Anda di halaman 1dari 2

KASUS PAIJO (37 tahun)

Aksis I : F20. SKIZOFRENIA

F20.2 skizofrenia katatonik (soalnya ada command automatism)

Suka keluyuran dan ketawa sendiri, gejala udah setahun (diagnosis skizo gjl >= 1 bulan)

Sering berkacak pinggang dan memberi instruksi orang yang lewat untuk hormat posturing (posisi tubuh tertentu)

diberi instruksi oleh orang lain untuk melakukan gerakan baris berbaris seperti balik kanan, hadap kiri, maju tiga langlah
dan sebagainya Paijo akan selalu menurut command automatism (kepatuhan otomatis terhadap perintah)

sering mengucapkan kata “Holobis kuntul baris” kemudian tertawa sendiri.  neologisme gg. Proses pikir)

Bila orang lain mengajukan pertanyaan tentang dirinya akan dijawab sekenanya kadang sesuai dengan pertanyaan dan
kadang tidak jawaban irelevan

ada roh yang memasuki dirinya dan menyuruhnya untuk selalu siap baris berbaris supaya negara tertata rapi thought
of insertion, delusion of influence

Sesekali Paijo melihat Panglima Besar jenderal Sudirman dan berteriak “Hormat Grak!”.  halusinasi visual

yakin banyak orang yang membuat kacau negara dan dia sebagai utusan Sang Jenderal yang menjaga segala sesuatu
sesuai aturan waham kebesaran

Aksis II : Z 03.2 tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : -

Aksis IV : masalah pekerjaan ( gagal jadi hansip di desanya)

Aksis V : 40-31 (bebrapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa
fungsi)

Terapi :

Fase akut untuk kendaliin perilaku, turunin gejala

- Ngobrol. Kasih ketenangan pasien


- Pemberian obat :
Kalo mau cepet injeksi
Haloperidol 0.5, 1, 1,5,dst mg/hari dosis di titer naik sampe efek keliatan, low starting dose
Evaluasi 1-3 minggu
- Psikoedukasi : kurangi stressor dari lingkungan, edukasi keluarga/ling sekitar pasien untuk kasih lingkungan
nyaman, suportif, toleransi

Fase stabilisasi gejala dah mulai membaik

- Pertahankan obat dg dosis optimal (seusai pasien) selama 8-10 minggu


- Psikoedukasi : melatih pengenalan gejala, kembaliin fungsi AKS
BU DORI (46 tahun, lulus SMP)

Aksis I : F43 REAKSI TERHADAP STRES BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN

F43.2 Gangguan Penyesuain (onset 1 bulan, gejala tidak lebih dari 6 bulan kecuali dalam hal reaksi depresif
berkepanjangan)

F51 GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK

F51.0 Insomnia Non-organik

Sudah 1 bulan tidak berjualan di warung pecel miliknya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari

Sehari-hari melamun dan menangis memikirkan anak semata wayangnya (17 th, lulus SMU) yang kawin lari dengan lelaki
pilihannya (24th,pengangguran) dua bulan yang lalu anxietas, depresi, kejadian/situasi stressful-krisis kehidupan

merasa bersalah pada suami dan keluarga besar karena kurang mendidik anak perempuannya itu dengan baik

merasa gagal sebagai seorang ibu dan hal ini membuatnya tidak semangat lagi untuk bekerja di warungnya

tidak bisa tidur sebulan ini insomnia oleh karna hal2 emosional (minimal 1 bulan=sesuai)

Aksis II : Z 03.2 tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III : -

Aksis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga), Masalah pekerjaan

Aksis V : 50-41 ( gejala dan disabilitas berat)

Terapi :

Fluoxetine (SSRI)  10mg/hari 1 kali sehari

Anda mungkin juga menyukai