Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO
DI RUANG TULIP RSUD POLEWALI

NAMA : YULIANA

NIM : B0216308

PROGRAM : S1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2019

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO


A.   PENGERTIAN VERTIGO

Vertigo suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari
vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan
dengan pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan  (sirkuler atau
linier), atau gerakan sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti
atau tanpa diikuti dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh
saraf otonom dan mata (nistagmus) (Jenie, 2001). Sedangkan menurut Gowers
Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan
atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar penderita yang
bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum).
a. Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan
keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ
tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan
tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya
sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik).
Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3
sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo,
penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak
terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun
kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang
vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya
nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata
(Lumban Tobing, 2003).
1. Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,
atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali
(Israr, 2008).
2.  Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang
menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan
oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di
daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin
muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh
karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak
kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan
di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga
tengah dan dalam atau gangguan penglihatan (Putranta, 2005)
3. Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang
dan mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini
merupakan gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun
pengobatan sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau
kelainannya, asal atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak
mungkin diobati (CDK, 2009)

B.   Jenis vertigo

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular yang


mengalami kerusakan, yaitu
1.      Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol
keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal
antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo
(gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan
keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular
neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang
di bagian dalam pendengaran).
2.      Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan. Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di
dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan
otak dan serebelum (otak kecil).
C.  ETIOLOGI VERTIGO
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf
yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh
kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan
otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan
kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara
tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1.Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4. Kelainan di telinga
a.  Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
b. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
c. Herpes zoster
d.  Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
e.  Peradangan saraf vestibuler
f. Penyakit Meniere
5.Kelainan neurologis
a.  Sklerosis multiple
b.  Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya
atau keduanya
c.  Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis.

D.Manifestasi klinik

Vertigo biasanya hanya berlangsung bebrapa detik. Umumnya gerakan ke depan dan
kebelakang memicu vertigo. Kadang-kadang klien memberitahukan posisi apa yang
mencetuskan serangan. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan
fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus
bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan
meneteskan air dingin ke dalam telinga. Perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah,
mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

E. KLASIFIKASI VERTIGO

a. Vertigo non sistematis, yaitu vertigo dapat dibedakan atas 2 bentuk


vertigo.bukan oleh kelaian ini dapat terletak di.

1.Mata :

a. paresis otot mata

b. kelainan refraksi

c. glaukoma
2.proprioseptik :

a. Anemia pernisiosa

b. alkoholisme

c. tabes dorsalis

3. system saraf pusat:

a.hipoksia serebri :

- hipertensi kronis

- arteriosklerosis

- anemia

-hipertensi kardiovaskuler

-fibrilasi atrium paroksismal

- stenosis aorta dan insufisiensi

- sindrom sinus karotis

- sinkope

- hipotensi ortostatik

-blok jantung

b. infeksi

- meningitis

- ensefalitis

- abses

- lues

c. trauma

d. tumor

e. migren

F. FAKTOR RESIKO VERTIGO

Beberapa faktor berikur ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami
vertigo. Di antaranya adalah:

 Berusia di atas 50 tahun.


 Mengalami kecelakaan.
 Memiliki riwayat di dalam keluarga.
 Mengalami stres berat.
 Mengonsumsi alkohol.
 Merokok
E. PATOFISIOLOGI

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan


ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau keseimbangan,yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi
paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-
otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness,
ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
Klasifikasi :Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa
kelompok :

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa


menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan
tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas
keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

a.Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis


pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii
posterior, kelainan gigi/ odontogen.
b.Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris,
Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin
picu (trigger labyrinth).
C.Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo
posisional paroksismal benigna.

2.Vertigo kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia


Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:

a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,


labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor
serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis,
sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi,
sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan
psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo
servikalis.

b.Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria


vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis
multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.


2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan
visual.

PATHWAY

Invasi bakteri

Infeksi telinga tengah

Proses non vestibal keterbatasan kognitis ketidak


cocokan
Peradangan Tdk mengenal informasi informasi
yang

Disampaikan
Keotak
saraf
Motivasi eknas
Tekanan
Intra kranial gelisa ansiatias
Gerakan berulang di proses
pengolahan
Informasi
tegang
Rasakan oleh ot N.vastibalus
N spinovastibuloserebralis
Nyeri akut
aa Tramisi
persepsi
Konflik dalam koordinas
Keinput kereseptor
propriociphor
Terganggu

Kelebihan beban kerja


Kegagalan
koordinasi
Otak
f. KOMPLIKASI

1. Stroke
2. Obstruksi peredaran darah dilabirin
3. Labirintitis (Viral, Bakterial)
4. Penyakit Meniere
5. Infeksi, Inflamasi
6. Tumor

KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. identitas

data klien, mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku,
status perkawianan, alamat, diagnosa medis, NO, RM/CM, tanggal masu, tanggaldi kaji,
dan ruangan tempat klien di rawat, data penanggung jawab, mencakup nama, umur,
jenis kelamin, agama,pekerjaan suku hubungan dengan klien dan alamat.

b. riwayat kesehatan klien

riwayat kesahatan pada klien dengan gangguan system persarafan akibat vertigo hal-hal
sebagai berikut:

1. alasan masuk perawatan Kronologis yang menggambarkan prilaku klien dalam mencari
pertolongan

2. keluhan utama Pada umumnya klien dengan gangguan system persarafan akibat
vertigo berupa pusing seperi berputar

c. riwayat kesahatan sekarang

merupakan pengembangan diri keluhan utama dan data yang menyertai dengan
menggunakan pendekatan PQRST, yaitu:

P: paliatif/propokati vc: merupakan hal atau faktor yang mencetuskan terjadinya


penyakit, hal yang memperberat atau memperingan. Pada klien dengan vertigo biasanya
klien mengeluh pusing bila klien banyak bergerak dan di rasakan berkurang bila klien
beristirahat.

Q: qualitas. Kualitas dari dari suatu keluhan atau penyakit yang dirasakan seperti
berputar.

R: Region daerah atau tempat dimana keluhan di rasakan. Pada klien dengan vertigo
banyak lemah dirasakan pada daerah kepala

S: severity: derajat kegagasan atau insentitas dari keluhan tersebut. Pusing yang
dirasakanseperti berputar dengan skala nyeri (0-5)

T: time waktu dimana keluhan dirasakan, time juga menunjukkan lamanya atau
kekerapan. Keluhan pusing pada kliendengan vertigo dirasakan hilang timbul

d. riwayat kesehatan yang lalu


riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan dengan penyakit sekarang, system
persyarafan maupu penyakit sistemik lainny.

e. riwayat kesehatan keluarga

penyakit-penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang, penyakit


turunan dan penyakit menular lainnya.

G. PENATALAKSANAAN

Medis

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti  biotika
dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih
meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan
nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau
benda.

a.Vertigo posisional Benigna (VPB)

Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian


besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan
kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur,
kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo
posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula.
Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya
sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.

b.Obat-obatan

obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat digunakan
sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul
eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa
pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari
vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak
berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi
kepala dapat mengurangi gangguan.a  

Pencegahan Vertigo
1.Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh;
2. Segera duduk jika vertigo menyerang;
3.Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi;
4.Gerakkan kepala secara perlahan-lahan;
5.Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan fisik :

a. Pemeriksaan mata

a. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh


b. Pemeriksaan neurologik
c. Pemeriksaan otologik
d. Pemeriksaan fisik umum.

2. Pemeriksaan khusus :
a. ENG
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik

Pemeriksaan tambahan :

a. Laboratorium
b. Radiologik dan Imaging
c. EEG, EMG, dan EKG.

b.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,
tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh
memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

G. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan


ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan
intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi
oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
b. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-
adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan
beban kerja.
c. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai
oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti
instruksi.
d. Intoleransi aktivitas

Imlementasi keperawatan

Imlementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang tadirencanakan

Mencakup tindakan mandiri dan kalaborasi. Tindakan mandiri adalah


tindakan Keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat
sertabukan atas Petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan
kalaborasi adalah Tindakan keperawatan yang didasarkan olehhasil
keputusan bersama dokter dan Dan petugas kesehatan lainnya
INTERVENSI

Intervensi merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan


dilaksanakan untuk menulangi masalah yang sesuai dengan diagnosis yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhnya kebutuhan klien (maryam, 2008)

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf,
vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang
dipengaruhi olehfaktormisal,perubahanposisi,perubahanpolatidur,gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan


keperawatan. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah
ketegangan otot serta mengurangi nyeri
Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lenyaman.

Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi


lebih nyaman
  

I. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan,
dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito,
1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
1.      Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
2.      Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan.
3.      Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik
No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Ren

1 Nyeri akut mengontrol nyeri (tahu


 Mampu Pain
penyebab nyeri, mampu 1.La
menggunakan tehnik loka
nonfarmakologi untuk pres
mengurangi nyeri, mencari 2.Ob
bantuan) 3.Gu
 Melaporkan bahwa nyeri peng
berkurang dengan menggunakan 4.ka
manajemen nyeri 5. ev
 Mampu mengenali nyeri (skala, 6. ev
intensitas, frekuensi dan tanda tent
nyeri) 7. ba
 Menyatakan rasa nyaman duku
setelah nyeri berkurang 8.ko
suhu
9. ku
10. p
farm
11. k
12.a
13. b
14. e
15. ti
16. k
berh
17. m
Anal
1. te
sebe
2. ce
3. ce
4. pi
anal
5. te
nyer
6. te
Pem
7. pi
seca
8. m
anal
9. ev
Disc
1.Me
Alter
2. m
3. ba
kead
Role
1.ba
kehi
2.ba
pola
Copi
1.
peru
2.gu
3.hin
dala
4.be
tera
Anti
Activ
1.ka
mere
2.ba
dilak
3.ba
kem
4.ba
Aktiv
-ban
5.ba
keku
6.ed
2. Ketidak efektifan koping
7.ba
peng
8.mo

Nic
1.ka
2. je
berh
tepa
3. ga
peny
4.ga
5. id
6. se
deng
7. se
deng
8. di
9. du
seco

Intoleransi aktivitas 10. e


cara
3.

kriteria hasil

-berpartipasi dalam aktivitas fisik tanpa d


peningkatan tekanan darah, nadi dan RP

-Mampu melakukan aktivitas sehari-hari


mandiri

-tandatanda vital normal

-energy psikomotor

-level kelemahan

-mampu berpindah: dengan atau tanpa b

-status kardiopulmunari adekuat

-sirkulasi status baik

-status respirasi :pertukaran gas dan ven

Kurang pengetahuan

Noc

4.
Kowlwdge:disease process

Knowledge:health behavior

Setelah dilakukan tindakan keperawata


menunjukkan pengetahuan tentang pro
dengan

Kriteria hasil:

-Pasien dan keluarga menyatakan pema


penyakit, kondisi, prognosis dan progra

-pasien dan keluarga mampu melaksana


yang dijelaskan secara benar
-pasien dan keluarga mampu menjelask
yang di jelaskan perawat/tim kesehatan

Anda mungkin juga menyukai