mata, keringat dan air urine dapat merupaka media transmisi HIV
( Nasronudin,2007).
6. Transmisi pada petugas kesehatan dan petugas labolatorium
Berbagai peneliti multi institusi menyatakan bahwa resiko penularan HIV setelah
kulit tertusuk jarum atau benda tajam lainnya yang tercemar oleh darah yang
terinfeksi HIV adalah sekitar 0,3% sedangkan resiko penularan HIV ke membrane
mukosa atau kulit yang mengalami erosi adalah sekitar 0,09%.
C. Penyebab HIV/AIDS
Di negara Indonesia. Penyebaran dan penularan HIV. Paling banyak di sebabkan
melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik
yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat
menukarkan kepada orang lain, bahkan sejak beberapa Minggu sejak tertular. Semua
orang beresiko terinfeksi HIV.
D. Gejala HIV / AIDS
1. Tahap pertama
 Pengidap akan mengalami nyeri mirip seperti flu beberapa Minggu setelah
terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
 Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
 Dapat timbul demam nyeri tenggorokan, ruam pembengkakan, kelenjar getah
bening, diare,kelelahan , nyeri otot dan sendi.
2. Tahap kedua
 Umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
 Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh
 Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain
 Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

8
3. Tahap ke tiga
 Daya tahan pengidap rentan sehingga mudah sakit dan akan berlanjut
manjadi AIDS
 Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari
 Merasa lelah setiap hari
 Sulit bernafas
 Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama
 Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina
 Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang
 Hilang nafsu makan, sehingga berat badan menurun drastis.
Cara pencegahan HIV / AIDS
Hindarkan hubungan seksual diluar nikah, usahakan hanya berhubungan dengan satu
orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain, pergunakan kondom bagi
resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual, ibu yang darahnya telah diperiksa dan
ternyata mengandung virus HIV hendaknya jangan hamil karena akan memindahkan virus
HIV/AIDS kepada janinnya, kelompok resiko tinggi tidak dianjurkan menjadi donor darah,
penggunaan jarum suntik dan alat
lainnya (akupuntur, tato, tindik) harus dijamin ke sterilannya. Adapun usaha-usaha yang
dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan HIV/AIDS yaitu
misalnya: memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan HIV/AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan HIV/AIDS,
ataupun melalui iklan di berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik,
penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
kepada semua lapisan masyarakat agar dapat mengetahui bahayaAIDS sehingga berusaha
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan terjadinya virus HIV/AIDS.
Pada prinsipnya pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus HIV
melalui perubahan perilaku seksual yang terkenal dengan istilah “ABC” yang telah terbukti
mampu menurunkan percepatan penularan HIV, terutama di Uganda dan beberapa Negara
Afrika lain. Prinsip “ABC” ini telah dipakai dan dibakukan secara international, sebagai cara
paling efektif mencegah HIV lewat hubungan seksual. Prinsip “ABC” itu adalah:

9
“A” : Anda jauhi seks sampai anda kawin atau menjalin hubungan jangka panjang dengan
pasangan (Abstinesia)
“B” : Bersikap saling setia dengan pasangan dalam hubungan perkawinan atau hubungan
jangka panjang tetap (Be faithful)
“C” : Cegah dengan memakai kondom yang benar dan konsisten untuk penjaja seks atau
orang yang tidak mampu melaksanakan A dan B (Condom) Untuk pencegahan penularan non
seksual berlaku prinsip “D” dan “E” yaitu :
“D” : Drug, “say no to drug” atau katakan tidak pada napza atau narkoba.
“E” : Equipment “No sharing” jangan memakai alat suntik secara bergantian.

10
BAB III
KASUS

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, dalam
Laporan Perkembangan HIV-AIDS, Triwulan III, Tahun 2012 kepada Menteri Kesehatan RI,
menyampaikan bahwa sejak periode Juli – September 2012 terjadi perubahan dan
perkembangan data dalam laporan pasca Kegiatan Validasi dan Harmonisasi Data bersama
seluruh provinsi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
laporan dan laporan kasus 2012 atau tahun sebelumnya adalah benar-benar kasus yang
ditemukan pada tahun yang bersangkutan.
Kasus HIV, dari Juli sampai dengan September 2012 jumlah kasus baru HIV yang
dilaporkan sebanyak 5.489 kasus. Persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok
umur 25 – 49 tahun (73,7%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15,0%) dan kelompok
umur > 50 tahun (4,5%). Rasio kasus HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1.
Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual
(50,8%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun (9,4%), dan LSL (Lelaki Seks
Lelaki) (7%).
Kasus AIDS, dari Juli sampai dengan September 2012 jumlah kasus baru AIDS yang
dilaporkan sebanyak 1.317 kasus. Persentase kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 30 –
39 tahun (40,7%), diikuti kelompok umum 20 – 29 tahun (29,0%) dan kelompok umur 40 –
49 tahun (17,3%). Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Jumlah
kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta (648), Jawa Tengah (140), Bali
(1012), Jawa Barat (80) dan Kepulauan Riau (78). Persentase faktor risiko AIDS tertinggi
adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (81,9%), penggunaan jarum suntik
tidak steril pada Penasun (7,2%), dari ibu (positif HIV) ke anak (4,6%), dan LSL (2,8%).
Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan September 2012, kasus HIV-
AIDS tersebar di 341 (71%) dari 497 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia.
Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV-AIDS adalah Provinsi Bali (1987),
sedangkan yang terakhir melaporkan adanya kasus HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi
Barat.
umlah kasus AIDS tertinggi adalah wiraswasta (4.604 kasus), diikuti ibu rumah
tangga (4.251 kasus), tenaga non-profesional (karyawan) (4.056 kasus), buruh kasar (1.512

11
kasus), petani/peternak/nelayan (1.497 kasus), penjaja seks (1.320 kasus) dan anak
sekolah/mahasiswa (1.022 kasus).
Jumlah kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua (7.527 kasus), DKI Jakarta
(6.299 kasus), Jawa Timur (5.257 kasus), Jawa Barat (4.098 kasus), Bali (2.939 kasus), Jawa
Tengah (2.503 kasus), Kalimantan Barat (1.699 kasus), Sulawesi Selatan (1.377 kasus), Riau
(775 kasus), dan Sumatera Barat (715 kasus). Angka kematian (CFR) AIDS menurun dari
2,8% pada tahun 2011 menjadi 1,6% pada September 2012.
Jakarta - Data UNAIDS atau program PBB untuk HIV-AIDS, menyebutkan bahwa
setiap tahun ada 46 ribu kasus infeksi baru di Indonesia. Namun, apakah tahun depan jumlah
infeksi HIV baru di Indonesia akan bertambah atau justru berkurang?
Indonesia saat ini menempati posisi ketiga di Asia-Pasifik, setelah India dan China.
Menanggapi hal ini, ketua tim HIV terpadu RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia), Dr dr
Alvina Widhani, SpPD, KAI, menyatakan, bahwa jumlah infeksi penularan HIV di Indonesia
diprediksi akan meningkat pada tahun depan.
dr Alvina pun menjelaskan, faktor risiko penularan seksual yang kian meningkat
menjadi salah satu penyebabnya, setelah penggunaan narkoba suntik.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Human Immunodefisiency Virus ( HIV ) adalah virus yang menyebabkan kerusakan


sistem imun dan menghancurkannya. HIV menginfeksi tubuh dengan inkubasi yang panjang
sehingga menyebabkan timbulnya tanda dan gejala AIDS.
Sedangkan acquired Immuno Deficiency Sindrome ( AIDS ) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekbalan tubuh akibat
iinfeksi oleh virus HIV yang termasuk familly retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV.
Adapun pengertian singkat mengenai HIV dan AIDS yakni sebagai berikut :
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat
untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan
hidup penderita HIV (ODHA).
Jadi HIV dikenal segai vrius perusak kekebalan tubuh sehingga setelah mengalami
infeksi akan bertambah serius yang disebut dengan AIDS.
Adapun beberapa tipe HIV yang harus kita ketahui seperti bagaimana bahayanya virus
tersebut ialah sebagai berikut:
Tipe HIV
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi
lagi menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90%
di antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang

13
sebagian kecil individu, terutama di Afrika Barat.Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih
dari 1 subtipe virus, terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut
dengan superinfeksi. Meski kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko
superinfeksi cukup tinggi pada 3 tahun pertama setelah terinfeksi.

Selain itu perkembangan virus HIV diindonesia kian meningkat, HIV dan AIDS di
Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu
kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada pria dan
wanita, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun). Di tahun
yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800
orang.
Data terakhir Kemenkes RI menunjukkan, pada rentang Januari hingga Maret 2017 saja
sudah tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV, dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS
di Indonesia.

Maka dari itu kita harus memahami beberapa gejala yang di timbulkan oleh virus HIV.
Adapun gejala - gejala yang dikeluarkan yakni sebagai berikut:
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi akut, dan
terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem
kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi untuk melawan virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi terjadi. Penderita
umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang muncul mirip
dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali. Perlu diketahui, pada
tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih
mudah terjadi pada tahap ini. Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat
berlangsung hingga beberapa minggu, yang meliputi:

a) Demam hingga menggigil.

b) Muncul ruam di kulit.

c) Muntah.

d) Nyeri pada sendi dan otot.

e) Pembengkakan kelenjar getah bening.

14
f) Sakit kepala.

g) Sakit perut.

h) Sakit tenggorokan dan sariawan.

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten dapat
berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV semakin
berkembang dan merusak kekebalan tubuh.

Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak merasakan
gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita lainnya mengalami
sejumlah gejala, seperti:

1. Berat badan turun.

2. Berkeringat di malam hari.

3. Demam.

4. Diare.

5. Mual dan muntah.

6. Herpes zoster.

7. Pembengkakan kelenjar getah bening.

8. Sakit kepala.

9. Tubuh terasa lemah.

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV semakin
berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS. Ketika
penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat
penderita lebih mudah terserang infeksi lain.

Gejala AIDS meliputi:

1) Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.

2) Berkeringat di malam hari.

3) Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.

15
4) Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. Keluhan ini kemungkinan menandakan
adanya sarkoma Kaposi.

5) Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.

6) Diare kronis.

7) Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.

8) Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.

Berikut adalah gejala - gejala yang dikeluarkan oleh seseorang yang terpapar virus HIV dan
AIDS.

Akan tetapi,Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV. Meskipun
demikian, infeksi dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:

1. Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina atau
melalui dubur. Bila memilih kondom dengan pelumas, pastikan pelumas yang berbahan
dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat
membuat kondom bocor. Untuk seks oral, gunakan kondom yang tidak berpelumas.

2. Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.

3. Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda menjalani tes HIV.

4. Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV dalam masa
kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan persalinan, untuk
mencegah penularan dari ibu ke janin.

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Human Immunodefisiency Virus ( HIV ) adalah virus yang menyebabkan kerusakan
sistem imun dan menghancurkannya. HIV menginfeksi tubuh dengan inkubasi yang panjang
sehingga menyebabkan timbulnya tanda dan gejala AIDS.
Sedangkan acquired Immuno Deficiency Sindrome ( AIDS ) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekbalan tubuh akibat
iinfeksi oleh virus HIV yang termasuk familly retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV.
perkembangan virus HIV diindonesia kian meningkat, HIV dan AIDS di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu
kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada pria dan
wanita, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun). Di tahun
yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800
orang.
Data terakhir Kemenkes RI menunjukkan, pada rentang Januari hingga Maret 2017 saja
sudah tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV, dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS
di Indonesia.
B. Saran
Dalam trend dan issue saat ini mengenai virus HIV dan AIDS yang sampai saat ini
belum ditemukan vaksin pencegahan, semoga masyarakat bisa mematuhi segala saran atau
protokol yang dianjurkan dalam mengurangi perkembangan HIV dan AIDS diindonesia,
menjauhi atau mengurangi akan yang namanya berhubungan seksual secara bebas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Masriadi. 2017. Epidimiologi Penyakit Menular Ed. 1 Cet. 2. Depok: Rajawali Pers

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1500704&val=17890&title=PENGARUH%20PENDIDIKAN%20KESEHATAN
%20TERHADAP%20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20REMAJA%20TENTANG
%20HIVAIDS

https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids

https://www.alodokter.com/hiv-aids/gejala

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20121223/506787/perkembangan-hiv-
aids-di-indonesia-pada-triwulan-tahun-2012/

18

Anda mungkin juga menyukai