Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE

I. KASUS (MASALAH UTAMAq1 )

Demam berdarah dengue (DBD)

II. PROSES TERJADINYA MAALAH

A. Defenisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus dengue
yang tergolong Arthropot-borne virus, genus plavivirus , aedes. DBD diturarkan melalui
gigitan nyamuk dari genus aedes, terutama aedes aegipti (infodatin 2015).

Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok
umur, munculnya penyakit ini brkaitan dengan kondidi lingkugan dan prilaku masyarakat
(kemenkes RI,2016).

Kejadian DBD, dapat berpotensi menimbulkan dampak sosial yang berupa keresahan
masyarakat karena perjalanan penyakit yang cepat dan dapat menyebabkan kematian
dalam waktu singkat, serta dampak ekonomi yaitu meningkatkan anggarang belanja
Negara untuk pengobatan penyakit demam berdarah (Afrian,dkk,2016)

B. Penyebab

Demam berdarah di sebabkan oleh virus dengue yang di bawah oleh nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui
gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai menjelang
magrib atau petang.

Penularang virus dengue terjadi bila seseorang yang terinfeksi akan di bawa oleh nyamuk,
dan menginfeksi orang lain yang di gigit nyamuk. Virus dengue hanya menular melalui
nyamuk dan tidak dari orang ke orang

Virus dengue terbagi atas empat tipe, yaitu: DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
Ketika seseorang terinfeksi salah satu tipe virus dengue dan berhasil pulih, maka tubuhnya
akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut, akan tetapi
kekebalan terhadap salah satu virus tidak menutup kemunkinan terjadi infeksi oleh tipe
virus dengue yang lain

C. Tanda dan gejala

1. Demam tinggi selama 5-7 hari


2. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie,ekhimosis, dan hematoma.
3. Epistaksis, hematemesis, melena, dan hematuria
4. Trombositopenia<100.000/ul
5. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
6. Nyeri otot , tulang sendi, abdomen dan ulu hati
7. Sakit kepala
8. Pembekakan sekitar mata
9. Pembesaran hati limpa, dan kelenjar hati bening.
10. Tanda-tanda renjatan (sianosis atau kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurung, gelisah, capillary refilllebih dari 2 detik.

D. KLASIFIKASI

Derajat I demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi


perdarahanialah uji bending.

Derajat II seperti derajat 1, di sertai perdarahan spontan d kulit dan atau


perdarahan lain

Derajat III di dapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan
nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.

Derajat IV syok berat (profound shock), nadi tidak dapat di raba dan tekanan
darah tidak terukur.

E. PATOFISIOLOGI
1. Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty
dan kemudian akan bereaksi dengan anti body dan terbentuklah kompleks virus
anti body, dalam sirkulasi akan mengaktifasi system komplemen. Akibat aktivasi
C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a,2 deptida berdaya untuk melepaskan hitamin
dan merupakan mediator kuat sebagai mediator meningginya permiabilitas
dinding pembulih darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
2. Terjadinya tranbositopenia menurungnya fungsi trambosit dan menurungnya
faktor koagulasi (protobin, faktor, V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama pendarahan gastro intestinal
pada DHF
3. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurungnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diathesis hemoragik, renjatan terjadi secara akut
4. Nilai hematokrik meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah, dan dengan hilangnya plasma klien mengalami
hipovelemik apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis, metabolic
dan kematian (Suriadi dan Rita Yuliana 2006).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah lengkap: hemokosentrasi (hematokrik meningkat 20% atau lebih


trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
3. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
H. PENATALAKSANAAN
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
2. Hb dan PCV meningkat (20%)
3. Leukopeni (mungkin normal atau lekusitosis)
4. Isolasi virus
5. Serologi (Uji H): respon anti body sekunder
6. Pada renjatan yang berat, periksa:Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada,
BUN, creatinin serum.
I. KOMPLIKASI
1. Prdarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efisi pleura

Anda mungkin juga menyukai