Anda di halaman 1dari 6

ANOREKSIA NERVOSA

a. Definisi
b. Epidemiologi
Anoreksia nervosa dilaporkan sering sering terjadi pada masa prapubertas baik
wanita maupun pria. Usia tersering untuk onset gangguan pada awal 20 tahun.
Diperkirakan terjadi sekitar 0,5-1 % pada gadis remaja. Terjadi 10-20 kali lebih
sering pada wanita dibandingkan pria. Gangguan ini lebih sering terjadi di
negara maju dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya
memerlukan kekurusan seperti model dan penari balet (Kaplan dkk, 2010).
c. Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anoreksia nervosa adalah :

Faktor biologis
Faktor yang biologi yang dimaksudkan adalah faktor genetik. Berdasarkan
penelitian terbaru (General Psychiatry, dalam Anoreksia Nervosa and
related eating disorder, Inc, 2005), faktor genetik dinilai berisiko 56%
dalam perkembangan anoreksia nervosa. Pada kenyataannya orang yang
memilki ibu atau saudara perempuan yang mengalami anoreksia nervosa
memiliki 12 kali kemungkinan untuk mendapatkan penyakit anoreksia
nervosa daripada orang lain yang tidak dimiliki sejarah keluarga yang

mengalami gangguan makan tersebut.


Faktor psikologis
Penderita gangguan makan cenderung perfeksionis. Maksudnya penderita
memilki harapan yang tidak realistis terhadap diri mereka sendiri dan
orang lain. Misalnya dalam segala prestasi yang telah meraka raih, dan
mereka masih mersasa tidak sebanding dan tidak sempurna. Penderita
biasanya melihat dunia sebagai hitam dan putih, tidak ada yang abu-abu.
Semuanya dipandang baik atau buruk, sukses atau gagal serta gemuk atau

kurus. Jika gemuk adalah buruk maka kurus adalah baik.


Faktor keluarga
Beberapa penderita ini mengatakan bahwa mereka merasa tertekan dalam
keluarga yang overprotektif. Beberapa penderita yang lain merasa

ditinggalkan, disalah-artikan dan kesepian. Orang tua yang terlalu


memperhatikan penampilan fisik dapat secara tidak sadar memiliki
kontribusi pada pengembangan gangguan makan. Termasuk didalamnya
orang tua yang sering memberikan komentar dan kritikan terhadap tubuh
anak mereka.
Keluarga yang memilki salah satu anggota keluarga yang memilki
gangguan makan cenderung overprotektif, kaku, dan menyelesaikan
konflik dengan cara yang tidak efektif. Terkadang ibu secara emosional
dingin dan ayah secara fisik maupun emosional tidak hadir di dalam

keluarga.
Faktor sosial
Kadang-kadang teman yang terobsesi dengan penampilan atau pasangan
menciptakan tekanan yang mendorong munculnya gangguan makan.
Begitu pula perkumpulan wanita misalnya kelompok teater, menari, teman
sekolah dan situasi lain dimana teman sebaya mempengaruhi satu sama
lain dengan tidak sehat.
Orang yang rentan terhadap gangguan makan, dalam banyak kasus,
mengalami masalah dalam hubungan, sebagian diantaranya adalah
kesepian. Beberapa mungkin menarik diri hanya dengan hubungan yang

dangkal dan konflik dengan orang lain.


Faktor media
Dalam media orang yang bahagia dan sukses adalah hampir sebagian besar
dilukiskan sebagai aktor dan model yang muda, hebat, dan kurus.
Faktanya, berdasarkan Health magazine, april 2002, dalam anorexia
nervosa and related eating disorder, Inc, sekitar 32% karakter perempuan
di televisi memiliki berat badan di bawah rata-rata. Di sisi lain, orangorang yang memiliki karakter bodoh, buruk atau seseorang pelawak
dilukiskan dengan aktor yang lebih tua, perempuan yang kotor, tidak
terpelihara, dan kebanyakan dari mereka gemuk.
Media ini terutama iklan dan komersial adalah menampilkan
barang-barang yang berhubungan dengan penampilan dan menyarankan
bahwa seseorang dapat menghindari tipe pekerjaan yang keras dengan

membuat tubuh seseorang menjadi sama dengan bentuk dari simbol


kesuksesan.
(Kaplan dkk, 2010)
d. Patofisiologi
e. Gambaran klinis
Gambaran klinisnya yaitu
a. Fisik:
- Terlalu kurus atau memperlihatkan kehilangan banyak berat badan
- Memiliki kulit yang kering, berwarna kuning pucat dan rambut yang
-

tipis
Kesehatannya yang rendah dan memiliki mata yang cekung
Tumbuhnya rambut-rambut pendek pada seluruh tubuh sebagai reaksi
fisik yang dialami dari tubuh terhadap pelaparan diri yang begitu keras
agar menjaga tubuh tetap hangat karena tidak adanya lemak dalam

tubuh
Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba karena kurangnya persediaan

darah dan oksigen dalam otak


- Mengalami amenorrehea, yaitu berhentinya fase menstruasi.
b. Tingkah laku
- Merahasiakan cara makannya dan berusaha tidak makan ketika ada
-

orang disekitarnya
Memililiki ritual kebiasaan makan (ini dapat meliputi mengambil
makanan dengan potongan-potongan yang kecil dengan cara yang
tidak normal, memotong-motong makanan dalam ukuran kecil yang
tidak wajar, menjadi sangat keras kepala tidak mau makan saat waktu
makan tiba, makan perlahan-lahan terutama saat memasukkan

makanan kedalam mulut).


Terlihat sangat tertarik atau memiliki ketertarikan yang tidak wajar

terhadap makanan tetapi tidak mau makan.


Memasak makanan yang enak-enak untuk orang lain tetapi mereka

menghindari memakan makanan yang telah mereka buat sendiri.


Selalu mengatakan bahwa mereka sangat gemuk
Sering memulai pembicaraan mengenai makan dan makanan
Membuat rencana makanan mereka tiap hari.

Memilki pengetahuan yang luas terhadap kandungan energi pada tiap


makananan yang berbeda, dan efek pembakaran dari tiap bentuk

olahraga
Perfeksionis
Gejala lain yang timbul adalah pusing, kedinginan, sembelit, serta

pembengkakan sendi.
(Harold I, K, 1998)
f. Kriteria diagnosis
g. Diagnosis banding :
Kehilangan nafsu makan organik(R 63.0)
Makanan organik adalah makanan yang bergizi, karena makanan organik
merupakan makanan yang ditanam atau diproduksi tanpa bantuan zat

kimiawi.
Kehilangan nafsu makan psikogenik(F50.8)
Gangguan makan lainnya termasuk pica non organik masa dewasa dan

kehilangan nafsu makan psikogenik.


(Maslim R, 2001)
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anoreksia nervosa membutuhkan suatu rencana pengobatan
yang menyeluruh termasuk perawatan rumah sakit, terapi individual dan
keluarga sangat dianjurkan. Perlu dipertimbangkan pendekata perilaku,
interpersonal dan kognitif pada pasien.
1. Perawatan Rumah Sakit.
Tujuan perawatan di RS adalah untuk memulihkan keadaan nutrisi
pasien akibat dehidrasi, kelaparan dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Gangguan keadaan nutrisi tersebut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pada umumnya pasien anoreksia nervosa yang berat badannya di
bawah 20% dari berat badan sesungguhnya sesuai tinggi badan pasien
dianjurkan untuk inap. Apabila di bawah 30% maka memerlukan
perawatan di RS. Jiwa selama 2-6 bulan. Program psikiatri yang biasa
dilakukan adalah kombinasi pendekatan penatalaksanaan perilaku,
psikoterapi keluarga, pendidikan dan terapi keluarga dan medikasi
psikotropika.
Penatalaksanaan umum untuk pasien anoreksia nervosa di RS
adalah sebagai berikut:

a. Pasien ditimbang berat badannya setiap pagi hari setelah


mengosongkan kandung kemih.
b. Asupan cairan dan output urin setiap hari harus dicatat. Bila
pasien muntah harus dilakukan pengukuran serum elektrolit
teratur dan monitoring hipokalemia.
c. Pemberian kalori sekitar 500 kalori di atas kalori yang
dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan saat itu
(biasanya 1500-2000 kalori per hari) yang diberikan dalam 6
kali makanan yang sama selama sehari.
d. Setelah pasien pulang perlu dilakukan pengawasan.
2. Psikoterapi.
Pasien

biasanya

merasakan

bahwa

dirinya

ditekan

dan

dikesampingkan sehingga perlu diberikan keyakinan bahwa otonomi


pasien

dihormati.

Dilakukan

pendekatan

kognitif-perilaku

untuk

memonitor penambahan dan pemeliharaan berat badan. Pendekatan


kognitif dan interpersonal dianjurkan untuk menggali masalah lain yang
berhubungan dengan gangguan.
3. Farmakoterapi.
Pada

beberapa

penelitian

menyatakan

bahwa

pemberian

Amitriptyline bermanfaan pada pasien anoreksia nervosa. Sama halnya


dengan Fluoxetin pada beberapa penelitian telah menghasilkan kenaikan
berat badan pasien. Sedangkan pemberian Chlorpromazine, Clomipramine
dan Pimozide belum menunjukkan hasil yang positif. Apabila terdapat
depresi yang disertai berat badan sangat rendah pada pasien, perlu berhatihati untuk pemberian antidepresan golongan trisiklik karena pasien rentan
terhadapa hipotenis, aritmia jantung dan dehidrasi.
(Kaplan dkk, 2010)
i. Prognosis
Prognosis jangka panjang anoreksia nervosa lebih ke arah baik. Gangguan ini
rata-rata berdurasi 1-2 tahun. Tingakat pemulihan di negara maju mencapai
75% dengan tingkat kekambuhan sekitar 30%.
5

Daftar Pustaka
Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,
Jakarta.
Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
Harold I, K, 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Widya medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai