DALAM EPIDEMIOLOGI
Oleh :
Yuliaji Siswanto
PENDAHULUAN
Asumsi dasar lahirnya epidemiologi analitik :
1. Penyakit & keadaan kesehatan pada populasi
manusia tidak terjadi & tersebar begitu saja
secara random/acak (Gordis, 2000; Hennekens
dan Buring, 1987).
2. Faktor2 risiko dapat dimodifikasi sehingga
dapat dilakukan upaya pencegahan penyakit
(Risser dan Risser, 2002)
Rasionalisasi epidemiologi
sebagai riset terapan
Riset Etiologis Riset Prognostik
Riset Intervensi
Riset Etiologi :
Penyebab penyakit
Hubungan satu penyebab dengan penyebab
lainnya
Besarnya pengaruh terhadap penyakit
Riset tentang hubungan kausal sangat
penting perannya bagi kesmas dan
kedokteran, sebab hasil riset tsb
diperlukan sebagai basis justifikasi bagi
intervensi untuk memecahkan masalah
Faktor X Penyakit Y
Gizi buruk
Faktor genetik
Keadaan
lingkungan
Ca
Esophagus
Ca rongga
Merokok mulut
PJK
Bronchitis
kronik
Penyakit
periodontal
1. Segitiga epidemiologi
2. Jala-jala kausasi
3. Model roda
4. Klaster faktor penyebab
1. Segitiga Epidemiologi
Host
Vektor
Agent Lingkungan
Menggambarkan relasi tiga komponen penyebab
penyakit --- penjamu (host), agen dan lingkungan
(CDC, 2002; Gordis, 2000; Gerstman, 1998; Mausner
dan Kramer, 1985)
Menekankan perlunya analisis & pemahaman masing2
komponen, perubahan satu komponen akan
mengubah keseimbangan komponen lainnya,
akibatnya menaikkan atau menurunkan kejadian
penyakit.
PEJAMU PENY sehat
LINGKUNGAN
Promotor 1 Inhibitor 1
Promotor 2
Akibat I
Promotor 3 Inhibitor 2
Promotor 4
Akibat II
Promotor 5
Inhibitor 3
Promotor 6
Akibat III
(manifestasi klinis)
Dampak KURANG GIZI
Penyebab Makan
Penyakit Infeksi
langsung Tidak Seimbang
Penjamu
(Manusia)
Lingkungan
Fisik
4. Klaster Faktor Penyebab
(Rothman, 1976)
Penyebab yang mencukupi bukanlah faktor tunggal,
tetapi sejumlah faktor yang membentuk sebuah
kelompok yang disebut klaster
Tiap klaster faktor penyebab mengakibatkan sebuah
penyakit
Faktor dalam satu klaster saling berinteraksi dan
saling tergantung untuk menimbulkan pengaruh
klaster, tetapi antar faktor dari klaster berlainan tidak
saling tergantung
Faktor penyebab yang hadir pada satu atau lebih
klaster dan memungkinkan terjadinya penyakit
disebut necessary cause
ASSOCIATION :
statistical dependence between two variables, that is the
degree to which rate of the disease/health problem in
persons with specific exposure is either higher or lower
than the rate of disease/health problem among those without
that exposure
CAUSA-EFFEK RELATIONSHIP
Proses dari asosiasi statistik hingga
pengambilan keputusan kausasi
ADA
STATISTIK
YA
ASOSIASI
TIDAK
MUNGKIN
PELUANG
TIDAK
MUNGKIN
YA
CONFOUNDING
TIDAK
KEPUTUSAN HUBUNGAN
KAUSALITAS
Kriteria Kausasi /
Postulat Bradford Hills (1971)
1. Strength of association
2. Consistency
3. Specificity
4. Temporality
5. Dose-respons relationship
6. Biologic Plausibility
7. Coherence
8. Experiment
9. Analogy
Kriteria Kausasi
2. Consistency (konsistensi)
Temuan studi yg direplikasi pd berbagai
populasi yg berbeda, oleh berbagai peneliti yg
berbeda memberikan bukti lebih kuat daripada
studi tunggal.
Makin konsisten dg riset lain yg dilakukan pd
populasi berbeda & lingkungan berbeda, makin
kuat keyakinan hubungan kausal
Kriteria Kausasi
3. Specificity (spesifisitas)
Kriteria spesifisitas menegaskan bhw faktor
kausal menghasilkan hanya sebuah penyakit, &
penyakit dihasilkan hanya dari sebuah kausal
tunggal.
Makin spesifik efek paparan, makin kuat
kesimpulan hubungan kausal, makin spesifik
penyebab makin kuat kesimpulan hubungan
kausal.
Kriteria Kausasi
9. Analogy (analogi)
Pada bbrp situasi kriteria analogi dpt dipakai pendukung
hubungan kausal
Kriteria analogi kurang kuat sbg pendukung kausalitas,
karena tdk spesifik