Anda di halaman 1dari 37

VAKSINASI

INTERNASIONAL &
KESEHATAN HAJI
Oleh:
Dr. Hj. Dwi Mayaheti Nasution, M. Kes.
Latar Belakang

Vaksinasi adalah pemberian antigen seperti bakteri atau


virus yang mati atau dilemahkan ke dalam tubuh untuk
merangsang tubuh menghasilkan kekebalan terhadap
penyakit tersebut. (Ranuh, 2008)
Beberapa negara masih dinyatakan endemik oleh WHO
seperti meningitis di Arab Saudi atau yellow fever di
Afrika Selatan.
Pemberian vaksin sebelum ke negara dengan penyakit
endemis akan meminimalkan risiko tertular penyakit
tersebut di daerah atau negara tujuan karena vaksin
memberikan sistem kekebalan terhadap tubuh.
Lanjutan

Pandemi dari berbagai re-emerging/new emerging


diseases masih mengancam: H1N1, Polio, Avian
Influenza, campak dsb.
Bioterorisme dengan bahan virus masih menjadi
ancaman bagi dunia (PHEIC).
Vaksinasi untuk kepentingan proteksi suatu negara
terhadap invasi penyakit menular kepada warga
negaranya.
JENIS VAKSINASI
INTERNASIONAL
DI KKP KELAS I MEDAN
1. VAKSIN MENINGITIS MENINGOCOCCUS
Meningitis adalah penyakit inflamasi lapisan membran otak dan
tulang belakang yang disebut meningens.

Etiologi Neisseria Meningitis.

Cara penularan melalui kontak langsung melalui droplet.

Habitat untuk bakteri N. meningitidis adalah di permukaan mukosa


nasofaring manusia.
Lanjutan Vaksinasi Meningitis

WHO membuat perkiraan bahwa setiap tahun terdapat 300,000 kasus


yang menyebabkan 3000 kematian

Benua Afrika mencatatkan kasus meningococcal meningitis paling


banyak (meningitis Belt)

Vaksinasi untuk meningitis ini diberi pada calon jemaah umrah dan haji
karena Arab Saudi merupakan negara yang masih endemis meningitis
dan merupakan tempat berkumpulnya ramai orang sehingga dapat
mengakibatkan penyakit mudah menjadi wabah. Maka, vaksinasi
meningitis merupakan persyaratan wajib ditetapkan pemerintah Arab
Saudi untuk semua calon jemaah umrah atau haji. (Departemen
Kesehatan RI, 2009)
Lanjutan Vaksinasi Meningitis
Lanjutan Vaksinasi Meningitis
Vaksin yang digunakan adalah vaksin meningitis
meningokokus Menveo ACW 135Y yang telah
mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Badan POM) dan dinyatakan
halal berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Masa berlaku vaksin meningitis 2-3 tahun
(sebaiknya 2 tahun mendapatkan booster)
2. Vaksin Yellow Fever

Yeloow Fever (Demam kuning) adalah penyakit


infeksi virus akut dengan durasi pendek (masa
inkubasi 3 6 hari)
Etiologi: virus demam kuning dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae (arbovirus group B)
vektor perantaranya adalah nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes africanus yang banyak terdapat
di benua Afrika sedangkan Aedes aegypti yang
juga banyak di benua Asia dan seluruh dunia
lainnya. (Ranuh, 2008)
Lanjutan Vaksinasi Yellow fever
Transmisi yellow fever ini dibagi pada dua yaitu
siklus hutan (forest cycle) dan siklus urban (urban
cycle).
Transmisi dari yellow fever ini banyak terjadi di
Afrika sub-Sahara di mana populasi di tempat
tersebut tidak divaksinasi dengan vaksin yellow
fever.
Lanjutan Vaksinasi Yellow fever
Dijumpai 200.000 kasus yellow fever per tahun, dimana
kasus kematian dijumpai sekurang-kurangnya 30.000
kematian per tahun. 90 % dari kasus yang dilaporkan ini
dijumpai di benua Afrika.
Penyakit yellow fever bersifat endemik di 33 kota di Afrika
dan 11 kota di Amerika Selatan. Di benua Amerika Selatan
juga dijumpai kejadian luar biasa (KLB) yellow fever selain
Afrika dan paling sering di bagian Amazon dari Amerika
Selatan. Walaupun kasus yellow fever banyak dilaporkan di
Afrika dan Amerika Selatan.
Lanjutan Vaksinasi Yellow fever
Tanda & Gejala
Gejala klinis pada stadium awal adalah demam mendadak,
menggigil, sakit kepala dan otot, mual muntah. Nadi lemah
dan pelan walaupun suhu meningkat (faget sign). Kadang-
kadang ikterus, albuminuria dan anuria. Setelah remisi
singkat selama beberapa jam hingga 1 hari, beberapa
kasus berkembang menjadi stadium intoksikasi yang lebih
berat ditandai dengan gejala :
Hemoragik, perdarahan seperti epistaksis (mimisan)

Perdarahan ginggiva

Hematemesis (muntah seperti warna air kopi atau hitam)

Melena

Gagal ginjal dan hati


Lanjutan Vaksinasi Yellow fever
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi demam
kuning (STAMARIL) yang akan memberikan
kekebalan efektif bagi semua orang yang akan
melakukan perjalanan berasal dari negara atau ke
negara/daerah endemis demam kuning. Vaksinasi
diberikan kepada semua orang yang melakukan
perjalanan, berasal dari negara atau ke negara
yang dinyatakan endemis demam kuning kecuali
bayi di bawah 9 bulan dan ibu hamil trimester
pertama.
Lanjutan Vaksinasi Yellow fever
Vaksin demam kuning berasal dari biakan virus demam
kuning strain 17D pada embrio ayam, efektif
memberikan perlindungan 99%. Antibodi terbentuk 7
10 hari sesudah vaksinasi dan bertahan sedikitnya
hingga 30 35 tahun.
Walaupun demikian vaksinasi ulang harus diberikan
setelah 10 tahun sesuai International Health Regulation
(IHR).
Vaksinasi diberikan dengan cara penyuntikan subkutan
di lengan bagian atas dengan dosis 0,5 ml (dosis yang
sama diberikan pada bayi).
3. Vaksin Cholera
Kolera merupakan suatu infeksi usus yang disebabkan oleh
Vibrio cholerae. Ciri utama penyakit ini adalah diare
sekretorik berlimpah.
Dapat menjadi endemik, epidemik, atau pandemik,
Walaupun kebanyakan negara semakin maju, penyakit ini
masih tetap merupakan tantangan untuk dunia medis
modern.
Kolera ditularkan melalui jalur fekal-oral.
Ciri khas cholera: Feses atau kotoran (tinja) yang awalnya
berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh
(seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis,
tetapi seperti manis yang menusuk.
Sistem air dan sanitasi yang buruk menjadi salahsatu pola
transmisi.
Lanjutan Vaksinasi Cholera
Kolera dapat dicegah dengan vaksinasi.
Vaksin kolera oral yang tersedia yaitu Dukoral (diproduksi
oleh PME Vaksin) yang telah mendapat lisensi dari WHO untuk
60 negara. Satu lagi ShanChol (diproduksi oleh Shantha Biotec
di India) dan sedang menunggu tahap prakualifikasi WHO.
Dukoral, memberikan perlindungan jangka pendek dalam
semua kelompok umur (4-6 bulan) dan juga memberikan
perlindungan jangka pendek terhadap Enterotoxigenic
Escherichia coli.
mORCVAX di Vietnam dan di India Shanchol, telah
menunjukkan perlindungan jangka panjang pada anak-anak
di bawah lima-tahun, tidak memerlukan air untuk administrasi,
memerlukan lebih sedikit ruang penyimpanan dan lebih murah
untuk diproduksi.
Lanjutan Vaksinasi Cholera
Upaya lain pencegahan penularan cholera adalah
dengan memutuskan rantai penularan, spt: PHBS
dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan
menghindari makanan yang terkontaminasi vibrio
cholera yang kemungkinan dibawa oleh vektor penular
(lalat, kecoa).
Vaksinasi ini diberikan bagi para pelancong yang
bepergian ke negara-negara terutama Asia Selatan.
Namun demikian ada beberapa negara yang
meminta/memberlakukan vaksinasi cholera untuk
menjadi persyaratan masuk kenegara tujuan.
Vaksin Internasional Lain yang
dianjurkan WHO bagi para Travellers

WHO menganjurkan bagi para pelaku


perjalanan internasional untuk dilakukan
vaksinasi sesuai dengan keadaan atau
situasi penyakit wabah (kejadian KLB)
yang sedang terjadi disuatu
wilayah/negara.
Lanjutan vaksinasi internasional
anjuran
Adapun vaksinasi internasional anjuran adalah:
1. Influenza
2. Vaksin Anti Rabies
3. Vaksin Varicella
4. Vaksin Pneumonia
5. Thypoid
6. Vaksin Tetanus
7. dll sesuai kebutuhan
Penerbitan ICV (International Certificate Of
Vaccination or Prophilaxis
Mereka yang telah mendapatkan Vaksinasi diberi
buku International Certificate of Vaccination or
Prophylaxis (ICV) yang memuat:
Nama, tanggal lahir dan jenis kelamin yang
bersangkutan
Tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan vaksinasi
untuk tanggal dan tahun ditulis dengan angka,
sedangkan bulan dtulis dengan huruf
Nama vaksin dosis, no batch, masa berlaku vaksinasi
Lanjutan ICV
Buku International Certificate of Vaccination or
Prophylaxis harus ditandatangani langsung yang
bersangkutan dihadapan petugas vaksinasi bagi
anak tanda tangan bisa diwakili oleh orang tua/wali,
sedankan bagi yang buta huruf bisa menggunakan
cap jempol jari kanan.
Biaya imunisasi dipungut oleh bendaharawan
penerima sesuai tarif yang berlaku.
Lanjutan ICV
Buku International Certificate of Vaccination or
Prophylaxis diserah kepada yang bersangkutan
setelah ditanda tangani oleh Petugas KKP yang
ditunjuk melalui SK Dirjen PP & PL dan dicap stempel
dinas KKP berlogo Garuda, setelah yang
bersangkutan mennjukkan bukti pelunasan biaya
sesuai ketentuan.
Pelaksanaan Vaksinasi dicatat dalam buku register
harian, untuk laporan bulanan.
KESEHATAN HAJI
Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara;
2. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah;
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
4. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
5. Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Ibadah Haji;
6. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial;
8. Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;
9. Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;
10. Permenkes Nomor 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
2

Penyelenggaraan Kesehatan Haji


Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi pembinaan, pelayanan dan
perlindungan kesehatan bagi jemaah haji dalam
mendukung penyelenggaraan haji pada masa persiapan di
Indonesia dan pada masa operasional di Arab Saudi.
TANTANGAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI
1. Jumlah jemaah haji meningkat 53.000 orang.
2. Jumlah jemaah dengan risti meningkat (Jantung, pernafasan).
3. Jumlah petugas non-kloter (PPIH 2017) berkurang.
4. Kondisi lingkungan yang berbeda: Suhu/cuaca panas, jarak
pondokan dengan Masjid (menyebabkan aktifitas fisik meningkat).
5. Pengetahuan, sikap dan perilaku jemaah haji terhadap kondisi
kesehatannya terhadap pelaksanaan ibadah belum maksimal.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Tahun 2016 Perbandingan Jumlah
akibat serangan Heatstroke
Tahun 2015 & 2016
200
125

PMK No.15 Embarkasi Pelayanan 2


th 2016 ttg Haji: Penilaian Preventif, 0

Istithaah laik dan tidak promotif dan 2015 2016

Kes laik kuratif oleh


petugas kesehatan Angka
Jemaah Kesakitan dan
Haji & kematian
PMK No.62 menurun
th 2016 ttg Kriteria Jml wafat thn 2015 (629 org)
Jml wafat
Jml wafatthn
thn2016
2015 (629
(342 org)
org)

Penyeleng Istithaah Jml wafat thn 2016 (342 org)

garaan Kes Kesehatan The Ambasador of


di Kab/Kota Health Awareness in
Haji Hajj season 2016

INDONESIA ARAB SAUDI

28
JEMAAH HAJI TAHUN 2017

Total Jemaah Haji


Jemaa
204.000
h orang
Regul
er
221.000
orang

17.000
Jema orang
ah
PIHK
10 PENYAKIT RISTI TERBANYAK JEMAAH HAJI
TAHUN 2017

Cardiomegaly Dyspepsia Gastritis and Hyperuricaemi


9% Obesity 4% duodenitis a without signs
5% 3% of
inflammatory
arthritis and
tophaceous
3% Essential
(primary)
Pure hypertension
hypercholester 34%
olaemia Hyperlipidae
7% mia,
Non- unspecified Disorders of
insulin- 12% lipoprotein
dependen metabolism
t diabetes and other
mellitus lipidaemias
10% 13%

30 SUMBER DATA : SISKOHATKES


PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
PEMBINAAN PELAYANAN PERLINDUNGAN
Pembinaan kesehatan haji Pelayanan kesehatan haji Perlindungan kesehatan haji
diselenggarakan secara adalah upaya kesehatan adalah upaya kesehatan
terpadu, terencana, dalam bentuk kuratif dan dalam bentuk tanggap cepat
terstruktur, dan terukur rehabilitatif, dilakukan dan perlindungan spesifik
melalui serangkaian kegiatan kepada jemaah haji pada untuk melindungi keselamatan
promotif dan preventif yang seluruh tahap jemaah haji pada seluruh
dimulai pada saat jemaah penyelenggaraan ibadah tahapan penyelenggaraan
haji mendaftar sampai haji. ibadah haji.
kembali ke indonesia.
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
indonesia perjalanan Arab saudi
Dilakukan oleh Tenaga Dilaksanakan oleh Tim Kesehatan Dilaksanakan oleh TKHI, PPIH
Kesehatan Puskesmas, Klinik, Haji Indonesia (TKHI), PPIH Arab dan Tenaga Pendukung
Rumah Sakit dan Dinas Saudi dan PPIH Embarkasi Kesehatan (TPK)
Kesehatan yang ditetapkan oleh
Kabupaten/Kota.

PEMBINAAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN
SISKOHATKES/SURVEILANS KESEHATAN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PRINSIP PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI (1)

TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN & PEMERIKSAAN KES


PMK No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan dan PMK No.62 Tahun 2016
Surat Edaran Mendagri No. 450/1861/SJ. Surat Edaran KAPOLRI
Nota Diplomatik Arab Saudi No. 8/8/281683.
5. Situasi Kesehatan Haji 2017
1. Peningkatan kuota jemaah haji menjadi 221,000. Peningkatan ini akan berpotensi
meningkatnya jumlah jemaah haji dengan risiko kesehatan yang dapat mengancam
keselamatan jemaah haji.
2. Penerapan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 Tentang istithaah kesehatan Jemaah haji.
Penetapan istithaah kesehatan dilakukan di kabupaten/kota. Perlu sinergi dengan
bagian pendaftaran haji di kantor Kementerian Agama setempat.
3. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji sehingga
dapat membantu penyiapan jemaah haji sehat
4. Berkurangnya kuota petugas kesehatan haji (PPIH bid kesehatan) dari 306 menjadi
268 orang akan berpotensi menurunnya jenis dan distribusi tenaga kesehatan di
berbagai tempat seperti di KKHI, Airport Jeddah, sektor2 dan Sektor Khusus di
Mekkah, dan Madinah, Armina serta tempat2 umum yang dapat memperberat kondisi
keselamatan jemaah seperti terminal bus Syb Amir Mekkah.
5. Penerapan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN dan UU No. 24 tahun 2011 tentang
BPJS, sehingga jemaah haji diharapkan menjadi peserta JKN.
6. Penyiapan KKHI Mekkah yang baru di Aziziyah.
6. STRATEGI PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN
1438H/2017M

MENJAGA KESELAMATAN JEMAAH


HAJI

Tim Kloter (TKHI, TKHD, TPHI, TPIHI, KBIH, Karu, Karom).


1. Waspada pada masa Armina dan Pasca Armina
2. Istirahat cukup (tidak melakukan aktifitas yang berlebih)
3. Banyak minum dan lakukan rehidrasi
4. Pendampingan & mengatur dlm melaksanakan ibadah.
5. Visitasi dan perbaikan Gizi Jemaah Haji
JEMAAH RISTI:
1. Merah : usia>60 Tahun + penyakit
2. Kuning : Usia < 60 Tahun + Penyakit
3. Hijau : usia >60 Tahun tanpa penyakit

Tim Kloter (TKHI, TKHD, TPHI, TPIHI, KBIH, Karu, Karom).


1. Mengawasi Jemaah Haji yg menggunakan gelang
2. Membantu penempatan pondokan, tenda, barang, perjalanan dll.
3. Mendampingi & mengatur dlm melaksanakan ibadah wajib.

3. Membatasi ibadah yang tidak wajib (tujuan haji mabrur).


4. Membatasi kegiatan yang tidak perlu (Ziarah, belanja dll).
5. Melakukan pencegahan & pengendalian faktor risiko kesehatan 36
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai