PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kita pun
pernah mengalami vertigo ini. Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu
istilah yang berasal dari Bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo seringkali
dinyatakan sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia
sekelilingnya berputar- putar (Pulungan, 2018). Vertigo merupakan suatu ilusi
gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan meningkat dengan perubahan
posisi kepala (Kusumastuti & Sutarni, 2018).
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini
sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu
system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau
pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka
mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan orientasi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai
vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa sangat penting dan perlu. Dengan
memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan yang benar,
maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa
mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mampu secara kognitif,
afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien vertigo. Dengan
demikian bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat secara komprehensif
sehingga dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan cepat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur
oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan diruangan, maka
sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada
vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu
gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian
dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang
di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan
ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya
masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau
juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas
vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak
naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2002)
B. ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :
a. Lesi vestibular :
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Menière
d. Obat ; misalnya quinine, salisilat.
e. Otitis media
f. “Motion sickness”
g. “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
a. Neuroma akustik
b. Obat ; misalnya streptomycin
c. Neuronitis
d. Vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
a. Infark atau perdarahan pons
b. Insufisiensi vertebro-basilar
c. Migraine arteri basilaris
d. Sklerosi diseminata
e. Tumor
f. Epilepsy lobus temporal
C. Manifestasi Klinik
Secara umum VERTIGO memiliki gejala perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah,
mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
- macam-macam VERTIGO :
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian
menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak,
serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor
difossa posterior, migren basiler.
2. Vertigo perifer
D. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya
saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk
tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih
sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak
yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
a) Terapi kausal
b) Terapi simtomatik
c) Terapi rehabilitatif
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua
mata ditutup.
c) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai
fiksasi visual yang kuat.
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak
untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan
ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut. (http://niarahayu9.blogspot.com)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO
A. PENGKAJIAN
Data focus yang perlu dikaji Setelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam,
nausea berkurang / hilang
N.O.C:
a. Comfort level
b. Hidration
c. Nutritional status food finid intake
Dengan kreteria:
a. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b. Turgor kulit, mukosa mulut baik
c. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baik jika
A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
2. Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien vertigo
tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo,
posisi mana yang dapat memicu vertigo.
5. Riwayat kesehatan yang lalu
6. Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit tumor
otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid,
antikonvulsan dan salisilat.
7. Riwayat kesehatan keluarga
8. Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau riwayat
penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang
diam tampak bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun dengan
alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan
C. DIANOGSA KEPARAWATAN
A. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
B. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
C. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
D. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
E. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Environmental Management: Safety:
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 awasi dan gunakan lingkungan fisik
pusing ketika jam pasien diharapakan untuk meningkatkan keamanan
menggerakkan kepala tidak jatuh 2. Falls Prevention:
NOC: a. Kaji penurunan kognitif dan fisik
pasien yang mungkin dapat
a. Safeti status: Falls meningkatkan resiko jatuh
Occurrence b. Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
b. Falls prevention: kelelahan dengan ambulasi
know ledge c. Instruksikan pasien agar memanggil
personal safety asisten ketika melakukan pergerakan
c. Safety beheviour: 3. eaching: disease proles
Falls prevention a. jelaskan pada pasien tanda dan gejala
Dengan kreteria: dari penyakit yang diderita
b. Anjurkan pasien untuk bedrest pada
a. pasien mampu fase akut
berdiri, d uduk, c. Jelaskan pada pasien tentang terapi
berjalan tanpa rehabilitatif pada pasien vertigo
pusing
b. Klien mampu
menjelaskan jika
terjadi serangan dan
cara
mengantisipasinya
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak 1. Patient / family teaching
dengan stimulasi keperawatan selama…x24 Anjurkan pasien agar pelen-pelan
visual yang tidak jam, nausea berkurang / nafas dalam dan menelan untuk
mengenakkan, hilang menurunkan rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis N.O.C: Ajarkan pasien untuk tidak minum 1
a. Comfort level jam sebelum,1 jam setelah dan
d. Hidration sewaktu makan.
A. Kesimpulan
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur
oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan diruangan, maka
sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada
vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu
gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar
sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung tenggorok
kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Rahayu, Nira.2011. Neuronitis Vestibular. (http://niarahayu9.blogspot.com).Online diakses
pada 22 oktober 2012.Pukul 23.50 WIB
Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Alih bahasa.Jakarta
: Prima Medika
Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC