Anda di halaman 1dari 16

NINDI COFIANA, S.

KEP 1913960

A. Anatomi dan Fisiologi Jantung


Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi
ritmik dan berulang.Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas
dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi
sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian
kanan dan kiri dinamakan septum.8Gambar 1. Jantung normal dan sirkulasinya.
Batas-batas jantung:
1. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
2. Kiri : ujung ventrikel kiri
3. Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
4. Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
5. Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang diafragma sampai
apeks jantung
6. Superior : apendiks atrium kiri

Bentuk dan Ukuran Jantung Jantung relatif kecil, kira-kira berukuran sama seperti
kepalan tangan yang tertutup. Sekitar 12 cm (5 inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci)
untuk lebarnya dan 6 cm (2,5 inci) untuk tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada
perempuan dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Hati bertumpu pada diagfragma, berada
didekat garis garis tengah rongga toraks. Jantung terletak pada mediastinum, sebuah
wilayah yang anatomis dan memanjang dari sternum ke kolom vertebra, dari yang
pertama tulang rusuk ke diagfragma, dan diantara paru-paru. Sekitar dua pertiga massa
jantung terletak pada sebelah kiri garis tengah tubuh. Ujung apeks terbentuk oleh ujung
ventrikel kiri (ruang bawah jantung) dan terletak diatas digfragma yang mengarah kearah
anterior, inferior, dan ke kiri. Dasar jantung berlawanan dengan apeks dan posteriornya
aspek yang terbentuk oleh atria (bilik atas) jantung, kabanyakan atrium kiri (Tortora,
2014).
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal
dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium
kanan, turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior.
Pada 85%pasien arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery(PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior
kiri dan terbagi menjadi arteri anteriordesenden kiri/ left anterior descenden(LAD)
interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di anterior dan inferior ke apeks
jantung.Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan.
Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan, secara
morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam celah atrioventrikuler.

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan mulai dari luar ke dalam yaitu :
1. Epikardium Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan
kantong pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang
korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu
lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender yang
digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak
mengganggu jantung (Syaifuddin, 2009).
2. Miokardium Miokardium tersusun atas miosit-miosit jantung (sel otot) yang
memperlihatkan struktur subseluler lurik. Sel miosit berukuran relatif kecil (100 x 20
𝜇m ) dan bercabang, dengan nukleus tunggal, sel miosit kaya akan mitokondria
(Aaronson & Jeremy, 2010).
3. Endokardium Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava (Syaifuddin, 2009).

Jantung mempunyai empat rongga, yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel.
Dimana kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum interventriculare
(Wibowo,2015).
1. Atrium cordis dextrum Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava
inferior dari tubuh bagian inferior dan dari v.cava superior dari tubuh bagian superior
(Wibowo,2015).
2. Ventriculus cordis dexter Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan
yang terdiri dari : 1.Valvula trikuspidal 2.Valvula pulmonalis (Syaifuddin, 2009).
3. Atrium Cordis sinistrum Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium cordis
sinistrum melalui vv. Pulmonalis (Wibowo, 2015).
4. Ventrikulus cordis sinister Dari atrium cordis sinistrum, darah akan mengalir melalui
ostium atrioventriculare sinistrum dan kemudian mengisi ventrikuls cordis sinistrer
(Wibowo, 2015).
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

Katup Jantung
a. Katup Atrioventrikuler
Katup ini berada di antara atrium dan ventrikel. katup ini sebagai jalan
darah dari atrium ke ventrikel. Jika katup ini membuka, akan membiarkan darah
mengalir dari atrium ke dalam ventrikel selama fase diastol. Terdapat dua
katup atrioventrikuler di kanan dan kiri, yaitu
1. Katup Trikuspid (Katup Atrioventrikuler Kanan)Terdiri dari 3 cuspis, yaitu
cuspis anterior yang melekat pada dinding depan daerah conus arteriosus,
cuspis posterior atau cuspis marginalis, dan cuspis medialis yang melekat
pada dinding septum ventrikel.
2. Katup Bikuspid (Katup Atrioventrikuler Kiri atau Katup Mitral) Terdiri dari
2 cuspis yang ukurannya tidak sama besar. Cuspis yang besar terletak di
ventral dan kanan berbatasan dengan ostium aorticum yang biasa disebut
cuspis anterior dan cuspis yang kecil terletak di dorsal yang disebut
cuspisposterior.Tepi-tepi cuspis katup atrioventrikuler diikat oleh chorda
tendinea yaitu jaringan ikat tipis kuat, yang melekat pada otot papillaris
yang menonjol dari permukaan dalam ventrikel. Ketika ventrikel
berkontraksi menyebabkan otot-otot papillaris berkontraksi sehingga
menarik chorda tendinea. Tarikan ini menjaga katup tertutup rapat ketika
ventrikel berkontraksi sehingga tidak ada darah yang mengalir kembali ke
atrium.
b. Katup Semilunar
Dinamakan katup semilunar karena memiliki 3 cuspis yang mirip bulan
sabit. Terdapat dua jenis katup semilunar yaitu katup aorta dan katup pulmonalis.
Katup aorta memiliki ukuran yang lebih besar, lebih tebal dan lebih kuat
dibandingkan katup pulmonalis. Selain itu lunulanya lebih tegas serta nodulusnya
lebih tebal dan menonjol. Katup semilunar membuka ketika tekanan ventrikel kiri
dan kanan masing-masing melebihi ekanan di aorta dan arteri
pulmonalis. Penutupan terjadi ketika ventrikel relaksasi dan tekanan ventrikel di
bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup berguna
untuk mencegah darah mengalir kebali ke dalam ventrikel.
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

B. Fisiologi jantung
Semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan oleh kontraksi
dan denyut jantung. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk
disampaikan dalam jumlah yang cukup. Jantung berfungsi untuk menjalankan sistem
sirkulasi dan transportasi dalam tubuh. Pada dasarnya sistem sirkulasi terdiri dari 3
komponen dasar yaitu :
 -Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah
untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darahmengalir ke
jaringan.
 -Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan
mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
kemudian mengembalikannya ke jantung.
 -Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan
disalurkan dilarutkan, diendapkan (Sherwood, 2001).
Siklus jantung adalah urutan kejadian mekanik yang terjadi selama satu denyut
jantung tunggal. Saat menuju akhir diastole (G) semua rongga jantung berelaksasi.
Katup antara atrium dan ventrikel terbuka (katup AV: kanan, trikuspid ; kiri,
mitral), karena tekanan atrium tetap sedikit lebih besar daripada tekanan ventrikel
sampai ventrikel benar-benar mengembang. Katup aliran keluar pulmonal dan aorta
(semilunar) menutup, saat arteri pulmonalis dan tekanan aorta lebih besar daripada
tekanan ventrikel. Siklus dimulai ketika nodus sinoatrial menginisiasi denyut
jantung.
a. Sistol atrium (A)Kontraksi atrium melengkapi pengisian ventrikel. Saat istirahat,
atrium member konstibusi kurang dari 20% volume ventrikel, namun
proporsi ini meningkat sesuai denyut jantung, karena diastol memendek dan
terdapat lebih sedikit waktu untuk pengisian ventrikel. Tidak terdapat katup
antara vena dan atrium dan sejumlah darah mengalami regurgitasi ke dalam
vena. Gelombang dari tekanan atrium dan vena merefleksiakan sistol atrium.
Volume ventrikel setelah pengisian dikenal sebagai volume akhir diastolik, dan
besarnya 120-140 ml. Tekanan equivalen adalah kurang dari 10mmHg, dan lebih
besar ada ventrikel kiri daripada ventrikel karena lebih muskular dan oleh sebab itu
dinding ventrikel kiri lebih kaku. EDV (end diastolic volume) merupakan suatu
penentu penting dalam kekuatan kontraksi selanjutnya.depolarisasi atrium
menyebabkan gelombang P pada EKG.
b. Sistol ventrikel
Kontraksi ventrikel menyebabkan peningkatan tajam tekanan ventrikel dan katup AV
menutup begitu tekanan ini melampaui tekanan atrium. Penutupan katup AV
menyebabkan bunyi jantung pertama (S1). Depolarisasi ventrikel berkaitan
dengan kompleks QRS dan EKG. Selama fase awal kontraksi ventrikel, tekanan
ventrikel lebih kecil daripada tekanan arteri pulmonal dan aorta, sehingga katup
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

aliran keluar tetap menutup. Ini merupakan kontraksi isovolumetrik (B), karena
volume ventrikel tidak berubah. Tekanan yang meningkat menyebabkan katup
AV menonjol ke dalam atrium, sehingga ,menyebabkan gelombang tekanan atrium
yang kecil (gelombang c), yang diikuti oleh suatu penurunan (penurunan x).
c. Ejeksi
Katup-katup aliran keluar terbuka saat tekanan dalam ventrikel melampaui tekanan
pada arteri masing-masing.n perhatikan bahwa tekanan arteri pulmonal 1-5 mmHg
diperkirakan lebih kecil daripada tekanan aorta 80 mmHg. Aliran kedalam
arteri pada awalnya sangat cepat (fase ejeksi cepat c), namun saat kontraksi
semakin menghilang, ejeksi menjadi berkurang (fase ejeksi menurun d). ejeksi
cepat kadang-kadang terdengar sebagai murmur. Kontraksi aktif
menghilang selama paruh kedua ejeksi, dan otot berpolarisasi.ini berkaitan dengan
gelombang T pada EKG. Tekanan ventrikel selama vase ejeksi menurun
adalahsedikit lebih kecil daripada tekanan arteri, namun darah terus mengalir
keluar ventrikel karena adannya momentum. Pada akhirnya aliran secara cepat
berbalik sehingga menyebabkan penutupan katup aliran keluar dan suatu peningkatan
kecil tekanan aorta, takik dikrotik. Penutupan katup semilunaris berkaitan dengan
bunyi jantung kedua (S2). Jumlah darah yang diejeksikan ventrikel dalam satu
denyut disebut isi sekuncup yaitu 70ml. oleh sebab itu, sekitar 50ml darah tertinggal
dalam ventrikel pada akhir sistol(volume akhir sistolik). Proporsi EDV yang
diejeksikanadalah fraksin ejeksi. Selama dua pertiga akhir sistol, tekanan atrium
meningkat akibat pengisian vena (gelombang v).
d. Diastol-relaksasi dan pengisian kembali
Setelah penutupan katup aliran keluar, ventrikel secara cepat berelaksasi.
Namun demikian, tekanan ventrikel tetap lebih besar daripada tekanan atrium dan
katup AV tetap menutup. Ini disebut relaksasi isovolumetrik (E). Saat tekanan
ventrikel menurun dibawah tekanan atrium, maka katup AV terbuka dan
tekanan atrium menurun (penurunan y) saat ventrikel terisi kembali (pengisian
kembali ventrikel sangat cepat F). ini dibantu oleh recoil elastic dinding
ventrikel, yang sebenarnya menyedot darah. Bunyi jantung ketiga (S3) dapat
terdengar pada orang muda, atau saat EDP tinggi. Saat ventrikel benar-
benar berelaksasi, pengisian kembali melambat. Ini berlanjut selama dua pertiga
akhir diastole akibat aliran vena. Saat istirahat, diastole dua kali lebih panjang
dari sistol, namun menurun secara proporsional selam altihan dan saat laju
denyut jantung akan meningkat.
e. Nadi
Nadi disebabkan oleh gelombang tekanan yang bergerak menuruni cabang vascular.
Bentuk dari nadi arterial dimodifikasi oleh kompliansi dan ukuran arteri. Suatu arteri
yang kaku, seperti pada usia yang menua atau aterosklerosis,
menyebabkan nadi teraba lebih jelas. Nadi juga lebih tajam saat ukuran arteri
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

berkurang. Pantulan yang mencerminkan arteri dari titik-titik dimana resistensi


terhadap aliran meningkat, misalnya saat arteri bercabang, dan dapat
menyebabkan peningkatan puncak selanjutnya. Nadi vena jugularis
mencerminkan atrium kanan, dan berkaitan dengan gelombang a,c,v, dan
penurunan x dan y (Aaronson, 2010
C. Sirkulasi Jantung
Aliran darah dalam sistem sirkulasi normal manusia adalah:
Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens –
arcus aorta –aorta descendens –arteri sedang –arteriole → capillary bed→ venule –
vena sedang –vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) → atrium kanan →
melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena
pulmonalis → atrium kiri

D. Anatomi Arteri koroner

Berbeda dengan otot-otot lain dalam tubuh yang lebih banyak beristirahat, otot jantung tidak
pernah berhenti berdenyut. Arteri koroner mendistribusikan darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi otot jantung.

Sehingga, arteri koroner sangat vital untuk menjaga agar jantung dapat terus bekerja normal. Ada
2 arteri koroner utama yang keluar dari aorta, yaitu arteri koroner kiri dan arteri koroner kanan.
Penyumbatan aliran darah pembuluh koroner akan berakibat pada kematian miokard, yang
merupakan dasar patogenesis infark miokard akut.
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

1. Arteri Koroner Kiri Utama/ Left Main (LM)


Arteri koroner kiri utama yang lebih popular dengan sebutan Left Main (LM), keluar dari
sinus aorta kiri; kemudian segera bercabang dua mkenjadi arteri *Left Anterior
Descending *(LAD) dan Left Cirumflex (LCX). Arteri LM berjalan diantara alur keluar
ventrikel kanan (right ventricle outflow tract) yang teletak di depannya, dan atrium kiri
dibelakangnya; baru kemudian bercabang menjadi arteri LAD dan arteri LCX.
2. Arteri Left Anterior Descending (LAD)
Arteri LAD berjalan di parit interventrikular depan sampai ke apeks jantung. Arteri ini
mensuplai bagian depan septum melalui cabang-cabang septal dan bagian depan
ventrikuler kiri melalui cabang-cabang diagonal, sebagian besar ventrikel kiri dan juga
berkas Antrio – Ventrikular. Cabang-cabang diagonal keluar dari arteri LAD dan berjalan
menyamping mensuplai dinding antero lateral ventrikel kiri; cabang diagonal bisa lebih
dari satu.
3. Arteri Left Circumflex (LCX)
Arteri LCX berjalan di parit atrioventrikular kiri diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
dan mensuplai dinding samping ventrikel kiri melalui cabang-cabang obtuse marginal
yang bisa lebih dari satu (M1, M2, dst). Pada umumnya arteri LCX berakhir sebagai
cabang obtuse marginal, namum pada 10 % kasus mempunyai sirkulasi dominan kiri
maka arteri LCX juga mensuplai cabang “posterior descending artery” (PDA).
4. Arteri Koroner Kanan/ Right Coronary Artery (RCA)
Arteri koroner kanan keluar dari sinus aorta kanan dan berjalan didalam parit
atrioventrikular kanan diantara atrium kanan dan ventrikel kanan menuju ke bagian
bawah dari septum. Pada 50-60% kasus, cabang pertama dari RCA adalah cabang conus
yang kecil yang mensuplai alur keluar ventrikel kanan. Pada 20-30 % kasus, cabang
conus muncul langsung dari aorta. Cabang sinus node pada 60% kasus keluar sebagai
cabang kedua dari RCA dan berjalan ke belakang mensuplai SA- node. (Pada 40% kasus
cabang ini keluar dari arteri LCX). Cabang-cabang yang berjalan diagonal dan mengarah
ke depan dan mensuplai dinding depan ventrikel kanan. Selanjutnya adalah cabang acute
marginal (AM) dan berjalan di tepi ventrikel kanan diatas diafragma. RCA berlanjut ke
belakang berjalan di dalam parit atrioventrikular dan bercabang arteri AV node. Pada
65% kasus, cabang Posterior Descending Artery (PDA) keluar dari RCA (sirkulasi
dominan kanan). Cabang PDA mensuplai dinding bawah ventrikuler kiri dan bagian
bawah septum.
5. Vena Koroner
Sebagian besar darah vena disalurkan melalui pembuluh vena yang berjalan
berdampingan dengan arteri koroner. Vena kardiak bermuara di sinus koronarius yaitu
suatu vena besar yang berakhir di atrium kanan. Sebagian kecil darah dari sirkulasi
koroner datang langsung dari otot jantung melalui vena-vena kecil dan dislurkan
langsung ke dalam ke empat ruang jantung.
6. Vena Kardiak Besar (Great Cardiac Vein/Vena Cordis Magna)
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

Bermula di apeks jantung dan naik sepanjang parit interventrikular depan, berdampingan
dengan arteri LAD, kemudian belok ke kiri ke dalam parit atrioventrikular, berjalan
disamping arteri LCX. Great Cardiac Vein juga menampung darah dari atrium kiri.
7. Sinus Koronarius
Berjalan ke kanan di dalam parit atrioventrikular. Berakhir di dinding belakang atrium
kanan, dianatra pangkal vena cava inferior dan celah atrioventrikular dan menerima darah
dari vena kardiak sedang dan kecil.
8. Vena kardiak Sedang dan Kecil (Middle Cardiac Vein and Small Cardiac Vein/ Vena
Cordis Parva)
Vena kardiak sedang berjalan di dalam parit interventrikular belakang dan vena kardiak
kecil berjalan di parit atrioventrikuler berdampingan dengan RCA.
9. Vena Posterior Ventrikel Kiri
Vena ini berakhir di sisi samping ventrikel kiri dan masuk ke dalam sinus koronarius.

E. Fungsi Arteri koroner


 Salah satu dari tiga pembuluh darah utama yang mengelilingi jantung. Arteri
memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga tekanan darah
tetap konsisten.
 Arteri koroner mendistribusikan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi otot jantung.
 menjaga agar jantung dapat terus bekerja normal.
F. Sirkulasi koroner
Walaupun jantung memompa darah keseluruh tubuh, jantung tidak
menerima nutrisi dari darah yang dipompanya. Nutrisi tidak dapat menyebar cukup
cepat dari darah yang ada dalam bilik jantung untuk memberi nutrisi semua
lapisan sel yang membentuk dinding jantung. Untuk alasan ini, miokardium
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

memiliki jaringan pembuluh darah sendiri, yaitu sirkulasi koroner (Tortora, 2012).
Jantung kaya akan pasokan darah, yang berasal dari arteri koronaria kiri dan
kanan. Arteri-arteri ini muncul secara terpisah dari sinus aorta pada dasar aorta,
dibelakang tonjolan katup aorta. Arteri ini tidak di blockade oleh tonjolan katup
selama sistol karena adanya aliran sirkular dan tetap sepanjang siklus jantung.
Arteri koronaria kanan berjalan diantara trunkus pulmonalis dan atrium
kanan, menuju sulkus AV. Saat arteri tersebut menuruni tepi bawah jantung, arteri terbagi
menjadi cabang descendens posterior dan cabang marginal kanan. Arteri koronaria
kiri berjalan dibelakang trunkus pulmonalis dan kemudian berjalan diantara trunkus
pulmonalis dan atrium kiri. Arteri ini terbagi menjadi cabang sirkumfleksa,
marginal kiri, dan descendens anterior. Terdapat anastomosis antara cabang marginal
kanan dan kiri, serta arteri descendens anterior dan posterior, meskipun
anastomosis ini tidak cukup untuk mempertahankan perfusi jika salah satu sisi
sirkulasi koroner tersumbat.Sebagian besar darah kembali ke atrium kanan melalui
sinus koronarius dan vena jantung anterior. Vena koronaria besar dan kecil secara
berturut-turut terletak paralel terhadap arteri koronaria kiri dan kanan, dan berakhir
di dalam sinus. Banyak pembuluh-pembuluh kecil lainnya yang langsung berakhir di
dalam ruang jantung, termasuk vena thebesian dan pembuluh arterisinusoidal.
Sirkulasi koroner mampu membentuk sirkulasi tambahan yang baik pada penyakit
jantung iskemik , misalnya oleh plak ateromatosa. Sebagian besar ventrikel kiri
disuplai oleh arteri koronaria kiri, dan oleh sebab itu adanya sumbatan pada arteri
tersebut sangat berbahaya. AVN dan nodus sinus disuplai oleh arteri koronaria kanan
pada sebagian besar orang, penyakit pada arteri ini dapat menyebabkan lambatnya
denyut jantung dan blockade AV (Aaronson, 2010).
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

G. Cara membaca EKG


Gambaran EKG normal kita harus tahu, Bagaimana sih Gambaran Aktivitas Jantung yang
Normal hasil rekaman EKG. Aktivitas jantung listrik yang normal artinya jantung
berfungsi secara fisiologis, menjalankan fungsinya sebagai pemompa "darah bersih" ke
seluruh tubuh, dan memompa "darah kotor" ke paru-paru untuk dibersihkan. Artinya
juga, aktivitas jantung listrik yang normal adalah pola yang sama yang didapatkan hampir
lebih dari 90% hasil EKG pasien yang sehat, tanpa keluhan penyakit jantung.

Oke, jadi prinsipnya ada 5 komponen dasar yang harus dimiliki sebuah gambaran EKG yang
normal

1. Gelombang P. Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil
depolarisasi atrium kanan dan kiri. Kelainan pada atrium akan menyebabkan kelainan
pada gelombang ini.
2. Segmen PR. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P
dan gelombang QRS. Menggambarkan aktivitas listrik dari atrium ke ventrikel.
Gangguan konduksi dari atrium ke ventrikel akan menyebabkan perubahan pada segmen
PR.
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

3. Gelombang Kompleks QRS. Gelombang kompleks QRS ialah suatu kelompok


gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Gelombang
kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombang Q yang merupakan gelombang ke
bawah yang pertama, gelombang R yang merupakan gelombang ke atas yang pertama,
dan gelombang S yang merupakan gelombang ke bawah pertama setelah gelombang R.
4. Gelombang ST. Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan
kompleks QRS dan gelombang T.
5. Gelombang T. Gelombang T merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri.

Sebenarnya masih ada satu komponen lagi, yaitu Gelombang U. Namun, gelombang ini
berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih belum jelas.

Kalau kamu bisa mengenali 5 komponen dasar tersebut ada dalam sebuah gambaran EKG,
artinya kemungkinan besar aktivitas listrik jantung pasien tersebut NORMAL.

Kalau ada satu atau lebih komponen yang tidak dapat kamu temukan, tentu artinya kamu harus
curiga, apakah EKG ini abnormal, Betul?

Satu hal yang penting adalah aktivitas listrik jantung yang normal selalu diawali dengan
depolarisasi otot jantung di SA node (sistem sinus). SA node secara anatomis terletak di atrium.
SA node disebut sebagai "dirigen" tertinggi dalam sistem konduksi listrik jantung. Istilah
ilmiahnya SA node mempunyai sifat automatisitas yang tertinggi dalam sistem konduksi jantung.

Depolarisasi atrium ini digambarkan dalam EKG sebagai gelombang P. Sederhananya, jika
dalam gambaran EKG kamu tidak dapat menemukan gelombang P, pasti gambaran EKG itu
abnormal. Lebih khususnya, tanpa gelombang P kamu harus pertimbangkan pasien mengalami
aritmia (mis Ventrikel Fibrilasi dan Ventrikel Takikardia).

Interpretasi EKG

Elektrokardiogram (EKG) adalah alat yang merekam aktivitas listrik sel di antrium dan
ventrikel serta membentuk gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik tersebut
didapat dengan menggunakan elektroda di kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG.
Jadi EKG merupakan voltmeter yang merekam aktivtas listrik akibat depolarisasi sel otot
jantung.
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

Hasil EKG akan dicetak dikertas EKG. Kertas EKG adalah kertas grafik terdriri dari
kotak-kotak kecil dan besar yang diukur dalam millimeter. Garis horizontal merupakan waktu (1
kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik) dan garis vertical merupakan voltase/amplitude (1 kotak kecil =
1 mm = 0,1 milivolt).

Pada EKG terdapat dua sadapan, yaitu sadapan bipolar dan sadapan unipilar. Sadapan
bipolar terdiri dari sadapan I, II, dan III yang mengukur perbedaan potensial listrik antara lengan
kanan dengan lengan kiri (sadapan I), lengan kanan dengan tungkai kiri (sadapan II) dan lengan
kiri dan tungkai kiri (sadapan II). Ketiga sadapan ini membentuk segitiga sama sisi dan jantung
berada di tengah yang disebut segitiga Einthoven. Jika ketiga sadapan dipisah, maka sadapan I
merupaka aksis horizontal dan membentuk sudut 0o, sadapan II membentuk sudut 600 dan
sadapan III membentuk sudut 1200 dengan jantung. Aksis listrik ini disebut system referensi
aksial dan digunakan untuk menghitung aksis jantung. Sadapan unipolar terdiri dari sadapan
ektremintas (AVR, AVL dan AVF) dan sadapan perikordial (V1-V6). Secara sistematis,
interpretasi EKG dilakukan dengan menentukan :

a. Menentukan irama jantung


Karakteristik normal sinus ritme :
1. Heart rate : 60 – 100x/menit
2. Irama jantung regular (jarak antara puncak R
selalu sama)
3. Setiap gelombang P diikuti QRS kompleks
4. Interval PR : 0,12 – 0,20 detik (3-5 kotak
kecil), konstan dari beat to beat.
5. Durasi QRS : ≤ dari 0,12 detik (3 kotak
kecil).

Jika irama jantung tidak sesuai dengan


NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

karakteristik diatas maka dikatan sinus tidak normal. Ada beberapa jenis sinus selain
normal sinus ritme, yaitu :

1. Sinus bradikardi : jika HR < 60x/menit


2. Sinus takikardi : jika HR > 100x/menit
3. Sinus aritmia : jika irama jantung tidak regular
4. Sinus exit blok : jika ada puncak R yang hilang.

5. Sinus ares : jika kehilangan puncak R kelipatan 2


b. Menentukan frekuensi jantung (laju QRS)
Ada tiga metode yaitu :
1. Irama regular : Tiga ratus (300) dibagi jumlah kotal besar antara R-R
2. Irama regular : Seribu lima ratus (1500) dibagi jumlah kotak kecil antara R-R
3. Irama irregular : Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik, kemudian dikalikan
10 atau dalam 12 detik dikalika dengan 5.

c. Menentukan aksis
Sumbu jantung (aksis) ditentukan dengan menghitung jumlah resultan deflesi positif dan
negatif kompleks QRS rata-rata disadapan I sebagai sumbu X dan sadapan Avf sebagai
Sumbu Y. Aksis normal berkisar antara -300 sampai +110.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan aksis jantung adalah :
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

1. Bila hasil resultan sadapan I positif dan aVF positif, maka sumbu jantung (aksis)
berada pada posisi normal.
2. Bila hasil resultan sadapan I positif dan aVF negatif, jika resultan sadapan II positif :
aksis normal, tetapi jika sadapan II negatif maka deviasi aksis ke kiri (LAD = left
axis deviation), berada pada sudut -300 sampai -900.
3. Bila hasil resultan sadapan I negatif dan aVF positif, maka deviasi aksis ke kanan
(RAD = right axis deviation) berada pada sudut
0 0.
+110 sampai + 180
4. Bila hasil resultan sadapan I negatif dan aVF negatif, maka deviasi aksis kanan atas,
berada pada sudut -900
Untuk menentukan titik-titik hasil resultan dapat dilihat pada lead I dan aVF.
Kurangi tinggi R dengan dalamnya S pada lead I sebagai titik sumbu X dan di aVF
untuk titik sumbu Y.
d. Gelombang P

Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi atrium. Gelombang P yang normal:


1. selalu positif di lead II dan negatif di aVR
2. lebar < 0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan)
3. tinggi < 0,3 mV (3 kotak kecil ke atas)
4. P-pulmonal : tinggi > 0,3 mV, bisa karena hipertrofi atrium kanan.
5. P-mitral: lebar > 0,12 detik dan muncul seperti 2 gelombang berdempet, bisa karena
hipertrofi atrium kiri.

e. Gelombang Q
Gelombang Q selalu mengarah ke dalam (depresi), dikatakan normal jika dalamnya > 1/3
tinggi gelombang R. jika > dari 1/3 tinggi gelombang R maka dikatakan “Q patologis”
yang mengindikasikan adanya infark miokard.

f. QRS kompleks
QRS kompleks adalah representasi dari depolarisasi ventrikel. Terdiri dari gelombang Q,
R dan S. Normalnya:
1. Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil)
2. Tinggi tergantung lead.

g. Gelombang T
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

1. Gelombang T selalu positif di lead I, II, aVF, V2-V6


2. Selalu negative di aVR
3. Bisa positif dan negative di lokasi lain seperti : lead III, aVL, dan V1
4. Jika gelombang T negative selain di aVR maka dikatakan “T inverted” yang
mengindikasikan adanya iskemik
5. Tinggi maksimal gelombang T di aVR, aVL, dan aVF tidak lebih dari 5 kotak kecil
dan pada perikordial tidak lebih dari 10 kotak kecil.
6. Jika tinggi gelombang T melebihi 5 kotak kecil padan sadapan ektremitas dan 10
kotak kecil pada sadapan perikordial dapat mengindikasikan terjadinya hiperkalemia.

h. Interval PR
Interval PR adalah jarak dari awal gelombang P sampai awal komplek QRS. Normalnya
0,12 – 0,20 detik (3 – 5 kotak kecil). Jika memanjang, berarti ada blokade impuls.
Misalkan pada pasien aritmia blok AV.

i. Segmen ST
ST segmen adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal gelombang T. Bagian
ini merepresentasikan akhir dari depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Yang
dinilai:
1. Normal: berada di garis isoelektrik.

2. Elevasi (berada di atas garis isoelektrik, menandakan adanya infark miokard).


3. Depresi (berada di bawah garis isoelektrik, menandakan iskemik).
NINDI COFIANA, S.KEP 1913960

j. Tentukan RVH/LVH
Rumusnya :
1. RVH jika tinggi R / tinggi S di V1 > 1
2. LVH jika tinggi RV5 + tinggi SV1 > 35 kotak kecil.

Sumber : Dharma, S. (2009). Sistematika interpretasi EKG : Pedoman praktis. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai