Anda di halaman 1dari 2

Table 2.

26 Suku Bangsa Keluarga Pasien Ruang Melati

Hari/Tanggal Suku Madura dan Bahasa Suku Jawa dan Bahasa


Madura Jawa
(n=16) (n = 16)
Ya Tidak Ya Tidak
Senin, 20 April 2020 10 (62,5%) 0 (0%) 6 (37,5%) 0 (0%)
Selasa, 21 April 2020 8 (50%) 0 (0%) 7 (43,75%) 0 (0%)
Rabu, 22 April 2020 11 (68,75%) 0 (0%) 5 (31,25%) 0 (0%)

Berdasarkan hasil wawancara selama 3 hari yang dilakukan kepada


keluarga pasien di ruang melati ditemukan data bahwa kebanyakan suku keluarga
pasien sebagian besar adalah suku madura (75%) dan sisanya dari suku jawa
(25%) sehingga sebagian besar keluarga pasien menggunakan bahasa madura. Hal
tersebut dapat diketahui pada logat atau gaya bicara dari keluarga maupun pasien,
kemudian mahasiswa mengkonfirmasi terkait bahasa yang digunakan sehari-hari
menggunakan bahasa madura atau bahasa jawa, dan sebagian besar menjawab
dengan menggunakan bahasa madura. Sebagian besar pasien yang dirawat di
ruang melati berasal dari daerah Jember dan sekitarnya yang bahasa sehari-
harinya menggunakan bahasa madura dan juga merupakan suku madura.

Hasil analisa masalah pada bagian sasaran keselamatan pasien adalah


sebagai berikut :

1. SKP 1. Ketepatan Identifikasi Pasien


a. Perawat belum melakukan identifikasi pasien secara maksimal
b. Etika obat suda tersedia namun dalam penggunaannya belum sepenuhnya
maksimal
c. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat kepada pasien
masih berpatokan pada nomor bed pasien
2. SKP 2. Peningkatan Komunikasi Efektif
a. Timbang terima antar peraawat belum menggunakan SBAR
b. Klarifikasi langsung kepada pasien mengenai kondisi fisik pasien
3. SKP 3. Peningkatan Keamanan High-alert medication
a. Sistem distribusi obat untuk ruang melati adalah one day one dose dan
distribusi obat dari ruang farmasi masih sering terlambat terutama di pagi
hari sehingga pasien mendapat obat tidak tepat waktu
b. Penyimpanan obat high alert disendirikan di box namun penempatan box
masih kurang aman yaitu di meja dekat loker obat
4. SKP 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
(Tidak ada masalah)

5. SKP 5. Pengurangan Risiko Infeksi


a. Edukasi hand hygiene pernah dilakukan secara teratur di ruang Melati
setiap pagi setelah operan namun sekarang tidak lagi teratur dilaksanakan
program edukasi hand hygiene
b. Baik perawat, dokter, mahasiswa, transporter, CS, gizi, apoteker sudah
memahami tentang 5 momen hand hygiene namun belum semua
menerapkan 5 momen hand hygiene
6. SKP 6. Pengurangan resiko pasien cidera karena jatuh
a. Perawat belum maksimal dalam melakukan edukasi risiko jatuh kepada
pasien
b. Belum ada tanda segitiga risiko jatuh pada semua bed pasien
c. Pemasangan tanda risiko jatuh pada pasien di ruang Melati belum berjalan
secara maksimal. Terdapat tanda risiko jatuh di gelang pasien namun
tidak dipasang tanda risiko jatuh di bed pasien.
d. Tidak ada pegangan di dinding kamar mandi pasien.

Anda mungkin juga menyukai