Akut)
Kelompok II
1. Fitri Ruzani
2. Maherissa Maharani
3. Rina Angelina
4. Lina Sariani
Pengertian Ispa
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran
pernapasan akut, adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri atau virus yang
menyerang hidung, trakea atau bahkan paru-
paru. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni
infeksi, saluran pernapasan dan infeksi akut.
Patifisiologi
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola
kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada
jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan
mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya
tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut
akibatnya terjadi invasi di daerah- daerah saluran
pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2008).
Etiologi
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit
yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai
etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri,
riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan
mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-
influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab
ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus, stafilokokus,
pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan
karinebakterium diffteria (Achmadi, dkk., 2004 dalam Arifin,
2009).
Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan
tubuhnya lemah.
Patogenesis
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya
virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan
saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks
spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa saluran pernafasan.
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering . Kerusakan stuktur
lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak
terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi
noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk . Sehingga pada
tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
-Tahap prepatogenesis
-Tahap inkubasi
-Tahap dini penyakit
-Tahap lanjut penyakit
ISPA meliputi:
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas
Klasifikasi ISPA:
ISPA dibagi dalam dua golongan yaitu pneumonia(radang paru), dan yang bukan
pneumonia seperti batuk pilek. Penyebabnya virus seperti Rotavirus, virus influensa,
bakteri streptcoccus pneumoniae, dan bakteri Staphylococcus aureus
Tanda dan Gejala ISPA
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran
pernafasan dapat berupa batuk, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan
sakit kepala. Sebagian besar dari gejala saluran
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk,
kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek,
demam dan sakit kepala tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik.
Gejala Klinis
Sistem respiratorik:
Nafas cepat, napas tak teratur, retraksi dinding dada,
napas cuping hidung, sianosis, suara napas lemah,
wheezing.
Sistem cardial:
Takikardi, bradikardi, hipertensi, hipotensi dan cardiac
arrest.
Sistem cerebral:
Sakit kepala, papil edema, gelisah, bingung, kejang, koma.
Sistem integumen:
Keluar keringat banyak.
Komplikasi
b. Palpasi :
Adanya demam.
Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeritekan pada
nodus limfe servikalis.
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi :
Suara paru normal (resonance).
d. Auskultasi :
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
Pemeriksaan Persistem
B1 (Breath) :
· Inspeksi :
Membran mucosa hidung faring tampak kemerahan.
Tonsil tanpak kemerahan dan edema.
Tampak batuk tidak produktif,
Tidak ada jaringna parut pada leher,
Tidak tampak penggunaan otot- otot pernapasan tambahan,pernapasan cuping hidung, tachypnea, dan hiperventilasi.
· Palpasi :
Adanya demam.
Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan pada nodus limfe servikalis.
teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
· Perkusi :
Suara paru normal (resonance).
Auskultasi :
Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
B2 (Blood) : Kardiovaskuler Hipertermi.
B3 (Brain) : Penginderaan Pupil isokhor, biasanya keluar cairan pada telinga, terjadi gangguan penciuman.
B4 (Bladder) : Perkemihan Tidak ada kelainan.
B5 (Bowel) : pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum sedikit, nyeri telan pada
tenggorokan.
B6 (Bone) : Warna kulit kemerahan(Benny:2010).
Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis
kuman.
2) Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan
bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia.
3) Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Tindakan
Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan
efektif b/d sekresi yang keperawatan 3 x 24 jam . Observasi