Anda di halaman 1dari 13

Desi Ratmana

Septyana Noor Ayuningtyas


ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh
lingkungannya. secara definisi “stigma” adalah cap/persepsi negatif
seseorang atau golongan akan kehidupan kita atau kegiatan yang kita
lakukan. Stigma adalah berbagai pandangan orang yang menilai diri kita
negatif, hal yang kita lakukan negatif sampai pemikiran kita negatif.
Stigma yaitu tanda bahwa seseorang dianggap ternoda dan karenanya
mempunyai watak yang tercela .

Stigma terhadap hiv/aids adalah


pandangan negatif bahwa pengidap
hiv/aids dan odha harus dihindari/dijauhi
1. Menjauhi ODHA atau tidak meginginkan untuk menggunakan peralatan
yang sama.
2. Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakat terhadap ODHA.
3. Peradilan moral berupa sikap yang menyalahkan ODHA karena
penyakitnya dan menganggapnya sebagai orang yang tidak bermoral.
4. Stigma terhadap orang-orang yang terkait dengan ODHA, misalya
keluarga dan temen dekatnya.
5. Keengganan untuk melibatkan ODHA, dalam suatu kelompok atau
organisasi.
6. Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan untuk ODHA seperti
ditolak bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan bahkan perlakuan
yang berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan.
7. Pelecehan terhadap ODHA baik lisan maupun fisik.
8. Pengorbanan, misalnya anak-anak yang terinfeksi HIV atau Anak-anak
yang orang tuanya meninggal karena AIDS.
9. Pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembukaan status HIV
seseorang pada orang lain tanpa seijin penderita dan melakukan tes HIV
tanpa adanya informed consent (Diaz et al 2011).
1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
2. Persepsi tentang ODHA
3. Tingkat Pendidikan
4. Lama bekerja
5. Umur
6. Pelatihan
7. Jenis kelamin
8. Dukungan institusi
9. Kepatuhan terhadap agama
→Gender merupakan masalah sosial. Persoalan gender terjadi
karena peran laki-laki dan perempuan dikonstruksi secara
sosial dan hubungan antara peran-peran tersebut. Peran laki-
laki dan perempuan diterima sebagai kenyataan yang statis
dan tidak ada usaha untuk mempertanyakan keadilan dari
peran-peran tersebut. Persepsi yang salah juga mempengaruhi
persoalan gender. Antara gender dan seks tidaklah sama.
Ketidakadilan gender mempunyai dampak terhadap kesehatan
seksual dan reproduksi, karenanya keadilan gender harus
menjadi fokus perhatian dalam semua analisa dan kegiatan
HIV/AIDS.
1. Bias gender dalam penelitian kesehatan
2. Perbedaan gender dalam akses terhadap
pelayanan kesehatan.
1. kerentanan kultur atau budaya.
2. kerentanan pendidikan dan ekonomi.
3. kerentanan biologis.
→ HIV AIDS menjadi suatu permasalah komplek diantara dua unsur
agama dan budaya. Asumsi masyarakat yang memandang bahwa
penyakait HIV AIDS adalah penyakit akibat dosa, memunculkan
suatu pola pikir picik yang berkembang terhadap ODHA. Hal ini
tentu saja berpengaruh terhadap interaksi sosial antara pengidap
HIV-AIDS dan masyarakat.
→ Dibeberapa kasus yang menyedihkan adalah mereka (ODHA)
mengalami suatu penolakan dari masyarakat, bullying, hinaan dan
segala hal yang semakin menyudutkan posisi penderita. Miris
sekali, padahal tidak ada satupun agama yang lepas dari kasih
sayang dan cinta. Urusan dosa bersifat vertikal, tidak ada hak bagi
kita untuk mengadili.
→ Setiap budaya di dunia memegang teguh nilai moral,
moral, etika, dan aturan hidup didalam kehidupan
manusia. Misalnya didalam menjaga kesucian
pernikahan, pergaulan, kesehatan, sosial, dll.
→ Baik peranan budayawan dan agamawan sebagai
public figure adalah sangat penting sekali terhadap
pembentukan mindset berupa karakter dan perilaku
masyarakat didalam tatanan hidup sehari-hari ,
bagaimana melakukan interaksi sosial yang baik dan
bermartabat sesuai dengan kaidah agama dan budaya.
Sebagai refleksi kita, ada beberapa ayat agama mengenai
sikap yang seharusnya kita miliki terhadap penderita HIV-
AIDS, Way of Attitude bergaul dengan penderita AIDS
sebagai sesama manusia dan memperlakukan mereka dengan
baik dan berbagi kasih sayang.

“Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki


mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (Q.s. an-Nahl: 97).
"Janganlah kiranya kasih dan setia
meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu
pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh
hatimu, maka engkau akan mendapat kasih
dan penghargaan dalam pandangan Allah
serta manusia. " (Amsal 3:3-4)
1. Makan-makanan yang bergizi
2. Tetap lakukan kegiatan dan aktivitas dan
bekerja/ beraktifitas
3. Istirahat yang cukup
4. Temuilah teman/ saudara sesering mungkin
5. Sayangi diri sendiri
6. Temui dokter bila ada masalah/ keluhan
7. Berusaha atau menghindari infeksi lain,
penggunaan obat-obatan tanpa resep dan
hindari mengurung diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai