Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGGUNAAN VCO ( VIRGIN COCONUT OIL ) DALAM PENCEGAHAN

LUKA TEKAN DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING

DI RUANG INTERNE RSUP DR M. DJAMIL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :
KELOMPOK H

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING

KLINIK

( ) ( )

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING

KLINIK

( ) ( )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2019

Pengorganisasian

Penanggung Jawab : Syahri Maryulis

Moderator : Raudah

Presenter : Annisa Setia Candra

Fasilitator : - Tessa Delvita Sari

- Yulia Rahmi Putri

- Novandro Caniago

- Rosezi Ilma

- NindiCofiana

- Sri Whyuningsih

- Yuri AuliyaArrahim

Obsevator : Yesi Martina


BAB I

ANALISA SITUASI

Masalah kesehatan utama yang menjadi salah satu penyebab kematian pada

manusia adalah penyakit kronis. Penyakit kronis merupakan jenis penyakit

degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama

(World Health Organization, 2015). Penyakit degeneratif yang terjadi di masyarakat

seperti stroke, gagal ginjal kronik, kanker, hipertensi, gagal jantung dan diabetes

mellitus. Penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan sehingga pasien harus

menjalani perawatan, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Pasien yang

menjalani rawat inap diindikasikan untuk longbed rest atau tirah baring untuk

mendapatkan perawatan yang lebih optimal sesuai dengan penyakit yang dideritanya,

pasien juga tidak lepas dari kemungkinan dampak buruk dari rawat inap atau tirah

baring (Sarafino, 2012).

Tirah baring merupakan suatu kondisi dimana inaktivitas di atas tempat tidur

dalam jangka waktu yang lama. Tirah baring dapat menyebabkan gangguan pada

sistem vaskularisasi, limfe, dan penumpukan cairan pada daerah distal sehingga tidak

dapat dipompa ke arah jantung. Dampak buruk dari Tirah baring yaitu gangguan

integritas kulit yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi dan luka tekan (Potter &

Perry, 2013). Dampak lain bagi pasien yang dirawat lama di rumah sakit dengan

keterbatasan aktivitas multiple and life threatening medical complications, yaitu

meningkatkan durasi lama rawat atau length of stay (LOS). Hal ini akan

meningkatkan beban terutama biaya rawat inap sesuai lama waktu perawatan

(Widodo, 2013).
Luka tekan disebabkan karena terjadinya gangguan sirkulasi peredaran

darah ke jaringan sehingga mengalami kerusakan atau gangguan integritas kulit

dan stress mekanik terhadap jaringan, yang mengakibatkan iskemik lokal.

Jaringan lunak yang berada pada dua permukaan yang keras dan terjadi

gesekan antara kedua permukaan tersebut, yaitu antara permukaan rangka tulang

dengan permukaan tempat tidur (Kozier, 2011).

Potter & Perry (2013) mengungkapkan bahwa luka tekanan, luka dekubitus

atau luka baring adalah gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan yang

lama dan tak henti-henti. Luka dekubitus atau luka tekan merupakan kondisi yang

paling sering dialami oleh individu yang mengalami imobilitas lama (Marrelli, 2007).

Tekanan dan toleransi jaringan dapat menyebabkan luka tekan atau luka dekubitus

(Setiani, 2014).

Luka tekan atau ulkus dekubitus terhadap perawatan pasien akan

menjadi lebih lama dan biaya yang ditimbulkan akibat adanya luka tekan dapat

menjadi lebih tinggi, baik bagi klien itu sendiri maupun bagi rumah sakit. Pada

akhirnya pasien akan terganggu dengan panjangnya periode hospitalisasi

(Morison, 2014). Angka prevalensi di rumah sakit perawatan akut telah

ditemukan bervariasi antara 4,7% dan 18,6% survei prevalensi luas yang

dilakukan di 43 rumah sakit perawatan akut. Hasil penelitian oleh Mukti tahun

2014, menunjukan bahwa insidensi terjadinya dekubitus bervariasi,

tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi ditanan perawtan acute care,

15-25% ditatanan perawat jangka panjang/ longterm care, dan 7-12%

ditatanan perawatan rumah// homecare. dalam beberapa penelitian di

Amerika menunjukkan bahwa 3-10% pasien yang dirawat di rumah sakit


menderita dekubitus dan 2,7%peluang terbentuk Dekubitus baru, namun angka

tersebut terus menunjukkan peningkatan hingga 7,7-26,9%.

Hasil dari penelitian yang dilakukan sebelumnya di Indonesia

insiden terjadinya luka tekan cukup tinggi yaitu sekitar 33,3 %, menurut

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) angka ini termasuk tinggi

jika dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya (Yusuf, 2015). Di negara

Indonesia untuk angka kejadian ini sangatlah tinggi dibandingkan di

negara-negara lain di dunia, maka diperlukan penanganan yang serius

dan khusus untuk menyelesaikan masalah ini. Depkes (2015) menetapkan

target sasaran mutu pasien tidak mengalami luka tekan atau ulkus dekubitus

selama perawatan haruslah 0 %.

Studi pendahuluan di RSUP Dr. M. Djamil Padang diperoleh data jumlah

pasien dengan dekubitus pertahun sebagai berikut, pada tahun 2013 terdapat

16 orang pasien yang mengalami dekubitus yaitu, 5 orang pasien yang

dirawat di bangsal penyakit dalam, 5 orang pasien di bangsal neurologi, 2

orang pasien di bangsal bedah, 2 orang pasien di bangsal umum dan 2orang di

bangsal kardiologi. Tahun 2014, tercatat 21 orang pasien yang

mengalami dekubitus yaitu, 9 orang pasien yang dirawat di bangsal neurologi, 8

orang pasien yang di ruang penyakit dalam, 3orang pasien di bangsal bedah dan

1 orang pasien di bangsal bedah orthopedi. Tahun 2015, tercatat 48 orang

pasien yang mengalami dekubitus yaitu, 19 orang pasien yang dirawat di bangsal

neurologi, 21orang yang di ruang penyakit dalam, 3 orang pasien di bangsal umum

dan 5 orang pasien di bangsal bedah.


Luka tekan atau dekubitus yang terjadi dapat dilakukan tindakan

intervensi pencegahan luka dekubitus seperti perawatan luka, obat topikal, kasur

terapeutik dan edukasi (Mutia et al, 2015). Merawat kulit merupakan tindakan

perawatan pada kulit yang berisiko terjadi kerusakan integritas kulit, khususnya pada

daerah yang mengalami tekanan atau tonjolan (Uliyah & Hidayat, 2013). Merawat

kulit dengan memberikan topikal yang berfungsi untuk melembabkan kulit pada

daerah yang berisiko terjadinya luka tekan. Menurut Junaidi & Iskandar (2012)

integritas kulit yang normal dapat dipertahankan dengan memberikan baby oil,

minyak zaitun, dan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil (VCO).

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa murni yang dihasilkan

dari proses pengolahan daging buah kelapa tanpa melakukan pemanasan atau melalui

pemanasan dengan suhu rendah sehingga menghasilkan minyak dengan warna yang

jernih serta bebas dari radikal bebas akibat pemanasan (Handayani et al, 2011).

Lucida et al (2013) mengungkapkan kandungan asam lemak (terutama asam laurat

dan oleat) dalam VCO memiliki sifat yang dapat melembutkan kulit. VCO efektif

digunakan sebagai moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidrasi kulit

dan mempercepat penyembuhan pada kulit (Lucida et al, 2013).

VCO sangat baik untuk kesehatan kulit, mengandung pelembab alami

sehingga mudah diserap kulit, mengandung vitamin E yang dapat membantu menjaga

kulit agar tetap lembut, halus, dan mengurangi risiko kanker kulit (Soekardi &

Yuliadi, 2012). Menurut Price (2013) medium fatty acid yang terdapat pada VCO

mengandung sabun yang sama seperti pada sabun kulit, terdapat lemak ilmiah yang

menjadi antimikrobial pada kulit dan melindungi kulit dari infeksi.


Berdasarkan latar belakang di atas maka kelompok tertarik untuk memberikan

penyuluhan tentang penggunaan VCO ( Virgin Coconut Oil ) dalam pencegahan luka

tekan dekubitus pada pasien tirah baring di ruang Interne RSUP Dr M. Djamil.
BAB II

PENDAHULUAN

BAB II

PERMASALAHAN

Tirah baring merupakan suatu kondisi dimana inaktivitas di atas tempat tidur

dalam jangka waktu yang lama. Tirah baring dapat menyebabkan gangguan pada

sistem vaskularisasi, limfe, dan penumpukan cairan pada daerah distal sehingga tidak

dapat dipompa ke arah jantung. Dampak buruk dari Tirah baring yaitu gangguan

integritas kulit yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi dan luka tekan (Potter &

Perry, 2013).

Potter & Perry (2013) mengungkapkan bahwa luka tekanan, luka dekubitus

atau luka baring adalah gangguan integritas kulit berhubungan dengan tekanan yang

lama dan tak henti-henti. Luka dekubitus atau luka tekan merupakan kondisi yang

paling sering dialami oleh individu yang mengalami imobilitas lama (Marrelli, 2007).

Tekanan dan toleransi jaringan dapat menyebabkan luka tekan atau luka dekubitus

(Setiani, 2014).

Luka tekan disebabkan karena terjadinya gangguan sirkulasi peredaran

darah ke jaringan sehingga mengalami kerusakan atau gangguan integritas kulit

dan stress mekanik terhadap jaringan, yang mengakibatkan iskemik lokal.

Jaringan lunak yang berada pada dua permukaan yang keras dan terjadi

gesekan antara kedua permukaan tersebut, yaitu antara permukaan rangka tulang

dengan permukaan tempat tidur (Kozier, 2011).


BAB III

SOLUSI PERMASALAHAN

Luka tekan atau dekubitus yang terjadi dapat dilakukan tindakan

intervensi pencegahan luka dekubitus seperti perawatan luka, obat topikal, kasur

terapeutik dan edukasi (Mutia et al, 2015). Merawat kulit merupakan tindakan

perawatan pada kulit yang berisiko terjadi kerusakan integritas kulit, khususnya pada

daerah yang mengalami tekanan atau tonjolan (Uliyah & Hidayat, 2013). Merawat

kulit dengan memberikan topikal yang berfungsi untuk melembabkan kulit pada

daerah yang berisiko terjadinya luka tekan. Menurut Junaidi & Iskandar (2012)

integritas kulit yang normal dapat dipertahankan dengan memberikan baby oil,

minyak zaitun, dan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil (VCO).

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa murni yang dihasilkan

dari proses pengolahan daging buah kelapa tanpa melakukan pemanasan atau melalui

pemanasan dengan suhu rendah sehingga menghasilkan minyak dengan warna yang

jernih serta bebas dari radikal bebas akibat pemanasan (Handayani et al, 2011).

Lucida et al (2013) mengungkapkan kandungan asam lemak (terutama asam laurat

dan oleat) dalam VCO memiliki sifat yang dapat melembutkan kulit. VCO efektif

digunakan sebagai moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidrasi kulit

dan mempercepat penyembuhan pada kulit (Lucida et al, 2013).

VCO sangat baik untuk kesehatan kulit, mengandung pelembab alami

sehingga mudah diserap kulit, mengandung vitamin E yang dapat membantu menjaga

kulit agar tetap lembut, halus, dan mengurangi risiko kanker kulit (Soekardi &

Yuliadi, 2012). Menurut Price (2013) medium fatty acid yang terdapat pada VCO
mengandung sabun yang sama seperti pada sabun kulit, terdapat lemak ilmiah yang

menjadi antimikrobial pada kulit dan melindungi kulit dari infeksi.


BAB IV

METODE PELAKSANAAN

4.1 TahapPersiapan

a. Melakukan Konsultasi dengan Dosen Pembimbing mengenai SAP yang akan

diajukan

b. Melakukan pengamatan terhadap objek sasaran yang tepat

c. Melakukan koordinasi dengan pasien di Ruang Interne RSUP Dr M. DJAMIL

Padang untuk persetujuan kesediaan bekerjasama

d. Mentoring kepada Tim Kerja untuk memahami dan memberikan penyuluhan

kepada pasien di Ruang Interne RSUP Dr M. DJAMIL Padang.

e. Menyiapkan property untuk penyuluhan

4.2 TahapPelaksanaan

1. Topik

Mengajarkan penggunaan VCO ( virgin coconut oil ) dalam pencegahan luka

tekan dekubitus pada pasien tirah baring di Ruang Interne RSUP Dr M.

DJAMIL Padang

2. Metode

 Ceramah

 Demonstrasi

 Tanya jawab

3. Media dan Alat

 Leaflet
 LCD

 Laptop

 Mikrophone

 Kursi

4. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Rabu / 11 Desember 2019

Jam : 10.00- 10.30 WIB

Tempat : Ruang Interne RSUP Dr M. DJAMIL Padang

5. Sasaran Dan Target

Sasaran dan target pada penyuluhan ini adalah keluarga pasien yang

mengalami tirah baring lama yang berada di Ruang Interne RSUP Dr M.

DJAMIL Padang.

6. Pengorganisasian dan Fungsinya

1) Tugas Moderator

a. Memperkenalkandiri, anggota kelompok, dan pembimbing.

b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.

c. Membuka dan menutup kegiatan.

d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.

e. Mengarahkan jalannya kegiataan.

f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan

pendapat.

g. Menyimpulkan kegiatan

2) Tugas Presenter

a. Menyusun rencana kegiatan SAP.

b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.


c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada

audience.

d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan

balik.

3) TugasFasilitator

a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.

b. Memfasilitasi dalam kegiatan.

c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.

4) Tugas Observasi

a. Mengamati jalannya kegiatan.

b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.

c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

5) Tugas notulen

a. Mencatat pertanyaan dari audience.

b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.


4.3 Susunan Acara

TahapKegiat

an dan KegiatanPenyuluhan KegiatanAudiens

Waktu

Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam

( 5 menit )  Memperkenalkan diri, anggota kelompok  Mendengarkan dan

dan pembimbing memperhatikan

 Menjelaskan topic penyuluhan  Mendengarkan

 Membuat kontrak waktu dan bahasa  Menyepakati

kontrak waktu dan

bahasa

 Menjelaskan tujuan kegiatan  Mendengarkan dan

memperhatikan

Pelaksanaan  Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

( 20 menit ) pengertian luka tekan dekubitus pendapat

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan dan

Pengertian luka tekan dekubitus memperhatikan

 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

penyebab luka tekan pendapat

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi penyuluhan tentang  Mendengarkan dan

penyebab luka tekan memperhatikan


 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

dampak luka tekan pendapat

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi penyuluhan tentang  Mendengarkan dan

dampak luka tekan memperhatikan

 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

pencegahan luka tekan pendapat

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi tentang pencegahan  Mendengarkan dan

luka tekan memperhatikan

 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakanpe

pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) ndapat

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi tentang pemberian  Mendengarkan dan

VCO (Virgin Coconut Oil) memperhatikan

 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

manfaat pemberian VCO (Virgin Coconut pendapat

Oil)

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi tentang manfaat  Mendengarkan dan

pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) memperhatikan


 Menggali pengetahuan audiens tentang  Mengemukakan

metode pemberian VCO (Virgin Coconut pendapat

Oil)

 Memberi reinforcemen positif pada  Mendengarkan dan

audiens atas pendapat audiens memperhatikan

 Menjelaskan materi tentang metode  Mendengarkan dan

pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) memperhatikan

Penutup  Memberikan kesempatan pada audien  Memberikan

( 5 menit ) untuk bertanya pertanyaan

 Memberi reinforcement pada audiens atas  Mendengarkan dan

pertanyaan audiens memperhatikan

 Memberikan kesempatan audiens lain  Mengemukakan

untuk memberi pendapat pendapat

 Menjawab pertanyaan audiens  Mendengarkan dan

memperhatikan

 Mengevaluasi materi penyuluhan yang  Menjawab evaluasi

telah disampaikan

 Menyimpulkan materi penyuluhan yang  Mendengarkan dan

telah disampaikan memperhatikan

serta ikut

menyimpulkan

 Salam penutup  Menjawab salam


7. Kriteria hasil

1) Evaluasi Struktur

a. Diharapkan struktur pengorganisasian sesuai dengan yang

direncanakan.

b. Diharapkan setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.

c. Diharapkan tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.

2) Evaluasi Proses

a. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

b. Diharapkan waktu sesuai dengan yang direncanakan.

c. Diharapkan selama proses berlangsung diharapkan audience dapat

mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/ tidakada yang meninggalkan

ruangan.

d. Diharapkan selama kegiatan berlangsung diharapkan audience

berperanaktif.

3) Evaluasi Hasil

a. Diharapkan sebanyak75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

pengertian luka tekan dekubitus

b. Diharapkan sebanyak75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

penyebab luka tekan

c. Diharapkan sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

dampak luka tekan

d. Diharapkan sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

pencegahan luka tekan

e. Diharapkan sebanyak75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

pemberian VCO (Virgin Coconut Oil)


f. Diharapkan sebanyak75% peserta yang hadir mampu menyebutkan

manfaat pemberian VCO (Virgin Coconut Oil)

g. Diharapkan sebanyak 75% peserta yang hadir mampu melakukan

menyebutkan metode pemberian VCO (Virgin Coconut Oil)


BAB V

LUARAN & TARGET CAPAIAN

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program iniadalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang penggunaan VCO

( Virgin Coconut Oil ) dalam pencegahan luka tekan dekubitus pada pasien

tirah baring di Ruang Interne RSUP Dr M. DJAMIL Padang.

b. Peserta mampu memahami cara mencegah luka tekan dekubitus

c. Peserta mampu memahami tentang pencegahan luka tekan

ANGGARAN BIAYA

Dalam SAP yang berjudul “Penggunaan VCO ( Virgin Coconut Oil ) Dalam

Pencegahan Luka Tekan Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring di Ruang Interne

RSUP Dr M. DJAMIL Padang” ini maka tim memerlukan biaya sebesar lebih

kurang Rp. 400.000,00.

BAB VII

JADWAL

Satuan Acara Penyuluhan yang berjudul “Penggunaan VCO ( Virgin Coconut

Oil ) Dalam Pencegahan Luka Tekan Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring di

Ruang Interne RSUP Dr M. DJAMIL Padang” ini direncanakan akan

dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 11 Desember2019 di Di RSUP Dr M

DJAMIL Padang
LAMPIRAN MATERI

A. Luka Tekan Dekubitus

1. Pengertian Luka Tekan Dekubitus

Penyebab luka tekan dekubitus atau yang disebut juga luka dekubitus diderita

oleh pasien dengan penyakit kronis yang memiliki keterbatas untuk bergerak.

Luka tekan dekubitus merupakan kerusakan pada area kulit dan dasar jaringan

akibat tekanan, gesekan atau pergeseran karena penonjolan tulang. Pada

umumnya penyebab luka tekan dekubitus dapat muncul pada penderita sakit

kronis yang hanya dapat beraktivitas di atas kursi atau di atas tempat tidur.

Beberapa lokasi yang paling sering terserang dekubitus adalah tumit, panggul

dan sakrum (tulang kelangkang) (Potter & Perry, 2013).

2. Penyebab Luka Tekan Dekubitus

Adapun beberapa faktor terjadinya luka dekubitus antara lain:

a) Faktor tekanan pada pasien yang mengalami kesulitan gerak.

b) Faktor kelembaban

Kelembaban Kelembaban kulit yang berlebihan umumnya disebabkan

oleh keringat, urine, feces atau drainase luka. Penyebab menurunnya

toleransi jaringan paling sering adalah kelembaban oleh urine dan feses

pada pasien inkontinensia. Urine dan feses bersifat iritatif sehingga

mudah menyebabkan kerusakan jaringan, jika dikombinasi dengan

tekanan dan faktor lain maka kondisi kelembaban yang berlebihan

mempercepat terbentuknya luka tekan. Kelembaban akan menurunkan

resistensi kulit terhadap faktor fisik lain semisal tekanan. Kelembaban


yang berasal dari drainase luka, keringat, dan atau inkontinensia feses

atau urine dapat menyebabkan kerusakan kulit (Potter & Perry, 2013).

c) Factor gesekan

Hasil dari gesekan adalah abrasi epidermis dan atau dermis. Kerusakan

seperti ini lebih sering terjadi pada pasien yang istirahat baring. Pasien

dengan kondisi seperti ini sebaiknya menggunakan bantuan tangan

atau lengan ketika berpindah posisi utamanya kearah atas atau dibantu

oleh 2 orang ketika menaikkan posisi tidurnya. Gesekan

mengakibatkan cidera kulit dengan penampilan seperti abrasi. Kulit

yang mengalami gesekan akan mengalami luka abrasi atau laserasi

superfisial (Potter & Perry, 2013).

d) Status nutrisi

Bryant (2012) menyatakan pada fasilitas perawatan jangka panjang

gangguan intake nutrisi, intake rendah protein ketidakmampuan makan

sendiri, dan penurunan berat badan berperan sebagai prediktor

independen untuk terjadinya luka 25 tekan. Nutrisi yang buruk

khususnya kekurangan protein mengakibatkan jaringan lunak mudah

sekali rusak.

e) Usia

Usia lanjut (lebih dari 60 tahun) dihubungkan dengan perubahan-

perubahan seperti menipisnya kulit, kehilangan jaringan lemak,

menurunnya fungsi persepsi sensori, meningkatnya fragilitas pembuluh

darah, dan lain sebagainya (Bryant, 2012). Usia mempengaruhi

perubahan-perubahan pada kulit. Proses menua mengakibatkan


perubahan struktur kulit menjadi lebih tipis dan mudah rusak. (Potter &

Perry, 2013).

f) Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah sistolik dibawah 100 mmHg dan diastolik dibawah 60

mmHg dihubungkan dengan perkembangan luka tekan. Kondisi

hypotensi mengakibatkan aliran darah diutamakan ke organ vital tubuh

sehingga toleransi kulit untuk menerima tekanan semakin menurun.

(Bryant, 2012).

g) Peningkatan Suhu Tubuh

Demam akan meningkatkan perspirasi sehingga kondisi kulit lebih

lembab oleh keringat dan ini akan menjadi predisposisi kerusakan kulit

(Pooter & Perry, 2013)

h) Infeksi

Infeksi akan mengakibatkan demam sehingga akan meningkatkan

perspirasi sehingga kondisi kulit lebih lembab oleh keringat dan ini

akan menjadi predisposisi kerusakan kulit (Pooter & Perry, 2013)

i) Obesitas Ini dapat meningkatkan tekanan pada kulit.

j) Kekurusan Tubuh yang kurus secara ekstrim, menyebabkan kurang

terlindungnya kulit dari tekanan tulang.

k) Edema

Pembengkakan jaringan akan berpengaruh terhadap aliran darah.

3. Dampak Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus dapat muncul pada sejumlah area tubuh, tergantung bagian
tubuh mana yang tertekan dalam waktu lama. Pada pengguna kursi roda,
biasanya ulkus dekubitus akan muncul di area bokong, tulang ekor, tulang
belakang, tulang belikat, punggung lengan, serta kaki yang bersandar pada
kursi roda.Pada orang yang hanya berbaring di tempat tidur, biasanya akan
terbentuk luka di belakang dan samping kepala, tulang belikat, pinggul, tulang
ekor atau punggung bagian bawah, tumit, pergelangan kaki, dan bagian
belakang lutut.Berdasarkan tingkatan keparahannya, berikut ini merupakan
karakteristik luka yang muncul pada penderita ulkus dekubitus.

 Tingkat 1: perubahan warna pada daerah kulit tertentu, misalnya


menjadi kemerahan atau kebiruan, disertai dengan rasa sakit atau gatal
pada area kulit tersebut.

 Tingkat 2: luka lecet atau luka terbuka di area yang terdampak.

 Tingkat 3: luka terbuka hingga beberapa lapisan kulit yang lebih dalam
(ulkus kulit).

 Tingkat 4: luka terbuka yang sangat dalam hingga mencapai otot dan
tulang.

4. Pencegahan Luka Tekan Dekubitus

Untuk mengurangi kemungkinan perkembangan dekubitus pada semua pasien,


perawat harus melakukan berbagai macam tindakan pencegahan, seperti
perawat menjaga kebersihan kulit pasien, untuk mempertahankan integritas
kulit, mengajarkan pasien dan keluarga untuk pencegahan dan memberikan
asuhan keperawatan mengenai cara mencegah dekubitus (Kozier, 2010).

B. VCO (Virgin Coconut Oil)

1. Pengertian VCO

Virgin coconut oil adalah minyak kelapa berwarna putih atau bening

hampir menyerupai warna air yang dihasilkan dari daging buah kelapa
segar yang dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode

fermentasi, metode basah, metode pancingan, metode penambahan enzim

dan metode dingin dan segar (Darmowuyono, 2006).

Virgin Coconut Oil merupakan pelembab kulit alami karena mampu

mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap

kulit. Virgin Coconut Oil mampu mencegah berkembangnya bercak-

bercak di kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari.

Dalam hal ini emollient juga mempunyai fungsi yaitu dengan mengisi

celah antara korneosit untuk menghasilkan permukaan kulit yang halus,

lembut dan menyejukkan (Wijaya dkk, 2012).

2. Manfaat VCO Dalam Mengatasi Kulit Kering

Virgin Coconut Oil mengandung phytosterol sebagai anti inflamasi dan

juga dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit (Wijaya dkk, 2012).

Oleh karena itu, penggunaan Virgin Coconut Oil akan mampu

menampilkan kulit menjadi lebih muda dan dapat mencegah terjadinya

luka tekan (Novarianto, 2014). Virgin coconut oil memiliki antiseptik dan

digunakan sebagai pelembab kulit yang efisien dan aman (Debmandal&

Mandal 2011). Virgin coconut oil merupakan produk olahan asli Indonesia

yang mengandung asam lemak (terutamauric acid dan oleat) yang

mempunyai sifat melembabkan kulit sehingga kulit pasien yang awalnya

tampak kering sudah terlihat agak lembab serta intesitas gatal yang

dirasakan pasien berkurang (Harlim, 2012).

Virgin coconut oil memilki beberapa manfaat bagi tubuh manusia bila

digunakan secara topical yaitu:


a. Menurunkan kadar kolesterol

b. Melindungi kulit dari dari infeksi dan radikal bebas serta dapat

melembutkan kulit

c. Sebagai anti inflamasi

d. Untuk mengembalikan elastisitas kulit dengan cepat dan efektif

e. Sebagai antioksidan, antimikrobial, anti fungi dan melindungi kulit

dari bahaya radikal bebas dan degenerasi jaringan

(Silalahi & Surbakti, 2015).

3. MetodePemberian VCO

Virgin Coconut Oil saat digunakan untuk topikal, akan berfungsi untuk

melindungi kulit dari infeksi dan radikal bebas serta dapat melembutkan

kulit. Cara penggunaan Virgin Coconut Oil secara topikal yaitu dengan

olesan langsung kepada kulit tersebut. Menurut Siswono (2006)

menyatakan Virgin Coconut Oil diyakini baik untuk kesehatan kulit karena

mudah diserap oleh dan mengandung vitamin E. Penggunaan secara

topikal langsung pada kulit diyakini sabagai cara terbaik untuk

mendapatkan manfaat VCO. Cara ini mengembalikan elastisitas kulit

dengan cepat dan efektif (Wijaya dkk, 2012). Penggunaan VCO secara

topikal akan bereaksi dengan bakteri-bakteri kulit menjadi asam lemak

bebas seperti yang terkandung dalam sebum, sehingga dapat melindungi

kulit dari bahaya mikroorganisme patogen (Cahyati et al, 2015).

Menurut Nilam Sari (2006) menyatakan Vitamin E dari VCO yang

diberikan secara topikal dapat terserap dalam 24 jam. Vitamin E adalah zat

yang berfungsi sebagai stabilizer membrane sel, melindungi kerusakan sel

dari radikal bebas dan sebagai simpanan lemak dalam organel sel. Selain
itu VCO mempunyai kemampuan antioksidan, antimikrobial, anti fungi,

melindungi kulit dari bahaya eadikal bebas dan degenerasi jaringan

(Coconut Research Cemter, 2004)

Anda mungkin juga menyukai