Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN : ISPA ( INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN ANAK

MITA PRIASTUTI
NIM: 0891221032

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN/TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi
pada anak-anak (Wong, 2016). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari
(2015) adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa
atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya
mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang
menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang
bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari
hidung sampai alveolus termasuk (sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes,
2017). Djojodibroto (2009), menyebutkan bahwa ISPA dibagi menjadi dua
bagian, yaitu infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi saluran bagian
bawah.
Infeksi Saluran Pernafsan Akut mempunyai pengertian sebagai berikut
(Fillacano, 2016) :
a. Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme lainnya ke
dalam manusia dan akan berkembang biak sehingga akan menimbulkan
gejala suatu penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam proses
respirasi mulai dari hidung hingga alveolus beserta adneksanya seperti sinus-
sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.
c. Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari.
Batas 14 hari menunjukan suatu proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat di golongkan ISPA ini dapat berlangsung lebih dari
14 hari.

B. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non- infeksius. Agen infeksius
yang paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut adalah
virus, seperti respiratory syncytial virus (RSV), nonpolio enterovirus (coxsackie
viruses Adan B), Adenovirus, Parainfluenza, dan Human metapneumo viruses.
Agen infeksius selain virus juga dapat menyebabkan ISPA, staphylococcus,
haemophilus influenza, Chlamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumococcus
(Wilson, 2015).
Misnadiarly (2016), menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non-
infeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti
racun atau bahan kimia, asap rokok, debu, dan gas.
Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis bakteri,
virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus streptokokus,
stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella dan korinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus,
pikornavirus, mikroplasma dan herpervirus. Bakteri dan virus yang paling sering
menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan sterptokokus serta
virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung (Sari, 2015).
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah
2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim
kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa
faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan (Sari, 2015).

C. Pafofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus
dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh
laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa saluran pernapasan (Kending, 2014).

Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk


kering (Seliff). Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan
menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada
dinding saluran pernapasan sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang
melebihi normal. Rangsangan cairan tersebut menimbulkan gejala batuk.
Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang sangat menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme mokosiloris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan sehingga
memudahkan infeksi baakteri-bakteri patogen patogen yang terdapat pada saluran
pernapasan atas seperti streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza dan
staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut.

Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan


atau bertambah banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat
menyebabkan batuk yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan
adanya faktor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan
bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran napas dapat
menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 2015). Virus yang
menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain di
dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan dapat menyebar ke
saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya diturunkan
dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.

Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas.


Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri.
Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di
rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan
fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri
pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi
invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).
D. Pathway Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA);

Multi faktor
(Bakteri, Virus, mikroplasma, dll)

Respon pada
Peradangan pada saluran Inflamasi
dinding
pernapasan (faring/laring saluran
bronkus
dan tonsil) bronkus

Bronkus
Kuman Peningkatan
menyempi
melepaskan produksi
t
endotoksin sekret

Bronkospasm
Merangsang tubuh Obstruksi
e
mengeluarkan zat pirogen jalan
oleh leukosit nafas
Ketidakefektifan pola nafas
Suhu Ketidakefektifa
Perkembangan penyakit tubuh n bersihan jalan
meningka nafas
t

Perubahan status Hiperter Kesulitan/sakit mengunyah


kesehatan mi dan menelan

Koping Merangsang pengeluaran zat


inefektif Malas makan/
mediator, bradisinin,
serotinin, histamin,
Ansietas prostaglandin Ketidakseimbang
an nutrisi
Nyeri kurang dari
dipersepsikan kebutuhan
tubuh
Nyeri akut
E. Tanda dan Gejala
Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang seringkali terjangkit
infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi yang
terjadi pada sluran pernafasan tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang
terjangkit infeksi, keparahan proses infeksi, dan usia seseorang serta status
kesehatan secara umum (Porth, 2014).
Djojodibroto (2016), menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan
anatomi saluran pernafasan yang terserang yaitu:
a. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul yaitu
pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal,
mata berair, konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai
berat, rasa kering pada bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala,
malaise, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang timbul demam.
b. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul biasanya
didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung
buntu, pilek, dan sakit tenggorokan. Batuk yang bervariasi dari ringan sampai
berat, biasanya dimualai dengan batuk yang tidak produktif. Setelah beberapa
hari akan terdapat produksi sputum yang banyak; dapat bersifat mucus tetapi
dapat juga mukopurulen. Pada pemeriksaan fisik, biasanya akan ditemukan
suara wheezing atau ronkhi yang dapat terdengar jika produksi sputum
meningkat.
Dan juga tanda dan gejala lainnya dapat berupa batuk, kesulitan bernafas,
sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari gejala
saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit
tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotic (Rahmayatul, 2016).

Adapun tanda dan gejala ISPA yang seering ditemui adalah :


a. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul
jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali
demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa
mencapai 39,50C-40,50C.

Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada


meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas,
gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
b. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
c. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama
bayi tersebut mengalami sakit.
d. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
e. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
f. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan
lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
g. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
h. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan (Wong, 2015).

F. Penatalaksanaan
Menurut WHO (2017), penatalaksanaan ISPA meliputi :
1. Suportif
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin
2. Antibiotik
a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
b) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus
c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½
sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x bungkus / 3x sehari/8 jam,
penisillin prokain 1 mg.
d) Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab
puyer/x bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.
e) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5 mg,dll.
f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x
½ sendok teh. Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama
ganti antibiotik atau rujuk dan jika anak membaik teruskan antibiotik

sampai 3 hari (Kepmenkes RI, 2017).

G. Hasil Penelitian Keperawatan

No. Nama peneliti Tahun Judul Hasil

1. Jessica Novia Dwi Putri1 , 2022 Asuhan Keperawatan Hasil evaluasi sebelum dilakukan
Endang Zulaicha Pada Anak Dengan Ispa tindakan fisioterapi dada pasien
Susilaningsih2 Dalam Pemenuhan memiliki RR: 44x/menit dan
Kebutuhan Oksigenasi belum dapat mengeluarkan
sputum, setelah dilakukan tidakan
fisioterapi dada selama 3 hari 3
kali ( 1 hari 1 kali pemberian
terapi) didapatkan hasil RR:
24x/menit dan dapat
mengeluarkan sputum berwarna
kuning ± 2 ml
2. Yayan Kurniawan 2022 Asuhan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan ada
Manajemen Jalan Napas pengaruh batuk efektif dan
Pada Anak Ispa fisioterapi dada terhadap
Diwilayah Kerja pengeluaran sputum pada balita
Puskesmas Lingkar usia 3-5 tahun sebanyak 19
Timur Kota Bengkulu balita mampu mengeluarkan
sputum dan ada 1 balita yang
tidak mengeluarkan sputum .
Penelitian diperoleh hasil bahwa
ada pengaruh yang signifikan
antara batuk efektif dan fisioterapi
dada terhadappengeluaran sputum
pada balita usia 3-5 tahun p =
0.003 dimana responden yang
mengalami pengeluaran
sebanyak 19 balita (95%) dan
yang tidak mengalami
pengeluaran sputum sebanyak 1
balita (5%).

3. Linawati 2021 Asuhan keperawatan Metode pelaksanaan pemberian


Novikasari,Setiawati,M.Fani infeksi terapi minuman jahe merah dan
Sugiantoro* saluranpernapasan akut madudilaksanakan pada tanggal
(ispa)pada anak 27Juni 2021sampai 01 Juli
denganmenggunakanjahe 2021pada pukul 80.00 sampai
merah dan madu 09.00 wibdan pukul 16:00
sampai 17:00 wib, setelah
dilakukan pemberian terapi
didapatkan frekuensi pernafasan
klien mengalami penurunan
dari 28x/menit menjadi 22x/menit
dan sputum sudah bisa
dikeluarkan sekitar 4-5 cc
Dst.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian
dilakukan dengan cara berurutan, perawat harus mengetahui data aktual apa yang
diperoleh, faktor resiko yang penting, keadaan yang potensial mengancam pasien
dan lain-lain (Nursalam, 2015).
Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat
data dasar pasien. Pengkajian dilakukan saat pasien masuk instansi pelayanan
kesehatan. Data yang diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap
selanjutnya dalam proses keperawatan.

Pengumpulan data pasien dapat dilakukan dengan cara :


a. Anamnesis/wawancara.
b. Observasi.
c. Pemeriksaan fisik.
d. Pemeriksaan penunjang/diagnostik.

Klasifikasi dan Analisa Data


a. Klasifikasi data adalah aktivitas pengelompokan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahanya. Klasifikasi ini
dikelompokan dalam data subyektif dan data obyektif.
b. Analisa Data adalah mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam mentukan
masalah kesehatan dan keperawatan.

Analisa data dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari kolom : Data, Penyebab, dan Masalah.
Kolom data berisi ; data subyektif, data obyektif dan faktor resiko.Kolom penyebab berisi : 1
(satu) kata/kalimat yang menjadi penyebab utama dari masalah. Kolom masalah berisi :
pernyataan masalah keperawatan Data yang perlu dikaji pada pasien ISPA dapat berupa :
a. Identifikasi klien yang meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
agama, suku bangsa, alamat, tanggal MRS dan diagnose medis.
b. Riwayat penyakit meliputi : keluhan utama, biasanya klien datang dengan
keluhan batuk pilek serta panas, kesehatan sekarang, kesehatan yagn lalu,
riwayat kesehatan keluarga, riwayat nutrisi, eliminasi, personal hygiene.
c. Pemeriksaan fisik berfokus pada system pencarnaan meliputi : keadaan
umum (penampilan, kesadaran, tinggi badan, BB dan TTV), kulit, kepala
dan leher, mulut, abdomen.
d. Aktivitas dan isrirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, cape atau lelah, insomnia, tidak bisa tidur
pada malam hari, karena badan demam.
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak, bau, atau berair
Tanda : kadang – kadang terjadi peningkatan bising usus.
f. Makanan atau cairan
Gejala : klien mengalami anoreksia dan muntah, terjadi penurunan BB.
Tanda : kelemahan, turgor kulit klien bisa buruk, membrane mukosa pucat

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat (NANDA, 2014).

Berdasarkan NANDA (2014), diagnosa keperawatan terbagi atas :


1. Diagnosa keperawatan aktual, Suatu diagnosis aktual menggambarkan respon
manusia terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan yang benar nyata pada
individu, kelompok, atau komunitas.
2. Diagnosa Keperawatan Promosi Kesehatan : Penilaian klinis tentang
motivasi dan keinginan individu, keluarga, kelompok atau komunitas untuk
meningkatkan kesehjateraan dan mewujudkan potensi kesehatan manusia.
3. Diagnosa Keperawatan Risiko : Kerentanan, terutama sebagai akibat dari
paparan terhadap faktor-faktor yang meningkatkan peluang kecelakaan atau
kehilangan.

e. Diagnosa Keperawatan Syndrom : penilaian klinis memjelaskan kelompok


khusus diagnosa keperawatan yang terjadi bersama dan paling tepat dihadapi
secara bersama-sama dan melalui intervensi yang serupa.
Langkah-langkah menentukan diagnosa keperawatan :
a. Interpretasi data, perawat bertugas membuat interpretasi atas data yang sudah
dikelompokkan dalam bentuk masalah keperawatan atau masalah kolaboratif.
Untuk menuliskan diagnosa keperawatan Gordon menguraikan komponen
yang harus ada sebagai berikut :
1) Diagnosa aktual : komponen terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a) Problem/masalah = P
b) Etiologi/penyebab = E
c) Sign and symptom/tanda dan gejala = S
2) Diagnosa resiko, potensial/possible : P+E
b. Perumusan diagnosa keperawatan, setelah perawat mengelompokan,
mengidentifikasi dan memvalidasi data-data yang signifikan maka tugas
perawat pada tahap ini adalah merumuskan suatu diagnosa keperawatan
(Nursalam, 2015).
Menurut Nurarif, dkk (2015) masalah keperawatan yang lazim timbul pada pasien
ispa:
1) Ketidakefektifanbersihan jalan nafas, berhubungan dengan peningkatan
jumlah sekret.
2) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh (proses penyakit).
3) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan
tonsil.
4) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi bronkospasme,
respon pada dinding bronkus.
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake inadekuat, penurunan nafsu makan, nyeri menelan.
6) Ansietas berhubungan dengan perkembangan penyakit dan perubahan status
kesehatan.
c. Perencanaan
Perencanaan adalah proses kegiatan mental yang memberi pedoman atau
pengarahan secara tertulis kepada perawat atau anggota tim kesehatan lainnya
tentang intervensi/tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien.
Rencana keperawatan merupakan rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-
tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik.
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian
dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau
untuk memenuhi kebutuhan klien (Nursalam, 2015).
Rencana keperawatan merupakan serangkai kegiatan atau intervensi untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah
preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan oleh pasien dan atau tindakan
yang harus dilakukan oleh perawat. (Wong, 2016).
Tujuan yang direncanakan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda,
tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien, dapat
diukur, didengar, diraba, dirasakan, dicium. Tujuan keperawatan harus dapat
dicapai serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan harus mempunyai waktu
yang jelas. Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan “SMART”
S : Spesifik, tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda
M : Measureble, tujuan keperawatan harus dapat diukur, khusunya tentang
prilaku klien, dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan
A : Achievable, tujuan harus dapat dicapai
R : Reasonable, tujuan harus dapat dipertanggung jawabkan T
: Time, harus memiliki batas waktu yang sesuai
a. Kegiatan dalam tahap perencanaan, meliputi :
1) Menentukan prioritas masalah keperawatan.
2) Menetapkan tujuan dan kriteria hasil.
3) Merumuskan rencana tindakan keperawatan.
4) Menetapkan rasional rencana tindakan keperawatan.
b. Tipe rencana tindakan keperawatan, meliputi :
1) Observasi keperawatan, diawali kata kerja: kaji, monitor, pantau,
observasi, periksa, ukur, catat, amati.

2) Terapi keperawatan, diawali kata kerja: lakukan, berikan, atur, bantu,


ubah, pertahankn, latih.
3) Pendidikan kesehatan, diawali kata kerja: ajarkan, anjurkan, jelaskan,
sarankan, informasikan.
4) Kolaborasi/pemberian obat/pengaturan nutrisi, diawali kata kerja: rujuk,
instrusikan, laporkan, delegasikan, berikan, lanjutkan, pasang.
Adapun intervensi keperawatan pada pasien ispa, berupa :

N Diagnosa Tujuan dan Rencana Asuhan Keperawatan


o Keperawatan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Ketidakefektifa Tujuan : 1. Kaji tanda- 1. Beberapa
n bersihan jalan Setelah dilakukan tanda vital dan derajat spasme
nafas, tindakan auskultasi bunyi bronkus terjadi
berhubungan keperawatan napas. dengan
dengan selama 3x24 jam obstruksi jalan
peningkatan jalan napas napas.
jumlah sekret. menjadi efektif. 2. Berikan pasien 2. Peninggian
untuk posisi yang kepala tempat
Kriteria hasil : nyaman dengan tidur
Menyatakan/ posisi semi mempermudah
menunjukkan fowler. fungsi
hilangnya dispnea. pernapasan.
Mempertahankan
jalan nafas paten 3. Pertahankan
3. Pencetus tipe
dengan bunyi lingkungan reaksi alergi
nafas bersih. yang nyaman. pernapasan
Mengeluarkan yang dapat
sekret tanpa mentriger
kesulitan. episode akut.
Menunjukkan 4. Tingkatkan
perilaku untuk masukan cairan, 4. Membantu
memperbaiki/ dengan memberi mempermudah
mempertahankan air hangat. pengeluaran
bersihan jalan sekret.
nafas
5. Dorong atau 5. Memberikan
bantu latihan cara untuk
napas dalam mengatasi dan
atau batuk mengontrol
efektif. dispnea,
mengeluarkan
sekret.
6. Kolaborasi 6. Menurunkan
dalam pemberian kekentalan
obat dan sekret dan
humidifikasi, mengeluarkan
seperti nebulizer. sekret.
2. Hipertermi Tujuan : 1. Kaji/pantau 1. Perubahan TTV
berhubungan Setelah dilakukan TTV. dalam rentang
dengan tindakan abnormal
peningkatan keperawatan mengindikasikan
suhu tubuh selama 3x24 jam adanya respon
(proses suhu tubuh kembali tubuh.
penyakit). normal.
2. Berikan
2. Terjadinya
kompres
Kriteria hasil : vasodilatasisehi
hangat.
Tanda-tanda vital ngga suhu tubuh
(TTV) dalam batas cepat kembali
normal; normal.
TD : 120/80 3. Anjurkan klien
mmHg. untuk 3. Mencegah
N : 80 x/ment. memperbanyak terjadinya
RR : 20 minum air kekurangan
x/menit. S : putih. cairan karena
37,00C dehidrasi.

4. Kolaborasi dalam 4. Pemberian


pemberian terapi terapi
obat. mempercepat
proses
penyembuhan.
3. Nyeri akut Tujuan : 1. Tanyakan 1. Membantu
berhubungan pasien tentang dalam evaluasi
dengan inflamasi Setelah dilakukan nyeri, Tentukan gejala
pada membran tindakan karaktersitik nyeri
mukosa faring keperawatan nyeri. kanker yang
dan tonsil. selama 3x24 jam dapat melibatkan
nyeri hilang atau visera, saraf
berkurang. atau jaringan
Kriteria hasil : tulang.
Tampak rileks dan 2. Ketidaksesuaian
2. Kaji pernyataan
tidur/istrahat antara verbal
verbal dan non
dengan baik. dan non verbal
verbal nyeri
Melaporkan menunjukan.der
pasien.
nyeri ajat nyeri.
hilang/terkontrol. 3. Memberikan
Berpatisipasi 3. Evaluasi obat
dalam aktivitas keefektifan berdasarkan
yang diinginkan. pemberian obat. aturan.
4. Meningkatkan
4. Berikan tindakan relaksasi dan
kenyamanan, pengalihan
ubah posisi, perhatian.
pijatan punggung
dll.

5. Berikan 5. Penurunan
lingkunga stress,
n tenang. menghemat
energi.

6. Kolaborasi: 6. Mempertahanka n
Berikan analgesik kadar obat,
rutin s/d indikasi. menghindari puncak
periode nyeri.

4. Ketidakefektifa Tujuan : 1. Kaji frekuensi . Kecepatan biasanya


n pola napas kedalaman mencapai kedalaman
berhubungan Setelah dilakukan pernapasan dan pernapasan bervariasi
dengan tindakan ekspansi dada. tergantung derajat
obstruksi keperawatan selama gagal napas.
bronkospasme, 3x24 jam pola napas
respon pada kembali efektif. . Ronchi dan mengi
dinding menyertai obstruksi
bronkus. jalan napas.
2. Auskultasi
Kriteria hasil :
bunyi napas. . Memudahkan
Pola napas efektif.
dalam ekspansi
. Bunyi napas
paru dan
normal kembali.
3. Tinggikan pernapasan.
. Batuk berkurang.
kepala dan
bentuk
. Memaksimalkan
mengubah
bernapas dan
posisi.
menurunkan kerja
napas.
4. Kolaboras
.
i
pemberian
oksigen.
5. Ketidakseimbang Tujuan : 1. Kaji kebiasaan . Pasien distress
an nutrisi kurang diet. Evaluasi pernapasan akut
dari kebutuhan Setelah dilakukan berat badan dan sering anoreksia karena
tubuh tindakan ukuran tubuh. dispnea, produksi
berhubungan keperawatan selama sputum, dan obat-
dengan penurunan 3x24 jampasien obatan.
intake inadekuat, akan menunjukan 2. Aukultasi bising
penurunan nafsu perbaikan nutrisi. usus. . Membantu dalam
makan, menentukan respon
nyeri untuk makan atau
menelan. Kriteria hasil: berkembangnya
komplikasi.
. Tidak tampak mual
muntah, . Meningkatkan proses
. Peningkatan 3. Berikan pencernaan dan
pengecapan dan makanan dalam toleransi pasien
menelan. jumlah kecil terhadap nutrisi yang
. Nafsu makan dan dalam diberikan dan dapat
meningkat. meningkatkan
waktu yang kerjasama pasien saat
sering dan makan.
teratur.
. Rasa tak enak, bau,
dan penampilan adalah
pencegah utama
terhadap nafsu makan
dan dapat membuat
mual dan muntah
4. Anjurkan
dengan peningkatan
perawatan oral, kesulitan napas.
dan cara
mengeluarkan
sekret.
6. Ansietas Tujuan : 1. Evaluasi tingkat . Pemahaman persepsi
berhubungan pemahaman melibatkan susunan
dengan Setelah tekanan perawatan
perkembangan dilakukan pasien/orang individu dan
penyakit dan tindakan terdekat tentang memberikan informasi.
perubahan status keperawatan selama diagnosa.
kesehatan. 3x24 jam ansietas . Memberi waktu untuk
hilang
atau berkurang

2. Akui rasa takut,


masalah pasien,
Kriteria hasil : dan dorong mengidentifikasi
. Tampak rileks mengekspresikan perasaan.
. Klien dapat
beristrahat. perasaan.
. Dapat 3. Libatkan . Dapat memperbaiki
bekerja pasien/orang perasaan kontrol.
sama dalam terdekat dalam
program terapi.
perencanaan
keperawatan.

d. Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan atau
melaksanakan rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan
guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015).
Pada tahap pelaksanaan ini kita benar-benar siap untuk melaksanakan
intervensi keperawatan dan aktivitas-aktivitas keperawatan yang telah dituliskan
dalam rencana keperawatan pasien. Dalam kata lain dapat disebut bahwa pelaksanaan
adalah peletakan suatu rencana menjadi tindakan yang mencakup :
a. Penulisan dan pengumpulan data lanjutan
b. Pelaksanaan intervensi keperawatan
c. Pendokumentasian tindakan keperawatan
d. Pemberian laporan/mengkomunikasikan status kesehatan pasien dan respon
pasien terhadap intervensi keperawatan
Pada kegiatan implementasi diperlukan kemampuan perawat terhadap
penguasaan teknis keperawatan, kemampuan hubungan interpersonal, dan kemampuan
intelektual untuk menerapkan teori-teori keperawatan kedalam praktek.

e. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Nursalam, 2015).
Dalam evaluasi pencapaian tujuan ini terdapat 3 (tiga) alternatif yang dapat
digunakan perawat untuk memutuskan/menilai sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana keperawatan tercapai, yaitu :

f. Tujuan tercapai.
g. Tujuan sebagian tercapai.
h. Tujuan tidak tercapai.
Evaluasi dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :

a. Evaluasi Proses (Formatif)


Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon
klien segera stelah tindakan. Evaluasi formatif dilakukan secara terus menerus
sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
b. Evaluasi Hasil (sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai
dilakukan. Menggambarkan rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisis status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi sumatif bertujuan menjelaskan perkembangan kondisi klien dengan
menilai dan memonitor apakah tujuan telah tercapai.
Evaluasi pencapaian tujuan memberikan umpan balik yang penting bagi
perawat untuk mendokumentasikan kemajuan pencapaian tujuan atau evaluasi dapat
menggunakan kartu/format bagan SOAP (Subyektif, Objektif, Analisis dan
Perencanaan).
Evaluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien ispa harus sesuai dengan
rencana tujuan yang telah ditetapkan yaitu :
a. Jalan napas menjadi efektif.
b. Suhu tubuh dalam batas normal.
c. Nyeri berkurang/hilang.
d. Pola napas kembali efektif.
e. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
f. Ansietas hilang/ berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Andarmoyo.

(2014). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi), Konsep, Proses,


dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Carol. (2014). Essentials of Pathophysiology : Concepts of Altered Health States


3. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins

Djojodibroto. (2015). Respirologi ( respiratory medicine ). Jakarta: EGC

Fuad. (2016). Dasar-dasar Kependidikan Keperawatan. Bandung : Rinedika Cipta

Kementrian RI. (2015). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,Pencegahan dan


Pemberantasan. Edisi II. Jakarta: Erlangga

Misnardiarly. (2016). Penyakit Saluran Pernafasan Pneumonia Pada Anak.


Jakarta : Rineka cipta

Muttaqin. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan.


Jakarta : Salemba Medika

NANDA. (2014). Diangnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Parthasarathy,

et al. (2015). Textbook of Pediatric Infectious Diseases. India :


jaypee Brothers Medical Publishers

Riset Kesehatan Dasar . 2015. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia

Rahajoe. dkk. (2014). Buku Ajar Respirologi Anak. Cetakan Ketiga Dokter
Indonesia.

Rodriguez, et al. (2015). Malnutrition and Gastrointestinal and Respiratory Infections


in Children : A Public Health Problem. Http://www.mdpi.com/Journal/Ijerph.

Syahrani. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penatalaksanaan ISPA


Terhadap Pengetahuan Dan Keterlampiran Ibu Merawat Balita ISPA
Dirumah. Diunduh dari Http://Ejournal,Stikestelogorejo.ac.id./index.php/

Simonl, et al. (2015). “Lecture Notes: Pediatrika”, Jakarta: Erlangga.

Tamsuri. (2016). Klien Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC


Tarwoto, dkk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta: Trans Info Medikal.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK (> 1 tahun)
STIKES YARSI PONTIANAK

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. D
Tgl Lahir/Umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Bahasa yang dipakai : Melayu
Pendidikan : SD
Alamat : Desa seranggam Rt10/Rw05 Kec. Selakau Timur

Nama Ayah :Tn. S Nama Ibu : Ny. M


Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


Tanggal masuk : 17 November 2022
Tanggal dan jam pengambilan data : 18 November 2022
Diagnosis medik saat masuk : ISPA

Cara masuk : [ √ ] Berjalan [ ] Kursi roda [ ] Brancar [ ] digendong


Ditemani oleh : [ √ ] orang tua [ ] saudara [ ] lain-lain
Dikirim dari : [ √ ] Emergency [ ] Poli [ ] Kamar operasi [ ] lain-lain
Keadaan waktu masuk :
Kesadaran : [ √ ] Composmentis [ ] Apatis [ ] Somnolen [ ] Soporcoma [ ] Coma
Pernafasan : 24 x/mnt, Suhu 37,3 C, Nadi 106 x/mnt
Tekanan darah : ………mmHg, BB : 24 gr/kg, TB : 128 cm
Keluhan yang dirasakan sekarang : batuk berdahak , pilek , nafsu makan kurang
Alergi : [ ] ya [ ] obat [ ] makanan [ ] lain-lain ……………………………… [ √ ] tidak
Alat bantu yang dipakai :
[ ] kaca mata [ ] lensa kotak [ ] prothese [ ] alat bantu pendengaran
[ ] kawat gigi [ ] lain-lain …………
Apakah pernah sakit sebelum ini ? [ √ ] ya [ ] tidak
Bila pernah sakit apa ? Demam batuk pilek
Apakah sudah berobat ? [ √ ] sudah [ ] belum
Bila sudah berobat dimana ? Puskesmas
Riwayat dalam kandungan – kelahiran :
Prenatal : [ √ ] normal [ ] tidak normal ( spesifik ) ……………………………………………
Natal : [ ] spontan [ ] VE [ ] SC
BB lahir ………… Gr panjang badan lahir …………… cm
Menangis saat lahir : [ ] ya [ ] tidak
Post natal : [ ] kejang [ ] gangguan nafas [ ] kejang demam
[ ] lain-lain ……………
Minum ASI [ ] ya, sampai umur berapa ……… bulan/tahun [ ] tidak
Riwayat Imunisasi :
[√ ] DPT I [√ ] DPT II [ √ ] DPT III [ √ ] Polio I [ √ ] Polio II [ √ ]
Polio III [√ ] BCG [ √ ] Campak
[ ] MMR [ ] Hepatitis, Vaksin ulangan [ ] ya [ ] tidak
Riwayat Keluarga
Saudara :

JENIS KELAMIN
NO NAMA UMUR SEHAT / SAKIT
L/P
1. An. D 15 th L sehat
2.
3.

Genogram 3 generasi :

Keterangan :

: Laki-Laki : Perempuan : Pasien :Tingal Serumah

: Meninggal Dunia
III. RIWAYAT KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. PERNAFASAN
Spontan ( ) ya ( √ ) reguler ( ) irreguler
( ) Tidak
Frekuensi nafas 24 x/mnt
Keadaan saat ini :
( √ ) Batuk ( ) Dyspone ( ) Sianosis ( ) Retraksi :( a. Derajat .......... b. Lokasi ...................)
( ) Wheezing ( ) Sakit ( ) Lendir ( √ ) Ronkhi
Alat bantu nafas :
( ) O2 nasal ( ) ETT ( ) T. Piece
Hasil analisa gas darah :
( ) Asidosis respiratorik ( ) Asidosis metabolik
( ) Alkolosis respiratorik ( ) Asidosis metabolik
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

2. SIRKULASI
Frekuensi nadi 106 x/mnt
[ √ ] Reguler [ ] Irreguler
Tekanan darah ………………… mmHg
Keadaan saat ini :
[ ] Edema [ ] nyeri kaki [ ] nyeri dada
[ ] kelelahan [ ] syncope
Extremitas : [ ] Hangat [ ] Dingin [ √ ] Sianosis
[ ] Anemia [ ] Trombositopenia
[ ] Lekositosis [ ] Hipoproteinemia
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

3. MAKANAN, CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Makan 2 x/hari
Pagi jam 07.00 WIB Siang jam 15.00 WIB Malam jam ……………………
Diet : ………………………………………………………………………………………
Minum : 150 cc/hari
Menggunakan [ ] Dot [ √ ] Gelas [ ] Lain-lain ……………………………………
Makanan dan minuman yang tidak disukai, Sayur dan air teh
………………………………………………………………………………………………………………
Nafsu makan [ ] Baik [ √ ] Sedang [ ] Buruk
BB sebelum sakit : 24 kg, BB sekarang : 24 kg
[ ] BB turun [ √ ] BB tetap [ ] BB naik
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit mengunyah [ ] Stomatitis
[ ] Sakit menelan [ ] kebersihan mulut kurang
[ ] Mual [ ] Muntah [ ] Nyeri ulu hati
Gigi ……………………………………………………………………………………
Lidah : [ ] Basah [ √ ] Kering [ ] Berselaput
[ ] Lain-lain misalnya ……………………………………………………
Selaput lendir : [ ] Basah [ ] Kering [ ] Berselaput
[ ] Lain-lain misalnya …………………………………………
Abdomen : [ ] Supel [ ] kembung [ ] Tegang
Turgor : [ ] Baik [ ] Sedang [ √ ] Buruk
Hasil laboratorium :
[ ] Hipoproteimenia [ ] Hipoalbuminemia
[ ] Hipokalemia [ ] Hipokalsemia
[ ] Hiponatremia
Dextrostik : [ } Normal [ } Rendah [ ] Tinggi
Keterangan :
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

4. ELIMINASI
4.a. BUANG AIR KECIL ( BAK )
Frekuensi BAK 4 x/hari
Ada kesukaran : [ ] Ya [ ] Tidak
Bila ada kesukaran lakukan apa ?
…………………………………………………………………………………………………
Keadaan saat ini :
[ ] Rasa terbakar [ ] Dysuria [ ] Sering BAK
[ ] Hematuria [ ] Inkontinesia [ ] Retensi urin
[ ] Imobilisasi [ ] Menetes [ ] Infeksi
[ ] Distensi kandung kemih
keterangan : …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
4.b. BUANG AIR BESAR ( BAB )
Frekuensi BAB 1 x/hari
Ada kesukaran : [ ] Ya [ ] Tidak
Bila ada dilakukan apa ? ……………………………………………
Kapan terakhir BAB , 1 hari yang lau
Keadaan saat ini :
[ ] Diare [ ] Konstipasi [ ] Hemorroid
[ ] Kolostomi [ ] Ileustomi [ ] Perubahan diet
[ √ ] Penurunan pemasukan cairan
[ ] Sakit pada saat defekasi [ ] Imobilisasi
Konsistensi Feces : [ ] lembek [ ] Cair berampas
[ ] Cair tanpa ampas
Warna Feces : [ √ ] Kuning [ ] Hijau
[ ] Putih dempul [ ] Darah
Keterangan : …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
5. NEUROSENSORI
Tingkat Kesadaran
[ √ ] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent
[ ] Sopor coma [ ] Coma

Orientasi
[ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak
[ ] Tenang [ √ ] Sedih [ ] Cemas [ ] Lain-lain ………………………………
Berbicara
[ √ ] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina
[ ] Aphasia [ ] Kacau
Kontak mata : [ √ ] Ya [ ] Tidak
Pupil mata : [ √ ] Isokor [ ] An isokor [ ] Dilatasi
[ ] Bereaksi [ ] Tidak Bereaksi
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
6. KEAMANAN / MOBILISASI
6.a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan
[ √ ] Baik [ ] Kabar [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran :
[√ ] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori :
[ ] Baik [√ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri
[ ] Sakit Kepala [ ] Mati rasa
Keterangan : ………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

6.b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan ………………………………………………………………
[ ] Dapat menolong diri sendiri
[√ ] Ditolong dengan bantuan
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit berjalan [ ] Kelelahan [ ] Nyeri
[ ] Gerakan yang terbatas [ ] kejang
[ ] Parasitis [ ] Otot lemah [ ] Riwayat jatuh
[ ] Koordinasi yang rusak [ ] Cemas
[√ ] Pernafasan terganggu
[ ] Pengetahuan kurang
[ ] Penglihatan kurang
[ ] Gangguan Muskuloskeletal
[√ ] Penurunan daya tahan tubuh
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

1. KEBERSIHAN DIRI / KULIT


Warna [ ] Normal [√ ] Pucat [ ] Kemerahan [ ] Kuning
Temperatur [ ] Normal [ √ ] Hangat
[ ] Dingin [ ] Berkeringat
Turgor [ ] Baik [ √ ] Sedang [ ] Buruk
Integritas kulit [ ] Baik/utuh [ √ ] Kering [ ] lesi
[ ] Pruritus [ ] Rash [ ] Kemerahan
Rambut : bersih Kuku : kuku tangan agak kotor
Infus [ √ ] Ya [ ] Tidak, Drain : [ ] Ya [ ] Tidak
mandi 3 x/hari
Menggosok gigi 1 x/hari
Cuci rambut tiap 3 x/ hari
Hasil laboratorium :
[ ] Lekositosis [ ] Trimbositopenia
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. KENYAMANAN
Keadaan saat ini :
Nyeri [ ] karakteristik : .....................................
Diaporesis [ ] Gatal [ ] Panas [ ] Mual [ ]
Temperatur : ………………………………………………
Luka Operasi : [ ] Ya [√ ] Tidak
Keterangan : …………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
3. TIDUR DAN ISTIRAHAT
Tidur mulai jam berapa : 21.00 wib waktu bangun 07.00 wib
Sering terbangun malam ( alasannya ) , karna waktu subuh sering batuk
Tidur siang jam berapa : jam 13.00 wib
Tidur dengan siapa : dengan saudara laki-laki
Berdo’a/membaca cerita sebelum tidur , pasien selalu berdoa sebelum tidur

4. BERMAIN DAN REKREASI


Jam bermain : 15.00 sampai jam 17.00 wib
Jenis permainan ……………………………………………………………………………………..
Tempat bermain : diluar rumah / didalam rumah
5. PSIKO SOSIAL
Persepsi klien/keluarga tentang status kesehatan sekarang : pasien dan keluarga memahami Kondisi
penyakit pasien dan berupaya agar segera sembuh dengan mengikuti proses perawatan Yang berlaku
Siapa yang merawat : [ √ ] Ibu [ √ ] Bapak [ ] Saudara
[ ] Lain-lain …………………………………………………………
Hubungan dalam keluarga :
[ √ ] Harmonis [ ] Tidak harmonis
Hubungan dengan teman :
[ ] Ramah [ √ ] Kerja sama [ ] Nakal [ ] Egois
[ ] Lain-lain …………………………………………………………………………………
Sifat anak : [ ] Pemarah [ ] Pemalu [ ] Pendiam
[ √ ] Manja [ ] Sabar [ ] Pemberani
[ ] Lain-lain ………………………………………………………………….
Prestasi belajar :
[ √ ] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang
Harapan klien/keluarga tentang pengobatan : Keluarga berharap agar anak nya cepat sembuh

6. SOSIAL EKONOMI
Keadaan lingkungan tempat tinggal :
[ √ ] Bersih [ ] Kotor [ ] Padat
Tempat tinggal : [ √ ] Rumah [ ] Flat [ ] Lain-lain
Misalnya : …………………………………………………………………………………
Masalah biaya keperawatan : [ ] Ya [ √ ] Tidak
Keterangan : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
7. AGAMA
Adakah hal-hal yang mempengaruhi agama dalam hal : tidak ada

2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : kurang baik
Tingkat kesadaran : compos mentis
A. Antropometri :
Berat Badan : 24kg Tinggi Badan : 128cm Lingkar kepala : ……… (< 3 thn)
Lingkar Lengan Atas : .......................... Lingkar Dada : ....................
Lingkar Perut : ..................

B. Tanda Vital :
Suhu : 37,3 C Nadi : 106x/menit
Pernafasan 24 x/menit Tekanan Darah :-
C. Pemeriksaan Umum

1) Kulit :
Warna Kuning Langsat ,kebersihan : Bersih
Lesi : Tidak terdapat lesi
Keadaan ( lembab, kering ) : lembab
Temperatur: 36,5oC
Turgor : Turgor kulit kembali < 2 detik
oedema : tidak terdapat odema pada seluruh tubuh
2) Kuku :
Keadaan ( utuh, bersih, panjang, pendek ) Pendek
Warna ( sianosis, kronik, garis melintang berwarna ) normal
Bentuk kuku ( cembung,cekung) cembung
3) Rambut :
Warna : Hitam Distribusi : lebat
Bentuk/Sifat rambut lurus, ikal mudah rontok : tidak
4) Kepala:
Bentuk : Normal kesemetrisan : .Simetris
5) Wajah:
Bentuk Oval, warna : Kuning Langsat
6) Mata :
Bentuk dan gerak mata ( simetris/tidak ) Simetris
Warna konjungtiva : Anemis, pucat
Sclera : Normal, tidak ada warna tambahan
Iris : Normal
Cornea : Normal
Pupil ( jernih, refleks, oedema ) : Bulat ishokor
Lensa ( jernih, keruh ) : Jernih
Kelopak mata ( pitosis, oedema ) : Normal
Ketajaman penglihatan : Normal
7) Hidung
Mukosa hidung ( warna) : Normal
Bulu hidung : Normal
Adakah akumulasi Tidak ada akumulasi sekret atau darah
Septum : Tidak terdapat sputum
8) Mulut
Bibir (warna, kesemetrisan,
kelembaban): pucat, simetris,
kelembapan normal
Mukosa (warna, lesi, kelembaban) : pucat, tidak terdapat lesi,
kelembapan normal
Lidah ( lapis putih, bercak keabuan, fisura ) : terdapat lapis putih
Uvula ( gerakan, posisi ) : Normal
Gigi ( caries dentis, tidak tumbuh gigi ) : Terdapat beberapa caries
gigi
Pharing ( kemerahan pada dinding belakang, sekret ) : Normal
Tonsil (kemerahan, bengkak) : Normal
Kebersihan mulut : Cukup Bersih
9) Telinga
Bentuk dan besarnya : Normal
Letak : simetris
Benjolan : Tidak terdapat Benjolan
Keadaan membran telinga : Normal
Adakah rasa nyeri, sekret, warna sekret, bau : Tidak ada, Normal
Pendengaran : Normal tidak terdapat gangguan
10) Leher
Gerakan leher : Normal
Pembesaran getah bening :Tidak ada
Bendungan vena jugularis : Tidak ada
Adakah tumor, oedema, lesi : Tidak ada
11) Dada :
Lingkar dada :
Gerakan dada : Normal
Bentuk dada : Simetris
12) Paru-paru :
Gerakan pernafasan : cepat
Normal Pola pernafasan :
Normal Frekuensi :
24x/Menit
Suara pernafasan : ada ronchi
13) Abdomen :
Menonjol dan gerakan Normal
perkusi sonor
Bising usus Normal tiap 3 detik sekali
Umbilikus ( hernia, pembuluh darah ) Normal
14) Hepar :
Adakah pembesaran : Normal
Teraba : ada
Sewaktu bernafas atau bergerak tidak sakit
15) Kelenjar limpa :
Pembesaran ( letak, ukuran, tonjolan ) Normal
Konsistensi ( padat, kenyal ) Normal
Arah pembesaran ( medial, lateral inferior ) Normal
Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan
16) Ginjal :
Dapat diraba

Pembesaran bilateral
17) Punggung
Bentuk :(simetris )
Lessi, tumor : Tidak ada
18) Ekstremitas atas dan bawah
Kekuatan otot : Normal
Adakah atropi otot : tidak ada
Adakah fraktur : tidak ada
Adakah kelumpuhan : tidak ada, jenis : -
Oedema/lessi : Tidak terdapat Odema pada ekstrimitas
Nyeri otot : Tidak ada
Refleks lutut/siku : Normal
19) Genitalia
Adakah pembesaran penis : Normal, tidak ada pembesaran
Lessi mukosa labia, clitoris : Normal
Deformitas ( kelainan bentuk kelamin ) : Normal
20) Anus
Perdarahan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Atresia ani : Tidak ada
Massa, tumor : Tidak ada

4. PEMERIKSAAN REFLEKS
a. Berkedip : Normal
b. Mor : Tidak di kaji
(Normal : dijumpai sampai umur 4
bulan)
c. Rooting/mencari : Tidak di kaji
(Normal : dijumpai sampai umur 4
bulan)
d. Sucking/menghisap: Tidak di kaji
(Refleks menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur
tanpa stimulasi)
e. Swallowing/menelan: Normal
f. Merangkak: Tidak di kaji
(Normal : bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki)
g. Palmar Grasp/menggenggam: Tidak di kaji
(Normal :dijumpai sampai umur 8 bulan)
h. Tanda Balbinski : Tidak di kaji
(Normal : dijumpai sampai umur < 1
tahun)

5. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


a. Kemandirian dan bergaul : pasien mudah bergaul dengan teman
sekitarnya

b. Motorik halus : tidak terdapat masalah dalam motoric


halus pasien

c. Bernalar dan berbahasa : normal

d. Motorik kasar : sebelum sakit pasien dapat beraktivitas


normal, namun semenjak sakit aktivitas pasien terbatas

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Diagnosis penyakit : ISPA
b. Pemeriksaan laboratorium:
-
c. Pengobatan
 IVFD NaCl 0,9% 15 tpm,
 Nebulizer : ventolin 1 cc + Nacl 1 cc
 Ambroxol syrup, sanbe kid oral, antrain 110mg/IV, vitamin A
200.000/IV
ANALISA DATA
NO DAT ETIOLOGI MASALAH
A
1. DS : Infeksi saluran nafas Ketidakseimbangan
- Orangtua klien nutrisi kurang dari
mengatakan anaknya kebutuhan tubuh
batuk, pilek diserta Merangsang refluks
demam sejak 2 hari peristaltik
yang lalu, anaknya
malas makan selama
dirawat dan porsi Menekan lambung
makannya tidak
dihabiskan
DO : Nafsu makan menurun
- Klien tampak
lemah, pucat, kurus,
BB 24 kg Ketidakseimbangan
- IMT : 24/128cm x 100 nutrisi kurang dari
= 18,7 kebutuhan tubuh
- TTV : R: 42x/menit, N
: 106x/menit,
S : 37,30C
2. DS : Virus bakteri, jamur Bersihan jalan nafas
- orangtua tidak efektif
Infeksi saluran nafas
klien mengatakan atas
anaknya batuk
berdahak dan susah Kuman berlebih
bernafas dibronkus
DO :
- keadaan umum Proses peradangan
lemah, kesadaran
compos mentis Akumulasi sekret
- klien tampak batuk di bronkus
berdahak, suara nafas
vesikuler basah Bersihan jalan nafas
disertai ronchi dan tidak efektif
perkusi sonor
memendek, RR :
42x/menit, S : 37,30C,
N : 106x/menit
3 DS : Infeksi saluran nafas Gangguan pola tidur
- orang tua klien atas
mengatakan
biasanya anaknya Kuman berlebih
tidur siang 3 jam, dibronkus
tetapi selama sakit
menjadi hanya 1 jam
- tidur malam biasanya Proses peradangan
8 jam tetapi selama
sakit menjadi 5 jam Akumulasi sekret
dan sering terbangun di bronkus
DO :
- klien tampak lemah, Batuk berdahak,
mata cekung sesak Gangguan
- klien tampak batuk pola tidur
berdahak, suara nafas
vesikuler basah
disertai ronchi dan
perkusi sonor
memendek, RR :
42x/menit, S : 37,30C, N :
106x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sekret berlebih
PERENCANAAN
NO Diagnosa Tujuan dan
Keperawatan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Bersihan jalan Tujuan : 1. Posisikan 1. Posisi
napas tidak efektif Menunjukan pasien untuk semifowler
berhubungan bersihan jalan memaksimalka membantu
dengan akumulasi nafas yang n ventilasi. klien
secret di bronkus efektif memaksimalka
Kriteria hasil : n ventilasi
Setelah sehingga
dilakukan kebutuhan
tindakan oksigen
keperawatan 2. Auskultasi terpenuhi.
selama 3x24 suara napas, 2. Memastikan
jam maka catat adanya suara napas
kriteria hasil suara vesikuler.
yang tambahan.
diharapkan 3. Ajarkan
yaitu : batuk efektif. 3. Batuk efektik
kemudahan membantu
bernafas, klien untuk
frekuensi dan mengeluarkan
irama sekret
bernafas, sehingga
pergerakan pernafasan
sputum keluar 4. Monitor tidak
dari jalan repirasi dan terganggu.
nafas, status O2 4. Penurunan
pergerakan saturasi
sumbatan oksigen dapat
keluar menunjukan
perubahan
dari jalan status
nafas kesehatan klien
yang dapat
mengakibatkan
terjadinya
hipoksia.
5. Kolaborasi 5. Pemberian
dengan tim terapi sesuai
medis lain program
dalam membantu
pemberian memngeluarka
terapi sesuai n atau
program mengencerkan
secret pada
saluran napas.
6. Memberikan 6. Memastikan
edukasi klien mengerti
mengenai ISPA mengenai
kepada ISPA dan
keluarga klien. mudah untuk
berkerjasama.
2 Ketidakseimban Tujuan : 1. Kaji adanya 1. Untuk
gan Kebutuhan alergi makanan mengetahui
nutrisi adanya
nutrisi kurang terpenuhi riwayat
dari Kriteria hasil : 2. Anjurkan orang alergi
kebutuhan tubuh Setelah tua klien untuk makanan
Berhubungan dilakukan memberikan 2. Untuk
dengan tindakan porsi makan memenuhi
anoreksia keperawatan kecil tapi sering kebutuhan
selama 3x24 3. Yakinkan diet nutrisi
jam maka yang dimakan klien
kriteria hasil mengandung
yang tinggi serat 3. Untuk
diharapkan untuk mencegah mencegah
yaitu : adanya konstipasi konstipasi
peningkatan 4. Kolaborasi pada anak
berat badan dengan ahli gizi
sesuai dengan untuk
tujuan, berat menentukan 4. Untuk
badan ideal jumlah kalori meningkatkan
sesuai tinggi dan nutrisi yang jumlah kalori
badan, mampu dibutuhkan oleh dan nutrisi
mengidentifikas pasien yang
i kebutuhan 5. Berikan dibutuhkan
nutrisi, tidak permainan atau oleh pasien
ada tanda 5. Untuk
malnutrisi, memberikan
dan
menunjukkan desain ruangan hiburan
peningkatan kepada anak
fungsi agar mau
pengecapan makan
dari menelan
3 Gangguan pola Tujuan : 1. Jelaskan 1. Tidur yang
tidur Kebutuhan pentingnya cukup dapat
berhubungan tidur terpenuhi tidur yang membantu
dengan sekret Kriteria hasil : adekuat proses
berlebih Setelah penyembuhan
dilakukan 2. Kelelahan
tindakan 2. Fasilitasi untuk dapat
keperawatan mempertahankan menurunkan
selama 3x24 aktivitas sebelum kualitas
jam maka tidur tidur
kriteria hasil 3. Ciptakan 3. Lingkungan
yang lingkungan yang yang nyaman
diharapkan nyaman dapat
yaitu : jumlah meningkatkan
jam tidur dalam kualitas tidur
batas normal, 4. Anjurkan klien 4. Air hangat
pola tidur, minum air hangat dapat
kualitas dalam sebelum tidur mengurangi
batas normal, penumpukan
perasaan fresh sekret
setelah tidur, 5. Kolaborasi 5. Pemberian
mampu pemberian obat bronkodilato
mengidentifikas jika diperlukan r dapat
i hal-hal yang melegakan
meningkatkan pernafasan
tidur dan
mengurangi
sekret
IMPLEMENTASI/ EVALUASI

No Tanggal/
Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 18/11/22 Bersihan jalan 1. Membina hubungan S:
napas tidak saling percaya pada Ibu klien mengatakan klien
09.00 efektif pasien dan keluarga masih batuk dan demam
wib berhubungan pasien untuk menjalin dan batuknya masih
dengan kerja sama yang baik terdengar grok-grok.
akumulasi dalam komunikasi
secret di terapeutik O:
bronkus 2. Memberikan edukasi  Keadaan umum :
tentang ISPA pada lemah
orangtua pasien  Kesadaran :
3. Mengajarkan teknik composmentis GCS 4-
batuk efektif 5-6, CRT < 2 detik
4. Memposisikan klien  Nampak batuk
semifowler berdahak
5. Memonitoring suara  Suara napas : ronki
nafas klien dengan dan perkus i:
auskultasi hipersonor.
6. Mengukur tanda-  Tanda vital : RR :
tanda vital 40x/menit, Suhu : 38
7. Mengkolaborasikan o
C, Nadi : 120x/menit
dengan dokter dalam  Klien Nampak lemah,
pemberian terapi :
tidak rewel, akral hangat.
- Nebulizer
 Tidak terpasang
: ventolin 1 cc +
Nacl 1 cc oksigen.
- Ambroxol syrup, A:
sanbe kid oral, Masalah teratasi
antrain 110mg/IV, sebagian
vitamin
A P:
200.000/IV Intervensi di lanjutkan
( 2,3,4,5,6,7)
Terapi
Nebulizer : ventolin 2cc +
NaCl 2cc
Ambroxsol syrup3x
cth/oral
Sanbe kid 2x cth /oral
Antrain 110 mg/IV (jika
demam)
Vitamin A 200.000/IV
18/11/22 Ketidakseimb 1. Mengkaji adanya S:
angan nutrisi alergi makanan. Orang tua klien mengatakan
11.30 kurang dari 2. Memberikan makan anaknya tidak ada alergi
wib kebutuhan dalam porsi kecil tapi makanan, masih malas
tubuh sering. makan dan porsi makan tidak
Berhubunga 3. Meyakinkan orang tua dihabiskan
n dengan klien bahwa diet yang O:
anoreksia dimakan mengandung  klien tampak pucat, lemas
tinggi serat..  BB: 24 kg
4. Berkolaborasi dengan  IMT: 18,7
untuk menentukan  porsi makan tampak tidak
jumlah kalori dan nutrisi diihabiskan.
yang  TTV: P : 24 kali per
dibutuhkan pasien. menit, N: 106 kali per
5. Memberikan permainan menit, S: 38,3 oC.
atau desain ruangan.  Klien tampak suka dengan
kamarnya
A:
masalah belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
dihari kedua.
18/11/22 Gangguan 1.Jelaskan pentingnya S:
polatidur tidur yang adekuat orangtua klien mengatakan
13.30 berhubu 2.Fasilitasi untuk anaknya belum dapat tidur
wib ngan dengan mempertahankan aktivitas nyenyak, masih sering
sekret sebelum tidur terbangun pada malam hari
berlebih 3.Ciptakan lingkungan
yang nyaman O:
4.Anjurkan klien minum air  Klien tampak lemah, mata
hangat sebelum tidur cekung
5.Kolaborasi pemberian obat  TTV: P : 24 kali per
jika diperlukan menit, N: 106 kali per
menit, S: 38,3 oC.
 Klien tampak suka dengan
kamarnya
 Klien tidak menghabiskan
minum air hangatnya

A:
masalah belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan dihari
kedua
2 19/11/22 Bersihan 1. Memberikan edukasi pada S:
jalan napas keluarga Ibu klien mengatakan klien
09.00 tidak efektif 2. Mengajarkan batuk masih batuk tetapi tidak
wib berhubungan efektif terdengar grok-grok lagi
dengan 3. Mengajarkan teknik
akumulasi cupping pada dada dan O:
 Kesadaran
secret punggung : composmentis GCS
dibronk 4. Memposisikan pasien 4-
us
semifowler 5-6, CRT < 2 detik
5. Mengauskultasi suara  Klien nampak
nafas klien batuk
6. Mengukur tanda-tanda  Suara napas :ronki
vital klien  Tanda vital :
7. Mengkolaborasikan RR : 38x/menit, Suhu : 372
pemberian terapi oC, Nadi : 100x/menit
 Klien nampak lemah,
tidak rewel, akral
hangat.
 Klien nampak bisa
istirahat
 Tidak terpasang
oksigen.
A:
masalah teratasi sebagian P :
intervensi di lanjutkan
2,3,4,5,6,7)
Terapi
Nebulizer: ventolin 2cc +
NaCl 2cc
Ambroxsol syrup3x cth/oral
Sanbe kid 2x cth /oral Antrain
110 mg/IV (jika demam)
Vitamin A 200.000/IV
19/11/22 Ketidakseim 1. Memberikan makan S:
bangan dalam porsi kecil tapi orang tua klien mengatakan
11.45 nutrisi sering. nafsu makan anaknya sudah
wib kurang 2. Memotivasi orangtua mulai membaik dan porsi
dalam mendukung makan hampir dihabiskan.
dari
O:
kebutuhan anaknya untuk
 klien sudah tidak tampak
tubuh menghabiskan
pucat akan tetapi masih
berhubungan makanannya
sedikit tampak lemas.
dengan 3. Mengkolaborasikan  BB: 24 kg
anoreksia dalam memberikan  IMT: 18,7
variasi makanan pada  Porsi makan tampak
anak hamper dihabiskan.
4. Mengajarkan orangtua  TTV: P : 24 kali per
teknik distraksi menit, N: 100 kali per
dalampemberian makan menit, S: 38,0 oC.
anaknya A:
masalah teratasi sebagian P:
intervensi dilanjutkan dihari
ketiga
19/11/22 Gangguan 1. Jelaskan pentingnya S:
pola tidur tidur yang adekuat orangtua klien mengatakan
11.45 berhubungan 2. Fasilitasi untuk anaknya sudah mulai dapat
wib dengan mempertahankan tidur nyenyak, tetapi masih

sekret aktivitas sebelum tidur sering terbangun pada malam


berlebih 3.Ciptakan lingkungan yang hari, tidur 6 jam malam hari
nyaman O:
4.Anjurkan klien minum air  Klien tampak lemah, mata
hangat sebelum tidur cekung
5.Kolaborasi pemberian obat  TTV: P : 24 kali per
jika diperlukan menit, Nadi: 100 kali per
menit, Suhu: 37.8 oC.
 Klien tampak suka dengan
kamarnya
 Klien mulai menghabiskan
minum air hangatnya
A:
masalah teratasi sebagian P :
intervensi dilanjutkan dihari
ketiga
3 20/11/22 Bersihan 1. Mengajarkan batuk S:
jalan napas efektif Ibu klien mengatakan
08.30 tidak efektif 2. Mengajarkan teknik batuk klien sudah reda O :
wib berhubungan cupping pada dada dan  Keadaan umum : baik
dengan punggung Kesadaran
akumulasi 3. Memposisikan pasien :
secret di semifowler composmentis GCS 4-
5-6, CRT < 2 detik
bronkus 4. Mengauskultasi suara
 Batuk nampak
nafas klien
berkurang
5. Mengukur tanda-tanda
 Suara napas
vital klien :vesikuler
6. Mengkolaborasikan  Tanda vital :
pemberian terapi RR :
28x/menit,
Suhu : 36 oC,
Nadi : 90x/menit
 Klien Nampak baik,
tidak rewel, akral
hangat.
 Tidak terpasang oksigen.
A:
Masalah teratasi P :
klien rencana Pulang
20/11/22 Ketidakseimb 1. Memberikan makan S:
angan nutrisi dalam porsi kecil tapi orang tua klien mengatakan
11.30 kurang sering. nafsu makan anaknya telah
wib dari 2. Memotivasi orangtua membaik dan porsi makan
kebutuhan dalam mendukung telah dihabiskan
tubuh anaknya untuk O:
Berhubung menghabiskan  klien sudah tidak tampak
an dengan makanannya pucat dan tidak tampak
anoreksia 3. Mengkolaborasikan lemas lagi.
dengan ahli gizi dalam  BB: 24 kg
memberikan variasi  IMT: 18,7
makanan pada anak  porsi makan tampak sudah
4. Mengajarkan orangtua dihabiskan.
teknik distraksi  TTV: P : 22 kali per
dalampemberian makan menit, N: 100 kali per
anaknya menit, S: 37,3 oC.
A:
masalah telah teratasi P:
Intervensi dihentikan.
20/11/22 Gangguan 1. Jelaskan pentingnya S:
pola tidur tidur yang adekuat orangtua klien mengatakan
13.00 berhubungan 2.Fasilitasi untuk anaknya sudah dapat tidur
wib dengan sekret mempertahankan aktivitas nyenyak, tidur 8 jam malam
hari, tidur siang 2 jam
berlebih sebelum tidur
O:
3.Ciptakan lingkungan  Klien tampak segar
yang nyaman  TTV: P : 22 kali per
4.Anjurkan klien minum air menit, N: 100 kali per
hangat sebelum tidur menit, S:
5.Kolaborasi pemberian obat 37.3 oC.
jika diperlukan  Klien tampak suka dengan
kamarnya
 Klien menghabiskan
minum air hangatnya
A:
masalah teratasi P :
intervensi dihentikan
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ISPA

Telah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari pembimbing Akademik. Telah


disetujui pada,
Hari : Rabu
Tanggal : 23 November 2022
Singkawang, November 2022
Mahasiswa

MITA PRIASTUTI
NIM.891221005

Mengetahui Pembibing
Akademik

Ns. Lintang Sari, M.Kep


LOGBOOK KEGIATAN HARIAN

Nama : MITA PRIASTUTI


NIM : 891221032

No Hari/tanggal Waktu Kegiata Paraf


n
1 18 November 07:00 1. Pengarahan dari pembimbing
2022
- 14:00 klinik mengenai tugas stase
keperawatan Anak.
2. Memahami dan menerima
kontrak mingguan
3. Menyusun laporan
pendahuluan berdasarkan
kasus pemicu
4. Membuat Log Book

2 19november 22 07:00 1. Mengirim laporan pendahuluan


- 14:00 kepada pembimbing (delink/link)
2. Mulai menyusun manajemen
kasus (Askep)
3. Membuat Log Book
3 20november 22 07:00 1. Menyusun manajemen kasus (Askep)
- 14:00 2. Menemukan artikel jurnal yang
mendasari salah satu intervensi
3. Membuat loog book

4 21november 22 07:00 1. Menyusun manajemen kasus (Askep)


- 2. Menemukan artikel jurnal yang mendasari

14:00 salah satu intervensi


3. Menemukan video tutorial dari salah satu
intervensi (sesuai pilihan jurnal)
4. Menyusun SOP intervensi dan
pembahasan.
5. Mengirim komponen tugas kepada dosen
pembimbing (email)
6. Membuat loog book
5 22november 22 07:00 1. Melakukan revisi dan mengirim ulang
- perbaikan
14:00 2. Membuat Loog book

6 23november 22 07:00 1. Menerima evaluasi dan penilaian.


- 2. Membuat loog book
14:00 3. Mengunggah laporan lengkap pada
LMS Edlink
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai