Anda di halaman 1dari 22

ANALISA SWOT DAN PERENCANAAN

A. ANALISA SWOT
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Masalah
Kekuatan/Strengh Kelemahan/Weakness Kesempatan/Opportunity Ancaman/Threatened
Fungsi manajemen 1. Berdasarkan hasil  Adanya perawat  Adanya daya saing Belum optimalnya
1. Berdasarkan hasil kuesioner observasi 45% perawat mendapatkan pelatihan dari rumah sakit lain pelaksanaan
86% sudah melaksanakan belum melakukan asuhan atau pendidikan yang memberikan asuhan
prosedur keperawatan keperawatan dengan baik keperawatan pelayanan lebih keperawatan pada
berpedoman pada standart 2. Berdasarkan hasil  Adanya motivasi dari berkualitas pasien
operasional prosedur (SOAP) observasi 50% perawat kepala ruangan kepada
 Adanya tuntutan
2. Berdasarkan hasil kuesioner tidak melakukan ronde perawat untuk
yang lebih tinggi dari
85% perawat sudah keperawatan untuk mengoptimalkan fungsi
masyarakat terhadap
melaksanakan asuhan menyelesaikan masalah manajemen yang
pelayanan
keperawatan sesuai standar diruangan. belum terpenuhi
keperawatan yang
asuhan keperawatan 3. Berdasarkan hasil
professional
3. Berdasarkan hasil kuesioner observasi 50% evaluasi
89% perawat bekerja terhadap pasien setelah
berdasarkan peraturan yang dilakukan discharge
ada di rumah sakit planing
4. Berdasarkan hasil quisioner 4. Berdasarkan hasil
89% perawat mengetahui observasi 55% perawat
uraian tugas belum memahami
5. Berdasarkan hasil kuesioner penggunaan SBAR.
86% perawat sudah mampu
berkoordinasi dengan seluruh
kegiatan pelayanan diruang
rawat
6. Berdasarkan hasil kuesioner
90 % perawat selalu melakukan
evaluasi terhadap kinerja
perawat diruangan masing-
masing

Kuesioner pre conference dan post 1. Berdasarkan hasil observasi  Adanya kepala ruangan  Adanya kesalahan Penurunan dalam
conference perawat belum melakukan dengan kualifikasi komunikasi dalam pelaksanaan pre
preconference dan pendidikan Ners dan merencanakan dan post
1. Berdasarkan hasil kuesioner
postconference sesuai waktu pengalaman kerja lebih asuhan conference
90% perawat mengetahui kapan
yang tepat dari 5 tahun yang dapat
waktu yang tepat untuk 2. Berdasarkan hasil observasi motivasi dan keperawatan
melakukan preconference perawat membutuhkan mengoptimalkan pre  Tidak
2. Berdasarkan hasil kuesioner waktu lebih dari 15 menit dan post conference teranalisanya
85% perawat berapa lama waktu untuk melakukan  Adanya perawat masalah kritis
untuk preconference preconference dan dengan jenjang yang ada
3. Berdasarkan hasil kuesioner postconference pendidikan DIII diruangan
95% perawat mengetahui siapa 3. Pre dan post confrence Keperawatan dan Ners
yang memimpin preconference belum terlaksana dengan yang memahami
4. Berdasarkan hasil kuesioner baik tentang prosedur pre
90% perawat mengetahui kapan 4. Pelaksanaan handover dan post conference
waktu yang tepat untuk belum terencana dan  Sebagian besar perawat
melakukan postconference terdokumentasi dengan baik memahamni konsep
5. Berdasarkan hasil kuesioner pre dan post
80% perawat berapa lama waktu conference
untuk postconference
6. Berdasarkan hasil kuesioner
90% perawat mengetahui siapa
yang memimpin postconference
Penerapan fungsi manajemen 1. Berdasarkan hasil observasi Penerapan fungsi manajemen Ancaman akan dirasakan Peningkatan fungsi
1. Berdasarkan hasil observasi didapatkan Diruangan diruangan penyakit dalam dengan sedikit manajemen
didapatkan Perawat bekerja melakukan evaluasi kinerja sudah baik kemungkinan keperawatan
sesuai uraian tugas perawat diruangan
2. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Di ruangan
sudah terdapat struktur
organisasi
3. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Karu ada
membagi jadwal dinas staf
perawat bersama katim
4. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Karu
membuat daftar psien bersama
katim
5. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Dalam
menjalankan tugas terdapat
sosialisasi tentang uraian tugas
jelas kepada semua perawat
6. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Diruangan
melakukan post conference
dan preconference
7. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Diruangan
memeriksa kelengkapan
laporan status
8. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Diruangan
memiliki format SBAR
9. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa Melakukan
discharge planning pada
pasien pulang

Observasi timbang terima 1. Berdasarkan hasil observasi Timbang terima dapat Kurangnya ancaman Penurunan
terbukti 14% perawat tidak terlaksana dengan semestinya karena timbang terima pelaksanaan
1. Didapatkan 79% PP mengetahui
membacakan yang perlu dan informasi pasien dapat telah terlaksana dengan
hal-hal prinsip tentang tehnik disampaikan saat timbang terima diterima dengan baik oleh semestinya timbang terima
handover yaitu Identitas klien dan perawat selanjutnya sehingga
2. Berdasarkan hasil kuesioner diagnosa medis, Masalah asuhan keperawatan yang
didapatkan bahwa kelompok keperawatan yang kemungkinan akan diberikan dapat
dinas yang akan bredinas masih muncul, Tindakan dilakukan sepenuhnya
menyiapkan buku catatan keperawatan yang sudah dan
3. Berdasarkan hasil kuesioner belum dilakukan , Intervensi
didapatkan bahwa mengadakan kolaborasi dan dependen,
timbang terima/overan tepat Rencana umum dan persiapan
pada saat pergantian shift yang perlu dilakukan dalam
4. Berdasarkan hasil kuesioner kegiatan selanjutnya
didapatkan bahwa timbang
2. Pelaksanaan handover belum
terima dibuka oleh kepala
terencana dan terdokumentasi
ruangan
dengan baik, walau data yang
5. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan menunjukkan 79%
didapatkan bahwa Karu meminta
PP mengetahui hal-hal prinsip
laporan dari pj shift sebelumnya
tentang tehnik handover.
6. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan bahwa Karu 3. Proses pelaksanaan timbang
memimpin ronde ke bed pasien terima masih belum sistematis
7. Berdasarkan hasil kuesioner dengan metode SBAR
didapatkan bahwa timbang
terima diikuti oleh semua
perawat yang telah dan akan
dinas selanjutnya
8. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan bahwa Karu
merangkum informasi operan
dan memberi saran tindak lanjut
9. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan bahwa karu
memimpin Berdoa dan memutup
acara
10. Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan bahwa semua yang
berdinas bersalaman

Penerapan penggunaan 1. 40% perawat tidak Perawat dapat Dengan kurangnya Belum optimalnya
mengetahui tindakan menambah pengetahuan pasien safety di ruangan penerapan
pengkajian resiko jatuh keperawatan untuk tentang pengkajian dapat berdampak buruk penggunaan
pasien risiko jatuh ringan resiko jatuh pada pasien terdahap pasien pengkajian resiko
1. 90% perawat mengetahui
adalah melalui media dan jatuh
seputar pengkajian resiko
2. 50 % perawat tidak sarana yang tersedia
jatuh
mengetahui kapan
2. 85 % perawat mengetahui
dilakukan pengkajian
kapan seharusnya dilakuan
ulang resiko jatuh
pengkajian resiko jatuh
3. Dari hasil observasi 70 %
terhadap pasien
perawat tidak melakukan
3. 95 % perawat mengetahui
pengkajian ulang resiko
alat ukur yang dipakai untuk
jatuh terhadap pasien;
pengkajian resiko jatuh
pasien
4. 90 % perawat mengetahui
komponen resiko jatuh
dengan menggunakan skala
morse

Pengetahuan perawat dan Sikap 1. Berdasarkan hasil observasi Perawat sudah Kurangnya pengetahuan Peningkatan
40% perawat belum
perawat dalam pencegahan infeksi mengetahui tentang teori dan sikap perawat dalam pelaksanaan
mencuci tangan sebelum
nosokomial dan sesudah melakukan infeksi nosokomial pencegahan infeksi pengetahuan dan
tindakan
dengan baik. Perawat nosokomial akan sikap perawat
1. Berdasarkan hasil kuesioner
2. Berdasarkan hasil observasi perlu motivasi agar meningkatkan angka dalam pencegahan
95% perawat mengetahui 45% perawat tidak
merendam alat kesehatan dapat melaksanakan infeksi nosokomial di infeksi nosokomial
pengertian infeksi nosokomial
yang terkontaminasi dengan pencegahan infeksi ruangan dan dapat
2. Berdasarkan hasil kuesioner larutan desinfektan
nosokomial di ruangan. menurunkan mutu.
90% perawat mengetahui 3. Berdasarkan hasil observasi
penyebab infeksi nosokomial 35% perawat belum
membuang sampah medis
3. Berdasarkan hasil kuesioner pada kantong berwarna
90% perawat mengetahui akibat kuning

terjadinya infeksi
4. Berdasarkan hasil kuesioner
85% perawat mengetahui siapa
yang beresiko terkena infeksi
5. Berdasarkan hasil kuesioner
70% perawat selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
6. Berdasarkan hasil kuesioner
85% perawat mencuci tangan
sebelum pulang kerumah/
meninggalkan tempat dinas/
ruangan
7. Berdasarkan hasil kuesioner
90% perawat menggunakan
sarung tangan ketika mencuci
alat kesehatan yang
terkontaminasi darah/cairan.
8. Berdasarkan hasil kuesioner
75% perawat membuang
sampah medis pada kantong
berwarna kuning
Keamanan Obat 1. 45% perawat tidak  Standar penerapan Kesalahan pemberian Belum optimalnya
menjelaskan kepada pasien safety untuk obat high alert meliputi penerapan tentang
1. 95% perawat maksud dari
pasien jika mendapatkan kewaspadaan obat high dosis dan indikasi pengetahuan
obat high alert
obat high alert alert berdasarkan SOP kontraindikasi dapat keamanan obat
2. 95 % perawat sudah
2. 45% perawat tidak ada, dapat dipajang di mengakibatkan kondisi
menerapkan pemberial label
mengetahui setiap depo lemari penyimpan obat. pasien memburuk.
pada obat high alert
3. 95 % perawat sudah farmasi, ruang rawat,
mengetahui yang termasuk ke poliklinik harus memiliki
dalam golongan obat high daftar obat High Alert
alert 3. 45% perawat tidak
mengetahui perbedaan
perlakuan terhadap obat
high alert

5 moment cuci tangan dan langkah 1. Berdasarkan hasil observasi  Melakukan kembali Ketidakpatuhan dalam Penurunan
20% perawat belum
sosialisasi tentang momen dan langkah cuci pelaksanaan
1. Berdasarkan hasil kuesioner menggunakan langkah-
langkah cuci tangan yang momen dan langkah tangan dapat penerapan tentang
100% perawat telah mencuci benar
cuci tangan meningkatkan angka 5 moment cuci
tangan 6 langkah
2. Berdasarkan hasil observasi  Memberikan infeksi nosokomial di tangan dan
75% perawat sering terlupa
2. Berdasarkan hasil kuesioner cuci tangan ketika momen punishment dan reward ruangan dan dapat langkah
90% mencuci tangan 6 langkah menyentuh lingkungan agar meningkatkan menurunkan mutu
sekitar pasien
setelah menyentuh segala kedisiplinan dalam cuci apabila tingginya angka
3. Berdasarkan hasil kuesioner
sesuatu didalam ruangan pasien tangan infeksi nosokomial.
25% perawat belum
mencuci tangan 6 langkah  Prosedur 5 moment
3. Berdasarkan hasil kuesioner sebelum memakai sarung
tangan / handscone cuci tangan serta
80% perawat mencuci tangan 6
langkah-langkah cuci
langkah dengan air setelah 5 kali tangan dapat dipajang
mencuci tangan dengan handrub diruangan dan di
bangsal.
4. Berdasarkan hasil kuesioner
80% perawat mencuci tangan 6
langkah setelah dan sebelum
memakai sarung tangan /
handscone
B. DAFTAR MASALAH

NO. MASALAH

1 Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien


2 Penurunan dalam pelaksanaan pre dan post conference

3 Belum optimalnya penerapan tentang pengetahuan keamanan obat


4 Penurunan pelaksanaan timbang terima

5 Belum optimalnya penerapan penggunaan pengkajian resiko jatuh

6 Penurunan pelaksanaan penerapan tentang 5 moment cuci tangan dan langkah

C. PRIORITAS MASALAH
Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan perhitungan dengan pembobotan pada setiap masalah
yang ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang memperhatikan aspek sebagai
berikut:
1. Magnitude (M)
Kecendrungan dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (S)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageable (Mn)
Bisa dipecahkan
4. Nursing Consern (Nc)
Melibatkan perhatihan dan pertimbangan perawat
5. Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya
Aspek-aspek diatas dapat diukur dengan cara
1. Magnitude/Prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensi tinggi)
2. Saverity/ Akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu masalah lebih serius
3. Manageable/Biasa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada di yakini dapat dipecahkan (menentukan jalan keluar)
4. Nursing consern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan pertimbangan
perawat
5. Affordability/ keterbatasan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah
Dengan rentang nilai1-5 yaitu : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup penting, 2 = kurang penting, dan 1 = sangat
kurang penting. Dimana yang terjadi prioritas adalah masalah dengan nilai/skor paling besar. Skor akhir dirumuskan
dengan cara M x S x Mn x Nc x Af
PRIORITAS MASALAH dengan PSBN
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
Di Ruang Interne RSUD X Tahun 2020

No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Masalah


Prioritas
1. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan 5 4 5 5 5 2500 1
pada pasien

2. Belum optimalnya penerapan penggunaan 4 5 5 5 5 2500 2


pengkajian resiko jatuh
3. Penurunan pelaksanaan penerapan tentang 5 4 4 5 5 5 2000 3
moment cuci tangan dan langkah

4. Penurunan pelaksanaan timbang terima 5 4 5 4 5 2000 4

5. Penurunan dalam pelaksanaan pre dan post 3 4 4 5 5 1125 5


conference

6. Belum optimalnya penerapan tentang pengetahuan 3 3 5 5 4 900 6


keamanan obat
Hasil pembobotan ini adalah hasil sementara yang akan disepakati saat presentasi awal bersama pihak rumah sakit.
Metode pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor yang paling besar dan atas dssasar pertimbangan
waktu, keterbatasan sumber daya dan kewenangan, maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah :
1. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
2. Belum optimalnya penerapan penggunaan pengkajian resiko jatuh
3. Penurunan pelaksanaan penerapan tentang 5 moment cuci tangan dan langkah
4. Penurunan pelaksanaan timbang terima
5. Penurunan dalam pelaksanaan pre dan post conference
6. Belum optimalnya penerapan tentang pengetahuan keamanan obat
1. PLANNING OF ACTION (POA)
Masalah 1 : Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien pada pasien
PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan pelaksanaan 22-23 Juni Karu, Yesi Martina, S.Kep Ruang Perawat mampu
metode tim sesuai MAKP dan 2020 Katim, Yulia Rahmi Putri, Interne menerapkan
melaksanakan ronde Perawat S.Kep RSUD X asuhan
keperawatan Pelaksana Sri Whyuningsih, keperawatan pada
 Mensosialisasikan pelaksanaan Pasien, dan S.Kep semua pasien.
evaluasi terhadap pasien setelah keluarga pasien Nindi Cofiana,
Terlaksananya
dilakukan discharge planing S.Kep
metode tim sesuai
 Mensosialisasikan dan
MAKP dan
memberikan edukasi tentang
melaksanakan
penerapan komunikasi S-BAR
ronde
dengan menggunakan metode
lembar balik Menerapkan
komunikasi S-
BAR terhadap
seluruh perawat
khususnya
perawat pelaksana
di ruangan Interne

Masalah 2 : belum optimalnyalnya penerapan pengunaan pengkajian resiko jatuh

PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan pengunaan 22-23 Juni Karu Tesa Delvita Sari, Ruang Menerapkan
pelayanan resiko jatuh 2020 Katim S.Kep Interne pengunaan
Perawat Raudah, S.Kep RSUD X pengkajian resiko
1.mensosialisasikan lembae formal Pelaksana Rosezi Ilma, S.Kep jatuh berupa
resiko jatuh berupa : Nofvandro Chaniago, lembar format
 morse fall scale (dewasa) S.Kep resiko jatuh
 DASS
 Humpty Dumpty

2.Mensosialisasikan pentingnya
pengunaan pengkajian resiko jatuh
untuk mengurangi cidera pada
pasien.

3.mengevaluasi hasil penerapan


pengunaan pengkajian resiko jatuh.

Masalah 3 : Penurunan pelaksanaan penerapan tentang 5 moment cuci tangan dan langkah

PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan dan 22-23 Juni Karu, Nindi Cofiana, S.Kep Ruang Menerapkan
memberikan edukasi tentang 5 2020 Katim, Yuri Auliya Arrahim, Interne langkah-langkah
moment cuci tangan dan Perawat S.Kep RSUD X cuci tangan yang
menerapkannya pelaksana. Syahri Maryulis, S.Kep benar dan momen
cuci tangan
mampu
menerapkan 5
momen cuci
tangan saat
menyentuh
lingkungan sekitar
pasien diruangan.

Masalah 4 : Penurunan pelaksanaan timbang terima

PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan dan 22-23 Juni Karu, Annisa Setia Candra, Ruang Menerapkan
memberikan edukasi tentang 2020 Katim, S.Kep Interne perencanaan dan
perencanaan dan dokumentasi Perawat Yulia rahmi putri, S.Kep RSUD X dokumentasi
hand over dengan baik pelaksana. Raudah, S.Kep timbang terima
dengan baik
diruangan.

Masalah 5 : Penurunan dalam pelaksanaan pre dan post conference


PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan dan 22-23 Juni Karu, Novfandro Chaniago, Ruang Menerapkan


memberikan edukasi tentang 2020 Katim, S.Kep Interne penerapan pre dan
penerapan pre dan post Perawat Rosezi ilmai, S.Kep RSUD X post conference
conference dengan baik pelaksana. Nindi cofiana, S.Kep dengan baik
diruangan.

Masalah 6 : Belum optimalnya penerapan tentang pengetahuan keamanan obat

PENANGGUNG
KEGIATAN WAKTU SASARAN TEMPAT INDIKATOR
JAWAB

 Mensosialisasikan dan 22-23 Juni Karu, Annisa Setia Candra, Ruang Menerapkan
memberikan edukasi tentang 2020 Katim, S.Kep Interne pengetahuan
penerapan obat high alert Perawat Yuri Auliya Arrahim, RSUD X keamanan obat
pelaksana. S.Kep terhadap seluruh
1. Menyediakan daftar-daftar obat Syahri Maryulis, S.Kep perawat khususnya
high alert perawat pelaksana
diruangan.
2. Menyediakan daftar obat lasa

3. Menyediakan daftar indikasi dan


kontraindikasi masing-masing obat
high alert.

Anda mungkin juga menyukai