Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA

DOSEN MK : Ns.Dwi Yogyo Suswinarto,S.Kep.M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KASUS


HARGA DIRI RENDAH

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3

1. SUCI RAHMADANI PO7247319042


2. ARPIAH B.LASAU PO7247319012
3. ALIYAH RAMADHANI PO7247319004
4. AFRIANI FAUZIAH PO7247319002
5. MOH RAIHAN J PO7247319029
6. ANDRI PO7247319005

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Warahmatullahi.Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah “Keperawatan Jiwa”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Keperawatan Jiwa Khususnya Pada Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Kasus Harga Diri Rendah “ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian ilmu dan juga pengetahuannya sehingga tugas ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari, tugas yang telah kami buat masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan tugas ini.
Waalaikumsalam. Warahmatullahi.Wabarakatuh

Tolitoli, 23 Februari 2021

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
D. Manfaat..................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
1. PENGERTIAN HARGA DIRI RENDAH........................................................................6
2. TANDA DAN GEJALA...............................................................................................7
3. FAKTOR PREDISPOSISI............................................................................................8
4. FAKTOR PRESIPITASI...............................................................................................8
5. STRATEGI KOPING..................................................................................................9
6. RENTANG RESPON................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH....................................................11
1. DIAGNOSA............................................................................................................11
2. INTERVENSI..........................................................................................................12
3. STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )............................................................................15
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................29
A. Kesimpulan...........................................................................................................29
B. Saran.....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena tuntutan atau kebutuhan hidup yang semakin meningkat seperti pemenuhan
kebutuhan ekonomi sandang, pangan, papan, pemenuhan rasa sayang, rasa aman
dan aktualisasi diri dapat mengakibatkan tingginya tingkat stress dikalangan
masyarakat juga individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme
koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu mengalami berbagai penyakit baik
fisik maupun mental.
Kecenderungan(trend) gangguan mental psikiatri akan semakin meningkat
seiring dengan terus berubahnya situasi ekonomi dan politik ke arah tidak menentu, 
prevalensi  bukan saja pada kalangan menengah ke atas sebagai dampak langsung
atau tidak langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diri terhadap
perubahan sosial.Seseorang dengan harga diri rendah akan merasa tidak berdaya,
frustasi, depresi, dan menjadi korban. Orang tersebut akan sangat rentan terhadap
tekanan akibat stress.
Masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah akan memberikan dampak
negatif pada klien diantaranya klien akan merasa malu, minder akan keadaan dirinya
dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Harga Diri Rendah ?
2. Apa tanda dan gejala dari Harga Diri Rendah ?
3. Apa faktor predisposisi Harga Diri Rendah ?
4. Apa faktor presipitasi Harga Diri Rendah ?
5. Bagaimana strategi koping Harga Diri Rendah ?
6. Bagaimana rentang respon Harga Diri Rendah ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan Harga Diri Rendah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Harga Diri Rendah
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Harga Diri Rendah
3. Untuk mengetahui faktor predisposisi Harga Diri Rendah
4. Untuk mengetahui faktor presipitasi Harga Diri Rendah
5. Untuk mengetahui strategi koping Harga Diri Rendah
6. Untuk mengetahui rentang respon Harga Diri Rendah
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan Harga Diri Rendah

D. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan tentang ruang lingkup dan asuhan keperawatan
harga diri rendah.
BAB II
KONSEP HARGA DIRI RENDAH

1. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah evaluasi dari atau kemampuan diri yang negatif dan
dipertahankan dalam waktu yang lama (Nanda 2005 dalam Direja, 2011).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima
dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry, dalam Fitria
2009).
Dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah dikarenakan penilaian
internal maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan
penilaian dari individu itu sendiri , sedangkan penilaian eksternal merupakan
penilaian dari luar diri individu ( seperti orang tua, teman, saudara dan lingkungan )
yang sangat mempengaruhi penilaian individu terhadap dirirnya.

2. TANDA DAN GEJALA

a. Mengejek dan mengkritik diri.


b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

3. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri


Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya.Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri,
kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang
hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita.Sesuai dengan standar tersebut,
jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan
konflik diri maupun hubungan sosial.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak
menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa
bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak
remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman sebaya
merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima,
dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya.
d. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak,
contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami
depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-
pikiran negatif dan tidak berdaya.

4. FAKTOR PRESIPITASI

Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen. Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan
pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola
asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara,
kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan
eksternal :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas
diri, peran dan harga diri.

5. STRATEGI KOPING

Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek atau jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
a. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :
1) Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau genk )
3) Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik,
kontes untuk mendapatkan popularitas )
4) Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas
diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini ( misalnya, penyalahgunaan
obat )
b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1) Penutupan identitas-adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
2) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.
6. RENTANG RESPON
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri (+) Harga diri Kerancauan Depersonalisasi


Diri Rendah Identitas

Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:


a. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya
b. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. Individu dapat
mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam menilai
suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistis.
Sedangkan respon maladaptif dari konsep diri meliputi:
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Kerancauan identitas
Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-
kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
c. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
sdirinya dengan orang lain.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga ( pelaku rawat ). Tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data
subjektif dan objektif seperti yang tertera dibawah ini.
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
d. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
e. Merusak atau melukai orang lain.
f. Perasaan tidak mampu.
g. Pandangan hidup yang pesimitis.
h. Tidak menerima pujian.
i. Penurunan produktivitas.
j. Penolakan tehadap kemampuan diri.
k. Kurang memperhatikan perawatan diri.
l. Berpakaian tidak rapi.
m. Berkurang selera makan.
n. Tidak berani menatap lawan bicara.
o. Lebih banyak menunduk.
p. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
2. DIAGNOSA

Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala harga diri


rendah yang ditemukan. Pada pasien gangguan jiwa, diagnosis keperawatan yang
ditegakkan adalah:

Isolasi Sosial

CP Harga Diri Rendah

Mekanisme Koping Mekanisme Koping


Individu Tidak Efektif Keluarga Tidak Efektif

Harga diri rendah merupakan core problem (masalah utama). Apabila harga diri
rendah pasien tidak diintervensi akan mengakibatkan isolasi sosial. Penyebab harga
diri rendah pasien dikarenakan pasien memiliki mekanisme koping yang inefektif dan
dapat pula dikarenakan mekanisme koping keluarga yang inefektif.

3. INTERVENSI

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah


Tujuan Pasien mampu :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
Tindakan Keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya, dengan cara :
- Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien.
- Perkenalkan diri dengan klien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang
disukai.
- Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
- Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
- Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi.
- Tunjukkan sikap empati terhadap klien.
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
Tindakan keperawatan :
- Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
daftar kegiatan)
- Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif
setiap kali bertemu dengan klien.
3) Membantu pasiendapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan keperawatan :
- Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan ) buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
- Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan klien.
4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar
kegiatan yang dapat dilakukan.
Tindakan keperawatan :
- Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
- Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
- Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
- Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien.
5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan
menyusun rencana kegiatan.
Tindakan keperawatan :
- Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
- Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasiensetiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
- Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
- Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
- Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klien.

b. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri Rendah


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi klien.
Tujuan Keluarga mampu :
1) Mengenal masalah harga diri rendah
2) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
3) Merawat harga diri rendah
4) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
5) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien
6) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Tindakan Keperawatan :
- Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri
rendah
- dan mengambil keputusan merawat klien
- Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
- Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
- Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung
- meningkatkan harga diri klien
- Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera
- ke fasilitas pelayanan kesehatan
- Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

4. STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )
SP : 1 – Pasien
Masukkan dalam kegiatan pasien
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien tidak mau mengungkapkan perasaannya,merunduk.
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 1 pasien
a. mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
b. Menilai kemampuan yang belum di lakukan saat ini.
c. Memilih kemampuan yang akan di latih.
d. Melatih kemampuan pertama yang telah di pilih.
e. Memasukkan jadwal kegiatan pasien.
4. Rencana tindakan keperawatan
a) Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dan beri
pujian/reinfocement atas kemampuan menggungkapkan perasaanya.
- Hindari memberi penilaian negatif, berikan pujian yang realistis.
b) Menilai kemampuan yang belum di lakukan saat ini.
- Diskusikan kemampuan klien yang masih dapat di gunakan selama sakit.
- Diskusikkan juga kemampuan klien yang masih dapat dilakukan di rumah
sakit dan di rumah nanti.
c) Memilih kemampuan yang akan di latih.
- rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai Kemampuan
- Tinggkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
(sering klien takut melaksanakannya).
d) Melatih kemampuan pertama yang telah di pilih.
- Memberikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang di
Rencanakan.
- Berikan pujian atas keberhasilan klien.
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
e) Memasukkan jadwal kegiatan pasien.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi, perkenalkan nama saya perawat S. Saya mahasiswa
Poltekkes palu prodi tolitoli, Saya praktek disini selama 2 minggu, dinas
setiap hari senin sampai dengan sabtu, Kalo boleh saya tahu nama adik
siapa? Dan senang dipanggil apa?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana kabar Adik T hari ini ? sehat?
c. Kontrak
1) Topik : bagaimana kalau kita bercakap tentang kemampuan atau hobi
yang biasa Adik T kerjakan?
2) Tempat : kita berbicara di sini saja ya?
3) Waktu : mau berapa lama, bagaimana kalau 10 menit saja?
2. Kerja
- Sekarang Adik T Saya ajak Ngobrol-ngobrol ya! Adik tidak usah malu saya
ajak ngobrol, ungkapkan saja apa yang Adik rasakan?
- Adik berasal dari mana ?
- Apa yang biasa adik lakukan di rumah ? dari kamar tidur dulu deh, biasanya
ngerjakan apa aja? Terus apa lagi? Biar saya buat daftar
- Sekarang yang biasa dilakukan di rumah, kegiatan adik lainnya apa?
- Apa Adik mempunyai kegiatan yang disenangi selain tadi?
- Nah adik ini daftar yang adik katakan tadi, besok kita mulai salah satu
daftar ini ya dik ?
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan adik setelah kita ngobrol tadi?
b. Evaluasi obyektif
- Apa saja kemampuan yang biasa adik lakukan?.... bagus sekali
- Terus kegiatan adik di rumah tadi apa saja?..... benar sekali.
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah dik, nanti coba adik ingat-ingat lagi siapa tahu ada hobi adik yang
belum masuk ke dalam daftar ya dik?
d. Kontrak
1) Topik
Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita akan
melihat kemampuan adik yang masih bisa kita lakukan di rumah sakit
dan mana yang bisa dilakukan di rumah.
2) Tempat
Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau di tempat ini saja.
3) Waktu
Besok kakak akan menemui adik lagi kesini sekitar jam 9.00 WIB.

SP : 2 – Pasien
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien telah mengetahui beberapa kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 2 pasien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b. Memilih kemampuan kedua yang dapat di lakukan.
c. Melatih kemampuan yang di pilih.
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
4. Rencana tindakan keperawatan.
a) Mengevaluasi kegiatan yang lalu (sp 1).
b) Memilih kemampuan kedua yang dapat di lakukan.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dan beri
pujian/reinfocement atas kemampuan menggungkapkan perasaanya.
- Hindari memberi penilaian negatif, berikan pujian yang realistis.
- Diskusikan kemampuan klien yang masih dapat di gunakan selama
sakit.
- Diskusikkan juga kemampuan klien yang masih dapat dilakukan di
rumah sakit dan di rumah nanti.
c) Melatih kemampuan yang di pilih.
- rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai Kemampuan
- Tinggkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
(sering klien takut melaksanakannya).
- Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang di
Rencanakan.
- Berikan pujian atas keberhasilan klien.
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
d) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi dik.
b. Evaluasi/Validasi
Saya perawat perawat S kemarin masih ingat?..... bagus, bagaimana
kabar adik hari ini?
c. Kontrak
1) Topik : masih ingat kan dengan perjanjian kita kemarin? Kita akan
membicarakan daftar kemampuan adik dan membedakannya mana
yang disa dilakukan di rumah sakit maupun di rumah.
2) Tempat : bagaimana kalau kita berbincang di tempat duduk ini saja
ya dik.
3) Waktu : kita bahas sebentar saja sekitar 15 menit. Adik setuju kan?
2. Kerja
- Ini daftar kemampuan yang adik miliki kemarin, apa adik masih ingat?
- Sekarang kita lihat satu per satu apa yang dapat dilakukan adik di rumah
sakit?
- Sekarang coba adik pilih yang mana yang bisa kita latih sekarang?
Bagaimana kalau yang ini ?
- Ini saya beri contoh terlebih dahulu ya adik? Sekarang coba adik yang
melakukan.
- Baik sekali bagaimana kalo kita coba tambahan kegiatan lain dik?
- Nah , sekarang sudah selesai. Mari kita duduk lagi dan membuat jadwal
tambahan lagi.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan adik setelah kita latihan tadi?
b. Evaluasi obyektif
Coba adik sebut ulang bagaimana cara kita mengerjakan hal tadi? Jelaskan
ya dik?
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah, adik harus melakukan latihan ini secara rutin agar nant kalau
pulang adik tidak kesulitan. Adik bisa melatihnya setiap saat atau
dilakukan pada waktu tertentu. Adik mau yang mana? Baiklah, adik latihan
hal ini setiap bangun tidur ya dik?
d. Kontrak
1) Topik : baiklah dik, kakak harus melanjutkan pekerjaan kakak. Besok
kita coba kemampuan adik yang tadi dan ditambah dengan yang lain.
2) Tempat : Bagaimana kalau di ruangan adik ini saja? Atau adik ingin di
taman ?
3) Waktu : baik, besok, kakak akan menemui adik setelah jam makan
siang sekitar pukul 12.30 WIB
SP : 3 – Pasien
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien telah mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan di RS dan telah
melatih satu kemampuan yang telah masuk jadwal kegiatan harian (ADL).
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 3 pasien
a. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2)
b. Memilih kemampuan ketiga yang dapat di lakukan.
c. Melatih kemampuan tiga yang di pilih.
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.
4. Rencana tindakan keperawatan
a) Mengevaluasi kegiatan yang lalu (sp 1 dan 2).
b) Memilih kemampuan kedua yang dapat di lakukan.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dan beri
pujian/reinfocement atas kemampuan menggungkapkan perasaanya.
- Hindari memberi penilaian negatif, berikan pujian yang realistis.
- Diskusikan kemampuan klien yang masih dapat di gunakan selama
sakit.
- Diskusikkan juga kemampuan klien yang masih dapat dilakukan di
rumah sakit dan di rumah nanti.
c) Melatih kemampuan yang di pilih.
- rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai Kemampuan .
- Tinggkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
- Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
(sering klien takut melaksanakannya).
- Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang di
Rencanakan.
- Berikan pujian atas keberhasilan klien.
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
d) Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang adik. Saya perawat perawat S kemarin masih ingat?.....
bagus.
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan adik hari ini? Senang kan? Apakah kegiatan kemarin
sudah adik lakukan tadi pagi?.... bagus sekali. Nah, kita buka jadwalnya
dan kita beri tanda bahwa adik sudah melakukannya. Hebat ya adik!
c. Kontrak
1) Topik : nah, sekarang kita akan melatih kemampuan adik yang lain.
Adik setuju kan?
2) Tempat : kali ini kita lakukan di taman saja ya dik? Biar lokasinya
memungkinkan?
3) Waktu : bagaimana kalu 20 menit saja?
2. Kerja
- Nah dik, ini jadwal yang kemarin kita buat apa adik masih ingat.
Bagaimana kalau sekarang kita mencoba kegiatan lain misalnya yang ini?
- Nah, mari kita praktikkan lagi ya dik Ikuti saya ya dik? Nanti kalau adik
sudah bisa adik bisa melakukannya sendiri. Bagaimana?
- Sekarang coba lakukan sendiri nanti kalau adik ada kesulitan bisa saya
bantu.
- Dan sekarang kita masukkan lagi kedalam jadwal adik ya
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan Adik setelah mencobanya sendiri? senang?
b. Evaluasi obyektif
Coba ulangi lagi kegiatan tadi? Yak benar, baik sekali adik sudah pandai
melakukannya.
c. Rencana tindak lanjut
- Nah, bagaimana kalau kegiatan tadi Adik lakukan juga secara rutin?
- Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan jadwal kegiatan harian
adik juga?
d. Kontrak
1) Topik : nah, sudah 2 kegiatan yang dilakukan. Bagaimana kalau kita
latih lagi kegiatan selanjutnya.
2) Tempat : adik mau dimana? Baik kita akan melakukan kegiatan
tersebut di sana ya?
3) Waktu : besok teman saya akan menemui adik jam 11.00 setelah
terapi.

SP : 1 – Keluarga
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien telah mengetahui beberapa kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 1 keluarga
a. Mengidentifikasi masalah yang di rasakan dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan proses terjanya HRD.
c. Menjelaskan tentang cara merawat pasien.
d. Bermain peran dalam merawat pasien HRD.
e. Menyusun RLT keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien.
4. Rencana tindakan keperawatan :
a) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
harga diri rendah.
b) Bantú keluarga memberi dukungan selama klien di rawat.
c) Bantú keluaga menyiapkan lingkungan di rumah.
d) Memasukkan jadwal kegiatan keluarga.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bapak, perkanalkan nama saya perawat S, di sini saya
merawat pasien T.
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana kabar ibu hari ini?
c. Kontrak
1) Topik : Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara
merawat T ?
2) Tempat : kita berbicara di kantor perawat saja ya?
3) Waktu : kita berbicara 20 menit ya bu?
2. Kerja
- Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T”
- “Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang  terlihat tidak percaya
diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering
menyalahkan dirinya. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki
masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus
menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi,
misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri”
- “Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”
- “Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
- “Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T”
- ”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama ( kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan T )
- ” T itu telah berlatih dua kegiatan disini yaitu .......
- Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan kegiatan
tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya
Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya”.
- ”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu
tetap  perlu memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya
kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa T
ke puskesmas”
- ”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada T”
- ”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan
pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin
terampil mencuci piring”
- ”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap tadi?
b. Evaluasi obyektif
- “ Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T
dan bagaimana cara merawatnya? ”
- “ Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap
kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga
demikian. ”
c. Rencana tindak lanjut
Bagaimana kalau pada pertemuan selanjutnya kita akan membahas
bagaimana cara memberi pujian langsung pada T?
d. Kontrak
1) Topik : kita akan membahas bagaimana cara memberi pujian yang
baik pada T.
2) Tempat : nanti ibu bisa menemui saya di ruang perawat ya bu?
3) Waktu : bagaimana kalu besok lagi ibu ke sini untuk memantau
perkembangan T ?
SP : 2 –Keluarga
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
klien mampu melakukan apa yang diajarkan.
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 2 keluarga
a. Evaluasi kemampuan SP 1
b. Latih keluarga langsung ke pasien.
c. Menyusun RTL keluarga /jadwal keluarga untuk merawat pasien.
4. Rencana tindakan kepeawatan:
a) Evaluasi kemampuan Sp 1
b) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
harga diri rendah.
c) Bantú keluarga memberi dukungan selama klien di rawat.
d) Bantú keluaga menyiapkan lingkungan di rumah.
e) Memasukkan jadwal kegiatan keluarga.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ibu
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana kabar ibu? Sehat ya bu?
c. Kontrak
1) Topik : baiklah bu, sekarang kita menemui T ya bu ?
2) Tempat : sekarang T tidak ada kegiatan jadi kita langsung menuju ke
kamarnya ya bu?
3) Waktu : hari ini kita latihan sebentar saja ya? Kira-kira 45 menit.
2. Kerja
- ”Selamat pagi adik T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
- ”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat
pulih.”(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
- ”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah
kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan anak Bapak/Ibu”(Saudara mengobservasi keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada
pertemuan sebelumnya).
- ”Bagaimana  perasaan T setelah berbincang-bincang dengan Orang
tuaT?”
- ”Baiklah,  sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”
- ”Sekarang Kita akan membuat jadwal keluarga dalam mengurus T”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan tadi?
b. Evaluasi obyektif
mulai sekarang ibu bisa melatih T secara mandiri kan bu? Coba ibu
jelaskan?..... Bagus ibu.
c. Rencana tindak lanjut
Pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan pengalaman ibu saat
merawat T.
d. Kontrak
1) Topik : kita akan membahas pengalaman ibu saat merawat T
bagaimana kesulitan-kesulitannya juga.
2) Tempat : seperti biasa bapak bisa menemui saya di kantor perawat
ya bu?
3) Waktu : kita akan bertemu lagi hari kamis ya bu, jam 11.00 WIB ya
bu?
SP : 3 – Keluarga
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
keluarga mau memberi dukungan
2. Diagnosa
Gangguan konsep diri dengan harga diri rendah.
3. Tujuan SP 3 keluarga
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Evaluasi kemampuan pasien.
c. RTL keluarga :
 Follow up
 Rujukan.
4. Rencana tindakan keperawatn:
a. Evaluasi kemampuan keluarga
b. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
harga diri rendah.
c. Bantú keluarga memberi dukungan selama klien di rawat.
d. Bantú keluaga menyiapkan lingkungan di rumah.
e. Memasukkan jadwal kegiatan keluarga.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang ibu...
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana kabar ibu dan bapak hari ini?
c. Kontrak
1) Topik : Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka  kita akan
membicarakan jadwal Tselama di rumah”
2) Tempat : kita berbicara sebentar di kantor ibu ya?
3) Waktu : sekitar 15 menit saja ya bu.
2. Kerja
- ”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan,
apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah
dibuat selama T dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik
jadwal kegiatan  maupun jadwal minum obatnya”
- ”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh T selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus
menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri,
menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas
Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
- ”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T
selama di rumah.
- ”Sekarang Kita akan membuat jadwal keluarga dalam mengurus T”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana apa ada pertanyaan lagi bu?
b. Evaluasi obyektif
Bagus sekali bu, anda sudah bisa mengaplikasikan sendiri.
c. Rencana tindak lanjut
Rencana selanjutnya ibu harus meneruskan daftar kegiatan T ini untuk
mempercepat kesembuhan T.
d. Kontrak
1) Topik : ibu harus meneruskan jadwal secara bertahap ya bu?
2) Tempat : ibu harus melakukannya di rumah dan kalau bisa sekalian
di lingkungan sekitar ya bu?
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik
diri secara sosial. Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri
yang tidak realistis.

B. Saran
Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca dapat
menerapkan isi dari makalah ini tentang “harga Diri Rendah”. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami yang
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

halifah, E. n. (2016, Juli 01). repository.ump. Dipetik Februari 18, 2021, dari BAB II.pdf:
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%2520NUR
%2520HALIFAH%2520BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjc2bi5yP_uAhXc7nMBHaK5DvEQFjADegQIFRAC&usg=A
OvVaw0nsBQHojJzflp5HvFf1ztI

Marmono, L. D. (2018, juni 27). Harga Diri Rendah. Dipetik februari 18, 2021, dari
repository.ump:https://repository.ump.ac.id/8276/3/Lisva%20Dewi%20Marmono
%20BAB%20II.pdf

Marpaung, S. (2018, juni 12). laporan pendahuluan harga diri rendah. Dipetik februari
18, 2021, dari academia.edu: https:/ /www.academia.edu/37004552/LAPORAN_
PENDAHULUAN_HARGA_DIRI_RENDAH

Pramudyawan, D. (2019, juni 25). harga diri rendah. Dipetik februari 18, 2021, dari
academia.edu: https://www.academia.edu/35756249/HARGA_DIRI_RENDAH_docx

Ratih, I. P. (2019, september 26). laporan pendahuluan harga diri rendah. Dipetik
februari 18, 2021, dari scribd: https://id.scribd.com/doc/96559325/Laporan-
Pendahuluan-Harga-Diri-Rendah

Matulessy, J. K. (2014, februari 19). id.scribd. Dipetik februari 18, 2021, dari Makalah
HDR: https://id.scribd.com/doc/207926414/Makalah-HDR

Anda mungkin juga menyukai