Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas


sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien
gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A &
Akemat,2004). Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan
lingkungan sosialnya.

Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam merawat klien
dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang peneliti didapatkan di RS Jiwa
Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2008 rata-rata jumlah
klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang
atau 97,1% mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi


dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu tindakan
melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara
langsung (Rawlins, 1993). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap
proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak mampu
berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak
percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut
tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang
lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan
penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan
kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan

1
kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan kelompok
dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan kekambuhan serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah
Sakit. Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta
mengurangi perilaku maladaptif.

Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat


memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku
adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan
interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon
dengan lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien mampu
memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori klien
dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus yang
diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan
memberi respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan


terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai


tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

1.4 Manfaat

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip terapi aktivitas
kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan
jiwa

2
1.5 Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat
sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari
buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas.

1.6 Sistemtika Penulisan

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakng

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Metode Penulisan

1.6 Sitematika Penulisan

Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi


semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)

Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan


untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi sensori
klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka,
ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang
mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas
penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).

Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan menstimulasi


sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi, dan ucapan.

2.2 Tujuan

1. Tujuan Umum:

Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang


diberikan

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan kemampuan sensoris

b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian

c. Meningkatkan kesegaran jasmani

d. Mengekspresikan perasaan

3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:

a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar

4
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat

c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.

2.3 Aktivitas dan Indikasi

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi


sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi
verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak


yang telah disepakati.

2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan
mengatakan Yang lain bisa pasti Bapak bisa

3. Jika klien melakukan hal hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

2.4 Jenis Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Sensori

TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:

1. Sesi 1 : mendengarkan musik

2. Sesi 2 : Menggambar

3. Sesi 3 : Menonton TV/video

2.5 Pengorganisasian

A. Terapis

Leadear : Novianah

Co Leader : Poppy Khurnia

5
Observer : Rizky Miftaqul Jannah

Fasilitator : Febriani Fitria

Pasien : Ineke Ivon

B. PERAN DAN TUGAS

1. Leadear

Tugas :

a. Menyusun rencana TAK (proposal)


b. Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
c. Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
d. Sebagai role model
e. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Co Leader

Tugas:

a. Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok

b. Menyediakan media

3. Fasilitator

Tugas:

a. Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan aktif


dan memotifasi anggota

b. Memfokuskan kegiatan

c. Membantu mengkoordinasi anggota kelompok

d. Duduk di sela-sela pasien

4. Observer

a. Mengobservasi semua respon klien

6
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku
klien
c. Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
d. Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
e. Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader

7
Sesi 1 : mendengar musik

Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien sehingga
terjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien mampu mengenali musik yang didengar

2. Klien mempu memberii respon terhadap music

3. Klien mampu menceritakan perasannya setelh mendengarkan music

III. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)

V. Metode

1. Diskusi

2. Sharing persepsi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik diri,
harga diri rendah dan tidak mau bicara

b. Mempersiakan alat dan tempat pertemuan

8
2. Orientasi

a. Salam terapeutik

b. Salam dari terapis kepada klien

c. Evaluasi atau validasi

d. Menanyakan perasaan klien saat ini

e. Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut :

1) Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus minta ijin
kepeda terapis

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan nama
panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak


semua klien untuk bertepuk tangan.

c. Terapis dan klien memakai papan nama.

d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta
mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengan
lagu.

e. Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan (kira-
kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis
mengobservasi respon klien terhadap musik

9
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klie mendapat giliran.

g. Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan


mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai


dan brmakna dalam kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.

2) Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi Dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik, kemampuan
klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon terhadap musi,
memberi pendapat tentang musik yang didengar dan perasaan sat
mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

10
SESI 1 : TAK

STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Memberii respon ( ikut benyanyi/ menari/ joget/


menggerakkan tangan dan kaki dagu sesuai irama)

3. Memberii pendapat tetang music yang didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon,
memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music yang didengar ()
jika klien mampu dan tanda () jika klien tidak mampu

a. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK
stimulasi sensori mendengar music. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir
dan menggerakkan jari sesuai dengan irama music namun belum mampu
memberi pendapat dan perasaan tentang music. Latih klien untuk
mendengarkan music diruang rawat.

Sesi 2 : Menggambar

Terapi Stimulasi Sensori Menggambar

11
I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien


sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien dapat memberii makna gambar

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Alat

1. Kertas HV A

2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)

V. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

a) Salam dari terapis kepada klien

b) Terapis dan klien memakai papan nama

12
b. Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

a) Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar dan


menceritakannya kepada orang lain

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar


dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain .

b. Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien

c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan
saat ini

d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberii


penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.

e. Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing


klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna
gambar tersebut untuk klien.

f. Kegiatan point e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien


lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi
13
a. Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui


gambar.

c. Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.

b) Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien
yang diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar,
menyebutkan apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 2: TAK

STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR

14
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri tanda () jika klien
mampu dan tanda () jika klien tidak mampu

a. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK
stimulasi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien
mampu menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna
gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.

15
Sesi 3 : Menonton TV / Video

Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku

II. Tujuan

1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika menonton TV,
acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk klien).

2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

III. Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan televise.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

IV. Alat

1. Video/CD player dan video tape/CD

2. Televise

V. Metode

Diskusi

VI. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang tlah mengikuti TAK sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

16
a) Salam dari terapis kepada klien

b) Terapis dank lien memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/video dan


menceritakannya

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis

2) Lama kegiatan 45 menit

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapus menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton


TV/video petikan film laskar pelangi dan menceritakan makna yang telah
ditonton.

b. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.

c. Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video

d. Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan menceritakan isi


tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan searah jarum jam,
dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis. Sampai semua klien
mendapat giliran.

e. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien lain


bertepuk tangan dan memberiikan pujian.

4. Tahap Terminasi

17
a. Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik

c. Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi klien

b) Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada


tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimlasi sensori menonton, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan,
menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton.
Formulir evaluasi sebagai berikut :

18
SESI 3: TAK

STIMULASI SENSORIS MENONTON

KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA TONTONAN

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir TAK

2. Memberi respon pada saat menonton (senyum,


sedih, dan gembira)

3. Menceritakan cerita dalam TV/video

4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, berespon,
menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda () jika
klien mampu dan tanda () jika klien tidak mampu

a. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya : klien mengikuti sesi 3
TAK stimulasi sensori menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai,
ekspresi datar, dan tanpa respon, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan
dan perasaannya. Tingkatkan stimulus diruangan, ulang kembali dengan
stimulus yang berbeda.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya untuk


menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member respon yang adekuat.
Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang
diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang
mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

3.2 Saran

Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan


keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa
khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan
demikian menjadi kewajiban perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok
secara rutin sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa
dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara:


EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 28
April 2012).
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan
Keperawatan Jiwa. (Diakses 28 April 2012).
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-
terapi-aktivitas kelompok.html

21

Anda mungkin juga menyukai