Anda di halaman 1dari 54

Vaksinasi Pada Jamaah

Haji dan Umroh


Dr. Anshari Saifuddin, SpPD
Divisi Alergi-Imunologi Klinik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM
Perjalanan Haji dan Umroh
Gambaran dan Fakta

 Setiap tahun lebih dari 7 juta Muslimin berkumpul dari seluruh penjuru dunia. > 2 juta juta
jamaah Haji & 4.8 juta jamaah Umrah, dari 180 negara dan semakin meningkat setiap
tahunnya
 Total jamaah haji dari seluruh dunia yang datang ke Tanah Suci 2018 2.371.675 orang
 612.953 jemaah Saudi dan 1.758.711 jemaah non-Saudi
 Tahun 2018 Indonesia mengirimkan 221,000 jamaah Haji dan lebih dari 500.000 jamaah
Umrah
 Tingkat kepadatan ekstrim dari jamaah memperkuat tingkat resiko kesehatan
Jama’ah Haji Indonesia Tahun 2018
3
 Jumlah total Jamaah 221.000, reguler 205.884
orang  Tahun 2019 231.000
 Pria 44,9%, Wanita 55,1%
 Usia >60 th : > 50%
 Pendidikan S1 sederajat 27,96%
 Ibu rumah tangga 27,9%
 Jama’ah haji risiko tinggi: > 50%

Data karakteristik jemaah haji indonesia 2018, Kementerian Kesehatan RI, Pusat Kesehatan Haji
Faktor Risiko Gangguan Kesehatan
Pada Jamaah Haji & Umroh
 Sudah menderita penyakit kronis sejak dari tanah air
 Polusi udara: debu, asap
 Iklim: suhu udara panas dan kering
 Penyakit infeksi: khususnya pernapasan  menular
 Perjalanan jauh
 Aktivitas fisik berlebihan dan dehidrasi
 Berkumpulnya jamaah dari banyak negara
Rekomendasi Pemerintah Arab Saudi 2019
 Semua jamaah yang akan berangkat haji/umroh wajib
memiliki sertifikat vaksinasi meningitis
 Vaksin influenza direkomendasikan untuk diberikan
 Vaksin pneumonia direkomendasikan untuk diberikan
 Yellow fever  dari negara Amerika Selatan dan Afrika
 Polio  dari beberapa negara tertentu

https://www.moh.gov.sa/en/hajj/pages/healthregulations.aspx
6
Weekly Epidemiological Record (available on line at http://www.who.int/wer/en). Access on Desember 17th 2012
Vaksinasi untuk Pelancong
Tiga Kategori:
 Imunisasi Rutin
◦ Biasanya diberikan selama masa kanak-kanak yang harus
diperbarui atau dikuatkan / booster
 Imunisasi Wajib
◦ Secara hukum diwajibkan untuk memasuki negara tertentu
◦ Jamaah haji dan umroh  meningitis
 Imunisasi Rekomendasi
◦ Bermanfaat bergantung pada resiko paparan pada tujuan
pelancong
◦ Jamaah haji dan umroh  influenza dan pneumonia

Buku Pedoman Imunisasia Pada Orang Dewasa 2017, Penerbit FKUI Jakarta, 20127
Meningitis
Meningitis
 Meningitis adalah penyakit dengan tingkat kematian yang
tinggi (5-10%)
 Meningitis adalah infeksi serius dari meningen yang
mempengaruhi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan
kematian sampai 50% jika tidak ditangani.
 Penyakit ini, yang disebabkan Neisseria meningitidis
masih menjadi masalah kesehatan di dunia, menyerang
500.000 – 1,2 juta orang dan menyebabkan kematian
50.000-135.000 orang per tahun

1. Hoek MR, Christensen H, Hellenbrand W, et.al Epidemiol Infect. 2008;136 (11):1441-7


2. Sultan B, Labadi K, Guégan JF, Janicot S. PLoS Med. 2005 Jan;2(1):e6
3. Chang Q, Tzeng YL, Stephens DS. Clin Epidemiol. 2012;4:237-45
Meningococcal meningitis
 Disebabkan Neisseria meningitidis, bakteri gram negatif,
aerob, diplococcus berkapsul. Dibagi menjadi beberapa
serogroup berdasarkan antigen polisakarida (Ps) pada
kapsul bakteri
 Sedikitnya 13 serogroup telah diketahui: A, B, C, D, 29E, H,
I, K, L, W-135, X, Y, Z
 6 diantaranya yaitu A, B, C, W-135, X dan Y dapat
menyebabkan epidemi
◦ Serogrup A  tersering epidemi di Afrika, di USA jarang
◦ Serogrup B  kasus sporadis
◦ Serogrup C  epidemi di USA

Verma R, Khanna P. Human Vaccines & Immunotherapeutics, 2012; 8:12, 1904-1906. https://doi.org/10.4161/hv.21666
AFRICAN
MENINGITIS
BELT
African Meningitis Belt – Dynamic Epidemiology
Note Emergence of Serogroup W in 2010
Total Cases (000) N. meningitidis vs. Other N. meningitidis Serogroups
N. meningitidis Other
3% A
W
2006 41.5 76% 24% 63% 34%
Other

10% 1%

2007 46.0 61% 39% 89%

4%

2008 33.4 77% 23% 95%

7% 1%

2009 83.8 83% 17% 92%

6%

2010 24.9 74% 26% 35% 59%

Source: B. Toure, African Regional Conference on Immunization, Ouagadougou, 2010


Global Serogroup Distribution of Invasive
Meningococcal Disease

A C
B C
B C Y W
B W Y
W
A W

B C YW WB Y

B C

Adapted from Harrison LH, et al. Vaccine. 2009;27(suppl 2):B51-B63; 2. PHAC. Canada Comm Dis Rep. 2009;36:1-40; 3. CDC. ABCs, Emerging Infections Program Network,
Neisseria meningitidis, 2008; 4. Lingappa JR, et al. Emerg Infect Dis. 2003;8:665-671.
Gejala klinis dan patogenesis
o Gejala awal bisa tidak spesifik dan terkadang mirip influenza
o Penularan melalui droplet  masa inkubasi 2-10 hari  epitel
mukosa nasofaring  menyebar hematogen
o Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi meningitis.
Beberapa faktor risiko termasuk: Usia, komunitas, kondisi
medis tertentu (post bedah, komorbid), traveling

4–8 hours 12–15 hours 15–~24 hours


 Irritability
 Cold hands/feet
 Loss of appetite  Confusion/delirium
 Leg pain
 Fever  Seizure
 Abnormal skin color
 Nausea  Unconsciousness
 Hemorrhagic rash
 Sore throat  Septic shock
 Meningismus
 Coryza  Possible death
 Photophobia
 Headache
Thompson MJ, et al. Lancet. 2006;367:397-403
wilow R, Fanella S. Curr Neurol Neurosci Rep. 2015;15 (3):2.
Kristiansen PA, Diomandé F, Ba AK. et. Al. Clin Infect Dis. 2013; 56(3):354-63
CauganAdriani KS, Brouwer MC, van de Beek D. Neth J Med. 2015; 73(2):53-60
Vaksin meningitis
o Vaksin yang ada saat ini tidak mencakup seluruh
serogroup Neisseria mengitidis
o Vaksin yang tersedia saat ini
o Vaksin polisakarida  bivalen (A,C), trivalen (A,C dan W-
135) atau kuadrivalen (A,C,W-135 dan Y)
o Vaksin polisakarida-protein konjugat  A atau C dan
kuadrivalen (A,C,W-135 dan Y)

Christensen H, Hickman M, Edmunds WJ, Trotter CL. Vaccine. 2013; 31(23):2638-46.


Hedari CP, Khinkarly RW, Dbaibo GS. infect Drug Resist. 2014; 7:85-99
Vaksin meningitis
o Tahun 2002 timbul wabah meningitis meningokokus, kausa
serogrup W135  Rekomendasi Imunisasi meningokokus oleh
Pemerintah Saudi Arabia berubah dari vaksin polysacharida
bivalen (A dan C) menjadi quadrivalent (serogrup A, C, W dan
Y)
o Vaksin polisakarida dapat menghasilkan respons antibodi
protektif, namun vaksin konjugat lebih imunogenik dan dapat
merangsang pembentukan sel imun memori.
 Dua vaksin quadrivalen yang mendapat lisensi di Indonesia :
MPSV4 dan MCV4/MenACWY

Sundoro J, Rengganis I, Muthia AN. Pedoman Imunisasi pada orang Dewasa 2017;188-197
Vaksin meningitis
o Vaksin meningokok polisakarida (MPSV4) :
o Untuk semua kelompok umur
o Proteksi 90-95%, Durasi proteksi pada orang dewasa
3-5 tahun
o Tidak menimbulkan respons sel T memori
o Tidak mencegah kolonisasi mukosa
o Pilihan untuk usia > 55 tahun yang memerlukan proteksi
dalam jangka waktu tertentu

Sundoro J, Rengganis I, Muthia AN. Pedoman Imunisasi pada orang Dewasa 2017;188-197
Vaksin meningitis
o Meningococcus Conjugate Vaccine (MCV4)
o Untuk usia 11-55 tahun (BPOM)
o Proteksi adekuat,potensi menurunkan karier
o Dosis dewasa dan anak 0,5 ml IM
o Diberikan pada usia 11-12 tahun, booster pada usia 16
tahun
o Advisory Committee on Immunizatio Practices (ACIP)
merekomendasikan anak usia 11-12 tahun mendapat
satu dosis MCV4

Sundoro J, Rengganis I, Muthia AN. Pedoman Imunisasi pada orang Dewasa 2017;188-197
Pencegahan Epidemi
 Arab Saudi menerapkan dua cara untuk
mengontrol epidemi meningitis pada jamaah haji.
◦ Sertifikasi vaksin meningitis A,C,Y,W-135 wajib untuk
semua calon jamaah haji
◦ Jamaah haji dari negara Afrika “meningitis belt”
diberikan ciprofloxacin oral dosis tunggal pada terminal
kedatangan sebelum imigrasi untuk mengeliminasi
karier nasofaring bakteri meningitis
Cara pemberian
 Paling lambat 10 hari sebelum berangkat ke daerah endemis
 Vaksin disuntik di area deltoid dengan dosis tunggal 0,5 ml
subkutan
 Waktu pemberian : 2 minggu sebelum tiba di Arab Saudi,
antibodi akan terbentuk sempurna 2 minggu setelah
penyuntikan
 Kekebalan
◦ 3 tahun (polisakarida)
◦ 5 tahun (konjugat)
Influenza
Influenza mudah menular
 Mudah ditularkan melalui
udara dari bersin dan batuk
 Setiap tahun:
◦ 5-15% populasi mengalami
infeksi saluran napas atas
◦ 3-5 juta kasus berat per tahun
 250 ribu-500 ribu kematian

(1). CDC Influenza Flu, Factsheet September 28, 2005


23
(2). WHO Fact sheet N°211, March 2003. www.who.int/medicacentre/factsheets/2003/fs211/en/print.html accessed on April 05th, 2006
(3). Fukuda K, Levandowski RA, Bridges C, Cox N. Inativated Influenza Vaccines. In Plotkin SA OW, editor. VACCINES, Philadelphia: Saunders, 2004: 339-388
Mekanisme Penularan
Virus merusak sel epitel di Respons
nasofaring sampai alveoli tubuh

Batuk & bersin

REAKSI INFLAMASI LOKAL


Gejala infeksi saluran napas atas

GEJALA SISTEMIK
Demam, pusing, kelelahan, nyeri otot

(1). Aymard M., Influenza : epidemiology, etiology, physiopathology, diagnosis, treatment, prevention, Vac 1995:47-70
FLQ-AM-816
Penyebab Wafat Terbanyak (2012)
250

200
Jumlah Jemaah Wafat

150

100

50

0
Peny. Darah
Peny. Peny. Peny. Peny. Peny. Peny. Peny.
Peny. Trauma dan Peny. dan Organ Peny.
Kardio Sistem Sistem Serebrovas Endokrin Sistem Sistem
Infeksi Keracunan Neoplasma Pemb. Geriatrik
Vaskuler Pernapasan Sirkulasi kuler Metabolik Pencernaan Ginjal
Darah
Thn 2012 219 91 49 36 18 6 5 2 1 1 0 0 27
PENDERITA PENYAKIT KRONIK

Kardio/ Penyakit Hipertensi/


Serebrovaskuler Liver/Ginjal
paru Diabetes

+ infeksi pernapasan

Dekompensasi penyakit dasar

Meningkatkan keparahan atau kematian


Komplikasi Rawat Inap Akibat Influenza
60
Hospitalisation rate/10,000 population

50

40

30

20

10

0
<5 5–9 10–19 20–34 35–44 45–54 55–64 65
Age (yrs)
Glezen et al. 1987
Suasana Jamaah haji yang menderita Infeksi
Pernapasan Pasca Armina
Kasus Influenza di Arab Saudi (2003)
Influenza A
Tipe isolat virus 6%
Parainfluenza
7%

RSV
Other Influenza, 13% Influenza B
diseases, 50%
10.8%
89.2%
HSV
24%

Hasil swab tenggorokan pada 500 Haji dengan gejala ISPA

Balkhy HH, Memish ZA, Bafaqeer S, Almuneef MA. Influenza a common viral infection among hajj pilgrims: Time for routine surveillance and
vacination. Journal of Travel Medicine 2004 April;11(02):82-90.
Studi Influenza (Arab Saudi)
 Diperkirakan setiap musim haji ada 24.000 kasus, di luar
dari mereka yang menjadi sakit dari kontak dengan Haji
lainnya pada saat pulang ke rumah.
 Mereka (haji) mengisyaratkan rendahnya angka
vaksinasi vaksin influenza.
 Banyak Haji yang belum mengetahui keberadaan vaksin
ini.
 Vaksin influenza harus menjadi prioritas bagi mereka
yang mau menghadiri ibadah haji.

Balkhy HH, Memish ZA, Bafaqeer S, Almuneef MA. Influenza a common viral infection among hajj pilgrims: Time for routine surveillance and
vacination. Journal of Travel Medicine 2004 April;11(02):82-90.
https://www.moh.gov.sa/en/hajj/pages/healthregulations.aspx
Penggunaan Vaksin Influenza di Asia-Pasifik
Vaksin Influenza
 Vaksin hidup (Live-attenuated vaccine)
◦ Terbentuknya imunitas lama dan harus dilakukan pemberian
booster
◦ Diberikan melalui rute infeksi natural secara intra nasal  nasal
sprayer dosis tunggal
◦ Digunakan pada individu sehat, tidak hamil, usia 2-49 tahun
 Vaksin inaktif (inactivated vaccine)
◦ Mirip infeksi alamiah yang terjadi pada manusia.
◦ Virus yang divaksinasikan meragsang pembentukan antibodi, 
reaksi cell-mediated immunity.
◦ Vaksin ini dibedakan atas whole virion vaccine, split particle vaccine
dan subunit vaccine.
Djausi S. dkk, Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa 2017
Vaksin Influenza
 Vaksin yang tersedia di Indonesia sampai saat ini 
vaksin inaktif (purified split inactivated influenza
virus).
 Vaksin Influenza Quadrivalent  mengandung 2 virus B
(Yamagata dan Victoria) dan 2 virus A
 Vaksin influenza trivalent  mengandung 2 virus A, 1 virus
B

Ambrose CS, Levin MJ. The rationale for quadrivalent infl uenza vaccines. Hum Vaccin Immunother. 2012; 8(1):81-88.
Belshe RB. The needf or quadrivalent vaccine against seasonal infl uenza. Vaccine 2010;28S:D45-D53.
Vaksin Influenza
 Efektivitas
◦ Melindungi 90% individu sehat berusia kurang dari 65 tahun
◦ 30-40% mencegah penyakit pada individu usia lebih 65
tahun  50% mencegah rawat inap, dan 80% mencegah
kematian akibat influenza
 Kekebalan bertahan 1 tahun
 Vaksin harus diberikan 1 tahun sekali untuk
kekebalan optimal
Pneumonia
Streptococcus pneumoniae: Agen penyebab
pneumonia
 Diplococcus gram positif 1,2
 Kapsul polisakarida 1,2
◦ Menentukan serotipe
◦ Berfungsi sebagai faktor virulens
◦ Sebagai target vaksin
 Lebih dari 90 serotipe yang diketahui 3
◦ Penyebaran serotipe bervariasi secara global4
◦ Semua serotipe tidak sama tingkat
patogenisitas 3
◦ Kurang dari 30 serotipe berperan dalam
hampir 90% isolat
◦ Serotipe yang menyebabkan penyakit invasif
bervariasi bergantung usia6
1. CDC. Epidemiology and prevention of vaccine-preventable diseases. 11th ed. 2009;217-230.
2. Watson DA et al. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 1995;14:479-490.
3. Park IH et al. J Clin Microbiol. 2007;45:1225-1233.
4. Feikin DR et al. Clin Infect Dis. 2002;35:547-555.
5. World Health Organization (WHO). Acute respiratory infections (update September 2009).
www.who.int/vaccine_research/diseases/ari/en/print.html. Accessed Jan 7, 2011.
6. Imhol M et al. J Clin Microbiol. 2010;48:1291-1296.
Proses penularan
Nasopharyngeal carriage may occur in up to 60% of healthy pre-school
children and up to 30% of healthy older children and adults
Nasal cavity
Asymptomatic
carrier

Nasopharynx: site
of colonisation

Aerosol
Inhalation Trachea

Patient with
pneumococcal
disease
Dissemination

Fedson, Musher, in Vaccines, 1994


Musher, in Principles and Practice of Infectious Diseases, 1995
Pneumococcal Disease Is the Leading Cause of
Vaccine-preventable Deaths (WHO)
2,000,000
Estimated number of deaths (WHO 2002)

1,500,000 All ages


Children aged <5 years

1,000,000

500,000

aPolio, diphtheria, yellow fever.

WHO 2004 Global Immunization Data. http://www.who.int/immunization_monitoring/data/GlobalImmunizationData.pdf.


The Burden of Pneumococcal Pneumonia in
Adults Increases With Age
Estimated Number of Cases of Pneumococcal Pneumonia (Inpatient) and
Associated Mortality (USA, 2004)
300.000 8,0
No. of cases % death
7,0
No. of cases of pneumococcal

250.000
pneumonia (inpatient)

6,0
200.000
5,0

150.000 4,0

3,0
100.000
2,0
50.000
1,0

0 0,0
0–<5 5–<18 18–<50 50–<65 ≥65
Age (years)

.
Huang SS et al. Vaccine. 2011;29:3398-3412.
Studi Rawat Inap Jamaah Haji (Arab
Saudi)
 Pengamatan pada 808 pasien yang memerlukan rawat
inap di rumah Sakit Mina & Arafat diperoleh data
sebagai berikut:
◦ Penyebab utama perlunya dirawat:
 Infeksi : 36.4%
 Jantung : 24.9%
 Paru-paru : 13.5%
 Endokrin : 9.3%
 Gastrointestinal : 4.2%
Madani TA, Ghabrah T. 2006
Studi Rawat Inap Jamaah Haji (Arab Saudi)
 Jumlah pasien yang diamati 160 orang pada 2
rumah sakit: Mina & Arafat
 Diperoleh beberapa data berikut:
◦ Sebagian besar kasus disebabkan oleh
terganggunya sistem respiratorik
◦ Dengan diagnosa Pneumonia (39.4%) dan
eksaserbasi COPD (14.4%)

Saeed M.al Ghamdi et al. 2003


Rekomendasi WHO (Vaksin pneumonia)
 Individu lanjut usia (65 tahun atau lebih)
 Pasien dengan CKD, gagal jantung, diabetes melitus, alkoholisme
 Anak-anak diatas 2 tahun dengan risiko tinggi (mis: post
spelenektomi atau penyakit sel sabit)
 Pasien imunodefisiensi khususnya dengan asplenia
 Pencegahan infeksi pneumonia pada pasien yang sembuh dari
pneumococcal pneumonia

1. World Health Oragnization. Weekly Epidemiological Record. Pneumococcal vaccines.No. 14, 2003, 78, 97-120.
2. World Health Organization. Weekly Epidemiological Record. Influenza Vaccines. 2005; No33, 80, 277-288.
3. Immunization, Vaccines and Biologicals. Pneumococcal vaccines. [Online] 2007. Available from URL http://www.who.int/vaccines/en/pneumococcus.shtml
JENIS VAKSIN PNEUMOKOK
 1. Pneumococcal Polysacharide vaccine-23 (PPV23),
mengadung purified capsuler polysaccharides dari 23 serotype
pneumococcal yang sering menginfeksi pada orang dewasa dan
anak-anak.
Serotipe tersebut adalah : 1, 2, 3, 4, 5, 6B, 7F, 8, 9N, 9V,10A,
11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F dan 33F

 2. Pneumococcal Conjugate Vaccine-13 (PCV13),


mengandung purified capsuler polysaccharides dari 13 serotype
yang berikatan covalent (konjugasi dengan) protein carrier.
Serotipe tersebut adalah : 1, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C,
19A, 19F dan 23F

Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2014; 63:822–825
Anna U ZN dkk. Pedoman Imunisasi pada Orang Dewasa 2017
Upaya Pengendalian Infeksi
1. Membiasakan penggunaan masker terutama saat
berada pada lingkungan yang ramai atau berpolusi
2. Memperhatikan perilaku hidup bersih, sehat, istirahat
yang memadai
3. Membiasakan melakukan cuci tangan
4. Membatasi aktifitas yang berlebihan diluar pemondokan
5. Melaksanakan etika batuk
6. Berhenti merokok atau menghindari asap rokok
7. Vaksinasi diberikan sebelum keberangkatan
RINGKASAN
 Upaya Pembinaan dan pencegahan penyakit sebelum
berangkat hingga balik ke Tanah air
 Kondisi lingkungan di Arab Saudi dapat meningkatkan risiko
terjadinya infeksi
 Penyakit infeksi pernapasan merupakan salah satu penyebab
utama kesakitan dan kematian Jamaah Haji dan Umrah
 Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi
yang efektif dilakukan sebelum keberangkatan
 Vaksin meningitis wajib bagi calon jamaah haji dan umroh
sedangkan Influenza dan pneumonia adalah vaksinasi yang
direkomendasikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai