2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia
(pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan
telah terdapat sebanyak 8,400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6.7 juta orang
dewasa dan 1.7 juta anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data yang
bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP Departemen Kesehatan RI
sampai dengan I Mei 1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang yang
dilaporkan oleh 23 propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia pada dasarnya bukanlah merupakan gambaran jumlah penderita yang
sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori "Gunung Es" dimana penderita yang
kelihatan hanya sebagian kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO
mengestimasikan bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang
lebih 100-200 penderita HIV yang belum diketahui.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu
alternatif dalamupaya menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus
meningkat adalah upaya pencegahan yang dilakukan semua pihak yang
mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang
memungkinkan dapat terserang HIV.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AIDS
1.Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita
AIDS positif).
Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif yang dalam waktu
5-7tahun mendatang diperkirakan 10-30% diantaranya menjadi penderita AIDS.
Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh lebih banyak dari pada
pendrita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu dapat berkembang lebih lanjut
dan menyebabkan kelainan imunologis yang luas dan gejala klinik yang
bervariasi. AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai
case fatality rate 100% dalam 5 tahun setelah diagnosa AIDS ditegakkan, maka
semua penderita akan meninggal.
B. ETIOLOGI HIV/AIDS
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core)
dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua
untaianRNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis
proscin. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120).
Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian
luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus
sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan
mudah dimatikan dengan. berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol,
jodium hipoklorit dan sebagainya. tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar
utraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati
diluar tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia
jaringan otak.
Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hinggah kini
cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui :
Transmisi Seksual
1.a. Homoseksual
Pada inveksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang di
infeksinya tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi (penggandaan), sehingga
ada kesempatan untuk berkembang dalam tubh penderita tersebut, yang lambat
laun akan menghabiskan atau merusak sampai jumlah tertentu dari sel lymfosit
T4. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian, barulah pada
penderita akan terlihat gejala klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut.
Masa antara terinfeksinya HIV dengan timbulnya gejala-gejala penyakit (masa
inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebih dari 10 tahun, rata-rata 21 bulan pada anak-
anak dan 60 bulan pada orang dewasa.
Infeksi oleh virus HIV menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rusak yang
mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang atau hilang, akibatnya mudah terkena
penyakiy-penyakit lain seperti penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
protozoa, dan jamur dan juga mudah terkena penyakit kanker seperti sarcoma
Kaposi. HIV mungkin juga secara langsung menginfeksi sel-sel syaraf,
menyebabkan kerusakan neurologis.
Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara
lain tumor dan infeksi oportunistik :
Pada dasarnya upaca pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak
asal mengetahui cara-cara penyebaran AIDS.
Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :
HIV terdapat pada semua cairan tubuh penderita tetapi yang terbukti
berperan dalam penularan AIDS adalah mani, cairan vagina dan darah.
HIV dapat menyebar melalui hubungan seksual pria ke wanita, dari wanita ke pria
dan dari pria ke pria. Setelah mengetahui cara penyebaran Hiv melalui hubungan
seksual melalui cara H1V melaui hubungan seksualınaka upaya pencegahan adalah
dengan cara:
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS. Penularan
AIDS melalui darah terjadi dengan :
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada
janinnya.
Penularan dapat rerjadi pada waktu bayi di dalam kandungan pada waktu
persalinan dan sesudah bayi dilahirkan.
Upaya untuk mencegah tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar
ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
PENUTUP
Kesimpulan
Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan epidemic
reaksi/dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi,
politik, kebudayaan, dan demografi.
Saran