Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


ISOLASI SOSIAL SESI 3

KELOMPOK :
RAEMA NOVIANTIKA DHAMARIS 201811089
RIZKI JULLANAR ZAHRA 201811090
SYLFAN SYAEFATUL WILDAN 201811091
THEODORA VIA WIJAYA 201811093

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA


2019/ 2020
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang harmonis. Isolasi sosial adalah gangguan
dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang
mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.

Terapi aktivitas kelompok adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk
memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga
diri. Aktivitas yang digunakan sebagai terapis dalam kelompok, yaitu membaca
puisi , seni, musik, menari, dan literatur. Terapi aktivitas kelompok dibagi
menjadi 4 yaitu TAK stimulasi kognitif/persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK
orientasi realita, dan TAK sosialisasi.

Terapi aktivitas kelompok sosialiasi dilaksanakan dengan membantu pasien


melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar pasien. Sosialisasi
dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu),
kelompok, dan masa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah hubungan sosial.

1.2 Tujuan
1.2.1 Pasien mampu memperkenalkan diri
1.2.2 Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
1.2.3 Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :
1.2.3.1 Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota
kelompok
1.2.3.2 Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi. Yang dimaksud
kehidupan pribadi adalah hal yang menyangkup kehidupan pasien
sebagai pribadi, misalnya cerita tentang keluarga, pekerjaan atau sekolah
atau profesi. Sebaiknya terapis menentukan topik pribadi yang akan
diceritakan kepada anggota kelompok lain.
1.2.4 Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain
1.2.5 Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang kegiatan TAK yang
telah dilakukan.

1.3 Karakteristik pasien


1.3.1 Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukan kemauan untuk melakukan interaksi interpersonal
1.3.2 Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus yang diberikan

1.4 Setting
1.4.1 Pasien dan terapis duduk bersama dalam tapal kuda

O F

CL

L
P P

P
Keterangan gambar :

L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
1.4.2 Ruangan nyaman dan tenang

1.5 Pengorganisasian TAK


1.5.1 Leader : Theodora Via Wijaya
Tugas :
1. Menyiapkan proposal kegiatan TAK
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
3. Menjelaskan peraturan
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
5. Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib
6. Menetralisir bila ada masalah dalam kelompok
1.5.2 Co Leader : Rizki Jullanar Zahra
Tugas :
1. Mendampingi leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator Co-leader tentang aktivitas pasien
3. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
4. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi
1.5.3 Fasilitator : Sylvan Syaefatul Wildan
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Memotivasi pasien yang kurang aktif
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
1.5.4 Observer : Raema Noviantika Dhamaris
Tugas :
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
2. Mengamati dan mencatat perilaku verbal non verbal pasien selama kegiatan
berlangsung (dicatat dalam format yang tersedia)
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
penutupan (Eko Prabowo, 2014)

1.6 Seleksi pasien


1.6.1 mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
1.6.2 mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
1.6.3 membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan
main dalam kelompok (Eko Prabowo, 2014: 243)

Nama pasien :

1) Valentina Ferisanti
2) Yobileum Iskatri
3) Yulianti Ayu Wardani

1.7 Metode
1.7.1 Dinamika kelompok
1.7.2 Diskusi dan tanya jawab
1.7.3 Bermain peran atau simulasi

1.8 Alat
1.8.1 HP berecorder memainkan musik
1.8.2 Buku catatan dan bolpoin
1.8.3 Jadwal kegiatan pasien

1.9 Rencana kegiatan

Waktu : 11.00 – 12.00 WIB

Tanggal : 15 Juli 2020

Tempat : Ruang Margaretha kampus 2

1.10 Proses TAK


1.10.1 Persiapan
- Persiapkan alat dan tempat pertemuan
1.10.2 Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik, pada tahap ini terapis melakukan :
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Validasi
- menanyakan perasaan pasien saat ini,
- menanyakan apakah telah
- mencoba berkenalan dengan orang lain,
c. Kontrak Waktu :
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi
- Menjelaskan aturan main, yaitu : Jika ada peserta yang meninggalkan
kelompok , harus meminta ijin pada terapis
-Lama kegiatan 45 menit
1.10.3 Fase Kerja
a. Hidupkan Hp dengan jenis lagu berirama riang dan edarkan ………..
berlawanan arah dengan jarum jam
b. pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang …. mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang berada
disebelah kanan dengan cara :
- memberi salam
- memanggil nama panggilan
- menanyakan kehidupan pribadi : keluarga,sekolah,pekerjaan
- dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. beri pujian untuk keberhasilan anggota kelompok dengan bertepuk tangan.
1.10.4 Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
- memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari
- memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
pasien
c. Kontrak yang akan datang
- menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan pikiran dan
membicarakan topik kegiatan tertentu
- menyepakati waktu dan tempat

1.11 Antisipasi masalah


1.11.1 Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a) Memanggil pasien
b) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain
1.11.2 Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
a) panggil nama pasien
b) tanya alasan pasien meninggalkan permainan
c) berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya, setelah itu pasien boleh
kembali lagi
1.11.3 Bila ada pasien lain ingin ikut
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih
b) katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut
c) jika pasien memaksa , beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut ( Eko Prabowo, 2014: 243-245)

1.12 Evaluasi

Dilakukan ketika proses TAK berlansung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK sesi 3 , dievaluasi
kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap serta
kemampuan non verbal.

1. Menjelaskan penyebab pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain

2. menjelaskan kebiasaan keluarga, teman saat berinteraksi dengan pasien

3. Menyebutkan keuntungan bergaul dengan oranglain

4. Menyebutkan kerugian tidak bergaul dengan orang lain

5. Memperagakan cara berkenalan dengan orang lain

6. Menyampaikan perasaan setelah berinteraksi dengan orang lain


Daftar pustaka

As'hab, P. P. (2017). Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (Taks): Sesi 1


(Kemampuan Memperkenalkan Diri) Pada Pasien Isolasi Sosial: Menarik
Diri (Doctoral Dissertation, Stikes Muhammadiyah Gombong).

Atun, Sri. (2018). Modul Praktika Keperawatan Jiwa. Jakarta Pusat : Asosiasi Institusi
Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia

Keliat, Budi Ana. (2013). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok , ED. 2.
Jakarta : EGC

Prabowo, Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medical Book

Nursito, E. H. ( 2012 ). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan Gangguan Isolasi
Sosial : Menarik Diri Di Ruang Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
( Doctoral dissertation, Universitas Muhamadiyah Surakarta ).

Anda mungkin juga menyukai