Anda di halaman 1dari 3

1.

Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri


Batasan Karakterisitik
 Menerima keterbatasan
 Menerima kekuatan
 Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
 Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
 Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
 Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
 Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
 Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
 Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
 Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri

o
ti
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
ergantung
an pada
ng lain Stessor Kehilangan Kehilangan Kehilangan
Ideal diri (perasaan
objek (sanak pekerjaan,kehila
ditolak dari
fungsi/bagian ngan peran,
tidak realistis saudara)
lingkungan) tubuh perceraian
Menerima
kenyataan
balik Menarik Diskrimin
Koping individu positif dari diri asi
erasaan tidak efektif lingkungan
ak mampu sekitar
Inisiatif
Mengkritik berkurang,
B. Pohon Masalah (Dalam Bentuk Bagan Berdasarkan Patofisiologi)

diri sendiri Umpan balik


Ketidak efektifan perasaan
positif dari
koping hampa
lingkungan sekitar
Gangguan
Identitas
Trauma Personal
Risiko Gangguan
Identitas Personal
Harga Diri Rendah
Gangguan Citra
Tubuh
Keputusasaan
Persiapan meningkatkan
konsep diri
penampilan
Perubahan
Persepsi positif
perubahan
terhadap
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes kepribadian yang
paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian dan penilaian dalam psikologi
yang memakai skala klinis. Skala klinis merupakan skala dengan penilaian objektif,
yaitu bagaimana orang lain menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari
567 pertanyaan yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90 menit
untuk diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk membedakan orang
yang normal dengan orang yang ada kemungkinan ketidaknormalan dalam
kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya, terutama di Indonesia
sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater.
2. Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (

Anda mungkin juga menyukai