Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA 1 PSIKOSOSIAL

DENGAN MASALAH UTAMA KETIDAKBERDAYAAN

Disusun Oleh :

Nama : Kartrio Suryo Mijil Kurniawan

NIM : A12019052

Kelas : 2B

KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
KASUS 2 SP 1

Tn. S seorang laki-laki umur 62 tahun sudah menderita DM lebih dari 5 tahun, masih
rutin minum obat dan control kerumah sakit.Klien mengatakan kalau dirinya sering merasa
tidak berguna dan tidak bisa membuat bahagia keluarganya.Selain itu klien sering melamun,
menutup diri dari masyarakat, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan,
dan klien sudah tidak bekerja lagi.Klien juga takut dijauhi tetengganya, jadi klien
memutuskan untuk jarang keluar rumah dan bertemu tetangganya.Keluarga klien mengatkan
selalu sabar merawat klien karena klien merupakan kepala keluarga.Istri klien menggantikan
suamninya bekerja sebagai petani dan juga pedagang di pasar dengan dibantu anaknya.Saat
dikaji pembicaraan lambat, terkadang tidak ada kontak mata.Klien mengatakan tidak percaya,
dan sedih karena tidak bisa bekerja lagi seperti dulu.Klien tampak lesu dan kurang
bersemangat.Keluarga klien dan klien selalu bertanya ke perawat apakah klien bisa sembuh
total.

A. IDENTITAS KLIEN
- Inisial : Tn. S
- Tanggal Pengkajian : 03 Juli 2021
- Alamat : Gombong Rt 05 Rw 03 Kec Gombong Kab Kebumen
- Umur : 62 Tahun
- Agama : Islam
- Status Perkawinan : Sudah Menikah
- Pendidikan : SD
- Pekerjaan : Petani
- Dx.Medis : Diabetes Militus
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Diabetes Millitus.Aktivitas sosial


menurun, komunikasi menurun, suka melamun
C. FAKTOR PREDISPOSISI
 Biologis:
Klien mengatakan ada salah satu keluarganya yang mengalami Diabetes
militus. Klien mengatakan tidak ada kelainan saat dilahirkan .klien mengatakan
tidak pernah kecelakaan atau jatuh. Klien senang mengonsumsi makanan yang
banyak megandung gula untuk cemilan.Klien selalu makan dengan porsi yang cukup
lengkap dengan sayuran. Klien mengatakan penyakit diabetesnya sudah 5 tahun
 Psikologis :
Pasien menunjukan perubahan sikap saat berkomunikasi yaitu ketika
membicarakan mengenai lamanya penyakit yang dideritanya selama 5 tahun.Klien
mengatakan tidak berobat ke alternative melainkan langsung ke rumah
sakit.Walaupun terkena DM, klien tetap bersyukur dapat melakukan aktivitas
walaupun dibantu keluarga. Klien dan keluarga klien berharap agar penyakitnya
dapat segera sembuh agar dapat kembali beraktivitas dengan normal seperti sedia
kala. Klien mengatakan yang membuat kuat dan ingin segera sembuh yaitu ada
keinginan naik haji.
 Sosial Budaya :
Klien mengatakan berusia 62 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, tingkat
pendidikan terakhir SD, beragama Islam. Klien mengatakan penghasilannya tidak
seberapa, namun masih cukup untuk keperluan pribadinya. Klien mengatakan biaya
berobat menggunakan BPJS. Klien mengatakan tidak bisa bekerja dan pekerjaannya
di gantikan oleh istrinya. Klien merasa takut dijauhi tetengganya, jadi klien
memutuskan untuk jarang keluar rumah dan bertemu tetangganya. Keluarga klien
mengingatkan selalu sabar merawat klien karena klien merupakan kepala keluarga.
Klien mengatakan biasanya mengikuti kumpulan RT rutinan.
D. FAKTOR PRESIPITASI
klien terlihat murung, selalu menatap kebawah dan menghindari kontak mata
dan berbicara lambat. Klien mengatakan kalau dirinya sering merasa tidak berguna
dan tidak bisa membuat bahagia keluarganya.Selain itu klien sering melamun,
menutup diri dari masyarakat, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
bantuan, dan klien sudah tidak bekerja lagi.Klien juga takut dijauhi tetengganya, jadi
klien memutuskan untuk jarang keluar rumah dan bertemu tetangganya. Klien tampak
lesu dan kurang bersemangat.
E. PENGKAJIAN FISIK
 Keadaan umum :
GCS : E4V5M6
 Vital sign:
- TD : 150/80 mmHg
- Nadi : 90 x/m
- BB : 54 Kg
- TB : 162 Cm
- Suhu : 36 °C
- Pernapasan : 20x/m
 Pemeriksaan fisik
Wajah : Tampak lesu dan kurang bersemangat
 Pengkajian psikososial
a) Genogram (3 Generasi keatas)

Keterangan :
: Laki laki : meninggal

: perempuan : Penyakit yang sama

: Klien : satu rumah

b) Konsep diri

Gambaran diri :

Klien merasa kalau dirinya sering merasa tidak berguna dan tidak bisa
membuat bahagia keluarganya. Klien juga sering melamun, menutup diri dari
masyarakat, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.

Identitas diri :

Klien menyadari klien sebagai suami dan sekaligus sebagai ayah dari
anak-anaknya, klien juga sebagai tulang punggung keluarga, karena
kondisinya sekarang klien tidak bisa bekerja tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa bantuan.

Peran diri :

Klien berperan sebagai kepala keluarga, dan melakukan aktifitas


bekerja sebagai petani,dan berdagang di pasar, semenjak sakit klien tidak
dapat bekerja,klien juga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari sendiri
tanpa bantuan.

Ideal diri :

Klien berharap dia bisa sembuh total

Harga diri :

Klien juga takut dijauhi tetengganya, jadi klien memutuskan untuk


jarang keluar rumah dan bertemu tetangganya.Klien mengatakan tidak
percaya, dan sedih karena tidak bisa bekerja lagi seperti dulu.
c) Hubungan social :

Orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluargamya istri dan


anak-anaknya. Klien memiliki peran sebagai kepela keluarga..Klien rutin
menghadiri kumpulan di lingkungannya.Saat ini klien memiliki hambatan
dalam menghadiri kumpulan rutin.

d) Nilai, keyakinan dan spiritual :

Klien sadar bahwa dirinya adalah seorang muslim. Klien mengatakan


menjalankan sholat lima waktu. Klien mengatakan bahwa sakitnya adalah
sudah menjadi takdirnya.

F. STATUS MENTAL
- Penampilan umum:
Klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarganya.
- Pembicaraan
Klien sering berdiam dan tidak banyak bicara dan bicaranya lambat
- Aktivitas motoric
Klien mengalami penurunan aktivitas
- Alam perasaan
Klien mengatakan kalau dirinya sering merasa tidak berguna dan tidak bisa
membuat bahagia keluarganya.Selain itu klien sering melamun, menutup diri dari
masyarakat, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan, dan klien
sudah tidak bekerja lagi. . Klien juga takut dijauhi tetengganya, jadi klien
memutuskan untuk jarang keluar rumah dan bertemu tetangganya.
- Interaksi selama wawancara
Selama pengkajian klien pembicaraan lambat, terkadang tidak ada kontak
mata dan Klien tampak lesu dan kurang bersemangat.
- Tingkat kesadaran dan orientasi
Kesadaran baik, klien tidak bingung dan dapat membedakan antara siang dan
malam
- Memori
Tidak ada gangguan memori jangka panjang maupun pendek
- Daya tilik diri
Klien mengatakan tidak percaya, dan sedih karena tidak bisa bekerja lagi
seperti dulu.Klien mengungkapkan tidak mampu melakukan aktivitas seperti
sebelumnya.klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu melakukan perawatan
diri secara mandiri.
Masalah keperawatan : Ketidakberdayaan
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
- Identifikasi proses penggunaan obat di rumah
Klien masih rutin minum obat dan control kerumah sakit. Klien dibantu saat
minum obat oleh keluarga.
- Pemeliharaan kesehatan saat di rumah
Klien membersihkan badan, dan merawat badan di bantu keluarga.
- Identifikasi Aktivitas di dalam dan di luar rumah
Aktivitas di dalam rumah : Klien melakukan aktivitas didalam rumah dengan
dibantu keluarga
Aktivitas di luar rumah : transportasi dan di bantu keluarga
H. MEKANISME KOPING
klien sering melamun, menutup diri dari masyarakat. . Klien juga takut dijauhi
tetengganya, jadi klien memutuskan untuk jarang keluar rumah dan bertemu
tetangganya.
I. ASPEK MEDIS
- Diagnose medis
Diabetes Millitus
- Terapi yang diberikan
Latih afirmasi positif
- Px.Penunjang
Oral Glugoce Tolerance Test (OGTT)
J. ANALISA DATA

Tgl/jam Data fokus Diagnose Paraf

03 Juli 2021 DS: Ketidakberdayaan


Jam 08.00 - Klien mengatakan kalau dirinya
sering merasa tidak berguna dan
tidak bisa membuat bahagia
keluarganya
- Klien mengatakan tidak percaya,
dan sedih karena tidak bisa
bekerja lagi seperti dulu.
- klien sering melamun, menutup
diri dari masyarakat, Klien tidak
mampu melakukan aktivitas
sehari-hari sendiri.
DO:
- Klien tampak lesu dan kurang
bersemangat
- Aktivitas sosial menurun,
komunikasi menurun, suka
melamun

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan
L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Rencana tindakan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan jiwa/modul


keperawatan jiwa

Rencana keperawatan
Tgl/jam Diagnose
Tujuan Tindakan Rasional
03 Juli Ketidakberdayaan Setelah - Diskusikan - Klien dapat
2021 dilakukan tentang mengenali
Jam intervensi penyebab masalah
08.30 keperawatan dan perilaku ketidakberd
selama 3x akibat a yaan yang
interaksi ketidakberda dialami saat
diharapkan yaan ini
masalah - Latih - Klien dapat
keperawatan megembangk mengontrol
ketidakberdayaa an harapan dengan cara
n dapat diatasi positif latihan
dengan kriteria (afirmasi berfikir
hasil : positif) positif
- Mengenali - Latih - Klien dapat
ketidakberday mengontrol mengendali
aan yang perasaan kan situasi
dialaminya ketidakberda yang masih
- Mengontrol yaan melalui bisa
ketidakberday peningkatan dilakukan
aannya dengan kemampuan oleh klien
latihan berfikir mengendalik
positif an situasi
- Mengontrol yang masih
ketidakberday bisa
aan melalui dilakukan
peningkatan pasien.
kemampuan
mengendalika
n situasi yang
masih bisa
dilakukan
pasien

M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan jiwa/modul


keperawatan jiwa

Diagnosis/TUK /
Tgl / jam Implementasi Respon Paraf
SP
03 Juli 2021 Ketidakberdayaan - Mendiskusika -S : Klien
Jam90.00 n tentang mengatakan tidak
penyebab dan mengetahui
perilaku akibat penyebab dan
ketidakberday akibatnya
aan O : Klien bersedia
- Melatih berdiskusi
megembangka -S : Klien
n harapan mengatakan
positif bersedia
(afirmasi melakukan
positif) afirmasi positif
- Melatih O : Klien
mengontrol mempraktikan
perasaan kembali afirmasi
ketidakberday yang sudah
aan melalui dicontohkan
peningkatan -S : Klien
kemampuan mengatakan
mengendalika bersedia melatih
n situasi yang mengontrol
masih bisa perasaan
dilakukan ketidakberdayaan
pasien. O : Klien terlihat
memperhatikan
saat dijelaskan

N. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl / jam Diagnosis/TUK/S P Evaluasi Paraf


03 Juli 2021 Ketidakberdayaan SP 1 S:
Jam 10.00 - Latih Kien mengatakan setelah
mengembangkan melakukan afirmasi positif
harapan positif lebih bisa berfikir positif
(afirmasi positif) O:
Klien terlihat bisa mengulangi
afirmasi positif yang sudah
diajarkan
A:
Masalah sudah teratasi
P:
- Anjurkan pasien melakuan
afirmasi positif sesuai
jadwal 2x sehari sebelum
tidur dan saat bangun tidur
O. DOKUMENTASI CATATAN KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.S

TgL/Jam Diagnosa dan SP Implementasi Evaluasi Paraf


03 Juli Ketidakberdayaan - Mendiskusikan S:
2021 tentang Kien mengatakan
Jam 08.00 penyebab dan setelah
perilaku akibat melakukan
ketidakberdayaa afirmasi positif
n lebih bisa berfikir
- Melatih positif
megembangkan O:
harapan positif Klien terlihat
(afirmasi positif) bisa mengulangi
- Melatih afirmasi positif
mengontrol yang sudah
perasaan diajarkan
ketidakberdayaa A:
n melalui Masalah sudah
peningkatan teratasi
kemampuan P:
mengendalikan - Anjurkan
situasi yang pasien
masih bisa melakuan
dilakukan afirmasi
pasien. positif sesuai
jadwal 2x
sehari
sebelum tidur
dan saat
bangun tidur

\
LAMPIRAN
SP 1 : Afirmasi positif
1. Orientasi
Perawat : Assalamu’alaikum, selamat pagi bapa. Perkenalkan nama saya Kartrio Suryo
mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong. Disini saya diugaskan untuk
mendampingi bapa ya pa.bapa kalau boleh tau nama bapa siapa?
Pasien : subiantoro Mas.
Perawat : biasanya senang dipanggil siapa pa?
Pasien : pak toro
Perawat : bapak toro nggih. Bapa kabarnya bagaimana hari ini?Apakah semalam bapa
bisa tidur?
Pasien : iya baik mas. Tadi malam ndak bisa tidur mas, lemes dan tidak bersemangat
mas.
Perawat : bapa bagaimana kalau sekarang kita berbincang bincang sebentar mengenai
perasaan yang bapa alami saat ini. Bagaimana pa bisa ya?
Pasien : iya bisa mas
Perawat : Bagaimana kalau kita ngobrol sekitar 15-20 menit pa? Disini saja ya
Pasien : boleh mas

2. Kerja
Perawat : baik pa, bapa tadi mengatakan susah tidur saat dimalam hari. Coba bapa
ceritakan lebih lanjut mengenai perasaan bapa
Pasien : Iya mas, saya penyakitan sudah lama, sudah 5 tahun saya merasa lemas dan
tidak bersemangat. Makanya saya kalau malam kadang susah tidur mas seperti
sekarang.
Perawat : sejak kapan muncul perasaan seperti itu bapa?
Pasien : sejak saya menderita penyakit DM
Perawat : Owh iya pa, terus biasanya apa yang bapa lakukan saat perasaan itu muncul?
Pasien : ya saya ambil wudu terus sholat mas, tapi tetap saja saya merasa hilang
semangatnya mas.
Perawat : bapa kalau dirumah kegiatan apa saja yang biasanya bapa lakukan?
Pasien : saya biasanya ke sawah nanem cabe sama terong, kadang kalo pagi saya
jualan di pasar,pulang dari pasar siang, kalo sudah sampai rumah kadang saya
duduk bareng bersama keluarga, sambil nunggu azan duhur, buat ke masjid
berjamaah
Perawat : saat ini bagaimana aktivitas bapa dirumah?
Pasien : Iya begini mas, saya hanya tiduran terus duduk. Udah ngga bisa ke sawah
ngga bisa jualan ke pasar lagi, saya merasa tidak bisa bahagiain
keluarga.Sekarang yang mencari uang istri saya dibantu anak saya, saya tidak
bisa bekerja lagi.
Perawat : bapa itu sudah menjadi kewajiban keluarga teruntuk anak untuk mengrus
orangtua. Jika bapa tidak perlu berfikiran bahwa bapa tidak bisa bahagiain
keluarga bapa.bapa harus tetap berfikir positif, mungkin bagi bapa merasa
tidak bisa bahagiain keluarga istri dan anak bapa, tapi untuk istri dan anak
anak mungkin itu ladang ibadah buat mereka ya pa.
Pasien : iya mas
Perawat : bapa bagaimana pa dilingkungan sini apakah sering mengikuti acara atau
kegiatan ?
Pasien : kadang ikut mas ada kumpulan RT , ke masjid sholat jamaah
Perawat : Nah sekarang apa harapan bapa kedepannya pa?
Pasien : Iya saya ingin cepat bisa aktifitas lagi, saya pengen cepat sembuh,ingin bisa
jalan jalan lagi, ke sawah, bisa sholat jamaah di masjid, bisa jualan lagi mas,
saya juga ingin bisa naik haji mas
Perawat : iya pa, jangan terlalu memikirkan kondisi yang sedang sakit, sekarang
pikirkan bagian tubuh bapa yang masih bisa digunakan. Sekarang saya Tanya,
bagian tubuh bapa yang paling bapa suka bagian pa?
Pasien : Tangan mas
Perawat : nah pa bagian tangan bapa kan sehat ya pa bisa di kerakan , bisa buat
berjabatangan dengan saya ya, masih bisa buat makan , minum dan lain
sebagainya, masih ada telinga, bisa mendengarkan suara saya, masih punya
mata buat liat istri dan anak bapa, nah jadi pa harus bisa lebih bersyukur ya pa,
masih ada bagian tubuh yang sangat bermanfaat .
Pasien : iya mas
Perawat : baik pa, nah disini saya akan mengajarkan ibu untuk menguatkan bapa
memotivasi bapa untuk tetap kuat dan semangat ya pa, caranya tarik nafas
lewat hidung dan hembuskan lewat mulut perlahan lahan dengan bericara
dengan yakin pada diri bapa sendiri ya dan bersuara yang keras ya pa, bahwa
bapa itu sehat, yakin masih bisa beraktivitas lagi, yakin saya semangat, saya
yakin masih bisa bahagiain keluarga, saya bisa kesawah, saya bisa ke pasar
berjualan, bisa kemasjid sholat berjamaah, dan bapa yakin bisa melakukan
aktivitas sendiri bisa kumpulan Rt , bisa naik Haji, nah seperti itu ya pa
,bagaimana pa bisa kan? Kalau begitu bapa bisa coba ya sekarang
Pasien : baik mas.
3. Terminasi
Perawat : Nah bapa, bagaimana perasaanya setelah kita berbincang bincang tadi?
Pasien : Alhamdulillah mas, saya sedikit lebih tenang
Perawat : Alhamdulillah ya pa, apa yang bapa lakukan tadi itu adalah afirmasi positif
ya pa,Nah tadi apa yang menyebabkan bapa merasa lemas dan dan tidak
bersemangat ?
Pasien : saya merasa tidak bisa bekerja dan tidak bisa bahagiain keluarga dan
merepotkan istri dan anak saya
Perawat : baik bapa, coba sekarang bapa bisa ulangi lagi apa yang telah saya ajarkan
tadi pa
Pasien : tarik napas dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut perlahan lahan.
“saya yakin saya sehat , bisa beraktifitas lagi, saya yakin saya semangat, saya
yakin masih bisa bahagiain keluarga, saya bisa kesawah, saya bisa ke pasar
berjualan, bisa kemasjid sholat berjamaah, dan saya yakin bisa melakukan
aktivitas sendiri bisa kumpulan Rt , bisa naik Haji, (sambil meragakan)
Perawat : bagus bapa. Baiklah pa sekarang sudah 20 menit ya pa kita berbincang
bincang. Sekarang bagaimana kalau kita jadwalkan afirmasi positif tadi untuk
bapa. Bagaimana pa?
Pasien : baik mas
Perawat : Bagaimana kalau bapa lakukan afirmasi positif atau seperti yang kita lakukan
tadi 2 kali ya pa dalam 1 hari? saya sarankan bapa melakukan itu sebelum
tidur dan setelah bangun tidur bagaimana pa?
Pasien : iya boleh mas
Perawat : baik pa, jangan lupa bapa lakukan seperti yang sudah kita jadwlkan tadi ya
pa. Kita sudah selesai, sebelum saya pamit apakah bapa mau bertanya?
Pasien : tidak mas
Perawat : baik jika tidak, saya permisi dulu ya pa. Assalamu’alaikum.
Pasien : wa’alaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai