Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun
pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang
artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan
sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir
balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita
lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua
yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari
kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya
harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang
ada di tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu
hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing
seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan
orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya
dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta
pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat
berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati
akan hal tersebut.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar
mahasiswa mampu secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan
keperawatan pada klien vertigo. Dengan demikian, mahasiswa bisa menerapkan asuhan
keperawaan yang sudah dibuat secara komprehensif sehingga dapat membantu proses
penyembuhan klien secara tepat dan cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan
atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur
oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka
sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada
vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada
penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu
gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)

Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau
ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan
ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya
masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau
juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas
vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)

Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak
naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2002)
B. Etiologi
1. Otologi24-61% kasus
 Benigna Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
 Meniere Desease
 Parese N VIII Uni/bilateral
 Otitis Media
2. Neurologik 23-30% kasus
 Gangguan serebrovaskuler batang otak/ serebelum
 Ataksia karena neuropati
 Gangguan visus
 Gangguan serebelum
 Gangguan sirkulasi LCS
 Multiple sklerosis
 Vertigo servikal
3. Internakurang lebih 33% karena gangguan kardiovaskuler
 Tekanan darah naik turun
 Aritmia kordis
 Penyakit koroner
 Infeksi
 < glikemia
 Intoksikasi Obat: Nifedipin, Benzodiazepin, Xanax,
4. Psikiatrik > 50% kasus
 Depresi
 Fobia
 Anxietas
 Psikosomatis
5. Fisiologik
 Melihat turun dari ketinggian.
C. Tanda dan Gejala

1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian
menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum)
yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,
migren basiler.

2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:

a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.


Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna
(VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu
tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo
berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna
adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular
prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli),
vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan
dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan
dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh
jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa
terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit
meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi.
Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada
sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli
dan timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan
keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal
mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus
memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
c. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada
penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah
mendadak. Gejala ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering
penderita merasa lebih lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia
berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu
kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan
menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan mereda secara gradual dalam
waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total
pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan
vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna.
Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan
stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan
viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus
dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer,
nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh
penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan,
penyakit meniere, vertigo pasca trauma

D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang
kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah,
rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket,
nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,
mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke
tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi
hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya
vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali
pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha
menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo.
Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa
ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya
berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun.

Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada


perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada
perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan
setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan
berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.

Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah
dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada
kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu
sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya
sendiri atau lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Tiba - tiba muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan

E. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka
lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan
gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.

F. Patofisiologi dan Pathway


Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,
parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga
tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena
penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).

Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti
gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik
lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan oleh
terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya penglihatan
sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan
merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.

Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun).
Tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi
telinga akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan
tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di
telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.

Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat


mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah
naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain
itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi
seseorang berbeda-beda.

G. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk
pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo
antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
 Pemeriksaan neurologik
 Pemeriksaan otologik
 Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
 ENG
 Audiometri dan BAEP
 Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
 Radiologik dan Imaging
 EEG, EMG

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
 Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
 Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika
 Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
 Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
 Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
 Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan
untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004:
48) Terdiri dari :
 Terapi kausal
 Terapi simtomatik
 Terapi rehabilitatif

2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua
mata ditutup.
c) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai
fiksasi visual yang kuat.
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan
otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan
ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

A. PENGKAJIAN
Data focus yang perlu dikaji Setelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam,
nausea berkurang / hilang

N.O.C:
a. Comfort level
b. Hidration
c. Nutritional status food finid intake

Dengan kreteria:
a. Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik
b. Turgor kulit, mukosa mulut baik
c. Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer
Intake makanan dan minuman baikji

A. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien
vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap
munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit
tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik,
aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau
riwayat penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1. Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda yang
diam tampak bergerak maju mundur.
2. Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual maupun
dengan alat.
3. Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6. Sistem integumen
7. Sistem Reproduksi
8. Sistem Perkemihan

C. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien dan
keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
2. Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi
yang dapat memicu vertigo.
3. Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
4. Pola eliminasi
5. Pola tidur dan istirahat
6. Pola Kognitif dan perseptua
Adakah disorientasi dan asilopsia
7. Persepsi diri atau konsep diri
8. Pola toleransi dan koping stress
9. Pola sexual reproduksi
10. Pola hubungan dan peran
11. Pola nilai dan kenyakinan

B. DIANOGSA KEPARAWATAN
 Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
 Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
 Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
 Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
 Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.

C. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan
1. Environmental Management: Safety:
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk
pusing ketika jam pasien diharapakan tidak meningkatkan keamanan
menggerakkan jatuh 2. Falls Prevention:
kepala NOC: Kaji penurunan kognitif dan fisik
pasien yang mungkin dapat meningkatkan
a. Safeti status: Falls
resiko jatuh
Occurrence
Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
b. Falls prevention: know
kelelahan dengan ambulasi
ledge personal safety
Instruksikan pasien agar memanggil
c. Safety beheviour: Falls
asisten ketika melakukan pergerakan
prevention 3. Teaching: disease proles
jelaskan pada pasien tanda dan gejala
Dengan kreteria:
dari penyakit yang diderita
Anjurkan pasien untuk bedrest pada
a. pasien mampu berdiri,
fase akut
d uduk, berjalan tanpa
Jelaskan pada pasien tentang terapi
pusing
rehabilitatif pada pasien vertigo
b. Klien mampu
menjelaskan jika terjadi
serangan dan cara
mengantisipasinya

2. Nausea Setelah dilakukan tindak


1. Patient / family teaching
berhubungan dengan keperawatan selama…x24 jam, -Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas
stimulasi visual nausea berkurang / hilang dalam dan menelan untuk menurunkan
yang tidak N.O.C: rasa mual dan muntah.
mengenakkan, a. Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam
meniere, labirintitisd. Hidration sebelum,1 jam setelah dan sewaktu
makan.
e. Nutritional status food
2.NUTRITIONAL MONITORING
finid intake
-Monitor tipe kehilangan berat badan dan
pertumbuhan
Dengan kreteria:
-Monitor kelembaban,turgor kulit dan
d. Terdapat tanda-tanda fisik dan
depigmentasi.
psikologik membaik
-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan
e. Turgor kulit, mukosa mulut
kelemahan pasien.
baik
-Monitor asupan kalori dan nutrisi.
f. Tidak panas dan tidak terdapat
-Kolaborasi;
edeme perifer kelola pemberian anticmetic sebelum
Intake makanan dan minuman makan atau sesuai jadwal
baik 3. Fluid managmen:

 Awasi secara akurat intake dan


output
 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal
kelembaban membranmukosa,
tekanan nadi dan orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV


3 Kurang perawatan Setelah dilakukan tindakan NIC:Membantu perawatn diri pasien
diri: makan, mandi, keperawatan selama ... x 24 mandi dan toileting
berpakaian, toileting jam diharapkan kebutuhan Aktifitas:
b.d kerusakan mandiri klien terpenuhi, 1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang
neurovaskuler NOC;PERAWATAN DIRI mudah dikenali dan mudah dijangkau
(Mandi,makan,toileting,berpak klien
Batasan aian) Dengan kriteria : 2. Libatkan klien dan danpingi
Karakteristik : Klien dapat makan de-ngan 3. Berikan bantuan selama klien tidak
Kelumpuhan bantuan orang lain / mandiri mampu mengerjakan sendiri
wajah atau anggota Klien dapat mandi de-ngan NIC : ADL berpakaian
badan sehingga bantuan orang lain Aktifitas :
menyebab-kan : Klien dapat memakai pakaian
1. Informasikan pada klien dalam
Ketidakmampuan dengan bantuan orang lain /
memilih pakaian selama
dalam menyuap, mandiri
perawatan
memegang alat Klien dapat toileting de-ngan
2. Sediakan pakaian ditempat yang
makan bantuan alat
mudah dijangkau
Ketidakmampuan
3. Bantu berpakaian yang sesuai
dalam membasuh
4. Jaga privasi klien
badan, mongering- 5. Berikan pakaian pribadi yang
kan, keluar masuk digemari dan sesuai
kamar mandi
NIC : ADL Makan
Ketidakmampuan
Aktifitas :
pergi ke kamar
mandi, mengguna-
1. Anjurkan klien duduk dan berdoa
kan pispot
bersama teman
2. Dampingi saat makan
3. Bantu jika klien belum mampu
dan beri contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan penjelasanTeaching individual (5606)


ten-tang penyakit, selama ...x pertemuan, pe-
1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
pengobatan dan ngetahuan klien tentang pe-
2. Kaji tingkat pengetahuan dan
perawatan klien b.d nyakit, pengobatan dan pe- pemahaman klien tentang vertigo
keterbatasan rawatan klien meningkat 3. Kaji tingkat pendidikan
kognitif, ku-rang 4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari
paparan atau mudah NOC : informasi spesifik
lupa - Knowledge : Disease
5. Atur agar realita tujuan pembelajaran
process (1803) dengan klien saling menguntungkan
- Knowladge : Illness care
6. Pilih metode / strategi mengajar yang
(1824) sesuai
7. Sediakan lingkungan yang kondusif
Dengan kriteria : untuk pembelajaran
- Klien dan keluarga mam-pu
8. Koreksi adanya kesalahan informasi
menjelaskan penger-tian,
9. Sediakan waktu untuk bertanya pada
proses penyakit, penyebab, klien
tanda dan gejala, efek penyakit,
10.
tindakan pencegahan, pe-Teaching : disease process (5602)
ngobatan dan perawatan
1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang
vertigo penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin dapat mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-
ngobatan dan perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi
pengobatan yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang
memungkinkan
5. Perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620)
tidak efektif keperawatan selama ..... x 241. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
(spesifik: cerebral) jam diharapkan bentuk pupil
b.d aliran darah Nyeri kepala / vertigo2. Monitor tingkat kesadaran klien
arteri terhambat berkurang sampai de-ngan3. Monitir tanda-tanda vital
hilang 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
Batasan Tanda-tanda vital stabil muntah
Karakteristik : 5. Monitor respon klien terhadap
Nyeri kepala / pengobatan
vertigo 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
Perubahan status 7. Observasi kondisi fisik klien
mental
perubahan respon Terapi oksigen (3320)
motorik Bersihkan jalan nafas dari sekret
dis-artria Pertahankan jalan nafas tetap efektif
Kelumpuhan wa- Berikan oksigen sesuai intruksi
jah Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier
Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung tenggorok
kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI

Rahayu, Nira.2011. Neuronitis Vestibular. (http://niarahayu9.blogspot.com).Online diakses pada


22 oktober 2012.Pukul 23.50 WIB

Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Alih bahasa.Jakarta :


Prima Medika

Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC

https://www.academia.edu/13191922/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_PASIEN_DENGAN_VERTIGO_AP
LIKASI_NANDA

https://www.academia.edu/37839274/Askep_vertigo

Anda mungkin juga menyukai