Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

“TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) SESI I DI RUANG PURI
NURANI RSJ SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2019”

Disusun Oleh :

FRANSISKA SIHOMBING
180510177

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

JL.RAWA BUNTU NO.10, BSD CITY SERPONG 15318 TELP: 021-75871242


/75871245 / 50626999
TANGERANG SELATAN
PROPOSAL
“TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) SESI I DI RUANG PURI
NURANI RSJ SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2019”

Proposal ini telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan di hadapkan pembimbing materi


dan pembimbing lapangan
Program Studi Ners (Profesi) Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

Jakarta, 01 Maret 2019

Pembimbing Materi Pembimbing Lapangan

(Ns. Sri Supami, S.Kep. S.Pd. M.Kep) (Ns. Adlan Baduwi, S.Kep)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori (Halusinasi) Sesi I” disusun untuk
memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa jurusan profesi keperawatan
Stikes Banten.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
3. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.

Jakarta, 20 Februari 2019

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta
khususnya Ruang Puri Nurani dari 20 orang pasien sebanyak 19 orang (95%) menderita
halusinasi pendengaran maupun penglihatan. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi
Aktivitas Kelompok tentang halusinasi di Ruang Puri Nurani (Napza) RSJ Soeharto
Heerdjan.

B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi


2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap - cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

D. Sesi yang digunakan


1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap - cakap dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok
3. Jumlah klien
Klien yang berpatisipasi dalam kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sebanyak
5 orang.
Daftar nama klien yang mengikuti TAK:
a. Tn. D
b. Tn. Ri
c. Tn. Re
d. Tn. Ro
e. Tn. A

F. PENGORGANISASIAN
Waktu : 40 menit
Tanggal : 21 Februari 2019
Hari : Kamis
Jam : 13.00-13.40
 Tim terapis
Leader : Fransiska Sihombing
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
 Co.leader: Meliana
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
 Fasilitator: Umi Khusnul Khotimah, Sri Wahyuningsih
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
 Observer: Eva Aprianti
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok
 Setting tempat :
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Tempat tenang dan nyaman.

Gambar Setting Tempat

Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
: Pasien

 Metode dan media


a. Media
 spidol
 Papan tulis/whiteboard/flipchart
b. Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran atau simulasi
G. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

H. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini

I. TAHAP PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PADA


SETIAP SESI
PROSES PELAKSANAAN
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
izin pada terapis
 Lama kegiatan 40 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
C. Fase Kerja
1. Sesi I
Topik : Mengenal Halusinasi
Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi I diharapkan klien dapat mengenal halusinasinya.
b) Tujuan Khusus
- Klien dapat mengenal halusinasi
- Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
- Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
- Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat klien.
Hasilnya tulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar

Tahap Terminasi

1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya
jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrolhalusinasi
 Menyepakati waktu dan tempat
Format Evaluasi

No Nama klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut


halusinasi waktu situasi perasaan
terjadi terjadi saat
halusinasi halusinasi halusinasi
1 Tn. D    

2 Tn. Ro  x  x

3 Tn. Re    

4 Tn. A    

5 Tn. Ri    

6
7
8

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu
situasi, dan perasaan. Beri tanda  jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu
(pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram) anjurkan
klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Interpretasi hasil TAK Sesi 1

1. Pada kegiatan 1 menyebutkan isi halusinasi semua klien (5 orang) mampu


menyebutkan semua isi halusinasi (100%)
2. Pada kegiatan 2 menyebutkan waktu terjadi halusinasi 1 orang klien tidak mampu
menyebutkannya (80%)
3. Pada kegiatan 3 menyebutkan situasi terjadinya halusinasi semua klien (5 orang)
mampu menyebutkan situasi terjadi halusinasi (100%)
4. Pada kegiatan 4 menyebutkan perasaan saat halusinasi satu orang klien tidak mampu
menyebutkannya (80%)

100+80+100+80= 360/4=90

Jadi 90% klien mampu mengikuti kegiatan TAK sesi 1 dengan baik

Anda mungkin juga menyukai