Anda di halaman 1dari 37

Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja


– Penyakit akibat kerja – Occupational Disease:
• Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau
asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui
– Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
(Work Related Disease):
• Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab,
dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi
yang kompleks
• Keppres RI no 22/1993
– Penyakit yang timbul karena hubungan kerja :
• Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Keppres 22 th 1993:
terdapat 31 kelompok PAK

26 kel akibat faktor kimia


4 kel akibat faktor fisik
1 kel akibat faktor biologik

4
Faktor – faktor penyebab PAK
• Gol. Fisik : Suhu ekstrem, bising, pencahayaan,
vibrasi, radiasi pengion dan non pengion dan tekanan
udara
• Gol. Kimia : debu, uap, uap logam, gas, larutan, kabut,
partikel nano dan lain-lain.
• Gol. Biologi : basil antrax, brucella, HIV,Bakteri, virus,
jamur, bioaerosol dan lain-lain
• Fisiologi : ergonomi, angkat angkut berat, posisi
kerja janggal, posisi kerja statis, gerak repetitif,
penerangan, Visual Display Terminal (VDT) dan lain-lain
• Mental Psikologi : Beban kerja kualitatif dan
kuantitatif, organisasi kerja, kerja monoton, hubungan
interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain
5
Prinsip penyakit akibat kerja
PMK RI no 56 tahun 2016 , 3 prinsip yang perlu
diperhatikan:
– Hubungan antara pajanan yang spesifik dengan
penyakit.
– Frekuensi kejadian penyakit pada populasi
pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat.
– Penyakit dapat dicegah dengan melakukan
tindakan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Ciri penyakit akibat kerja

• Berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan


kerja
• Lama kerja
• Tidak menular
• Tidak menurun
• Timbulnya lama
• Masyarakat tidak terkena
• Ada kaitannya dengan waktu libur/istirahat
Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja

• Diagnosis penyakit akibat kerja memiliki :


– Aspek medik: dasar tata laksana medis dan tata
laksana penyakit akibat kerja serta membatasi
kecacatan dan keparahan penyakit.
– Aspek komunitas: untuk melindungi pekerja lain
– Aspek legal: untuk memenuhi hak pekerja
Diagnosis klinis :

Menentukan Diagnosis Penyakit


Pajanan yang dialami:
Anamnesa; Pemeriksaan fisik;
pemeriksaan penunjang dan Deskripsi kronologis pekerjaan
pemeriksaan khusus. dan pajanan yang dialami

Akibat Kerja
Hubungan pajanan & diagnosa Besarnya pajanan
klinis Pengamatan cara, proses dan
Pajanan yang teridentifikasi lingkungan kerja dengan
berdasarkan evidence based memperhitungkan lama kerja
dihubungkan dengan penyakit dan masa kerja, serta
yang dialami. penggunaan APD

Faktpr Individu?
Jenis kelamin Pajanan diluar tempat kerja?
Usia, Kebiasaan, Riwayat tanya kegiatan diluar yang
penyakit keluarga (genetik), mungkin mempengaruhi?
Riwayat atopi, Penyakit
penyerta.
PENCEGAHAN PAK

1. Environment: Risk assesment


- Identifikasi, evaluasi, dan pengendalian

2. Kesehatan kerja ( pemeriksaan awal,


berkala, khusus)

3. Perlunya komitmen managemen (promotif,


preventif, law enforcement,sanksi, reward)
Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D
Potensi bahaya yang Potensi bahaya yang Risiko terhadap Potensi bahaya
menimbulkan risiko dampak menimbulkan risiko langsung Kesejahteraan yang
panjang pada kesehatan pada keselamatan atau Kesehatan menimbulkan
Sehari-hari risiko pribadi
dan psikologis
 Bahaya faktor kimia  Kebakaran Listrik  Air Minum  Pelecehan,
(debu, uap logam, uap)  Toilet dan termasuk
 Bahaya faktor biologi fasilitas intimidasi
(penyakit dan gangguan mencuci dan
oleh virus, bakteri, pelecehan
binatang dsb.) seksual
 Bahaya faktor fisik (bising,  Potensi bahaya Mekanikal  Ruang makan  Terinfeksi
penerangan, getaran, iklim (tidak adanya pelindung atau Kantin HIV/AIDS
kerja, jatuh) mesin)
 Cara bekerja dan bahaya  House keeping  P3K di  Kekerasan
factor ergonomis (posisi (perawatan buruk pada tempat di tempat
bangku kerja, pekerjaan peralatan) kerja kerja
berulang- ulang, jam kerja  Stress
yang lama)

 Potensi bahaya lingkungan  Transportasi  Narkoba di


yang disebabkan oleh tempat
polusi pada perusahaan di kerja
masyarakat
Bahaya faktor kimia?
Bahaya faktor kimia? Yang dapat dilakukan?

Inhalasi: Beberapa zat, seperti fiber/serat, pengendalian lingkungan kerja secara


dapat langsung melukai paru- paru. teknis sehingga kadar bahan-bahan kimia
Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan di udara lingkungan kerja tidak
mengalir ke bagian lain dari tubuh melampaui nilai ambang batas (exhaust)
Pencernaan:Zat beracun mengikuti rute Menilai jenis bahan kimia yang
yang sama sebagai makanan bergerak membahayakan dan menyesuaikan APD
melalui usus menuju perut.
kontak invasif:zat melewati kulit dan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat
masuk ke pembuluh darah pajanan pekerja terhadap bahaya

rotasi pekerjaan untuk mempersingkat


pajanan pekerja terhadap bahaya
Bahaya faktor fisik?
Bahaya faktor fisisk? Yang dapat dilakukan?

Kebisingan Identifikasi sumber kebisingan,


menanyakan masalah kebisingan ke
pekerja, penggunaan earplug, earmuff,
rotasi pekerja

Penerangan Pastikan visibilitas pekerja terjaga

Getaran Memasang penyerap getar, mengganti


model lama dengan model anti getar
baru, menggunakan APD menyerap getar
Bahaya faktor biologi?
Bahaya faktor biologi? Cara mengatasi

Indoor air quality? Maintenance kondisi tempat kerja, dan


penggunaan APD

Penyakit menular ditempat kerja? Pemberian vaksinasi


Bahaya faktor manusia?
Faktor manusia? Cara mengatasi?

Ergonomi? ukuran-ukuran antropometri dijadikan


dasar untuk penempatan alat-alat kerja,
sosialisasi posisi dan penggunaan alat
yang benar
Psikologi kerja? pengarahan dan pelatihan tugas kepada
pekerja sebelum melaksanakan tugasnya.
Memberikan uraian tugas tertulis ke
pekerja, Memfasilitasi pekerja dengan
fasilitas yang cocok dan cukup,
Menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan nyaman
Stress? Ditentukan oleh kepercayaan diri dan
kemampuan diri sendiri, lau juga
dipengaruhi lingkungan kerja
Penatalaksanaan?
• Tatalaksana medis:
– berupa rawat jalan dan/atau rawat inap yang
dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan oleh dokter
– diberikan berupa medikamentosa dan/atau non
medikamentosa seperti edukasi, exercise,
fisioterapi, konseling, psikoterapi dan
nutrisi,hingga pemberian rujukan
Penatalaksanaan?
• Tatalaksana okupasi?
– Sasaran tata laksana okupasi adalah individu
pekerja dan komunitas pekerja
• Penetapan Kelaikan kerja dalam kondisi pasien
• Program return to work (termasuk pemulihan medis,
pemulihan kerja, pelatihan keterampilan, penyesuaian
pekerjaan, penyediaan pekerjaan baru,
penatalaksanaan biaya asuransi dan kompensasi serta
partisipasi pemberi kerja)
• Penentuan kecacatan
Penatalaksanaan?
• Tatalaksana Okupasi pada Komunitas Pekerja
– Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
• Melakukan identifikasi potensi bahaya penyakit akibat
kerja.
• Promosi kesehatan kerja sesuai dengan hasil
identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
• Melakukan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja.
• Pemberian informasi mengenai alat pelindung diri yang
sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan
cara pemakaian alat pelindung diri yang benar.
• Pemberian imunisasi bagi pekerja yang terpajan dengan
agen biologi tertentu.
– Penemuan Dini Penyakit Akibat Kerja
• Pemeriksaan kesehatan pra kerja
• Pemeriksaan berkala
• Surveilans kesehatan pekerja dan lingkungan kerja
– Pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai potensi bahaya
yang dihadapi di tempat kerja
• Pemeriksaan khusus
– dilakukan sesuai indikasi bila ditemukan ada keluhan dan/atau
potensi bahaya di tempat kerja.
Contoh beberapa penyakit akibat
kerja
Penyakit Paru akibat kerja
• Pneumokoniosis
Segolongan penyakit akibat penimbunan debu
di paru-paru
• Asma akibat kerja
Bahan sensitisasi : tumbuhan/padi-padian,
debu kerang, tungau,…
Bahan iritan : asam, alkali, oksidan kuat
(amonia, klor,…)
Pneumokoniosis
Berdasarkan jenis debu yang di timbun :
1. Silicosis … SiO2 bebas
2. Antrakosis … debu arang batu
3. Asbestosis … debu asbes
4. Berryliosis … debu berilium
5. Siderosis … debu Fe2O3
6. Stannosis … debu timah putih (SnO2)
7. Bissynosis … debu kapas
Alergi akibat kerja
• Disebabkan oleh berbagai faktor di tpt kerja
spt. debu, bahan kimia, bahan dari hewan/
tumbuhan, dll
• Merupakan reaksi setelah kontak dengan
alergen.
Diagnosis
- kapan dimulai
- penyebab ada di lingkungan kerja
- mekanisme timbulnya penyakit
(infeksi, iritasi, sensitivitas, … )
Uji : patch test, cuti kerja

28
Penatalaksanaan
- simptomatis hanya membantu, dapat tidak
sembuh sepenuhnya
- meniadakan penyebab dari lingkungan kerja
- memindahkan pekerja
Dermatosis
 Dermatosis akibat kerja : segala kel. kulit yang
timbul waktu bekerja/disebabkan oleh faktor
pekerjaan dermatitis, alergi,…

 Penyebab :
 Fisik : kelembaban, suhu, radiasi
 Bahan tanaman : getah, daun, bunga,…
 Makhluk hidup : jamur, bakteri, serangga
 Bahan kimia : asam, hidrokarbon, bhn.
organik
Contoh dermatosis akibat kerja

• Penyamakan kulit hewan … antrax


• Perkebunan/bunga …sporotrikosis
• Bengkel … oli dermatitis
• Pembalsem mayat … dermatitis krn
formaldehid
Dermatitis Kontak

Disebabkan oleh pelarut spt. Strong alkalies, such as sodium or


Kerosin yang digunakan sebagai potassium hydroxide produce the
pembersih kulit type of caustic burns
Chromium
In the United States, all cement
contains chromium. Allergic
sensitivity to dichromate is often
associated with a cement
dermatitis. In such cases the
primary irritant action of the alkali
plus the abrasive and hygroscopoc
properties of cement precede and
favor sensitization by the chrome
salts.

Blok 4.3 Kesker-YL-2013 33


Contact Dermatitis, Subacute
Kasus di samping disebabkan oleh
karet, mercapto benzothiazole,
Disebabkan oleh sepatu kerja dan
keringat.
Kanker
Zat karsinogen : • Primer
Bahan yang Ter,minyak bumi
langsung/tdk organ hemopoetik
langsung Amina aromatik paru, sal.
mengakibatkan kemih
metamorfose sel-
• Sekunder
sel jaringan sehat
dan proliferasi Radiasi kulit,
hemopoetik, tulang
cepat sel tubuh
Kromat, asbes, arsen kulit,
paru hati
Bahan Jalan masuk Organ sasaran
Kimia organik
• benzen - kulit, sal nafas Organ hemopoetik
• Amina aromatik - kulit, sal nafas, sal cerna Sal kemih, paru, usus
- kulit, sal nafas
• aspal, batubara, minyak Kulit, paru
bumi
Kimia anorganik
• arsen -kulit, nafas, cerna Kulit, paru, hati
• asbes - kulit, nafas Paru
• kromat - kulit nafas Kulit, sinus nasal
Radiasi
•uv -Kulit Kulit
•Sinar Rontgen - kulit Kulit, jaringan
penghubung, tulang, sum
sum tulang
• zat radio aktif - kulit, nafas, sal cerna Kulit, tulang, hemopoetik,
paru

Anda mungkin juga menyukai