Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN


PENGKAJIAN BUDAYA

Oleh:
Nama Kelompok :
Rahmawati Mansur
Ramdan Ismunandar Bakari
Reka Pramaisela Mamonto
Rexy Jose Julio Lasut
Rezha Chorneles Yuen Giroth
Richela Brenda Langoy

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS LANJUTAN
TAHUN 2021
A. Pengkajian keperawatan transkultural
Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi tentang pasien,
informasi mencakup biopasikososioacultural dan spritual. Data yang merupakan hasil
dari pencarian informasi bisa diperoleh melalui pasien sendiri berdasar wawancara,respon
verbal dan non verbal keluarga dan orang lain yang terkait.Pengkajian bidang
transkultural dilakukan oleh seorang perawat profesional.
Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam memahami untuk mecoba
menyesuaikan pengalaman, interprestasi dan harapan yang berbeda dalam budaya. Semua
kelompok budaya memiliki sistem waktu dalam keyakinan dan praktek kesehatan
sehingga perawat dapat menginterprestasikan harapan antar kelompok. Wawancara
kultural yang sensitif diperlukan untuk mengetahui siapa klien mereka. Keperawatan,
untuk memberikan asuhan kongruent secara kultural, memperhatikan hubungan antara
diri sendiri dan orang lain, antara penyakit, fsikologis dan fenomena tertentu seperti
kemiskinanan, penderitaan, kekerasan, penyakit kronis, dan penuaan antara budaya
perawatan dan kejiwaan dan dari klien dan antara etika keperawatan dan ketentuan
asuhan yang sesui. Ketika perawat dan klien berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda, diagnosis akurat, tretment, dan asuhan tergantung pada pengetahuan dan
keterampilan khusus yang memerlukan banyak waktu (Benner,Tanner, &, Chesia,1996;
Lipson & Steiger, 1996 ; Westermeyer, 1987 dalam leininger 2000).
Wawancara dalam pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan ada
beberapa macam jenis pengkajian dalam proses keperawatan transkultural diantaranya
dari purneil, Giger dan davidhizar,leahy dan kizilay,Andrews dan boyle dan sebagianya,
tetapi yang paling kompreshensif dan sering digunakan adalah dari leininger. Sunrise
model yang sudah di jelaskan di bab sebelumnya merupakan prinsip proses keperawatan
mulai tahap pengkajian sampai rencana tindakan keperawatan.
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Leininger's
Sunrise Models"dalam teori keperawatan transkultural Leininger yaitu:
1. Faktor Teknologi (technological foctors)
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu
menkaji berupa : persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahn kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan,
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.alasan klien
tidak mau operasi dan klien memilih pengobatan alternatif.Klien mengikuti tes
laboratorium darah dan memahami makna hasil tes tersebut .
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious and Philosopichal Faktors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan
motivasi yang amat realistik bagi para pemeluknya. Faktor agama yang perlu dikaji
perawat seperti: agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak postif
terhadapa kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai
konsep diri yang untuh status pernikahan,persepsi klien terhadap kesehatan dan cara
beradaptasi terhadapa situasinya saar ini, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit ,cara pengobatan dan penularan kepada orang lain.
3. Faktor Sosial dan Keterikatan Kekeluargaan (Kinship & Social Factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat: nama
lengkap dan nama panggilan di dalam keluarga , umur atau tempat dan tanggal
lahir,jenis kelamin, status, tipe keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga,
kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang
dilakukan bersama masyarakat misalnya arisan keluarga ,kegiatan yang dilakukan
bersama masyarakat misalnya: ikut kelompok olahraga atau pengajian.
4. Faktor Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup (Cultural Values & Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak didalam diri manusia, mengenai apa
yang dianggap baik apa yang dianggap buruk. Nilai-niai budaya adalah sesuatu yang
dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk.
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah:
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa
non verbal klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan berkaitan
dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa sehari-hari misalnya sakit apabila
sudah tergeletak dan tidak dapat pergi kesekolah atau kekantor.
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan Rumah Sakit yang Berlaku (Political and Legal
Factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural (Adrew & Boyle,1995), seperti peraturan dan kebijakan dapat berkaitan
dengan jam berkunjung, klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkan oleh rumah
sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi(economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang
pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain :asuransi, biaya, kantor, tabungan dan
patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat
antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, kebiasaan menabung
dan jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor ekomoni dapat ikut menentukan pasien
atau keluarganya dirawat di ruang yang sesuai dengan daya embannya.
7. Faktor pendidikan(educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Di dalam menempuh pendidikan formal
tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya dilanjutkan
kepada pendidikan di luar keluarga. (Leininger,1984). Semakin tinggi pendidikan
klien maka keyakinannya harus di dukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasioanal dan
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Sebelum mengkaji 7 komponen diatas dalam pengkajian transkultural perlu di kaji
data demografi klien yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, nama keluarga,
alamat, lama tinggal ditempat ini, jenis kelamin, tempat lahir, diagnosa medis, No.
Registrasi. Data tersebut perlu dikaji untuk mengetahui data umum dari klien.
A. Contoh Kasus
Pengkajian Kasus
1. Identintas Klien
Nama : Ny. ‘’S’’
Nama Panggilan : bu Edi
Usia : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : Guru play group
Suku : Sunda
Status anak : 3 dari 4 bersaudara
Status perkawinan : menikah dengan bapak E. W
Alamat : Kampung milinjo desa Gedang Selirang Sukoharjo, Jawa
Tengah,
Pengunaan Bahasa : Sunda & Indonesia
Diagnosa Medis : Abortus Habitualis G1 P0 A1 (saat ini)
2. Data Biokultural
Pasien mempunyai resiko penyakit kencing manis, kulit kuning langsat, wajah bulat telur,
rambut bergelombang, saat ini HB pasien 4,8 karena mengalami perdarahan terus-
menerus.
Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transkultural.
a. Faktor Teknologi
Ny. S menggunakan teknologi modern di dalam rumah tangganya, Tidak mengenal
alat-alat teknologi kesehatan, mempunyai pantangan menolak dilakukan transfusi,
menolak tindakan abortus karena bertentangan dengan keyakinannya.
b. Faktor Agama Dan Falsafah Hidup
Mereka percaya bahwa sekecil apapun nyeri atau sakit merupakan cobaan dari yang
maha kuasa, Maka tidak boleh melakukan yang dilarang oleh agama.
c. Faktor Sosial Dan Keterikatan Keluarga
Pasien dan suaminya Jarang bertemu keluarga dari kedua belah pihak ada di kampung
halaman, sedangkan pasien dan suaminya hidup di kota tempat mereka bekerja.
pasien mempunyai grup kelompok keagamaan yang berkumpul setiap hari Jumat.
d. Faktor nilai budaya dan gaya hidup
Pasien pantang memandang ketika berkomunikasi Dengan lawan jenis, pasien juga
menolak diperiksa lawan jenis, pasien hanya mengkonsumsi daging tertentu dan
tidak mau menyebutkan, menolak makan daging sapi atau ayam, jam tidur klien
maksimal 5 jam setiap hari
e. Faktor Kebijakan Dan Hukum
Sanksi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama sesuai
dengan grupnya.
f. Faktor Ekonomi
Mata pencaharian Nelayan adalah guru paly group dan suaminya adalah berdagang.
klien menyisihkan uangnya untuk bersedekah setiap bulan. menabung di bank
bertentangan dengan keyakinannya.
g. Faktor Pendidikan
Menurut pasien dan suaminya pendidikan adalah penting, orang harus selalu belajar
sampai akhir hayatnya dan mengamalkan pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Arum (2011) Buku Ajar Keperawatan Transkultural, Edisi Pertama, Gosyen Publishing;
Yogyakarta

https://id.scribd.com/document/397579549/6-Pengkajian-Budaya-Dalam-Keperawatan di akses
tanggal 26 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai