OLEH:
Mengetahui
1
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali
(Israr, 2008).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang
menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini
disebabkan oleh gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau
rumah siput di daerah telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa
mual dan ingin muntah, bahkan penderita merasa tak mampu berdiri dan
kadang terjatuh karena masalah keseimbangan. Keseimbangan tubuh
dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai posisi
tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya
timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan
(Putranta, 2005)
2
2 Etiologi
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki
saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan
oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga
dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan
dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
3
keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
3 Tanda gejala
1.3.1 Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia,
paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien
mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak
supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-turut
(dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan
kaseimbangan. Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh
menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk hidungnya maka
akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun
pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk
hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan
mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh
gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa
posterior, migren basiler.
4
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo
posisional berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan
posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau
menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi.
Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda.
Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,
pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular
prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
5
2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan
penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana
sifilis pada setiap penderi penyakit meniere.
6
oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok
kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma.
4 Patofisiologi
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan
propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron
dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon
yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala
kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan
yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar
tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo
dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-
otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal dari mata
disebut nistagnus.
5 Pemeriksaan Penunjang
1 Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata
7
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap
yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
3 Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi
(sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular
dan somatosensorik.
8
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada
sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan
merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita duduk
dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada posisinya
untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo mereda ia
kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai
vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap
hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti
biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis
vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga
yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual
pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.
9
Tujuan dari terapi medik yang diberi adalah:
Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat
dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti
vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa
dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi
terhadap serangan berikutnya.
Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi
lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin
dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat
diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi
infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
10
klinisnya pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam
RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan
sempurna terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau
penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar,
dan jika kambuh bisa meninggalkan cacat.
7 Pathway
11
1 Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
e. Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise
Keterbatasan gerak
Ketegangan mata, kesulitan membaca
Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri
kepala.
Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh,
aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
f. Sirkulasi
12
Riwayat hypertensi
Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
Pucat, wajah tampak kemerahan.
7. Integritas Ego
Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan,
ketidakberdayaan depresi
Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
9. Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma,
stroke.
Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,
epitaksis.
Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
Perubahan pada pola bicara/pola pikir
Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
Penurunan refleks tendon dalam
Papiledema.
13
sinusitis.
Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Fokus menyempit
Fokus pada diri sendiri
Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,
gelisah.
Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
11. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi
Demam (sakit kepala)
Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
14
Adakah gangguan pernafasan.
d. Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
e. Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
f. Sistem integumen
g. Sistem Reproduksi
h. Sistem Perkemihan
3 Pemeriksaan penunjang
1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata
kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap
yang romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak
50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita
beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30
derajat
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi
(sampai fertikal) kemudian kembali kesemula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai
kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala
ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi
kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga
penderita
15
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,
vestibular dan somatosensorik.
2 Batasan karakteristik
Laporan secara verbal atau non verbal
Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan
kacau, menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain
16
dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum
17
Ketidak pastian
Support social tidak efektif
Krisis situasional / maturasional
Derajat pengobatan tingkat tinggi
3 Perencanaan
Diagnosa 1: Nyeri
1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
18
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Diagnosa 2:
3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria):
Kriteria Hasil :
Menunjukan fleksibilitas peran
keluarga menunjukan fleksibilitas peran para anggotanya
pertentangan masalah
nilai keluarga dapat mengatur masalah-masalah
memanaj masalah
melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan
mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
menunjukan strategi untuk memanaj masalah
19
menggunakan strategi penurunan stress
peduli terhadap kebutuhan anggota keluarga
menentukan prioritas
menentukan jadwal untuk rutinitas danm aktivitas keluarga]
menjadwalkan untuk respite care
mempunyai perencanaan pada kondisi kegawatan
memelihara kestabilan financial
mencari bantuan ketika dibutuhkan
menggunakan support social
21
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.H DENGAN
VERTIGO
OLEH:
NIM : 891221038
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
1. Identitas Klien
Nama : TN.H
Tempat/tgl lahir : Bengkaya10-05-1967
Golongan darah :A
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Melayu
Status perkawinan : menikah
Pekerjaan : Pekebun
Alamat : Jl.B ismoyo RT 02 RW 001 Bengkayang
Diagnosa medik : Vertigo
Tanggal masuk puskesmas : 23-10-2022
Tanggal Pengkajian : 24-10-2022
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : NY.M
Umur : 49 tahun
Alamat : Jl.B ismoyo RT 02 RW 001 Bengkayang
Hubungan dgn pasien : Istri
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki meninggal : Perempuan
5 5
4 4
Tidak ada kelainan tulang belakang Tidak ada fraktur
Nilai risiko dekubitus , pasien dalam kategori tidak beresiko yaitu dengan
sekor 17 3) Bau badan , tidak ada bau mulut , tidak ada
Kondisi kulit kepala , bersih
Kebersihan kuku , kuku tangan bersih . kuku kaki agak panjang
7. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1). Masalah berhubungan dengan tidur
a) Insomnia : ( ) tidak ada (√ ) ada
b) Kurang puas/segar setelah bangun tidur : ( ) tidak ada (√ ) ada,
8. Lain-lain, sebutkan
a. Tanda (obyektif)
1) Tampak mengantuk/mata sayu : ( ) tidak ada ( √) ada, pasien kadang
kurang tidur
jika malam hari
2) Mata merah : ( ) tidak ada (√ ) ada
3) Sering menguap : ( ) tidak ada (√ ) ada
4) Kurang konsentrasi : (√ ) tidak ada ( ) ada
9. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1) Riwayat hipertensi dan masalah jantung , ada Riwayat edema kaki : ( ) tidak
ada (√ ) ada,
2) Rasa kesemutan , tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah 130/80 mmHg
2) Bunyi jantung : lup dup frekuensi : < 2 detik Irama : brakikardi
3) Ekstremitas, suhu : 36,00 C
4) Warna mukosa : pucat bibir : kering
5) Konjungtiva : pucat
10.Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi :1 x sehari konsistensi : cair
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal :
terpasang kolostomi/ileostomy) : tidak ada
3) Kesulitasn BAB konstipasi, tidak ada
4) Waktu BAB terakhir : 2 hari sebelum masuk pkm
11. Riwayat inkontinensia
1) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : tidak ada
2) Riwayat penggunaan diuretik : tidak ada
3) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK :tidak ada
4) Kesulitan BAK : tidak ada
a. Tanda (obyektif)
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit /tidak,
b) Auskultasi : bising usus , peristaltik 18x /menit bunyi abnormal (√ ) tidak
ada
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani ( ) tidak ada (√ ) ada Kembung : ( ) tidak ada ( √) ada
(2) Bunyi abnormal (√ ) tidak ada ( ) ada
a. Gejala (subyektif)
1) Adanya nyeri
P = paliatif/provokatif (yang mengurangi/meningkatkan nyeri)
(nyeri kepala)
Q = qualitas/quantitas (frekuensi dan lamanya keluhan dirasakan serta
deskripsi
sifat nyeri yang dirasakan
(seperti di tusuk dan terasa bergelombang)
R = region/tempat (lokasi sumber & penyebarannya)
(kepala)
S = severity/tingkat berat nyeri (skala nyeri 1-10)
(5)
T = time (kapan keluhan dirasakan dan lamanya) (hilang timbul)
2) Rasa ingin pingsan/pusing ada
13. Sakit kepala : lokasi nyeri (terasa seluruh kepala)
a. Tanda (obyektif)
1) Status mental
Kesadaran : ( √) composmentis, ( ) apatis. ( )somnolen, ( ) spoor, ( ) koma
2) Alat bantu penglihatan/pendengaran (√ ) tidak ada ( ) ada,
14. Keamanan
1) Gejala (subyektif)
• Alergi :
- Obat-obatan : tidak ada
- Makanan : tidak ada
2) Faktor lingkungan :
a) Riwayat penyakit hubungan seksual : ( √) tidak ada ( ) ada, jelaskan
3) Kerusakan penglihatan, pendengaran : (√ ) tidak ada ( ) ada
4) Riwayat cidera ( √) tidak ada ( ) ada
15. Pola nilai kepercayaan dan spiritual
a. Gejala (subyektif)
i. Sumber kekuatan bagi pasien
ii. Perasaan menyalahkan tuhan : (√ ) tidak ada ( ) ada
iii. Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan,
macam : Sebelum sakit pasien jarang beribadah , selama sakit belum
pernah beribadah
iv. Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan
dengan kesehatan ( √ ) tidak ada ( ) ada .
b. Tanda (obyektif)
i. Perubahan perilaku
ii. Menolak pengobatan ( √) tidak ada ( ) ada
DATA PENUNJANG
TANGGAL : 23 Oktober 2022
1. Pasien ( Tn.R) 1. Hemoglobin 15,0 g/dl 22 oktober 2022 14,0 – 18,0 g/dl
PENGOBATAN TN.A
TANGGAL : 24 Oktober 2022
Nama Obat Kandungan Bentuk Kekuatan Dosis/Aturan Cara
Obat Obat Pakai Pemberian
Asam
Mefinnal mefenamat Tablet 500 mg 3x1 po
Histigo betahistine Tablet 6 mg 3x1 Po
Methyl
Rhemafar prednisolone Tablet 4 mg 3x1 PO
lanzoparazole lanzoprazole capsul 30 mg 1x1 PO
TANGGAL : 25 Oktober 2022
Nama Obat Kandungan Bentuk Kekuatan Dosis/Aturan Cara
Obat Obat Pakai Pemberian
Asam
Mefinnal mefenamat Tablet 500 mg 3x1 po
Histigo betahistine Tablet 6 mg 3x1 Po
Methyl
Rhemafar prednisolone Tablet 4 mg 3x1 PO
lanzoparazole lanzoprazole capsul 30 mg 1x1 PO
TANGGAL : 26 Oktober 2022
Nama Obat Kandungan Bentuk Kekuatan Dosis/Aturan Cara
Obat Obat Pakai Pemberian
Asam
Mefinnal mefenamat Tablet 500 mg 3x1 Po
Histigo betehistine Tablet 6 mg 3x1 Po
Methyl
Rhemafar prednisolone Tablet 4 mg 3x1 PO
lanzoparazole lanzoprazole capsul 30 mg 1x1 PO
ANALISA DATA
Data Subjektif : Adanya tekanan pada otot leher Gangguan Pola Tidur
a. Pasien mengatakan susah tidur
b. Pasien mengatakan tidur hanya 3 jam
Data Objektif :
3. a. Mata berkantung
b. Pasien lemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pasien Tn. H
No Tanggal Tanggal Diagnosa
Ditemukan Teratasi Keperawatan
1. 24 Oktober 2022 25 oktober 2022 Nyeri Akut (D0077)
dibuktikan dengan
pasien mengatakan
Nyeri pada kepala dan leher seperti di tusuk dan pasien
meringis dg skala nyeri 5 nyeri nya hilang timbul
Edukasi
. Anjurkan tetap melakukan teknik manajemen nyeri
Anjurkan pasian disiplin minum obat
Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dalam pemberian antiansietas jika perlu
Gangguan pola tidur
berhubungan tekanan
3. 24/10/2022 pada otot leher Setelah dilakukan tindakan Manajemen tidur
keperawatan selama 3x8 jam Observasi:
Meningkat nya klualitas Mengkaji gangguan tidur px
tidur dengan kriteria
Monitor lama tidur px
hasil:
1. Tidur sudah 7-8 jam Terapeutik
Batasi asupan makanan sebelum tidur
Ciptakan lingkung yang kondusif untuk tidur
2. Bangun tidur segar
Edukasi
3. Mata tidak berkantung Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
IMPLEMENTASI
No. Hari/Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
Senin 24/10/2022
Pasien mengatakan merasa
nyeri di kepala dan
Mengkaji lokasi,krakteristik leher,seperti di tusuk,hilang
07.20 1.1 nyeri timbul
Td.130/80MmHg
Memonitor ttv dan n.80x/mnit. rr.22x/mnit.px
menjelasn tentang mendengarkan penjelasan dg
08.05 2.2 diagnose,perawatan. baik
Selasa/25/10/202
2 Pasien mengatakan merasa
nyeri sudah berrkurang di
Mengkaji lokasi,krakteristik kepala dan leher,seperti di
07.20 tusuk,hilang timbul
1.1 nyeri
Td.120/80MmHg.n.80x/mnit
08.05 2.2 Memonitor ttv rr.22x/mnit
Pasien mengatakan tidur
Rabu101.23/51 23.1 Menanyakan apakah sudah 5 jam
0/202
pasien mengalami
gangguan tidur
Mengkaji penyebab px terbangun karena sering
10.40 3.2 gangguan tidur nyeri yang hilang timbul
Pasien mengatakan
jarang merasa nyeri
Ra Mengkaji di kepala dan
bu/26/10/2022 lokasi,krakteristik leher,seperti di
07.20 1.1 nyeri tusuk,hilang timbul
Td.120/70MmHg
n.80x/mnit
08.15 2.2 Melakukan observasi ttv rr.20x/mnit
Pasien mengatakan
10.15 3.1 Menanyakan apakah tidur sudah 7-8 jam
pasien mengalami
gangguan tidur
1.5 memberikan terapi kolaborasi Pasien mendapatkan
12.00 famakologi terapi farmakologi
EVALUASI
No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi (SOAP)
S : - Pasien mengatakan nyeri di kepala dan
1. Hari 1 Dx 1 leher,seperti di tusuk,hilang timbul,skala 7
24/10/2022 Nyeri akut
11.00
O : - Pasien terlihat sering meringis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.1 mengkaji nyeri
1.2 mengkaji tanda non verbal
A:-masalah teratasi
P:- intervensi di hentikan
DAFTAR HADIR PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PRODI
NERS STIKES YARSI PONTIANAK
Nama: Ralisa Luluatul Badriyah
Nim : 891221038
tanggal 24/10/2022
No Hari/Tgl Jam Jam Istirahat TTD TTD
Datang Pulang Mahasiswa Preseptor
SOP Manajemen
No. Nyeri : Deep breathing/ Nafas dalamAktifitas
Tahap
Manajemen Nyeri : Deep breathing/ Nafas dalam
1 Pra Interaksi Membaca status pasien
Menyiapkan diri dan alat yang dibutuhkan
2 Orientasi Memberikan salam (senyum)
Mengenalkan diri
Mengklarifikasi masalah nyeri
Menyampaikan tujuan kedatangan dan tindakan
Menjelaskan prosedur
Meminta kesediaan pasien
3 Kerja Mengatur posisi pasien
. Meminta pasien untuk memejamkan mata
. Mengintruksikan pasien untuk menarik nafas dalam melalui hidung
dan mengeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut
. Mengintruksikan pasien untuk mengulangi prosedur di atas minimal
sebanyak 3 kali
4 Terminasi . Memberitahukan bahwa tindakan sudah dilakukan
. Mengevaluasi tindakan
. Menyampaikan rencana tindak lanjut
. Berpamitan, salam dan senyum
LINK JURNAL
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKA/article/view/1087
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/download/3162/2176
LINK VIDEO
https://www.youtube.com/watch?v=rXvkLvFMPg