Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN LIFE REVIEW


THERAPY; MENJALIN KEAKRABAN PADA PASIEN LANSIA
DENGAN PENYAKIT ASAM URAT

Disusun Oleh :
1. Adelina tarigan (17001)
2. Devita Ade (17003)
3. Nenden Sri Mayang (17012)
4. Titi aprilia (17021)

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN JALAN KIMIA


TAHUN AJARAN 2019
CIBINONG
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
Life Review Therapy

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan oleh perawat
kepada pasien dengan masalah yang sama. Aktivitas sebagai terapi, dan kelompok sebagai
target asuhan. Terapi aktivitas ini dapat diberikan pada pasien dengan gangguan pandangan
diri, inisiatif menurun, ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas menurun, kehilangan
semangat sedih dan mempunyai keyakinan hidup yang tidak berguna. TAK terdiri dari 4
jenis yaitu : stimulasi kognitif/persepsi, sensori, orientasi realita, dan sosialisasi (Nuraffifah
& Susanto, 2016).

Reminiscence therapy atau life review therapy adalah suatu terapi yang dilakukan pada lansia
yang menekankan pada pengalaman masa lalu lansia. Life review therapy memiliki dampak
yang positif bagi lansia. Penelitian dengan judul Group integrative reminiscence therapy on
self-esteem, life satisfaction and depressive symptoms in institutionalized older veterans
yang dilakukan oleh Li-Fen Wu pada tahun 2011 didapatkan bahwa life review therapy dapat
mengurangi tanda-tanda terjadinya depresi, meningkatkan harga diri dan meningkatkan
kualitas hidup seorang lansia. penelitian serupa berjudul The effects of group reminiscence
therapy on depression, self-esteem, and affect balance of Chinese community-dwelling
elderly yang dilakukan oleh Wenjuan Zhoua dkk pada tahun 2011, didapatkan pula
reminiscence therapy ini efektif terhadap penurunan depresi, peningkatan harga diri.

Pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 24 Desember 2019 di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 1. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, ditemukan adanya
hambatan komunikasi. Didukung dari adanya keluhan dari Ny.S (Wisma Dahlia) bahwa para
lansia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, jarang keluar kamar dan berkomunikasi
dengan lansia lain, jarang berkomunikasi dengan lansia lain yang tinggal satu panti. Selain
itu, dari hasil observasi menunjukkan jika para lansia sibuk dengan aktivitas mereka sendiri
dan tampak jarang berkomunikasi dan jarang menyapa dengan lansia lain.
Berdasarkan hasil dari pengkajian dan observasi didapatkan bahwa keadaan lansia masih
kurang komunikasi yang efektif, belum ada keakraban satu sama lain, maka dari itu perlu

2
dilakukan terapi aktivitas kelompok untuk menjalin keakraban sehingga timbul komunikasi
yang efektif sesama lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Terapi
aktivitas kelompok yang akan dilakukan adalah Life Review Therapy yang menekankan pada
pengalaman masa lalu klien atau hobi di masa lalu klien. Diharapkan dengan terapi ini dapat
meningkatkan harga diri pada lansia dan akan berdampak pada interaksi yang maksimal dan
komunikasi yang efektif antar sesama lansia.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan kegiatan Teapi Aktifitas Kelompok Tujuan dari terapi aktivitas
kelompok ini adalah untuk menambah rasa keakraban maupun kekeluargaan antar klien.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi aktifitas kelompok ini diharapkan lansia mampu:
a. Klien mampu meningkatkan komunikasi yang efektif dengan sesama klien
b. Klien dapat saling tolong-menolong dalam kegiatan sehari-hari
c. Klien dapat menghabiskan waktu bersama-sama misalnya bercerita bersama,
menonton TV bersama, makan bersama sambil bersenda gurau.

C. Kriteria Peserta
1. Klien dengan kondisi fisik yang memungkinkan (misalnya: dapat menggerakan anggota
tubuhnya seperti tangan)
2. Klien yang termasuk dalam kelolaan Mahasiswa Akademi Keperawatan Yayasan Jalan
Kimia.
3. Klien yang kooperatif
4. Klien yang bersedia menjadi responden
5. Klien yang tidak menderita penyakit menular

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/tanggal : Senin, 30 Desember 2019
Waktu : 09.00 s.d selesai WIB

3
Tempat : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1

E. Media dan Alat


Metode yang digunakan untuk terapi aktifitas kelompok ini :
1. Speaker
Digunakan untuk memperkeras suara musik yang dimainkan
2. Bola plastic
Sebagai alat yang digunakan untuk diputar ketika permainan
3. Kursi
Sebagai tempat duduk.

F. Metode
Metode TAK berupa diskusi kelompok, bermain, bercerita.

G. Setting Tempat
- Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
- Ruangan nyaman dan tenang

P F P

L
O

P CL
P P L

Keterangan Gambar :
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
H. Pengorganisasian
1. Leader : Adelina Tarigan

4
2. Co. Leader : Devita Ade
3. Fasilitator : Titi Aprilia
4. Observasi : Nenden Sri Mayang
I. Uraian Tugas
1. Leader
Tugas :
a. Menyiapkan proposal kegiatan Terapi Aktifitas Kelompok
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai
c. Menjelaskan permainan
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
e. Mampu memimpin terapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Co-leader
Tugas :
a. Mendampingi leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktiviatas pasien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Memotivasi klien yang kurang aktif
c. Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi
4. Observasi
Tugas :
a. Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b. Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

5
c. Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan (Eko prabowo, 2014: 241-243)

J. Langkah Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan

1 Persiapan 5 menit 1. Mengingatkan kontrak dengan anggota


kelompok.
2. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan.

2 Orientasi 5 menit 1. Terapis mengucapkan salam


terapeutik.
2. Menanyakan perasaan para klien hari
ini.
3. Terapis memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan dilakukannya
TAK.
4. Terapis membuat kontrak waktu lama
bermain dengan klien.
5. Terapis menjelaskan aturan permainan.

3 Tahap kerja 25 menit 1. Musik diputar dan musik mengalun.


Sembari musik mengalun, bola plastik
diputar secara mengelilingi para Klien.
2. Musik dimatikan dan bola berhenti
pada satu Klien. Saat bola berhenti
pada satu Klien, para fasilitator/ leader/
co leader memancing Klien dalam
mengungkapkan perasaannya.
3. Klien dapat bercerita mengenai diri

6
mereka, seperti pekerjaan mereka
dahulu, hobi mereka, dan sebagainya.
4. Para fasilitator membantu Klien dalam
mengungkapkan perasaannya.
5. Setelah Klien bercerita, leader
menanyakan kepada Klien yang lain
mengenai cerita yang disampaikan
Klien atau mempersilakan Klien yang
lain untuk bertanya.
6. Setelah Klien bercerita dan Klien lain
mengungkapkan perasaan mereka, lagu
diputar lagi sampe tiap-tiap Klien
mendapat giliran untuk bercerita
mengenai pengalaman masa lalu, hobi,
atau apapun.
4 Terminasi 5 menit 1. Terapis menanyakan perasaan para
Klien setelah mengikuti TAK
2. Observer membuat kesimpulan
mengenai TAK yang sudah dilakukan
3. Observer mendiskusikan rencana
tindak lanjut yang dapat dilalukan oleh
para klien, seperti menganjurkan para
klien untuk meningkatkan komunikasi
yang efektif dan bersahabat antara satu
dengan yang lain.
4. Observer mengucapkan salam penutup.

K. Antisipasi Masalah
1) Tata Tertib pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK dimulai

7
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi
d. Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAK berlangsung Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
e. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai
f. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK telah habis,sedangkan
permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota

2) Antisipasi
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil klien
2) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali
lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti
oleh klien tersebut
3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran
pada permainan tersebut (Eko prabowo, 2014: 243-245)

L. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning dibuat sesuai dengan masalah keperawatan yang ada dalam PSTW
Budi Mulia 1

8
b. Topik dan tujuan TAK sesuai dengan masalah yang ada dalam panti
c. Kontrak waktu dan tempat sehari sebelum pelaksanaan pada Klien.
d. Media alat sesuai dengan kondisi para Klien
e. Materi TAK dipersiapkan satu hari sebelum TAK

2. Evaluasi Proses
a. Peserta TAK (5 orang lansia) hadir dan duduk pada kursi sesuai setting
b. Pelakasanaan TAK berjalan sesuai tempat dan waktu yang telah ditentukan.
c. Peserta (5 orang lansia) mengikuti kegiatan hingga selesai
d. Peralatan lengkap tersedia
e. Ada evaluasi dan kontrak lebih lanjut untuk para Klien
f. Leader, Fasilitator, Observer, menjalankan masing-masing tugasnya.

3. Evaluasi Hasil
a. TAK dilakukan 40 menit
b. Semua peserta (5 orang lansia) dapat menceritakan pengalamannya sesuai
dengan kemampuan Klien
c. Klien berjabat tangan setelah TAK selesai

9
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. T. 2017. Penggunaan terapi modalitas dan komplementer dalam praktek keperawatan
berbasis evidance based. Universitas Muhammadiyah Malang

Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Townsend, M.C. 2009. Psychiatric mental healt nursing : Concept of care in evidance-based
practice (6th). Philadelphia : F. A Davis

Nugroho. W, 2008, Keperawatan Gerontik Dan Geratrik. Jakarta : EGC

Atun. M. 2010. Lansia Sehat Dan Bugar. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Azizah, L.M. 2011. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta : Graha Ilmu

Li-Fen Wu. Group integrative reminiscence therapy on self-esteem, life satisfaction and
depressive symptoms in institutionalised older veterans. Journal of Clinical Nursing.diakses 27
desember 2019
[internet].:http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.13652702.2011.03699.x/abstract?userIsA
uthenticated=false&deniedAccessCustomisedMessage
Wenjuan Z, Guoping H, Jing G, Qun Y, Hui F, Clarence KZ. The effects of group reminiscence
therapy on depression, self-esteem, and affect balance of Chinese community-dwelling elderly.
Available from http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0167494311003335

10

Anda mungkin juga menyukai