Anda di halaman 1dari 21

PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

DAN HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA


PENDIDIKAN, PELAYANAN / PRAKTIK
DAN RISET KEPERWATAN DALAM
PENGEMBANGAN SAINS KEPERAWATAN

OLEH :
LASARUS ATAMOU (2006508021)
WIWIK HANDAYANI (2006508394)
YETTI SYAFRIDAWITA
(2006508845)
SARTIKA
(1906428000)
KINANTIKA NUR DEWANTI (2006562263)
RISKI MUHAMMAD AKBAR KAHARUDDIN (2006609872)
PENGERTIAN SAINS
KEPERAWATAN
Sains keperawatan merupakan sistem hubungan antara respon manusia
terhadap penyakit, perilaku, sosial dan budaya. Sains keperawatan
merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan
respon manusia terhadap lingkungannya. Fawcett (2006) menyatakan
bahwa disiplin ilmu profesional keperawatan diamanatkan masyarakat tidak
hanya untuk mengembangkan dan mendiseminasikan sains keperawatan,
tetapi juga untuk menggunakan ilmu tersebut guna memperbaiki kesehatan
manusia. Sains keperawatan diformulasikan dalam model konsep
keperawatan dan teori keperawatan. Tujuan sains keperawatan itu sendiri
adalah untuk mewakili sifat dari keperawatan, agar dapat dimengerti,
dijelaskan dan digunakan demi kepentingan manusia (Barret, 2002;
Holzemer, 2007 dalam McEwen & Wills, 2011).
FASE PENGEMBANGAN
SAINS KEPERAWATAN
Popper (1962) berpendapat bahwa sains akan
berkembang lebih cepat melalui proses
dugaan dan sanggahan dengan merancang
penelitian dalam upaya untuk menyangkal ide-
ide baru. Sebagaimana dicatat oleh Reynolds
(1971), jika seseorang percaya bahwa sains
adalah proses penemuan deskripsi fenomena,
strategi yang tepat untuk konstruksi teori
Pandangan adalah strategi teori-kemudian penelitian.
Dalam pandangan Reynolds, "sebagai
Rasionalisme interaksi yang terus menerus antara
konstruksi teori (penemuan) dan pengujian
dengan penelitian empiris berlangsung, teori
menjadi lebih tepat dan lengkap sebagai
deskripsi alamiah dan oleh karena itu, lebih
berguna untuk tujuan sains ”(Reynolds, 1971,
hlm. 145).
Pandangan empiris didasarkan pada gagasan
sentral bahwa pengetahuan ilmiah dapat
diturunkan hanya dari pengalaman indrawi (yaitu,
melihat, merasakan, mendengar fakta). Francis
Bacon (Gale, 1979) menerima pujian karena
mempopulerkan dasar pendekatan empiris untuk
penyelidikan. Bacon percaya bahwa kebenaran
ilmiah ditemukan melalui generalisasi fakta-fakta
yang diamati di alam. Pendekatan ini, disebut
Pandangan metode induktif, didasarkan pada kumpulan
gagasan bahwa fakta mendahului upaya untuk
Empiris merumuskan generalisasi, atau seperti yang
disebut Reynolds (1971), strategi penelitian-
kemudian-teori. Salah satu contoh terbaik untuk
dari  bentuk logika ini dalam keperawatan
berkaitan dengan merumuskan diagnosis banding.
Merumuskan diagnosis banding membutuhkan
pengumpulan fakta data dan kemudian menyusun
daftar teori yang mungkin untuk menjelaskan fakta.
Selama satu setengah abad, para filsuf
berfokus pada analisis struktur teori,
sedangkan ilmuwan berfokus pada
penelitian empiris (Brown, 1977). Para
ilmuan  memberikan pandangan yang
Pandangan lebih halus tentang positivisme logis dan
Awal Abad berpendapat bahwa proposisi teoretis
Dua puluhan (proposisi menegaskan atau menyangkal
tentang Ilmu sesuatu) harus diuji melalui observasi dan
eksperimen (Brown, 1977). Perspektif ini
Pengetahuan berakar pada idebahwa fakta empiris ada
dan Teori secara independen dari teori dan
memberikan satu-satunya dasar untuk
bersifat objektif dalam ilmu sains (Brown,
1977).
Pada tahun-tahun terakhir abad kedua puluh, beberapa penulis
mempresentasikan analisis yang menantang posisi positivis,
sehingga menawarkan dasar untuk perspektif baru sains (Brown,
1977; Foucault, 1973; Hanson, 1958; Kuhn, 1962; Toulmin, 1961).
Dalam The Phenomenology of the Social World, Schutz (1967)
Muncul menyatakan bahwa para ilmuwan yang berusaha memahami dunia
sosial tidak dapat secara kognitif mengetahui dunia luar yang tidak
Pandangan bergantung pada pengalaman hidup mereka sendiri. Dalam
pandangan sains ini, penekanan harus ditempatkan pada
tentang Ilmu keberlanjutan penelitian daripada temuan mapan. Menurut Kuhn,
sains berkembang dari pra sains ke sains normal, lalu ke krisis, lalu
Pengetahuan ke revolusi, dan kemudian ke sains normal baru. Begitu sains
normal berkembang, prosesnya dimulai lagi ketika krisis meletus

dan Teori di dan mengarah pada revolusi, dan sains normal baru muncul sekali
lagi (Kuhn, 1970; Nyatanga, 2005). Inilah yang oleh Kuhn disebut
sebagai pergeseran paradigma dalam perkembangan keilmuan
Akhir Abad dalam suatu disiplin ilmu.  Misalnya, penelitian terbaru mendukung
bahwa mobilisasi awal pasien yang sakit kritis menunjukkan hasil
Dua Puluh yang lebih baik bagi pasien (Schweickert & Kress, 2011). Praktik
keperawatan berbasis teori telah menunjukkan kapasitas untuk
merestrukturisasi perawatan profesional, meningkatkan hasil dan
kepuasan (Alligood, 2011).
PERKEMBANGAN SAINS
KEPERAWATAN DIMULAI DARI
PHILOSOPHY, PARADIGMA,
KONSEPTUAL MODEL
• Perkembangan sains keperawatan dimulai
dari tahun 1800-an yang diprakarsai oleh
Florence Nightingale. Pada saat itu Florence
menyatakan bahwa keperawatan unik dan
berbeda dari kedokteran. Karenanya
keperawatan pantas menjadi sebuah ilmu
Perkembangan pengetahuan (sains/science). Karena
Sains keperawatan sebagai sains, maka harus ada
batang tubuh pengetahuan yang sistematis
Keperawatan
(Alligood, 2014). Melewati berbagai era
bersejarah, Era Kurikulum, Era Penelitian,
Era Pendidikan Pascasarjana, Era Teori, Era
Pemanfaatan Teori.
• Filosofi bisa didefinisikan kepercayaan atau
keyakinan dan prinsip-prinsip tentang sifat
pengetahuan dan kebenarannya
(epistemologi) dan tentang sifat (entitas)
dari paradigma tersebut. filsafat ilmu
pengetahuan adalah sebuah upaya untuk
memahami makna, metode, struktur logis
Filosofi dari ilmu pengetahuan, termasuk juga di
dalamnya kriteria-kriteria ilmu pengetahuan,
hukum-hukum, dan teori-teori di dalam ilmu
pengetahuan
• Paradigma keperawatan merupakan abstrak dari cara
memandang dan keyakinan yang mendasari suatu
disiplin ilmu keperawatan dalam lingkup ilmu
keperawatan, sehinngga pelayanan keperawatan
mempunyai norma, memilki standar yang jelas dan
bisa dipertanggung jawabkan. Fenomena ini
mencakup manusia, lingkungan, sehat dan
keperawatan. Fenomena keperawatan merupakan
obyek layanan keperawatan yang didasari komponen
keperawatan manusia, kesehatan, lingkungan dan
Paradigma keperawatan. Kesimpulannya bahwa paradigma sains
keperawatan adalah cara memandang fenomena
keperawatan yang terjadi berdasarkan keilmuan yang
berkembang. Komponen dari paradigma keperawatan
sendiri pada dasarnya ada empat seperti yang
disebutkan di atas, akan tetapi perkembangannya
dalam teori sangat tergantung oleh sudut pandang
masing-masing teoris.
Model konseptual didefenisikan
sebagai sekumpulan dari abstrak dan konsep
umum yang merupakan fenomena dari suatu
disiplin ilmu. Fungsi setiap model konseptual
adalah menyediakan suatu kerangka
acuan yang khusus yang dikatakan pada suatu
disiplin ilmu bagaimana mengamati dan
Konseptua menginterpretasikan  fenomena dari disiplin ilmu.
Contoh dari model konseptual dalam keperawatan
l Model adalah : model perawatan diri Orem (1980), model
adaptasi Roy (1984), dan model system perilaku
untuk keperawatan Johnson (1980). Proses
keperawatan juga dianggap sebagai model karena
proses keperawatan adalah sekelompok konsep
yang saling berhubungan.
HUBUNGAN INTERAKTIF
PENDIDIKAN DAN
PELAYANAN
• Pendidikan keperawatan sebagai sebuah profesi menghasilkan tenaga
profesional yang diharapkan dapat menjalankan peran dan fungsi dengan baik.
Peran dan fungsi dalam pelayanan keperawatan tersebut yaitu peran sebagai
mitra kerja, pemberi informasi, pendidik, pemimpin, wali atau pengganti dan
konselor. Namun, pendidikan keperawatan dalam memberikan pelayanan ini
juga harus berdasarkan pada kemampuan untuk melakukan riset keperawatan.
Sehingga diharapkan dalam pemberian pelayanan keperawatan nantinya
berlandaskan fakta (evidence based practice).
• Berbagai masalah yang terjadi saat ini, dari masalah yang ringan hingga
kompleks merupakan salah satu fokus keperawatan. Pemberian pelayanan
diharapkan dapat berkolaborasi antar tenaga profesional dalam mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan yang ada. Profesi keperawatan diharapkan
dapat terus memberikan pelayanan yang paripurna dan terintegrasi.
Contohnya sifat pelayanan saat ini yang lebih berfokus pada tindakan promotif
(peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit).
HUBUNGAN INTERAKTIF
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
Wang danGeale (2015) berpendapat untuk peningkatan penggunaan
metodologi naratif dalam penelitian keperawatan karena ilmuwan
perawat mengungkap elemen interaksi pasien perawat. Pendekatan
naratif menjanjikan pendidikan, praktik, dan penelitian keperawatan.
Penting bagi kami untuk terus mengeksplorasi cara-cara baru untuk
mengetahui dengan rekan-rekan kami, menerapkan metodologi yang
telah berhasil diterapkan dalam ilmu social. 
• Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan penelitian saling memiliki
hubungan interaksi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
• Dalam pendidikan keperawatan mengharuskan pendidik melakukan
penelitian untuk memastikan hasil belajar yang optimal, karena melalui
penelitian dapat di hasilkan suatu teori yang dapat berguna dalam
pendidikan dan menjadi acuan di pelayanan kesehatan khususnya
dibidang keperawatan.
HUBUNGAN INTERAKTIF
PELAYANAN DAN
PENELITIAN
Menurut Alligood (2014) upaya yang dilakukan untuk membuktikan
kesahihan (rigor) dari riset untuk pengujian suatu teori dalam keperawatan,
maka perawat ilmuan dan praktisi berupaya untuk lebih menekankan pada
hubungan antar teori, riset dan praktik dengan cara : 
a. Perkembangan lebih lanjut dari teori keperawatan yang relevan dengan
praktik perawat spesialis.
b. Meningkatkan kolaborasi antara peneliti dan praktisi.
c. Memotivasi perawat peneliti untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya
kepada pihak praktisi.
d. Meningkatkan upaya untuk menghubungkan teori middle-range dengan
paradigma keperawatan.
e. Meningkatkan pada focus riset klinis.
f. Meningkatkan penggunaan teori keperawatan untuk praktik berdasarkan
teori (theory-based practice) dan pengambilan klinis.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pelayanan dan riset
keperawatan saling memiliki hubungan interaksi yang tidak dapat dipisahkan. 
Daftar Pustaka
Alligood, M. R. (2010). Nursing theory: Utilization & application (4th ed.). Maryland Heights, (MO): Mosby
Elsevier.
Fawcett, J. (2006). Analysis and evaluation of contemporary nursing knowledge second
edition. Philadelphia : .F.A. Davis Compan
Alligood, M.R. (2014). Nursing theory & Their work (8th ed). The CV Mosby company St. Louis. Toronto.
Missouri: Mosby Elseiver. Inc
Watson, J., and M. Smith. (2002). Nursing, The Philosophy and science of caring, revised edition. University of
Colorado–Denver
FAWCETT, J. (2005). Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories (2nd ed.). United States of
America: F.A. Davis Company.
http://nursing-theory.org/nursing-theorists/rosemarie-rizzo-parso.php
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai