Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“ EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS ”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS
Dosen Pembimbing: Ni Putu Sumartini, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Asmiatul Karimah Z
Desti Ananda
Irwina Syafitri
Hierwan Alwi Yudistira
Seni Wati
Rizki Amalia

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
NERS KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
merupakan salah satu tugas kelompok mata kuliah keperawatan HIV/AIDS
yang berjudul EPIDEMIOLOGI HIV/AIDS .
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah banyak mendapatkan
bantuan dan masukan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada :
1. Ni Putu Sumartini, M.Kep selaku dosen pengajar mata kuliah
keperawatan HIV/AIDS yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada kami.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah sama-sama bekerja keras dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dan para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Mataram, September 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
A. Konsep Teori......................................................................................4
B. Epidemiologi Lokan Dan Global Kecendrungan HIV/AIDS………17
BAB III PENUTUP......................................................................................24
A. Kesimpulan........................................................................................24
B. Saran..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency
Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah
ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran
darah,  dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani,
cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh
tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia.
Bahkan menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah
membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan
ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada
sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di
banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta
(antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta
(570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang
kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang
terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia,
peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai
dengan 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes
RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah
menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang
terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini
tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi
sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara
80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga,
setelah Cina dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di
Asia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian HIV-AIDS?

2. Apakah Etiologi dari AIDS?

3. Bagaimanakah Patofisiologi AIDS?

4. Bagaimanakah Pathway dari AIDS?

5. Apakah Manifestasi Klinis dari AIDS?

6. Bagaimanakah Patogenesis Dari AIDS?

7. Bagaimanakah Pemeriksaan Diagnostik untuk AIDS?

8. Bagaimanakah Pencegahan AIDS?

9. Bagaimanakah Penatalaksanaan Medis AIDS?

10. Apakah Komplikasi dari AIDS?

11. Bagaimanakah Konsep asuhan keperawatan Klien dengan AIDS?


C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian HIV-AIDS

2. Mengetahui Etiologi dari AIDS

3. Mengetahui dan memahami Patofisiologi AIDS

4. Mengetahui Pathway dari AIDS

5. Mengetahui Manifestasi Klinis dari AIDS

6. Mengetahui Patogenesis dari AIDS

7. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik untuk AIDS

8. Mengetahui Pencegahan AIDS

9. Mengetahui Penatalaksanaan Medis AIDS

10. Mengetahui komplikasi AIDS

11. Mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan Klien dengan


AIDS?
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus pada
manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS.Sedangkan
AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:
 AIDS adalah sindroma yang menunujukkan defisiensi imun seluler
pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat
menerangkan terjadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat –
obatan seperti imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal, dan
sebagainya (Christine L, 1992).
 AIDS dalah kumpulan gejalapenyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh oleh virus yang disbut HIV yang di tandai dengan
menurunya system kekebalan tubuh sehinggapasien AIDS mudah
diserang oleh infeksi oportunistik dan kanker (Djauzi dan Djoerban,
2003)
 AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus
menerus yang berkaitan dengan infeksi human immunodetciency virus
(HIV). (Suzane C. Smetzler dan Brende G. Bare, 2002)
 AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana
mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah
200    atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV.
(Doenges, 1999)
 AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan
hasil   akhir dari infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)
 AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh manusia (H. JH. Wartono, 1999 : 09).
 Kesimpulan: AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh
faktor luar (bukan dibawa sejak lahir)dan sebagai bentuk paling hebat
dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa
dan gejala yang nyata hingga keadaan ini imunosuprsi dan berkaitan
dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelianan malignitas yang jarang terjadi

2. Etiologi
HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel T manusia tipe III
(HLTV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus
manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam
ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah
masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik,
dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap
aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki
perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1, Vpu, yang membantu pelepasan
virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx
meningkatkan infektivitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi
dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus.
HIV-2, yang pertamakali diketahui dalam serum dari para perempuan
Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit
klinis tetapi tampaknya kurang patogenik diabandingkan dengan HIV-1
(Marink, 1994).
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiencyvirus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun
1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase, yaitu:
1. Periode Jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1 sampai 2 minggu dengan
gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimptomatik. Lamanya 1 sampai 15 tahun atau lebih dengan
gejala tidak ada.
4. Supresi imun simptomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS
pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan
tumor pada berbagai sistem tubuh, dan manifestasi neurologis.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria
maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

Penularan dan Masuknya Human Immunodeficiency Virus (HIV).


HIV dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinal, semen, air mata,
sekresi vagina atau serviks, urine, ASI, dan air liur. Penularan terjadi
paling efisien melalui darah dan semen. HIV juga dapat ditularkan
melalui air susu dan sekresi vagina atau serviks. Tiga cara utama
penularan adalah kontak dengan darah dan kontak seksual dan kontak
ibu-bayi. Setelah virus ditularkan akan terjadi serangkaian proses yang
kemudian menyebabkan infeksi.

3. Patofisiologi
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS
diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar
50% orang yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5
tahun pertama, dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat
AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel target dalam waktu
singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama. Supaya
terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah
putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam
DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru.
Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan
menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor
protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. CD4
adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel
darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki
reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.
Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan       mengatur sel-sel
lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan
limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-
sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya
limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam
melindungi dirinyaterhadap infeksi dan kanker.
 Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T
penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang
yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun
sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan
HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di
dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak
mampu meredakan infeksi. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus
di dalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap
penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain
terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+
yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-orang yang
beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS,
jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya mencapai
200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
 Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosit yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan
produksi antibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk
melawan HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak
banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada
AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam
mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama
3-6 bulan sebelum titer antibodi terhadap HIVpositif. Fase ini disebut
“periode jendela” (window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti
berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa
titer antibodinya terhadap HIV tetap positif (fase ini disebut fase laten)
Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang
lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit
infeksi HIVsampai menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26
bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV positif.
(Heri : 2012)
Perjalanan HIV / AIDS di bagi dalam 2 fase :
a. Fase infeksi awal
Pada fase awal proses infeksi (Immunokompeten) akan terjadi respon
imun berupa peningkatan aktivitas imun, yaitu pada tingkat selular
(KLA-DR; sel T; IL-2R ); serum atau humoral (beta-2 mikroglobulin,
neopterin, CD8, IL-R); dan antibodi upregulation (gp 120, anti
p24;IgA). Induksi sel T helper dan sel-sel lain diperlukan untuk
mempertahankan fungsi sel-sel faktor sistem imun agar tetap berfungsi
dengan baik.
Infeksi HIV akan menghancurkan sel-sel T, sehingga T-helper
tidak dapat memberikan induksi kepada sel-sel efektor sistem imun.
Dengan tidak adanya T-helper , sel-sel efektor sistem imun seperti T8
sitotoksi, sel NK, monosit dan sel B tidak dapat berfungsi dengan baik.
Daya tahan tubuh menurun sehingga pasien jatuh ke dalam stadium
lebih lanjut.
b. Fase infeksi lanjut
Fase ini disebut dengan imunodefesien, karena dalam serum pasien yang
terinfeksi HIV ditemukan adanya faktor supresif berupa antibodi terhadap
poliferase sel T. Adanya supresif pada poliferase sel T tersebut dapat
menekan sintesis dan sekresi limfokin, sehingga sel T tidak mampu
memberikan respons terhadap mitogen dan terjadi disfungsi imun yang
ditandai dengan penurunan kadar CD4+, sitokin, antibodi down
regulation, TNF a, dan anti nef.
4. Pathway Menyerang T Limfosit,
sel saraf, makrofag,
Virus HIV Merusak seluler monosit, limfosit B Immunocompromise

HIV- positif ?
Invasi kuman patogen Flora normal patogen

Reaksi psikologis Organ target

Manifestasi oral Manifestasi saraf Gastrointestinal Respiratori Dermatologi Sensori

Lesi mulut Kompleks Ensepalopati akut Diare Hepatitis Disfungsi Penyakit Infeksi Gatal, sepsis, Gangguan
demensia biliari anorektal nyeri penglihatan
dan
pendengaran
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat

Gangguan rasa nyaman : nyeri

Gangguan rasa nyaman : nyeri

Gangguan pola BAB

Tidak efektfi bersihan jalan napas

Tidak efektif pol napas


Cairan berkurang
IntoleransAktivitas

Gangguan body imageapas


Gangguan mobilisasi

hipertermi

Nutrisi inadekuat

Gangguan sensori
5. Manifestasi Klinis
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang
ditemui pada penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan, batuk-batuk,
sariawan dan nyeri   menelan, badan menjadi kurus sekali, diare, sesak
napas, pembesaran  kelenjar getah bening, kesadaran menurun, penurunan
ketajaman penglihatan, bercak ungu kehitaman di kulit.
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati,
karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di
Indonesia, misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau
tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala bersama-sama pada
seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang mudah
tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit.
Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang
lamanya 1 – 2 Minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat
fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam,
keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan
ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral. Dan
disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS
(bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat
gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic
Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa,
infeksi lain termasuk meningitis, kandidiasis, cytomegalovirus,
mikrobakterial, atipikal.
Pembagian Stadium :
a. Stadium pertama: HIV

Infeksi di mulai dengan masuknya HIV dan di ikuti dengan terjadinya


perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah
dari negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam
tubuh sampai tes antibodi terhadap HIVmenjadi positif di sebut
dengan window period. Lama window period adalah antara satu
sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam
bulan
b. Stadium kedua: Asimptomatik ( tanpa gejala )

Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV, tetapi


tubuh tidak menunjukkan gejala apa pun. Keadaan ini dapat
berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien
HIV.AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada
orang lain.
c. Stadium ketiga: Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
(pesistent Generalized Lynphadenopat). Hal ini tidak hanya muncul
pada satu tempat saja dan berlangsung lebih satu bulan.
d. Stadium keempat: AIDS

Keadaan ini di sertai dengan adanya bermacam-macam penyakit,


antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf, dan penyakit infeksi
sekunder.
Gejala klinis pada stadium AIDS di bagi antara lain :
 Gejala utama/mayor:
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga bulan.

 Gejala minor:
a. Batuk kronis selama satu bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur
Candida albicons
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yangmenetap di seluruh
tubuh
d. Munculnya herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal di
seluruh tubuh.

B. EPIDEMIOLOGI LOKAN DAN GLOBAL KECENDRUNGAN HIV/AIDS


1. Sejarah penemuan kasus dunia dan Indonesia
Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun
1981 pada orang dewasa homoseksual. Para peneliti menemukan
peningkatan mendadak dari 2  jenis penyakit penyakit di kalangan
kalangan homoseksual homoseksual di Amerika. Amerika. Kedua
penyakit penyakit itu adalah sarkome koposi (sejenis kanker yang jarang
terjadi) dan pneumonia pnemokista (sejenis  pneumonia yang  pneumonia
yang hanya terjadi pada pen hanya terjadi pada penderita gangguan system
derita gangguan system kekebalan). Kegagalan kekebalan). Kegagalan
system kekebalan tubuh yang mengakibatkan timbulnya dua penyakit
yang jarang ditemui ini saat ini disebut dengan AIDS. Pada bulan Januari
tahun 1983, dr. Luc Montagnier bersama rekannya dari Institute Pasteur
Perancis mengisolasi virus dari kelenjar getah bening yang dinamakan
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).
Selanjutnya pada bulan Juli 1989, dr. Robert Gallo dari Lembaga
Kanker Nasional (NIC-Amerika) menemukan virus dari ODHA yang
dinamakan Human T-l kan Human T-lymphocitic ymphocitic Virus tipe
III (HTLV III). Virus tipe III (HTLV III). Ilmuwan lain, J. Levy ju
Ilmuwan lain, J. Levy juga menemukan sebab masalah. ga menemukan
sebab masalah. Akhir  bulan Mei  bulan Mei 2018, Komisi 2018, Komisi
Taksonomi Internasional Taksonomi Internasional sepakat sepakat
memberikan nama memberikan nama Human Immunodefiency Virus
(HIV). Berdasarkan pemeriksaan klinis, darah tertua yang terinfeksi HIV
di Amerika adalah darah pada tahun 1969, sedangkan di Afrika pada tahun
1959. Pada akhir 1970-an diperkirakan HIV sudah mulai berkembang dan
meluas di daerah Sub Sahara Afrika. Semua ilmuwan sepakat bahwa kasus
pertama AIDS adalah pelaporan Gottliebt di Los Angeles, 5 Juni 1981.
Pada tahun 1987 muncul kasus AIDS di Indonesia untuk pertama kalinya.
Tidak ada yang mengetahui persis tentang asal-usul penyakit ini di
Indonesia. Kasus pertama ditemukan di Bali. Sebagian besar mereka yang
terinfeksi HIV merupakan homoseksual, dan tercatat banyak kasus
meninggal di rumah sakit dengan durasi < 72  jam. Kasu  jam. Kasus
AIDS pertama kali pertama kali di Indonesia diduga onesia diduga terjadi
di terjadi di RSIJ dan RSIJ dan pasiennya adalah pasiennya adalah seorang
perempuan yang merupakan seorang ibu dengan 3 orang anak. Ibu
tersebut menderita anemia hemolitik dan penularannya kemungkinan
besar melalui transfusi darah. Pada bulan September 1985 hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil  positif dan perempuan
tersebut meninggal tahun  positif dan perempuan tersebut meninggal tahun
1986. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1989, AIDS sudah
merupakan penyakit yang mengancam kesehatan anak di Amerika. Di
seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian lebih dari 8000 orang setiap
harinya, yang berarti setiap 10 detik terdapat 1 orang meninggal. Infeksi
HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius. AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske,
Rubinstein, dan Amman pada tahun 1983 di Amerika Serikat.
Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika semakin
meningkat. Pada bulan Desember 1989 di Amerika telah dilaporkan 1995
anak-anak berumur kurang dari 13 tahun yang menderita AIDS pada bulan
Maret 1993 tercatat sebanyak 4480 kasus. Jumlah ini merupakan 1,5%
dari seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa
mulai tahun 1988 terdapat 365 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak  pada orang dewasa maupun anak-anak anak-anak tertinggi
tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama terutama negara-negara di
Afrika Sub-Sahara. Sejak dimulainya epidemi HIV, AIDS telah
mematikan lebih dari 25 juta orang. bih dari 25 juta orang. Lebih dari 14
juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya akibat AIDS.
Setiap tahun diperkirakan terdapat kurang lebih 3 juta orang meninggal
karena AIDS dan 1/6 di antaranya anak di bawah umur 15 tahun. Setiap
tahun pula terjadi infeksi  baru pada 5 juta orang terutama terutama di
negara berkembang. berkembang. Sejak tanggal tanggal 5 Juni 1981
banyak de  banyak definisi yang muncul untuk pengawasan pengawasan
epidemiologi epidemiologi AIDS, seperti seperti definisi definisi Bangul
dan WHO tentang AIDS tahun 1994.
Namun demikian, demikian, kedua system tersebut tersebut
sebenarnya sebenarnya ditujukan ditujukan untuk  pemantauan
pemantauan epidemic dan epidemic dan bukan untuk penentuan tahapan
penentuan tahapan klinis pasien, klinis pasien, karena definisi karena
definisi yang digunakan tidak spesifik. Di berbagai negara berkembang,
system WHO untuk infeksi HIV didapatkan dengan memakai data klinis
dan labboratorium. Sementara itu di negara maju digunakan klasifikasi
CDC Amerika Serikat.
2. Situasi terakhir HIV/AIDS global dan lokal
Pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 36,7 juta orang hidup dengan
HIV, meningkat sebanyak 3,4 juta meningkat sebanyak 3,4 juta
dibandingkan tahun 2 dibandingkan tahun 2010. Sebanyak 2,1 010.
Sebanyak 2,1 juta diantaranya juta diantaranya merupakan kasus baru
HIV. Namun, dalam laporan yang sama terjadi penurunan kematian,
WHO mencatat sejak AIDS ditemukan hingga akhir 2015 terdapat 34 juta
orang meninggal dan di tahun 2015 tercatat sebesar 1,1 juta orang
meninggal uterkait dengan ADIS, menurun dibandingkan tahun 2010 yang
sebesar 1,5 juta kematian.
Di Indonesia pertama kali ditemukan di Provinsi Bali pada tahun
1987. Hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di 407 dari 507
kabupaten/kota (80%) di seluruh  provinsi  provinsi di Indonesia.
Indonesia. Berbagai Berbagai upaya penanggulangan penanggulangan
sudah dilakukan dilakukan oleh  pemerintah bekerjasama dengan berbagai
lembaga di dalam maupun luar n dalam maupun luar negeri.
Infeksi HIV cenderung meningkat dan paling banyak terjadi pada
kelompok usia produktif yaitu kelompok umur 25-49 tahun dan kelompok
umur 20 - kelompok umur 20 -24 tahun. 24 tahun. Pola penularan HIV
menurut jenis kelamin memiliki pola yang hampir sama selama beberapa
tahun terakhir yaitu lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki
dibandingkan kelompokperempuan. Namun rasio perbandingan antara dua
kelompok tersebut semakin kecil, artinya jumlah infeksi HIV pada
perempuan semakin mendekati  jumlah infeksi HIV pada laki-laki.
Demikian pula pola penularan HIV berdasarkan faktor risiko tidak
mengalami  perubahan  perubahan dalam 5 tahun terakhir, terakhir, infeksi
infeksi HIV dominan dominan terjadi terjadi pada heteroseksual.
heteroseksual. Namun terjadi perubahan perubahan pola pada kelompok
pengguna kelompok pengguna napza suntik (penasun) dan (penasun) dan
kelompok laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Jumlah
infeksi HIV pada kelompok penasun cenderung menurun dari tahun ke
tahun, sebaliknya kelompok LSL cenderung meningkat. Penurunan pada
kelompok penasun bisa jadi disebabkan  perubahan  perubahan
penggunaan alat penggunaan alat konsumsi napza konsumsi napza yng
tidak lagi tidak lagi banyak mengg banyak menggunakan jarum unakan
jarum suntik tetapi sebagian beralih ke alat yang lain sehingga
menurunkan risiko penularan HIV.
Berdasarkan laporan provinsi, jumlah kumulatif kasus infeksi HIV
yang dilaporkan sampai dengan Juni 2016 yang terbanyak yaitu Provinsi
DKI Jakarta (yaitu Provinsi DKI Jakarta (41.891 kasus). Sepuluh besar
kasus HIV terbanyak di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi
Selatan, dan Kalimantan Barat. Terdapat 7 provinsi dengan jumlah
kumulatif infeksi HIV lebih dari 10.000 kasus. Keseluruhannya
merupakan provinsi di Pulai Jawa, Bali, kecuali Papua (22.429 kasus) dan
Sumatera Utara (11.949 kasus).
Menurut jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak
berasal dari kelompok ibu rumah tangga, diikuti wiraswasta/usaha sendiri
dan tenaga non  profesional (karyawan). Berdasarkan kelompok berisiko,
kasus AIDS di Berdasarkan kelompok berisiko, kasus AIDS di Indonesia
paling banyak terjadi sia paling banyak terjadi  pada kelompok kelompok
heteroseksual heteroseksual (67,6%), (67,6%), diikuti diikuti penggunaan
penggunaan Napza injeksi injeksi (IDU?penasun) sebesar 10,9% sert
homoseksual 3,3%.
3. Distribusi hiv/aids global, regional, local
a. Distribusi HIV-AIDS Global
Data UNAIDS terbaru, yang mencakup 160 negara,
menunjukkan dalam dua tahun terakhir jumlah orang yang hidup
dengan HIV mendapat terapi antiretroviral telah meningkat sekitar
seper antiretroviral telah meningkat sekitar sepertiga, m tiga, mencapai
17,0 juta orang lebih dari encapai 17,0 juta orang lebih dari target
2015 yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada 2011 sebesar 15
juta orang. Sejak target pengobatan global pertama ditetapkan pada
tahun 2003, kematian terkait AIDS tahunan telah menurun sebesar
43%. Di wilayah paling terpengaruh di dunia, Afrika timur dan
selatan, jumlah orang yang menjalani  pengobatan telah meningkat
lebih dari dua kali lipat sejak 2010, mencapai hampir 10,3 juta orang.
Kematian terkait AIDS di wila 10,3 juta orang. Kematian terkait AIDS
di wilayah tersebut telah menurun sebesar ersebut telah menurun
sebesar 36% sejak tahun 2010. Namun, tantangan besar ada di depan.
Pada 2015 tercatat 2,1 juta infeksi HIV baru di seluruh dunia, sehingga
total 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV. Di tahun 2016 diperk
hidup dengan HIV. Di tahun 2016 diperkirakan terdap irakan terdapat
2,1 juta anak yang terpapar at 2,1 juta anak yang terpapar HIV dari
ibunya saat proses kehamilan dan menyusui (UNAIDS, 2018).
Populasi kunci pada peningkatan risiko infeksi HIV termasuk
pekerja seks,  pengguna  pengguna narkoba, narkoba, transgender,
transgender, tahanan tahanan dan lelaki gay dan laki-laki laki-laki lain
yang memiliki berhubungan seks dengan pria. Penguatan kembali
pencegahan HIV membutuhkan fokus tambahan pada penyediaan
populasi kunci dengan alat seperti kondom, profilaksis pra-pajanan
dan steril jarum dan semprit. Namun, desain dan  pengiriman layanan
pencegahan  pengiriman layanan pencegahan HIV dibatasi oleh ke
HIV dibatasi oleh keengganan untuk menjangkau populasi kunci. Data
ini juga menunjukkan bahwa distribusi infeksi HIV baru di antara
kunci populasi bervariasi berdasarkan wilayah. Orang yang
menyuntikkan narkoba menyumbang 51% dari HIV infeksi di Eropa
Timur dan Asia Tengah dan 13% infeksi HIV baru di Asia dan Asia
Pasifik pada tahun 2014. Pria gay dan pria lain yang berhubungan seks
dengan pria menyumbang 30% infeksi HIV baru di Amerika Latin,
49% infeksi baru di bagian barat dan tengah Eropa dan Amerika Utara
dan 18% infeksi baru di Asia dan Pasifik. Ini menggarisbawahi
kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa populasi kunci
sepenuhnya termasuk dalam AIDS tanggapan dan layanan disediakan
untuk mereka. Data menunjukkan bahwa ketika layanan tersedia di
ketika layanan tersedia di lingkungan yang bebas dari stigma dan
diskriminasi, HIV baru infeksi telah menurun secara signifikan
(UNAIDS, 2018)
Secara global, infeksi baru di antara orang yang berusia 15+
tahun meningkat sebesar <1% pada tahun 2010 2015 menurut
UNAIDS / Perkiraan WHO. Tiga wilayah WHO berkontribusi
peningkatan ini: Wilayah Amerika, Timur Wilayah Mediterania dan
Wilayah Eropa. Dalam Wilayah Afrika, wanita berusia 15 tahun terus
melahirkan bagian beban HIV yang tidak proporsional: dalam
beberapa kasus negara-negara, mereka mengalami tingkat infeksi
hingga delapan kali lebih tinggi dari sesama pria mereka. (WHO,
2016)
Epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan
pengguna jarum suntik (Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS),
akan tetapi saat ini situasi epidemi HIV dan AIDS telah berubah. Pada
tahun mendatang diproyeksikan  jumlah terbesar infeksi HIV baru
akan terjadi di antara laki-laki yang berhubung seks dengan laki-laki
(LSL), diikuti perempuan pada populasi umum (perempuan risiko
rendah), yang terdiri dari perempuan terinfeksi melalui hubungan seks
dengan pasangan yang telah terinfeksi, serta wanita yang melakukan
perilaku berisiko pada tahun-tahun dan mereka yang sebenarnya telah
terinfeksi HIV dan baru dapat terdeteksi di kemudian hari. Jumlah
infeksi HIV yang cukup besar terjadi pada laki-laki yang
merupakan pelanggan pekerja pekerja seks dan populasi umum, yang
terdiri laki-laki yang terinfeksi melalui hubungan seksual dengan istri-
istri mereka ditambah dengan laki-laki yang berhubungan seks dengan
WPS pada tahun sebelumnya.Estimasi dan proyeksi HIV/AIDS dapat
dimanfaatkan untuk perkiraan kebutuhan sumberdaya dan untuk
melengkapi informasi bagi pemangku kebijakan sehingga dapat
menentukan prioritas program dengan berbasis pada data (Kemenkes,
2014).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau
kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan
dibawa sejak lahir)dan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV,
mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa dan gejala yang nyata
hingga keadaan ini imunosuprsi dan berkaitan dengan berbagai infeksi
yang dapat membawa kematian dan dengan kelianan malignitas yang
jarang terjadi.
2. Secara global, infeksi baru di antara orang yang berusia 15+ tahun
meningkat sebesar <1% pada tahun 2010 2015 menurut UNAIDS /
Perkiraan WHO. Tiga wilayah WHO berkontribusi peningkatan ini:
Wilayah Amerika, Timur Wilayah Mediterania dan Wilayah Eropa. Dalam
Wilayah Afrika, wanita berusia 15 tahun terus melahirkan bagian beban
HIV yang tidak proporsional: dalam beberapa kasus negara-negara,
mereka mengalami tingkat infeksi hingga delapan kali lebih tinggi dari
sesama pria mereka. (WHO, 2016)
3. Epidemi HIV di Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum
suntik (Penasun) dan pekerja seks perempuan (WPS), akan tetapi saat ini
situasi epidemi HIV dan AIDS telah berubah.
B. Saran
Agar pembaca dapat mengenali tentang pengertian AIDS dan menerapkan
asuhan keperawatan AIDS pada klienAIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2010. Pencegahan dan Pentalaksanaan Infeksi HIV (AIDS) pada


kehamilan. http://www.mkb-online.org/.tml. Diakses pada tanggal 27 April
2017. Pukul 09.00 WITA
Alimul Hidayat, Aziz. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta:Salemba
Medika.
Azzalea Ntu Rifa. 2018. Epidemiologi HIV. Diakses pada tanggal 3 September 2020
pukul 19.45
WITA https://www.scribd.com/document/391082063/Epidemiologi-HIV-
2018
Carpenito, Lynda Juall. 1996. Rencana Asuhan &Dokumentasi Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan dan masalah Kolaboratif. Edisi 2. Jakarta: EGC
CDC. 2018. About HIV/AIDS. CDC. 2018. About
HIV/AIDS. https://www.cdc.gov/hiv/
https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html basics/whatishiv.html
Citra Dewi pada 10 Agu 2016, 18:45 WIB. Sejarah HIV: Seks 'Asal-asalan' dan Virus
Berumur 60 Juta Tahun. Dikases di Liputan6.com, Pra Liputan6.com, Praha
https://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/2573715/sejarah-hiv-
seksasal-asalan-dan-virus-berumur-60-juta-tahun asal-asalan-dan-virus-
berumur-60-juta-tahun Tanggal Tanggal 21 September 2018 Pukul 21
September 2018 Pukul 09.30 WIB
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. AIDS dan Penanggulangannya.
Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Doengoes, Marilynn, dkk. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. edisi 3.Jakarta: EGC
Kemenkes RI. 2017. Laporan Perkembangan HIV-AIDS PMS triwulan I.
Kemenkes RI. 2014. Estimasi dan Proyeksi HIV-AIDS 2 HIV-AIDS 2011-2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia
Tahun 2011. http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA
KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN_2011.pdf 2. Diakses pada tanggal 27
April 2017. Pukul 09.00 WITAMansjoer, Arif . 2000 . Kapita Selekta
Kedokteran . Jakarta : Media Sculapius.
Pusdatin Departemen Kesehatan RI. 2006. Situasi Pusdatin Departemen Kesehatan
RI. 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987- /AIDS di Indonesia
Tahun 1987-
2006. http://www.depkes.go.id/resources/download/puhttp://www.depkes.go.i
d/resources/download/pusdatin/lain-lain/situasi-hiv- n/lain-lain/situasi-
hivaids-2006.pdf
Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson.2005. Patofissiologis Konsep Klinis Proses –
Proses Penyakit  . Jakarta : EGC
SMAIF. 2018. The Global HIV-AIDS Epidemic in 2016.https://www.hiv.g
2016.https://www.hiv.gov/hiv- ov/hiv-  basics/overview/data-and-
trends/global-statistics.
UNAIDS. 2016. Global AIDS update. http://www.unaids.org/sites/default/files/media
_asset/global-AIDS-update2016_en.pdf.
UNICEF Indonesia. 2018. HIV/AIDS Booklet bagian 3.
https://www.unicef.org/indonesia/id/children_youth_6448.html WHO. 2017.
HIV/AIDS.
Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
WHO.2017.
HIV/AIDS. http://www.who.int/features/qahttp://www.who.int/features/qa/71/
en /71/en/

Anda mungkin juga menyukai