Anda di halaman 1dari 18

Laporan PSP2N Stase 2019

Keperawatan Gerontik – Fakultas


Keperawatan Universitas Jember

PREPLANNING GUIDED IMAGERY PADA LANSIA DI WISMA SERUNI


UPT PSTW KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Ekfatil Mardiyah, S.Kep NIM 192311101052
Ajib Dwi Santoso NIM 15231010….
Dhea Erlinda Ayu R NIM 152310101128

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegal Boto Jember Telp./ Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisa Situasi


Lanjut usia (lansia) adalah bagian dari proses tumbuh kenbang pada
manusia. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir.
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran atau
pembatasan aktivitas fisik (Mubarak, 2009). Salah satu faktor yang dapat
meningkatkan nyeri sendi adalah aktivitas fisik (Davey, 2005). Nyeri merupakan
bagian yang tidak bisa dihindarkan dari proses penuaan, akan tetapi termasuk hal
yang normal dialami ketika lansia. Penelitian telah mengindikasikan bahwa nyeri
sebanyak 50% terjadi pada lansia yang tinggal di komunitas, dan 45 % - 80 %
menderita nyeri di panti jompo (American Geriatrics Society Panel, 2002). Pada
usia berapa pun, rasa sakit memiliki dampak signifikan pada tiap individu, tetapi
efeknya lebih besar pada lansia.
Menurut Riskesdas (2018) penyakit sendi di Indonesia sebanyak 7,30 %,
Prevalensi penyakit nyeri sendi di Indonesia tertinggi berada di Bengkulu dengan
persentase 12,11 % sedangkan Jawa Tiur sebanyak 6,72 %. Menurut Mainer dan
Lueckenotte (2006) nyeri juga mengakibatkan depresi, cemas, menurunnya
aktivitas sosial, gangguan tidur sampai kematian. Sehingga nyeri yang dialami
membutuhkan penanganan yang tepat supaya tidak mengganggu aktivitas maupun
kebutuhan tidur lansia. Nyeri dapat diatasi dengan farmakologi dan
nonfarmakologi.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Program


Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember pada tanggal 2 September 2019
pada lansia di Wisma Seruni di UPT PSTW Bondowoso menunjukkan bahwa para
lansia mengeluh nyeri pada anggota gerak bagian bawah dimana pada saat
melakukan aktifitas sehari-hari lansia mengalami nyeri.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan
masalah dalam kegiatan yang akan dilakukan ini adalah mengajarkan guided
imagery untuk membuat tubuh lebih rileks dan nyaman pada lansia di UPT PSTW
Bondowoso.
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengajaran tentang guided imagery upaya untuk
membuat tubuh lebih rileks dan nyaman, diharapkan sasaran dapat memahami
tindakan yang disampaikan.

.2.1.2 Tujuan Khusus


1. Klien mampu mengikuti guided imagery
2. Klien mampu menjelaskan manfaat guided imagery
3. Klien mampu menerapkan guided imagery

2.2 Manfaat

2.2.1 Bagi Klien

1. Klien mampu mengetahui tentang cara melakukan guided imagery


2. Klien mampu melakukan guided imagery
3. Klien mampu menerapkan pada kehidupan sehari-hari tentang cara
melakukan guided imagery

2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


1. Perawat mampu menjelaskan guided imagery pada klien
2. Perawat mampu mengaplikasikan guided imagery pada aktivitas harian
klien

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan


kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan
tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi
(Kaplan & Sadock, 2010). Majinasi bersifat individu dimana individu
menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing. Banyak
teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini juga menggunakan
indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter & Perry, 2009). Tujuan dari
guided imagery yaitu menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat seperti
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009). Menurut Smeltzer dan Bare
(2002), manfaat dari guided imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk
mengatasi kecemasan, stres dan nyeri.

Jenis relaksasi guided imagery dapat dilakukan dengan satu orang pelatih
untuk membimbing klien dalam membangun kesan positif dan berkonsentrasi
pada pengalam sensori. Guided imagery dapat diterapkan pada semua kelompok
usia dan beberapa penelitian menyebutkan guided imagery dapat mengatasi
keluhan seperti sakit kepala, memperbaiki mood yang buruk, kecemasan dan lain
sebagainya (Carter, 2006). Relaksasi guided imagery akan membuat tubuh lebih
rileks dan nyaman. Ketika resopnden dianjurkan nafas dalam, secara perlahan
tubuh responden akan merasa rileks.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

Pemateri menjelaskan mengenai guided imagery

Pemateri menjelaskan tujuan dilakukannya


guided imagery

Pemateri melakukan guided imagery

Pemateri memberikan reinforcement positif pada lansia


setelah melakukan guided imagery

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah

Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman


belajar atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi seseorang untuk
memahami cara guided imagery. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Kamis,
12 September 2019 jam 09.30 – 10.00 WIB di Ruang Seruni UPT PSTW
Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

4.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada pendidikan kesehatan ini adalah lansia yang


mengalami nyeri sendi di UPT PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.
4.3 Metode yang Digunakan

1. Jenis model pembelajaran : demonstrasi


2. Landasan teori : latihan
3. Landasan pokok
a. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
b. Mengajukkan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberikan komentar
e. Menetapkan tindak lanjut

=Sasaran/Audience

= Pemateri

DAFTAR PUSTAKA
American Geriatrics Society Panel. 2002.“Te management of persistent pain in
older persons,” Journal of the American Geriatrics Society, vol. 50,
article 120.

Carter, E. 2006. Pre-packaged guided imagery for stress reduction: initial


results, Journal Counselling, Psychotherapy, and Health, 2
(2), 27-39.

Davey. 2005. Glance Medicine. Jakarta: EGC.

Kaplan, H.I, Sadock. B.J & Grebb, J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2.
Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara. P.17-35.

Mubarak. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta :


Salemba Medika.

Potter, P. A & Perry, A. G. 2009. Fundamental of Nursing Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika.
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Riskesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan dasar tahun 2013


http://www.depkes.go.id/resourceians/download/general/Hasil
%20Riskesdas%202013

Smeltzer S. C., Bare G. B. 2002. Buku ajar keperawatan medikal


bedah, edisi 8
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.\

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standard of Procedure (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet
Bondowoso, 12 September 2019
Pemateri

Ekfatil Mardiyah, S.Kep


NIM 192311101052
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari Kamis tanggal 12 September 2019 pukul 09.30- 10.00 WIB di Wisma
Seruni UPT PSTW Bondowoso Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan
pendidikan kesehatan tentang guided imagery pada lansia untuk membuat tubuh
lebih rileks dan nyaman oleh mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.
Bondowoso, 12 September 2019
Mengetahui
Pembimbing/ Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan
UniversitasJember

Ns. Latifa Aini S, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang guided imagery dilaksanakan pada hari
Kamis, 12 September 2019 jam 09.30-10.00 WIB di Wisma Seruni UPT PSTW
Bondowoso Provinsi jawa Timur dihadiri oleh :

No Nama Alamat Tanda Tangan


1. 1………
2. 2……...
3. 3………
4. 4………
5. 5………
6. 6………
7. 7………
8. 8………

Bondowoso, 12 September 2019


Mengetahui
Pembimbing/ Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan
UniversitasJember

Ns. Latifa Aini S, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom


NIP 19710926 200912 2 001
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Guided imagery


Sasaran : Lansia dengan nyeri sendi
Hari/Tanggal : Kamis., 12 September 2019
Waktu : 09.30- 10.00 WIB
Tempat: UPT PSTW Bondowoso

Standar Kompetensi

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien mendapatkan pengetahuan


tentang cara melakukan guided imagery untuk membuat tubuh lebih rileks dan
nyaman.

1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit
klien mampu:
a. Memahami manfaat guided imagery,
b. Memahami cara melakukan guided imagery,
c. Melaksanakan guided imagery untuk terapi non-farmakologi.

2. Pokok Bahasan:
Guided imagery pada lansia.

3. Subpokok Bahasan
a. Definisi guided imagery,
b. Tujuan dilakukan guided imagery,
c. Indikasi guided imagery,
d. Kontraindikasi guided imagery,
e. Cara melakukan guided imagery.

4. Waktu
1 x 30 Menit

5. Bahan/Alat yang digunakan


-
6. Model Pembelajaran
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

a. Jenis model penyuluhan : Demonstrasi


b. Landasan Teori : Diskusi
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang nyaman
2. Mengajukan masalah
3. Mengidentifikasi pilihan tindakan
4. Memberi komentar
5. Menetapkan tindak lanjut

7. Setting tempat

Keterangan:

: Peserta
: Pemateri

8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi tentang guided imagey pada lansia

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Kegiatan Audien
Pendahuluan a. Memberi salam dan Memperhatikan dan 2 menit
memperkenalkan diri menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
c. Menyebutkan pokok Memperhatikan
bahasan yang akan Memperhatikan dan
disampaikan. menjawab
d. Menyampaikan kontrak
waktu
Penyajian a. Penyajian hasil Menyimak dan 25 menit
pengkajian masalah. memperhatikan
b. Penetapan masalah
kesehatan pada lansia. Menyimak,
c. Penyusunan rencana memperhatikan, dan
tindakan keperawatan mengikuti gerakan
yang dilakukan untuk
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

meningkatkan mobilitas
fisikpada lansia yaitu:
1. Definisi guided
imagery
2. Tujuan dilakukan
guided imagery
3. Indikasi guided
imagery
4. Kontraindikasi
ROM guided
imagery
5. Cara melakukan
guided imagery

Evaluasi:
Menanyakan kembali tujuan
dilakukan guided imagery

Penutup a. Menutup kegiatan dengan Mendengarkan 3 menit


menyimpulkan kegiatan
yang telah dilakukan Menjawab salam
b. Memberikan salam
penutup

10. Evaluasi

a. Audien mampu menjelaskan dan memahami masalah kesehatan yang


terjadi pada dirinya
b. Audien mengetahui tujuan dilakukannya guided imagery
c. Audien mempraktikkan cara guided imagery

Lampiran 4 : SOP Guided Imagery


Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

JUDUL SOP:

GUIDED IMAGERY

FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
JEMBER
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALA
MAN:
PROSEDUR
TETAP TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. PENGERTIAN Guided imagery adalah teknik


relaksasi yang bisa digunakan
untuk mengurangi nyeri, dan
digunakan dalam manajemen
nyeri dengan membimbing
klien pada imajinasinya
masing- masing, dipandu oleh
instruktur.
2. TUJUAN 1. Untuk mengurangi nyeri;
2. Menurunkan stres;
3. Meningkatkan kenyamanan.
3. INDIKASI 1. Nyeri;
2. Nyeri kepala/pusing;
3. Nyeri kronik leher dan
tulang belakang;

4. Sindrom premenstruasi.
4. KONTRAINDIKASI 1. Pada pasien yang
mengalami nyeri akut;
2. Pada pasien
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

yang

mengalami
agitasi/kegelisahan,
ketakutan.

5. PERSIAPAN PASIEN Jelaskan prosedur yang akan


dilakukan pada
Pasien

6. PERSIAPAN ALAT 1. Rekaman relaksasi Guided


Imagery;
2. Tempat tidur/kursi yang
nyaman.

7. CARA KERJA 1. Baca status dan data pasien


untuk memastikan tindakan
yang akan dilakukan
2. Cek alat-alat yang akan
digunakan
3. Beri salam dan panggil
nama pasien sesuai dengan
namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang
akan dilakukan pada pasien
6. Jelaskan tujuan tindakan
dilakukan
7. Kaji faktor-faktor yang
menjadi kotraindikasi
dilakukannya guided
imagery
8. Beri kesempatan pasien
untuk bertanya
9. Tanyakan keluhan pasien
saat ini
10. Periksa tanda vital pasien
sebelum memulai guided
imagery (terutama nadi dan
tekanan darah)
11. Atur tempat tidur pada
posisi yang nyaman
12. Tutup pintu atau kordin
13. Anjurkan klien untuk
memilih posisi duduk atau
tidur
14. Bantu klien pada posisi
yang nyaman
15. Minta klien untuk menutup
mata
Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

16. Minta klien untuk bernafas


dalam pelan-pelan 3-5 kali
sampai klien merasa rileks
17. Nyalakan musik instrumen
yang slow
18. Minta klien untuk
membayangkan saat ini
klien berada didaerah yang
disukai klien (misal di
pantai, gunung, taman air
terjun, dll) bersama dengan
orang yang dicintai
19. Minta klien untuk
menikmati bayangan yang
diciptakannya, minta klien
untuk berfokus pada satu
bayangan
20. Jika klien tidak dapat
menciptakan bayangannya,
berikan sensasi yang dapat
menimbulkan suasana
rileks. Misalnya dengarkan
suara air gemericik atau
berikan aroma bunga yang
disukai klien
21. Jika klien menunjukkan
tanda agitasi, gelisah atau
tidak nyaman, hentikan
latihan
22. Setelah kurang lebih 20-30
menit, minta pasien untuk
nafas dalam beberapa kali
sambil mulailah kembali ke
kondisi sekarang untuk
mengakhiri teknik guided
imagery
23. Minta klien un tuk
membuka matanya dan
tersenyum
24. Bereskan dan rapikan alat
25. Buka gordin/pintu kamar
pasien
26. Kaji kembali tekanan darah
dan nadi
27. Catat hal-hal yang yerjadi
selama latihan
28. Berikan reinforcemen pada
pasien

29. Buat kontrak pertemuan


Laporan PSP2N Stase 2019
Keperawatan Gerontik – Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

selanjutnya

27. Akhiri kegiatan dengan


baik
8 HASIL 1. Tanyakan kepada pasien
bagaimana perasaannya
sekarang
2. Tanyakan kelelahan yang
dirasakan
3. Kaji skala nyeri pasien
setelah dilakukan guided
imagery
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

Lampiran 5 : Materi

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

KECEMASAN

1. Definisi
Kecemasan adalah suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada
umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010).

2. Penyebab
Secara garis besar kecemasan dapat ditimbulkan oleh dua sebab. Pertama,
Perasaan cemas yang timbul dari apa yang ada pada diri sendiri seperti rasa takut,
terkejut, perasaan bersalah/berdosa, merasa terancam, dan sebagainya. Kedua,
perasaan cemas yang terjadi diluar kesadaran dan tidak mampu menghindari dari
perasaan yang tidak menyenangkan itu (Prasetyono, 2007).

3. Tanda dan Gejala


Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin,
detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan
berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.Gejala yang bersifat mental adalah :
ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak
tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2004). Beberapa gejala-gejala
dari kecemasan antara lain (Kholil Lur Rochman, 2010)
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan
bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan
sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,
akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of
persecution (delusi yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

4. Cara Mencegah
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:

1. Lakukan latihan/ olahraga


Latihan adalah peredam stres yang kuat, yang dapat meningkatkan
mood dan menjaga Anda tetap sehat. Lebih baik jika Anda
mengembangkannya sebagai rutinitas dan melakukannya juga 5 hari
seminggunya. Mulailah perlahan-lahan dan secara bertahap meningkatkan
jumlah dan intensitas latihan yang Anda lakukan.
2. Makan dengan baik
Hindari lemak dan makanan manis. Sertakan makanan yang kaya
akan asam lemak omega-3 dan vitamin B.
3. Hindari alkohol dan obat penenang lain. Ini dapat memperburuk
kecemasan.
4. Gunakan teknik relaksasi.
Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh dari teknik
relaksasi yang dapat meringankan kecemasan.
5. Jadikan tidur sebagai prioritas. Lakukan apa yang bisa untuk memastikan
untuk mendapatkan kualitas tidur yang cukup. Jika tidak tidur dengan
baik, pergilah ke dokter.
6. Berhenti merokok dan mengurangi atau berhenti minum kopi. Baik nikotin
dan kafein dapat memperburuk kecemasan.

5. Cara Mengatasi
a. Penanganan Biologis
Penanganan biologis diberikan obat-obat antipanik. Beberapa
obatan tersebut menunjukkan keberhasilan sebagai penanganan biologi
bagi penderita gangguan panik.
b. Penanganan Psikologis
Penangan biologis dengan pemberian pemaparan pada terapi dapat
berguna dalam gangguan panik dengan agoraphobia. Beberapa studi
menemukan bahwa efek pemaparan meningkat saat pasien di dorong
untuk rileks, namun tidak adanya manfaat tambahan dari relaksasi.
Penanganan psikologis terhadap gangguan panik telah berubah seiring
berjalannya waktu. Barlow dan rekan-rekannya 12 mengembangkan terapi
pengendalian kepanikan (PCT-Panic Control Therapy) yang memiliki tiga
komponen, yaitu:
1. Training relaksasi.
2. Kombinasi intervensi behavioral kognitif dari Ellis dan Beck.
3. Pemaparan dengan tanda-tanda internal yang emmicu kepanikan.
(Craske & Barlow; dalam Davison,dkk, 2004)
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan
Universitas Jember

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

Lampiran 6: Leaflet

Anda mungkin juga menyukai