Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kita pun
pernah mengalami vertigo ini. Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu
istilah yang berasal dari Bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo seringkali
dinyatakan sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia
sekelilingnya berputar- putar (Pulungan, 2018). Vertigo merupakan suatu ilusi
gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan meningkat dengan perubahan
posisi kepala (Kusumastuti & Sutarni, 2018).
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini
sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu
system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau
pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka
mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan orientasi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai
vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa sangat penting dan perlu. Dengan
memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan yang benar,
maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa
mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.

B.     Tujuan
Tujuan dari pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mampu secara kognitif,
afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien vertigo. Dengan
demikian bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat secara komprehensif
sehingga dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan cepat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur
oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan diruangan, maka
sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada
vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu
gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003) 
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian
dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang
di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan
ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya
masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau
juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas
vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak
naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2002)
B. ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :
a. Lesi vestibular :
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Menière
d. Obat ; misalnya quinine, salisilat.
e. Otitis media
f. “Motion sickness”
g. “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
a. Neuroma akustik
b. Obat ; misalnya streptomycin
c. Neuronitis
d. Vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
a. Infark atau perdarahan pons
b. Insufisiensi vertebro-basilar
c. Migraine arteri basilaris
d. Sklerosi diseminata
e. Tumor
f. Epilepsy lobus temporal

C. Manifestasi Klinik
Secara umum VERTIGO memiliki gejala perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah,
mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
- macam-macam VERTIGO :

1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian
menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak,
serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor
difossa posterior, migren basiler.

2. Vertigo perifer

Lamanya vertigo berlangsung:

a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.


Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau
menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung
beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah
trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya
baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam. Dapat dijumpai pada
penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias
gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia
penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam
berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan
telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki

D. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya
saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk
tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih
sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak
yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.

E. Patofisiologi dan Pathway


Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,
parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga
tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena
penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti
gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik
lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya
saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan sehingga mata
menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII
dalam mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun).
Tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi
telinga akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan
tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di
telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat
mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah
naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu
faktor fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi
seseorang berbeda-beda.
F. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk
pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo
antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e) Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a) ENG
b) Audiometri dan BAEP
c) Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a) Radiologik dan Imaging
b) EEG, EMG
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
 Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
 Scopolamin : 0,6 mg IV bisadiulangtiap 3 jam
b) Simpatomimetika
 Epidame 1,5 mg IV bisadiulangtiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
 Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
 Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisadiulangtiap 2 jam
 Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi
bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :

a) Terapi kausal
b) Terapi simtomatik
c) Terapi rehabilitatif

2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua
mata ditutup.
c) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai
fiksasi visual yang kuat.
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak
untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan
ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut. (http://niarahayu9.blogspot.com)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

A. PENGKAJIAN
Data focus yang perlu dikaji Setelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam,
nausea berkurang / hilang
N.O.C:
a. Comfort level
b. Hidration
c. Nutritional status food finid intake
Dengan kreteria:
a.    Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b.    Turgor kulit, mukosa mulut baik
c.    Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baik jika
A.   Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
2. Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo
tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo,
posisi mana yang dapat memicu vertigo.
5. Riwayat kesehatan yang lalu
6. Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor
otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid,
antikonvulsan dan salisilat.
7. Riwayat kesehatan keluarga
8. Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.
B.   Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang
diam tampak bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan
alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan

C.   Pola Fungsi Kesehatan


1.  Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan keluarga
mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
2. Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi
yang dapat memicu vertigo.
3.  Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
4.  Pola eliminasi
5.  Pola tidur dan istirahat
6.  Pola Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
7. Persepsi diri atau konsep diri
8. Pola toleransi dan koping stress
9. Pola sexual reproduksi
10. Pola hubungan dan peran
11. Pola nilai dan kenyakinan

C.  DIANOGSA KEPARAWATAN
A.   Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
B.   Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
C.   Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
D.   Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
E.    RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Environmental Management: Safety:
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 awasi dan gunakan lingkungan fisik
pusing ketika jam pasien diharapakan untuk meningkatkan keamanan
menggerakkan kepala tidak jatuh 2. Falls Prevention:
NOC: a. Kaji penurunan kognitif dan fisik
pasien yang mungkin dapat
a. Safeti status: Falls meningkatkan resiko jatuh
Occurrence b. Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
b. Falls prevention: kelelahan dengan ambulasi
know ledge c. Instruksikan pasien agar memanggil
personal safety asisten ketika melakukan pergerakan
c. Safety beheviour: 3. eaching: disease proles
Falls prevention a. jelaskan pada pasien tanda dan gejala
Dengan kreteria: dari penyakit yang diderita
b. Anjurkan pasien untuk bedrest pada
a. pasien mampu fase akut
berdiri, d  uduk, c. Jelaskan pada pasien tentang terapi
berjalan tanpa rehabilitatif pada pasien vertigo
pusing
b. Klien mampu
menjelaskan jika
terjadi serangan dan
cara
mengantisipasinya
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak 1.     Patient / family teaching
dengan stimulasi keperawatan selama…x24  Anjurkan pasien agar pelen-pelan
visual yang tidak jam, nausea berkurang / nafas dalam dan menelan untuk
mengenakkan, hilang menurunkan rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis N.O.C:  Ajarkan pasien untuk tidak minum 1
a.     Comfort level jam sebelum,1 jam setelah dan
d.    Hidration sewaktu makan.

e. Nutritional status 2. NUTRITIONAL MONITORING


food finid intake  Monitor tipe kehilangan berat
Dengan kreteria: badan dan pertumbuhan
d.    Terdapat tanda-tanda fisik  Monitor kelembaban,turgor kulit
dan psikologik membaik dan depigmentasi.
e.     Turgor kulit, mukosa mulut  Monitor tingkat
baik energi,malaise,fatigue dan
f.     Tidak panas dan tidak kelemahan pasien.
terdapat edeme perifer  Monitor asupan kalori dan nutrisi.
Intake makanan dan  Kolaborasi;
minuman baik  kelola pemberian anticmetic 
sebelum makan atau sesuai jadwal
3. Fluid managmen:

 Awasi secara akurat intake dan output


 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal
kelembaban membranmukosa,
tekanan nadi dan orthostatic BP
Kelola pemberian terapi IV
3 Kurang perawatan Setelah dilakukan tindakan  NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi
diri: makan, mandi, keperawatan selama ... x dan toileting
berpakaian, toileting 24 jam diharapkan Aktifitas:
b.d kerusakan kebutuhan mandiri klien 1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang
neurovaskuler terpenuhi, mudah dikenali dan mudah dijangkau klien
NOC;PERAWATAN 2. Libatkan klien dan danpingi
Batasan DIRI 3. Berikan bantuan selama klien tidak mampu
Karakteristik : (Mandi,makan,toileting,b mengerjakan sendiri
 Kelumpuhan erpakaian) Dengan NIC : ADL berpakaian
wajah atau kriteria : Aktifitas :
anggota badan  Klien dapat makan de-
sehingga ngan bantuan orang lain / 1. Informasikan pada klien dalam
menyebab-kan : mandiri memilih pakaian selama perawatan
Ketidakmampuan  Klien dapat mandi de- 2. Sediakan pakaian ditempat yang
dalam menyuap, ngan bantuan orang lain mudah dijangkau
memegang alat  Klien dapat memakai 3. Bantu berpakaian yang sesuai
makan pakaian dengan bantuan 4. Jaga privasi klien
 Ketidakmampuan orang lain / mandiri 5. Berikan pakaian pribadi yang
dalam membasuh  Klien dapat toileting de- digemari dan sesuai
badan, ngan bantuan alat NIC : ADL Makan
mongering-kan, Aktifitas :
keluar masuk
kamar mandi 1. Anjurkan klien duduk dan berdoa
 Ketidakmampuan bersama teman
pergi ke kamar 2. Dampingi saat makan
mandi, 3. Bantu jika klien belum mampu dan
mengguna-kan beri contoh
pispot 4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620)


efektif (spesifik: keperawatan selama ..... x 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
cerebral) b.d aliran 24 jam diharapkan bentuk  pupil
darah arteri terhambat o Nyeri kepala / vertigo 2. Monitor tingkat kesadaran klien
berkurang sampai de- 3. Monitir tanda-tanda vital
Batasan ngan hilang 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
Karakteristik : o Tanda-tanda vital muntah
 Nyeri kepala / stabil 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
vertigo 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
 Perubahan status 7. Observasi kondisi fisik klien
mental Terapi oksigen (3320)
 perubahan respon 1. Bersihkan jalan nafas dari sekret
motorik 2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
 dis-artria 3. Berikan oksigen sesuai intruksi
 Kelumpuhan wa- 4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
jah sistem humidifier
5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur
oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan diruangan, maka
sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada
vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu
gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003) 

B. Saran

Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan  penulis kepada pembaca semua agar
sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung tenggorok
kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Rahayu, Nira.2011. Neuronitis Vestibular. (http://niarahayu9.blogspot.com).Online diakses
pada 22 oktober 2012.Pukul 23.50 WIB
Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Alih bahasa.Jakarta
: Prima Medika
Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai