Disusun Oleh :
Segala puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya. Makalah ilmu
penyakit dalam ilmu kebidanan ini akan memberikan pedoman atau pembelajaran bagi
mahasiswa dalam menempuh Pendidikan kebidanan khususnya dalam menangani ilmu penyakit
dalam kebidanan. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan dan bahan pengayaan bagi
mahasiswa kebidanan yang ingin mengembangkan ilmunya. Dengan ini terbitnya makalah ini
dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa guna proses pembelajaran.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam buku ini dan penulis telah berusaha
untuk mencapai kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian HIV/AIDS
B. Etiologi HIV/AIDS
C. Cara penularan HIV/AIDS
D. Tanda dan gejala HIV/AIDS
E. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu
syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem
kekebalan atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem
kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit- penyakit lain
yang berakibat fatal, yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali
ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc
Montagnier pada tahun 1983.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi),
termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak
8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Di
Indonesia berdasarkan data-data yang bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP
Departemen Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685
orang yang dilaporkan oleh 23 propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia pada dasarnya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang sebenarnya. Pada
penyakit ini berlaku teori "Gunung Es" dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecil
dari yang semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang
terinfeksi telah terdapat kurang lebih 100-200 penderita HIV yang belum diketahui.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi
peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara.
Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak saja mengenai penyakit (AIDS), virus
(HIV) tetapi juga reaksi/dampak negatif berbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi,
politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh
negara maju maupun negara berkembang.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah
penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam upaya menanggulangi
problematik jumlah penderita yang terus meningkat adalah upaya pencegahan yang dilakukan
semua pihak yang mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang
memungkinkan dapat terserang HIV/AIDS.
B. Rumusan Masalah
1.Apakah HIV/AIDS itu
2.Apakah Etiologi HIV/AIDS itu?
3. Bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan?
4.Apakah tanda dan gejala HIV/AIDS itu?
5. Bagaimanakah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS itu.
2. Menjelaskan Etiologi HIV/AIDS.
3. Menjelaskan penularan HIV/AIDS.
4. Menjelaskan tanda dan gejala HIV/AIDS.
5. Cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah Syndrome akibat defisiensi
immunitas selluler tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi
oportunistik keganasan berakibat fatal. Munculnya Syndrome ini erat hubungannya
dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah terjadi seketika
melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.
Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu 5-7 tahun
mendatang diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS.
Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh lebih banyak dari pada pendrita AIDS itu
sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut dan menyebabkan kelainan
imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS merupakan penyakit yang
sangat berbahaya karena mempunyai case fatality rate 100% dalam 5 tahun setelah
diagnosa AIDS ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.
B. Etiologi HIV/AIDS
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di
Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di
Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada
tahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV.
Muman Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli
merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel
target virus ini terutama sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-
4. Didalam sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap hidup
lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu
dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung
(envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim
reverce transcriptase dan beberapa jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp
41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar
virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh
lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti
eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar
utraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga
ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angka Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indicator
penting untuk menilai Tingkat kesejahterasaan suatu Negara dan status Kesehatan Masyarakat.
Dalam salah satu Upaya untuk Kesehatan ibu dan anak maka setiap ibu hamil disuatu daerah
dicatat agar resiko-resiko yang dapat terjadi dapat dideteksi lebih dini lagi yang disebut register
kohort. Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita. Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta
keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang pengoleksinya
melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan.
B. Saran
Untuk tenaga Kesehatan khususnya seorang bidan, alangkah baiknya untuk menerapkan
register kohort disetiap pelayanan kebidanannya. Agar resiko-resiko yang dapat terjadi pada ibu
dapat dideteksi lebih dini.