Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KONSEP DIRI

OLEH :

ILMA FITRIANTI
NIM : 2014901091

UNIVERSITAS FORT DE KOCK


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

A. Pengertian Dasar Konsep Diri


1. Definisi
Konsep diri merupakan Cara individu melihat pribadinya secara
utuh,menyangkut aspek fisik,emosi, intelektual,sosial dan spritual,
termasuk didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang
dimilikinya, interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan,
harapan, dan keinginan individu itu sendiri. (Wahit Iqbal Mubarak dan
Nurul Chayatin,2008)
Persiapan
meningkatkan konsep
diri

B. Pohon Masalah
keputusan

Gangguan citra
tubuh

Resiko
ganggu
Ganggua an
Harga diri rendah n person
Persepsi
identitas al
terhadap
personal
perubahan

trauma Inisiatif
berkurang
perasaan
Ketidak efektifan Umpan balik hampa
koping positif dari
lingkungan
Mengkritik diri sekitar
sendiri
Menerima
Perasaaan tidak Koping ik kenyataan Mena diskrimi
individu tidak balik rik nasi
mampu
diri
efektif

Kehilangan Peruba
pekerjaan, han
Ketergantungan Ideal diri Stessor(perasaan Kehilangan Kehilangan kehilangan
pada orang lain ditolak dari objek (sanak penamp
tidak realistis fungsi/bagian peran,percerai
lingkungan) saudara) tubuh an ilan

Faktor predisposisi (Pendukung) :


genetika dan keturunan Faktor presipitasi (pencetus):
Distres, penyakit
(Menurut A.Aziz Alimul, 2009)

C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian
dan penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis.
2. Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf
otak dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah
pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk
menentukan adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara
fungsional.
3. CT (Computed Tomography)
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang
sangat tinggi.Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi
perdarahan intra cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space
occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya perubahan
struktur otak.

4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnoatik yang mulai
digunakan sejak tahun 1980 gambar yang dihasilkan juga
merupakan hasil rekonstruksi komputer. 
(Candra.2012)

D. Penatalaksanaan Medis
Pemberian terapi medis pada kasus gangguan psikososial juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinapsis dan mengoreksi defisit yang
diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan
masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah
yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin.
(Herdman,Heather.2012)

E. Pengkajian Keperawatan
Menurut Gordon sesuai dengan NANDA (Potter, patricia. A.)
Konsep Diri
a. Keadaan sosial : pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial
b. Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan
kelemahan yang di miliki
c. Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang di sukai
dan tidak )
d. Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
e. Ancaman terhadap konsep diri (sakit,perubahan peran)
f. Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
g. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung, tidak
mau berinteraksi)

F. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah (NANDA 2015)
a. Definisi
Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau
kecakapan diri yang berlangsung lama.
b. Batasan Karakteristik :
 Bergantung pada pendapat orang lain
 Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
 Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri
sendiri
 Secara berlebihan mencari penguatan
 Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
 Enggan mencoba situasi baru
 Enggan mencoba hal baru
 Perilaku bimbang
 Kontak mata kurang
 Perilaku tidak asertif
 Sering kali mencari penegasan
 Pasif
 Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
 Ekspresi rasa bersalah
 Ekspresi rasa malu
c. Faktor yang Berhubungan :
 Ketidakefektifan adaptasi terhadap kehilangan
 Kurang kasih saying
 Kurang persetujuan
 Kurang keanggotaan dalam kelompok
 Persepsi ketidaksesuaian antara norma budaya dan diri
 Persepsi ketidaksesuaian antara norma spiritual dan diri
 Persepsi kurang rasa memiliki
 Persepsi kurang dihargai oleh orang lain
 Gaangguan psikiatrik
 Kegagalan berulang
 Penguatan negative berulang
 Peristiwa traumatic
 Situasi traumatic
2. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri (NANDA 2015-2017)
a. Definisi
Pola persepsi atau gagasan tentang diri yang memadai untuk
kesejahteraan dan dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakterisitik
 Menerima keterbatasan
 Menerima kekuatan
 Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
 Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
 Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
 Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
 Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
 Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
 Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri
sendiri
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep
diri

G. Rencana Keperawatan
N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
O KEPERAWATAN
(SDKI)
1. Harga Diri (L.09069) Promosi Koping
Resiko Harga Diri Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan - identifikasi kegiatan jangka
Rendah Situasional pendek seusai tujuan
3x24 jam, masalah
(D.0102) resiko infeksi - identifikasi kemampuan yang
Kategori : Psikologis diharapkan dapat dimilik
Subkategori : Integritas teratasi dengan - identifikasi sumber daya yang
Ego indicator : tersedia untuk memenuhi tujuah
Definisi : Beresiko 1. Penilaian diri - identifikasi pemahaman proses
mengalami evaluasi positif meningkat penyakit
atau perasaan negative dari skala 1 - identifikasi dampak situasi
terhadap diri sendiri (menurun) menjadi terhadap peran dan hubungan
atau kemampuan klien skala 5 - identifikasi metode penyelesaian
sebagai respon (meningkat) masalah
terhadap situasi saat ini 2. Perasaan malu - identifikasi kebutuhan dan
Faktor Resiko : menurun dari skala keinginan terhadap dukungan
1. Gangguan 1 (meningkat) sosial
gambaran diri menjadi skala 5 Terapeutik
- diskusikan perubahan peran
2. Gangguan fungsi (menurun)
yang dialami
3. Gangguan peran Citra Tubuh (L.09067)
- gunakan pendekatan yang
social Setelah dilakukan
tenang dan meyakinkan
4. Haparan tidak tindakan keperawatan
- diskusikan alasan mengkritik
realistis 3x24 jam, masalah
diri sendiri
5. Kurang pemahaman resiko infeksi
terhadap situasi diharapkan dapat - diskusikan untuk
6. Penurunan control teratasi dengan mengklarifikasi kesalahpahaman
terhadap lingkungan indicator : dan mengevaluasi perilaku
7. Penyakit fisik Verbalisiasi sendiri
8. Perilaku tidak perasaan - diskusikan konsekuensi tidak
sesuai dengan nilai menggunakan rasa bersalah dan
negative
setempat rasa malu
9. Kegagalan tentang - diskusikan resiko yang
10. Perasaan tidak perubahan menimbulkan bahaya pada diri
berdaya sendiri
tubuh menurun
11. Riwayat Kehilangan - fasilitasi dalam memperoleh
12. Riwayat pengabaian dari skala 1 informasi yang dibutuhkan
13. Riwayat penolakan (meningkat) - berikan pilihan realistis
14. Riwayat mengenai aspek aspek tertentu
menjadi skala
penganiayaan (mis. dalam perawatan
Fisik, psikologis, 5 (menurun) - motivasi untuk menentukan
seksual) harapan yang realistis
Transisi - tinjau kembali kemampuan
perkembangan dalam pengambilan keputusan
- hindari mengambil keputusan
saat pasien berada di bawah
tekanan
- motivasi terlibat kegiatan social
- motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang tersedia
- dampingi saat berduka (mis.
Penyakit kronis, kecacatan)
- perkenalkan dengan orang atau
kelompok yang berhasil
mengalami pengalaman sama
- dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
- kurangi rangsangan lingkungan
yang mengancam
Edukasi
- anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan dan
tujuan sama
- anjurkan pengguunaan sumber
spiritual, jika perlu
- anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- anjurkan keluarga terlibat
- anjurkan keluarga terlibat
- anjurkan membuat tujuan yang
lebih spesifik
- ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
- latih penggunaan teknik
relaksasi
- latih keterampilan sosial, sesuai
kebutuhan
- latih mengembangkan penilaian
obyektif

Promosi citra tubuh


Observasi
- identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap
perkembangan
- identifikasi budaya, agama, jenis
kelamin, dan umur terkait citra
tubuh
- identifikasi perubahan citra
tubuh yang mengakibatkan
isolasi social
- monitor frekuensi pernyataan
kritik terhadap diri sendiri
Terapeutik
- diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
- diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga
diri
- diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan dan
penuaan
- diskusikan kondisi stres yang
memengaruhi citra tubuh (mis.
Luka, penyakit, pembedahan)
- diskusikan cara
mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
- diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
- jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
- anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
- anjurkan menggunakan alat
bantu (mis. Pakaian, wig,
kosmetik)
- anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis. Kelompok
sebaya)
- latih fungsi tubuh yang dimiliki
- latih peningkatan penampilan
diri (mis. Berdandan)
- latih pengungkapan kemampuan
diri kepada orang lain maupun
kelompok

Manajemen mood
Observasi
- identifikasi mood (mis. Tanda,
gejala, riwayat penyakit)
- identifikasi resiko keselamatan
diri atau orang lain
- monitor fungsi kognitif (mis.
Konsentrasi, memori,
kemampuan membuat
keputusan)
- monitor aktivitas dan tingkat
stimulasi lingkungan
Terapeutik
- fasilitasi pengisian kuesioner
self-report (mis. Beck
depression inventory, skala
status fungsional), jika perlu
- berikan kesempatan untuk
menyampaikan perasaan dengan
cara yang tepat (mis. Sandsack,
terapi senit, aktivitas fisik)
Edukasi
- jelaskan tentang gangguan
mood dan penanganannya
- anjurkan berperan aktif dalam
pengobatan dan rehabilitasi, jika
perlu
- anjurkan rawat inap seusai
indikasi (mis. Risiko
keselamatan, defisit perawatan
diri, social
- ajarkan mengenali pemicu
gangguan mood (mis. Situasi
stres, masalah fisik)
- ajarkan memonitor mood secara
mandiri (mis. Skala tingkat 1-10
membuat jurnal)
- ajarkan keterampilan koping dan
penyelesaian masalah baru
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat, jika
perlu
- rujuk untuk psikoterali (mis.
Perilaku, hubungan
interpersonal, keluarga,
kelompok), jika perlu

Terapi kelompok
Observasi
- identifikasi topik, tujuan dan
proses kelompok
- monitor keterlibatan aktif setiap
anggota kelompok
Terapeutik
- bentuk 5 kelompok sampai 12
anggota
- tentukan waktu dan tempat yang
sesuai untuk pertemuan
kelompok
- ciptakan suasana nyaman
- gunakan kontrak tertulis, jika
perlu
- ciptakan iklim motivasi untuk
proses kelompok
- mulai dan akhiri kegiatan tepat
waktu
- atur tempat duduk sesuai
metode yang digunakan
- sepakat norma kelompo
- berikan arahan dan Informasi
yang sesuai
- hindari interaksi kelompok tidak
produktif
- arahkan kelompok melalui
tahapan pengembangan
kelompok
- arahkan anggota kelompok
untuk terlibat aktif
Edukasi
- anjurkan berbagai perasaan,
pengetahuan, dan pengalaman
- anjurkan saling membantu
dalam kelompok
- latih tanggung jawab dan
mengendalikan diri dalam
kelompok
Kolaborasi
- rujuk ke perawat spesialis
lain, jika perlu

H. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan interverensi

I. EVALUASI
- Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
klien terhadap reason langsung pada intervensi keperawatan)
- Evaluasi Sumatif (merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)
(Poer, 2012)

Anda mungkin juga menyukai